Main Cast : Kim Min Di (author) & Choi Min Ho SHINee
Other cast : Lee Jin Ki / Onew SHINee, Kim Jong Hyun SHINee, Kim Ki Bum / Key SHINee, Lee Tae Min SHINee
Other cast : Lee Jin Ki / Onew SHINee, Kim Jong Hyun SHINee, Kim Ki Bum / Key SHINee, Lee Tae Min SHINee
Author POV.
Hye Jung menatap chingu-nya itu dari atas ke bawah. “Ya, kau yakin mau pakai baju itu?”
“Memang kenapa? Ada yang salah?”
“TENTU SAJA SALAH BODOH!! MASA KAU HANYA MEMAKAI KAOS KEBESARAN ITU DAN CELANA JINS ROBEK-ROBEK SEPERTI ITU PLUS SEPATU KETS BUTUTMU ITU! KAU PIKIR KITA MAU BEROLAHRAGA APA! KITA MAU MENONTON SHINee TAHU!!”
“AKU JUGA TAHU BODOH!! MEMANG KENAPA SIH!!”
“Aigo Min Di..kau memang keterlaluan ya? Bajumu seperti gembel tahu? kau tidak punya baju yang lebih bagus apa?”
Min Di mengerucutkan bibirnya dan memicingkan matanya menatap Hye Jung.
Hye Jung malah mengobrak-abrik lemari Min Di dan memilihkan baju yang menurutnya cocok.
Gadis itu memilihkan blouse lengan panjang berwarna pink pucat berkerah rendah, vest merah maroon dan jins biru.
Min Di menatap nanar baju itu. Itu baju yang ia pakai saat pertama kali berkencan dengan Min Ho.
“Cepat ganti!”
Karena kesal akhirnya ia menarik baju itu kasar dan masuk kamar mandi.
Keluar kamar mandi ia langsung melepas ikat rambutnya dan menggerai rambutnya lalu memakai bando berbentuk pita warna pink dan kalung bertali panjang dengan liontin kucing. Lalu ia memakai boots warna maroon.
“Ayo cepat!” ucapnya kasar.
Gadis itu benar-benar kesal. Emosinya sedang naik, kebetulan ini hari pertamanya datang bulan, jadi emosinya tidak terkontrol.
+++
“Kau tunggu sini saja, aku mau ke toilet!” ucap Min Di pada Hye Jung. Gadis itu hanya diam dan menelan ludahnya karena di bentak.
“NOONA~~”
Min Di langsung membalikkan tubuhnya ke arah suara.
“Kau kemana saja? Sudah lama tidak kedengaran kabarnya. Kenapa kau tidak pernah ke dorm lagi?”
“Kurasa kau tahu apa alasannya.”
“Apa karena putus dari Min Ho kau juga mau memutuskan hubungan dengan kami? Apa kau tidak mau jadi teman kami lagi? Kau tidak mau menjadi noona-ku lagi?”
“Key-ah, kau...”
“NOONA~~” Kali ini sang Maknae yang berteriak dan berlari ke arah kedua orang itu. “Annyeong noona, kau kemana saja? Sudah lama kita tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu.”
Min Di tersenyum. “Maaf Tae Min, sepertinya kita memang tidak akan bisa bertemu lagi.”
Tae Min mengeryitkan matanya.
“Apa kau kesini mau menonton kami?” tanya Key.
“Sebenanrnya aku tidak mau datang. Tapi aku di paksa temanku.”
“Ya noona, kau marah pada kami ya?”
“Bukan kalian Key. Tapi aku marah pada diriku sendiri.”
“Maksdumu?”
“Key, apa aku punya salah pada kalian? Pada Min Ho? Kenapa ia tiba-tiba memutuskan hubungan ini? kau tahu Key perasaanku seperti apa? sakit Key. Sakit.”
“Aku tahu noona...” Key menghela nafasnya.
“Noona, jadi kau tidak mau jadi noona-ku lagi ya? Kau tidak akan pernah datang ke dorm lagi untuk membantuku mengerjakan tugas atau membawakan kami makanan.”
Min Di tersenyum pada Tae Min. “Maaf ya Tae Min-ah, kurasa nanti akan ada yang menggantikan tugasku itu kok.”
“Noona..” lirih Key.
Tiba-tiba Min Ho muncul di hadapan mereka bertiga.
Kekasih yang baru putus itu saling tatap. Tapi tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya.
“Mian aku harus pergi.” Ucap Min Di pada Key dan Tae Min.
Min Ho hanya menatapnya dengan nanar. Ia menghela nafasnya berat.
Kenapa noona? Kenapa aku harus melihatmu lagi? Kenapa kau harus berpenampilan seperti itu?
Semua yang kau pakai sama persis saat kencan pertama kita. Apa kau sengaja?
Lama-lama kau bisa membuatku gila kalau begini...
Min Di berusaha menahan air matanya agar tidak menetes.
Ia memang sengaja memakai semua pakaian dan aksesoris yang ia gunakan saat pertama kali berkencan dengan Min Ho. Hari di mana ia mendapatkan sebuket bunga dari namja itu dan cake berbentuk hati.
Hari di mana Min Ho mengecup pipinya lembut. Sampai ia tidak bisa tidur semalaman.
Min Di merasa ia sudah sangat menderita selama 2 minggu ini. ia tidak keluar kamarnya selama itu. Tiap hari kerjaannya hanya menangis dan menangis.
Hari ini ia merasa kalau ia harus keluar dari lubang hitam itu. Ia akan berusaha melupakan Min Ho. Namja yang paling di cintainya itu, namja yang sudah membuatnya sakit hati.
Makanya Min Di mau menemani Hye Jung dan sengaja berpenampilan seperti itu, ia ingin kalau Min Ho melihatnya ia jadi teringat kalau dulu ia mempunyai seorang yeojachingu yang sangat mencintainya dan selalu ada di sampinya, dalam keadaan apapun.
+++
Hari ini Min Di berniat menyingkarkan semua hal yang berhubungan dengan Min Ho dan SHINee. Ia memasukkan semua barang-barang itu ke dalam sebuah kotak yang lumayan besar lalu menyimpannya di bawah lemarinya.
Termasuk kalung berliontin bintang hadiah ulang tahunnya dari Min Ho. Awalnya ia merasa berat melepas kalung itu dari lehernya, tapi kalau tidak begitu ia tidak akan bisa hidup dengan tenang dan normal lagi.
Keadaan Min Ho juga sama mengenaskannya dengan Min Di. Seharian kalau tidak ada kerjaan ia hanya berdiam diri di kamarnya sambil melamun.
Keempat member SHINee lainnya mulai cemas dengan keadaannya. Ia berubah jadi Min Ho yang pendiam dan sangat dingin. Sama seperti saat pertama kali ia menginjakan kaki di dorm ini. Beda dengan saat ia sudah berpacaran dengan Min Di. Ia mulai menjadi orang yang lebih terbuka dan spontan. Dan mereka berempat merindukan Min Ho yang seperti itu..
“Huh...sekarang, jadi sepi ya.” ujar Tae Min.
“Ne, tidak ada yang memarahiku lagi kalau menganggunya..” sambung Jong Hyun.
“Aku rindu masakan noona...” tambah Tae Min.
“Kalau begini terus lama-lama Min Ho bisa gila. Ia tidak bisa terus-terusan seperti itu.” Kata Key.
“Aku tahu ia masih mencintai Min Di. Buktinya saja semua barang pemberian gadis itu masih tertata rapi di rak dekat ranjangnya.” Balas Onew.
“Memang mereka masih saling mencintai...” ujar Jong Hyun.
“Hah, kenapa harus seperti ini sih jadinya? Apa nanti kalau kita berpacaran akan seperti ini juga?” tanya Key yang mulai frustasi.
Berbeda dengan Min Di yang menyingkirkan segala kenangannya. Min Ho malah tetap memajang semua barang pemberian Min Di.
Dari gantungan ponsel, baju, syal, gelang, buku-buku, topi rajutan dan semua kartu ucapan. Dan semua hadiah lainnya.
Key POV.
Aku sudah tidak tahan lagi dengan semua ini! Pokoknya kau harus bilang padanya!
Ting Tong.
“K, Key? Ada apa?”
“Apa aku boleh masuk?”
Noona mengangguk. Aku masuk ke apartemennya.
Kami duduk di meja makan sambil memegang gelas berisi orange juice.
“Kudengar kau mau pulang ke Daegu? Lalu kuliahmu bagaimana?”
“Aku...aku mau berhenti kuliah saja. Aku mau cari kerja saja di Daegu. Aku mau tinggal dengan Omma dan Appa saja.”
“Apa semua karena Min Ho? Karena kau sakit hati makanya kau berniat melarikan diri dan melupakan semuanya?”
“Kalau kau sudah tahu untuk apa kau tanya lagi.”
Aku menghela nafas. “Kau pikir hanya kau yang sakit hati? Hanya kau yang terpuruk, menderita, sedih dan kehilangan?”
“Apa maksudmu Key?”
“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu.” Aku menatapnya tajam.
Akhirnya aku menceritakan semuanya padanya.
Noona hanya terdiam mendengarnya. Selesai aku bercerita ia malah tersenyum dan kemudian air matanya meleleh di pipinya. “Pabo...ia memang pabo namja...dia namja paling bodoh yang pernah aku temui...”
“Dia masih mencintaimu noona. Sama sepertimu. Sebenarnya Min Ho jauh lebih menderita daripada kau. Ia harus membohongimu dan perasaannya sendiri. Ia berubah jadi Min Ho yang pendiam dan dingin lagi. Kami berempat sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa.”
“Kau tahu Key siapa orang yang paling aku benci di dunia ini?”
Aku hanya terdiam
“Choi Min Ho.” Ia menghela nafas. “Lalu, apa tahu siapa orang yang paling aku cintai di dunia ini? Orang yang paling bergharga di hidupku?”
Aku menggeleng.
“Choi Min Ho juga. Dia namja paling bodoh yang aku kenal, tapi dia namja yang membuatku gila dan mencintainya setengah mati...aku sangat mencintainya Key...sangat...”
Aku berjalan ke arah Min Di noona dan menariknya ke pelukanku. “Aku tahu kok, dia juga masih memiliki perasaan yang sama padamu.”
Noona terisak di pelukannku.
“Noona, apa kau mau aku bantu?”
Ia mendongak dan menghadap wajahku.
Min Ho POV.
“Ya, pokoknya kau tunggu di sini ya, aku mau mengambil sesuatu dulu di bawah.” Ujar Jong Hyun hyung. Lalu ia meninggalkanku di roof top dorm kami.
Aku menghela nafas. Ini tempat dimana aku sering berdua dengannya...tempat dimana pertama kali aku menciumnya dan menyatakan cintaku padanya...tempat di mana kami berjanji kalau akan selalu bersama. Tapi aku malah mengingkari janji itu...aku memang namja paling pabo.
Aku duduk sambil menerawang ke langit. Sebenarnya Jong Hyun hyung mau apa sih menyuruhku menunggu di sini? Ia bilang minta di temani membuat lagu. Kenapa harus di sini? Bukan di dorm saja.
Aku memejamkan mataku. Kurasakan semilir angin sore membelai wajahku lembut.
Saat membuka mata aku mendapati seseorang duduk di sebelahku sambil memejamkan matanya menikmati semilir angin.
“K, kau...ke, kenapa kau bisa....”
Ia menatapku dan tersenyum. “Ternyata tempat ini tidak pernah berubah ya. Sama, kau juga tidak pernah berubah.”
“Se, sejak kapan kau ada di sini?”
“Sejak kau memejamkan matamu tadi.”
“Ya, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?”
“Aku hanya mau minta pertanggung jawabanmu saja.”
“Apa maksudmu? Memang aku sudah melakukan apa?”
“Kau sudah membuatku sakit hati Choi Min Ho. Kau membuatku menderita setengah mati..”
“Noona aku....”
“Berhenti meminta maaf, aku tidak mau dengar itu lagi dari mulutmu.”
Aku hanya diam menatapnya. Ia tidak berubah tetap manis dan selalu membuatku terpana.
“Aku tahu semuanya bodoh. Kenapa kau bodoh sih? kenapa kau harus membohongiku? Kau tahu, alsanmu tidak masuk akal tahu.”
“Kau...”
“Key yang bilang semua padaku. Kalau karena itu kenapa kau tidak jujur saja padaku? Kalau begini kan kau juga menderita.”
“Mian aku...hanya tidak mau menyaikitimu...”
“Pabo! Dengan cara seperti ini kau jauh lebih membuatku sakit tahu!”
“Aku tahu noona, tapi...”
“Kau tahu kalau kau adalah orang yang paling aku benci di dunia!”
“Tapi kau masih orang yang paling aku cintai...”
“Kalau begitu kenapa kau menyerah begitu saja?...aku benci harus mengatakan ini. Aku masih mencintaimu. Sangat. Dan aku ingin selamanya ada di sisimu. Mungkin aku memang egois, tapi aku memang tidak bisa hidup tanpamu...aku, aku...terlalu mencintaimu....”
Aku langsung memeluknya dan mengecup bibirnya.
Ia malah menangis.
“Waeyo noona? Kenapa kau menangis? Maaf aku sudah membuatmu sakit hati, kali ini aku janji aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku kan mempertahankan cintaku. Kalau kau terluka aku akan mengobatinya dan membuat rasa sakit itu hilang. Kau mau kan jadi yeojachingu-ku lagi?”
Ia hanya diam dan meremas bajuku erat sambil menangis lebih kencang.
Aku mengangkat wajahnya agar bisa kulihat. “Saranghaeyo noona...” ucapku pelan padanya.
Ia hanya diam dan memelukku dengan erat.
Aku mengelus rambutnya dan membalas pelukannya. “Aku janji akan selalu bersamamu sampai kapanpun...aku akan menjagamu dari apapun...saranghaeyo noona...jeongmal saranghaeyo..”
FIN
Hye Jung menatap chingu-nya itu dari atas ke bawah. “Ya, kau yakin mau pakai baju itu?”
“Memang kenapa? Ada yang salah?”
“TENTU SAJA SALAH BODOH!! MASA KAU HANYA MEMAKAI KAOS KEBESARAN ITU DAN CELANA JINS ROBEK-ROBEK SEPERTI ITU PLUS SEPATU KETS BUTUTMU ITU! KAU PIKIR KITA MAU BEROLAHRAGA APA! KITA MAU MENONTON SHINee TAHU!!”
“AKU JUGA TAHU BODOH!! MEMANG KENAPA SIH!!”
“Aigo Min Di..kau memang keterlaluan ya? Bajumu seperti gembel tahu? kau tidak punya baju yang lebih bagus apa?”
Min Di mengerucutkan bibirnya dan memicingkan matanya menatap Hye Jung.
Hye Jung malah mengobrak-abrik lemari Min Di dan memilihkan baju yang menurutnya cocok.
Gadis itu memilihkan blouse lengan panjang berwarna pink pucat berkerah rendah, vest merah maroon dan jins biru.
Min Di menatap nanar baju itu. Itu baju yang ia pakai saat pertama kali berkencan dengan Min Ho.
“Cepat ganti!”
Karena kesal akhirnya ia menarik baju itu kasar dan masuk kamar mandi.
Keluar kamar mandi ia langsung melepas ikat rambutnya dan menggerai rambutnya lalu memakai bando berbentuk pita warna pink dan kalung bertali panjang dengan liontin kucing. Lalu ia memakai boots warna maroon.
“Ayo cepat!” ucapnya kasar.
Gadis itu benar-benar kesal. Emosinya sedang naik, kebetulan ini hari pertamanya datang bulan, jadi emosinya tidak terkontrol.
+++
“Kau tunggu sini saja, aku mau ke toilet!” ucap Min Di pada Hye Jung. Gadis itu hanya diam dan menelan ludahnya karena di bentak.
“NOONA~~”
Min Di langsung membalikkan tubuhnya ke arah suara.
“Kau kemana saja? Sudah lama tidak kedengaran kabarnya. Kenapa kau tidak pernah ke dorm lagi?”
“Kurasa kau tahu apa alasannya.”
“Apa karena putus dari Min Ho kau juga mau memutuskan hubungan dengan kami? Apa kau tidak mau jadi teman kami lagi? Kau tidak mau menjadi noona-ku lagi?”
“Key-ah, kau...”
“NOONA~~” Kali ini sang Maknae yang berteriak dan berlari ke arah kedua orang itu. “Annyeong noona, kau kemana saja? Sudah lama kita tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu.”
Min Di tersenyum. “Maaf Tae Min, sepertinya kita memang tidak akan bisa bertemu lagi.”
Tae Min mengeryitkan matanya.
“Apa kau kesini mau menonton kami?” tanya Key.
“Sebenanrnya aku tidak mau datang. Tapi aku di paksa temanku.”
“Ya noona, kau marah pada kami ya?”
“Bukan kalian Key. Tapi aku marah pada diriku sendiri.”
“Maksdumu?”
“Key, apa aku punya salah pada kalian? Pada Min Ho? Kenapa ia tiba-tiba memutuskan hubungan ini? kau tahu Key perasaanku seperti apa? sakit Key. Sakit.”
“Aku tahu noona...” Key menghela nafasnya.
“Noona, jadi kau tidak mau jadi noona-ku lagi ya? Kau tidak akan pernah datang ke dorm lagi untuk membantuku mengerjakan tugas atau membawakan kami makanan.”
Min Di tersenyum pada Tae Min. “Maaf ya Tae Min-ah, kurasa nanti akan ada yang menggantikan tugasku itu kok.”
“Noona..” lirih Key.
Tiba-tiba Min Ho muncul di hadapan mereka bertiga.
Kekasih yang baru putus itu saling tatap. Tapi tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya.
“Mian aku harus pergi.” Ucap Min Di pada Key dan Tae Min.
Min Ho hanya menatapnya dengan nanar. Ia menghela nafasnya berat.
Kenapa noona? Kenapa aku harus melihatmu lagi? Kenapa kau harus berpenampilan seperti itu?
Semua yang kau pakai sama persis saat kencan pertama kita. Apa kau sengaja?
Lama-lama kau bisa membuatku gila kalau begini...
Min Di berusaha menahan air matanya agar tidak menetes.
Ia memang sengaja memakai semua pakaian dan aksesoris yang ia gunakan saat pertama kali berkencan dengan Min Ho. Hari di mana ia mendapatkan sebuket bunga dari namja itu dan cake berbentuk hati.
Hari di mana Min Ho mengecup pipinya lembut. Sampai ia tidak bisa tidur semalaman.
Min Di merasa ia sudah sangat menderita selama 2 minggu ini. ia tidak keluar kamarnya selama itu. Tiap hari kerjaannya hanya menangis dan menangis.
Hari ini ia merasa kalau ia harus keluar dari lubang hitam itu. Ia akan berusaha melupakan Min Ho. Namja yang paling di cintainya itu, namja yang sudah membuatnya sakit hati.
Makanya Min Di mau menemani Hye Jung dan sengaja berpenampilan seperti itu, ia ingin kalau Min Ho melihatnya ia jadi teringat kalau dulu ia mempunyai seorang yeojachingu yang sangat mencintainya dan selalu ada di sampinya, dalam keadaan apapun.
+++
Hari ini Min Di berniat menyingkarkan semua hal yang berhubungan dengan Min Ho dan SHINee. Ia memasukkan semua barang-barang itu ke dalam sebuah kotak yang lumayan besar lalu menyimpannya di bawah lemarinya.
Termasuk kalung berliontin bintang hadiah ulang tahunnya dari Min Ho. Awalnya ia merasa berat melepas kalung itu dari lehernya, tapi kalau tidak begitu ia tidak akan bisa hidup dengan tenang dan normal lagi.
Keadaan Min Ho juga sama mengenaskannya dengan Min Di. Seharian kalau tidak ada kerjaan ia hanya berdiam diri di kamarnya sambil melamun.
Keempat member SHINee lainnya mulai cemas dengan keadaannya. Ia berubah jadi Min Ho yang pendiam dan sangat dingin. Sama seperti saat pertama kali ia menginjakan kaki di dorm ini. Beda dengan saat ia sudah berpacaran dengan Min Di. Ia mulai menjadi orang yang lebih terbuka dan spontan. Dan mereka berempat merindukan Min Ho yang seperti itu..
“Huh...sekarang, jadi sepi ya.” ujar Tae Min.
“Ne, tidak ada yang memarahiku lagi kalau menganggunya..” sambung Jong Hyun.
“Aku rindu masakan noona...” tambah Tae Min.
“Kalau begini terus lama-lama Min Ho bisa gila. Ia tidak bisa terus-terusan seperti itu.” Kata Key.
“Aku tahu ia masih mencintai Min Di. Buktinya saja semua barang pemberian gadis itu masih tertata rapi di rak dekat ranjangnya.” Balas Onew.
“Memang mereka masih saling mencintai...” ujar Jong Hyun.
“Hah, kenapa harus seperti ini sih jadinya? Apa nanti kalau kita berpacaran akan seperti ini juga?” tanya Key yang mulai frustasi.
Berbeda dengan Min Di yang menyingkirkan segala kenangannya. Min Ho malah tetap memajang semua barang pemberian Min Di.
Dari gantungan ponsel, baju, syal, gelang, buku-buku, topi rajutan dan semua kartu ucapan. Dan semua hadiah lainnya.
Key POV.
Aku sudah tidak tahan lagi dengan semua ini! Pokoknya kau harus bilang padanya!
Ting Tong.
“K, Key? Ada apa?”
“Apa aku boleh masuk?”
Noona mengangguk. Aku masuk ke apartemennya.
Kami duduk di meja makan sambil memegang gelas berisi orange juice.
“Kudengar kau mau pulang ke Daegu? Lalu kuliahmu bagaimana?”
“Aku...aku mau berhenti kuliah saja. Aku mau cari kerja saja di Daegu. Aku mau tinggal dengan Omma dan Appa saja.”
“Apa semua karena Min Ho? Karena kau sakit hati makanya kau berniat melarikan diri dan melupakan semuanya?”
“Kalau kau sudah tahu untuk apa kau tanya lagi.”
Aku menghela nafas. “Kau pikir hanya kau yang sakit hati? Hanya kau yang terpuruk, menderita, sedih dan kehilangan?”
“Apa maksudmu Key?”
“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu.” Aku menatapnya tajam.
Akhirnya aku menceritakan semuanya padanya.
Noona hanya terdiam mendengarnya. Selesai aku bercerita ia malah tersenyum dan kemudian air matanya meleleh di pipinya. “Pabo...ia memang pabo namja...dia namja paling bodoh yang pernah aku temui...”
“Dia masih mencintaimu noona. Sama sepertimu. Sebenarnya Min Ho jauh lebih menderita daripada kau. Ia harus membohongimu dan perasaannya sendiri. Ia berubah jadi Min Ho yang pendiam dan dingin lagi. Kami berempat sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa.”
“Kau tahu Key siapa orang yang paling aku benci di dunia ini?”
Aku hanya terdiam
“Choi Min Ho.” Ia menghela nafas. “Lalu, apa tahu siapa orang yang paling aku cintai di dunia ini? Orang yang paling bergharga di hidupku?”
Aku menggeleng.
“Choi Min Ho juga. Dia namja paling bodoh yang aku kenal, tapi dia namja yang membuatku gila dan mencintainya setengah mati...aku sangat mencintainya Key...sangat...”
Aku berjalan ke arah Min Di noona dan menariknya ke pelukanku. “Aku tahu kok, dia juga masih memiliki perasaan yang sama padamu.”
Noona terisak di pelukannku.
“Noona, apa kau mau aku bantu?”
Ia mendongak dan menghadap wajahku.
Min Ho POV.
“Ya, pokoknya kau tunggu di sini ya, aku mau mengambil sesuatu dulu di bawah.” Ujar Jong Hyun hyung. Lalu ia meninggalkanku di roof top dorm kami.
Aku menghela nafas. Ini tempat dimana aku sering berdua dengannya...tempat dimana pertama kali aku menciumnya dan menyatakan cintaku padanya...tempat di mana kami berjanji kalau akan selalu bersama. Tapi aku malah mengingkari janji itu...aku memang namja paling pabo.
Aku duduk sambil menerawang ke langit. Sebenarnya Jong Hyun hyung mau apa sih menyuruhku menunggu di sini? Ia bilang minta di temani membuat lagu. Kenapa harus di sini? Bukan di dorm saja.
Aku memejamkan mataku. Kurasakan semilir angin sore membelai wajahku lembut.
Saat membuka mata aku mendapati seseorang duduk di sebelahku sambil memejamkan matanya menikmati semilir angin.
“K, kau...ke, kenapa kau bisa....”
Ia menatapku dan tersenyum. “Ternyata tempat ini tidak pernah berubah ya. Sama, kau juga tidak pernah berubah.”
“Se, sejak kapan kau ada di sini?”
“Sejak kau memejamkan matamu tadi.”
“Ya, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?”
“Aku hanya mau minta pertanggung jawabanmu saja.”
“Apa maksudmu? Memang aku sudah melakukan apa?”
“Kau sudah membuatku sakit hati Choi Min Ho. Kau membuatku menderita setengah mati..”
“Noona aku....”
“Berhenti meminta maaf, aku tidak mau dengar itu lagi dari mulutmu.”
Aku hanya diam menatapnya. Ia tidak berubah tetap manis dan selalu membuatku terpana.
“Aku tahu semuanya bodoh. Kenapa kau bodoh sih? kenapa kau harus membohongiku? Kau tahu, alsanmu tidak masuk akal tahu.”
“Kau...”
“Key yang bilang semua padaku. Kalau karena itu kenapa kau tidak jujur saja padaku? Kalau begini kan kau juga menderita.”
“Mian aku...hanya tidak mau menyaikitimu...”
“Pabo! Dengan cara seperti ini kau jauh lebih membuatku sakit tahu!”
“Aku tahu noona, tapi...”
“Kau tahu kalau kau adalah orang yang paling aku benci di dunia!”
“Tapi kau masih orang yang paling aku cintai...”
“Kalau begitu kenapa kau menyerah begitu saja?...aku benci harus mengatakan ini. Aku masih mencintaimu. Sangat. Dan aku ingin selamanya ada di sisimu. Mungkin aku memang egois, tapi aku memang tidak bisa hidup tanpamu...aku, aku...terlalu mencintaimu....”
Aku langsung memeluknya dan mengecup bibirnya.
Ia malah menangis.
“Waeyo noona? Kenapa kau menangis? Maaf aku sudah membuatmu sakit hati, kali ini aku janji aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku kan mempertahankan cintaku. Kalau kau terluka aku akan mengobatinya dan membuat rasa sakit itu hilang. Kau mau kan jadi yeojachingu-ku lagi?”
Ia hanya diam dan meremas bajuku erat sambil menangis lebih kencang.
Aku mengangkat wajahnya agar bisa kulihat. “Saranghaeyo noona...” ucapku pelan padanya.
Ia hanya diam dan memelukku dengan erat.
Aku mengelus rambutnya dan membalas pelukannya. “Aku janji akan selalu bersamamu sampai kapanpun...aku akan menjagamu dari apapun...saranghaeyo noona...jeongmal saranghaeyo..”
FIN