Other cast : Lee Jin Ki / Onew SHINee, Kim Jong Hyun SHINee, Kim Ki Bum / Key SHINee, Lee Tae Min SHINee
Min Di POV.
“Besok kau bisa datang kan?”
Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum.
“Baiklah kalau begitu. Jam 7 malam ya. Jangan sampai telat. Oh iya, 1 lagi, kuharap kau ada di deretan paling depan. Araso?”
“Ne aku usahakan ya. Tapi aku tidak yakin bisa di urutan paling depan. Kau kan tahu kalau banyak Shawol yang akan datang.”
“Pokoknya aku tidak mau tahu. Kalau tidak aku akan marah padamu.” Ancamnya.
Aku hanya tertawa. Lalu ia mengusap rambutku lembut.
“Aku pergi dulu ya. Masih harus latihan lagi. Annyeong.” Ucapnya sambil melambaikan tangan.
Namaku Kim Min Di, umurku 20 tahun. Sebenarnya sih aku hanya gadis biasa-biasa saja, namun sesuatu terjadi padaku sampai bisa menjadikan aku gadis yang tidak biasa. Dan kebetulan ini masalah cintaku. Aku mempunyai kekasih seorang namja yang sangat tampan, baik, manis, romantis dan di gilai banyak gadis.
Dan namjachingu-ku itu kebetulan salah satu member SHINee. Sang Flaming Charismatic Choi Min Ho. Ne, ia memang namjachingu-ku sekarang. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi masalah yang satu ini. Aku juga awalnya bingung sampai bisa menjadi kekasihnya? Mungkin karena kami mempunyai banyak persamaan dan sering bertemu makanya kami bisa berhubungan.
Oh iya aku lupa, kebetulan aku juga kakak sepupunya Kim Ki Bum atau yang lebih di kenal Key, nah, dari dialah aku bisa semakin dekat dengan Min Ho dan akhirnya berpacaran sampai hari ini.
Dan kebetulan besok tepat hari jadi kami yang ke 1 tahun. Awalnya sih kami berencana makan malam berdua di atap apartemen Min Ho, namun karena ia ada kerjaan rencana itu gagal semua. Akhirnya aku hanya bisa menemani namjachingu-ku itu manggung besok malam.
+++
Akhirnya aku datang juga malam ini, tapi apa yang aku takutkan terjadi. Aku tidak bisa dapat duduk di barisan paling depan karena telat datang. Para Shawol sudah menunggu sejak siang, makanya mereka dapat di posisi paling depan.
Hah, aku tidak pedulilah kalau Min Ho marah. Kan bukan salahku juga.
Malam itu mereka berlima tampil sempurna seperti biasanya. Dengan suara dan tarian yang prima serta jeritan dari para Shawol. Aku hanya bisa tersenyum saja melihat mereka dari sini. Kadang saat Min Ho menatap ke arahku aku tersenyum dan melambaikan tanganku padanya pelan.
Saat konser itu selesai aku langsung ke backstage dan menghampiri kelima namja itu.
“Annyeong~~” ucapku ramah seperti biasanya.
“Oh noona. Annyeong noona.” Ucap Tae Min dengan senyuman manisnya.
“Pasti kau mau menemuinya.” Ucap Jong Hyun sambil menunjuk ke arah Min Ho.
Aku hanya tersenyum dan berjalan ke arahnya saja. “Annyeong. Kau keren malam ini.”
Ia malah mengerucutkan bibirnya. “Ya, kau tidak menepati janjimu. Kau bilang kan mau datang dan duduk di barisan paling depan.”
“Aku kan tidak bilang begitu, kemarin kan aku sudah bilang apa alasannya.”
“Hah, kau ini, seharusnya kau datang lebih awal dari biasanya.”
“Sudah untung aku datang.” Ucapku sedikit ngambek.
“Ya, ya, ya benar yang di bilang noona, sudah untung dia mau datang menonton kita.” Bela Key.
“Kau selalu membelanya.” Ucap Min Ho.
“Tentu saja! Dia kan noona-ku. Ya kan noona?” tanya Key sambil merangkul pundakku. Aku hanya mengangguk lemas.
Min Ho duduk di sofa sambil mengelap keringatnya. Lalu aku menghampiri dan duduk di sebelahnya. “Ya, kau marah padaku ya?”
“Andwe.”
“Min Ho~~jangan bersikap seperti ini. Aku kan tidak tahu kalau hari ini Shawol yang datang lebih banyak dari bisanya.”
“Sudahlah, lupakan saja. Benar yang Key bilang, sudah bagus kau mau datang.”
“Masa aku tidak datang untuk melihat namjachingu dan adik sepupuku sih?”
Min Ho malah tersenyum dan mencubit pipiku.
“Awww~~sakit...”
“Ya, jangan bermesra-mesraan di sini. Jangan membuat orang cemburu.” Ucap Onew oppa asal.
+++
Kami berdua sedang menonton film horor di apartemen SHINee. Ini semua berkat kejahilan Kim Jong Hyun itu!
Seharusnya aku dan Min Ho menonton film drama romantis, tapi DVD-nya malah di sembunyikan entah kemana, dan aku yakin itu adalah kerjaan Jong Hyun. Karena dia tahu betul kalau aku sama seperti Key. Penakut.
Tiap hantu muncul di layar TV itu aku selalu menjerit dan menutup wajahku dengan bantal. Beda dengan namja yang duduk di sebelahku ini.
Min Ho menonton dengan serius, wajahnya sama sekali tidak ada ekspresi. Dataaaarrr sekali.
“Ya, apa kau tidak takut menonton film ini?” tanyaku penasaran.
“Anni. Sudah biasa.” Jawabnya datar.
“Choi Min Ho kau mati rasa ya? atau terlalu berani sih? Masa dari awal sampai akhir kau terus memasang wajah datarmu itu sih?”
“Kau kan tahu aku suka nonton film horor, bahkan aku sebenarnya ingin melihat hantu secara langsung.”
“Jangan bercanda Min Ho! Sama sekali tidak lucu!”
“Aku serius noona.”
“WHAA...”
“AAAA.....” teriakku dan langsung memeluk Min Ho.
“Aigo Min Di, mianhe...aku tidak sengaja...” ucap Jong Hyun sambil cengengesan.
“Ahhh...Jong Hyun pabo! Bodoh kau! Kau mau membuatku mati ketakutan ya!” ucapku sambil menangis.
Si bodoh itu berhasil mengangetkanku yang dari tadi ketakutan setengah mati sampai aku melompat dan memeluk Min Ho, bahkan menangis.
“Aigo noona, kau sampai menangis. Ya hyung, keterlaluan kau, masa kau membuat yeojachingu-ku sampai menangis seperti ini?” ucap Min Ho sambil mengelus kepalaku.
“Mianhe, aku tidak sengaja. Mana aku tahu kalau Min Di bisa kaget seperti ini.”
“Pabo! kau kan tahu aku penakut!” bentakku.
“Mian Min Di, ya masa kau tidak mau memaafkanku sih?”
“ANDWE!”
Ia malah tertawa.
“Ya! kenapa kau tertawa! Memang ada yang lucu!”
“Huahahaha...wajahmu lucu sekali Min Di. Aku tidak menyangka kalau kau bisa sampai menangis aku kageti.”
“Ahh....Jong Hyun pabo!!!”
“Ya hyung, kau mau di marahi Key ya sudah mengganggu noona-nya?” ucap Min Ho sambil tertawa juga.
“Ya kenapa kau juga tertawa!” bentakku lalu memukul dadanya.
“Aigo noona! Sakit tahu!”
“Kenapa kau tertawa juga! Seharusnya kan kau memarahi Jjong pabo ini!”
Tiba-tiba Key masuk ke ruangan itu. “Ya, ada apa sih? Kenapa berisik sekali? Omo...noona, kau kenapa menangis begitu? Ya Choi Min Ho! Kau apakan noona-ku ini?”
“Anni! Aku tidak melakukan apapun padanya. Jong Hyun hyung yang membuatnya menangis.”
“Hyung! Kau apakan dia!”
“Aku tidak sengaja Key.”
“Tadi dia mengagetkanku sampai aku kaget setengah mati.”
“Aigo...kau juga kenapa menonton film horor? Sudah tahu kau penakut.”
“Bukan aku yang mau! Min Ho!”
“Lho? Kok kau jadi menyalahkanku sih noona? Tadi kau mau-mau saja?”
“Ah sudahlah! Kalian ini berisik sekali sih! Sudah malam tahu!”
“Sudah, aku mau pulang saja!” ucapku kesal.
“Kau mau naik apa noona?” tanya Min Ho.
“Mwo? tentu saja naik bis! Memang apalagi?”
Min Ho melirik jam di dinding. “Ini sudah malam, sepertinya tidak ada bis lagi?”
“M, mwo?” aku menatapnya. “Kalau begitu...kau antarkan aku. Aku, aku tidak berani naik taksi sendirian...”
“A, aku?” tanya Min Ho sambil menunjuk dirinya.
“Ne, memang siapa lagi?”
“Ya, aku kan belum punya SIM, bagaimana kalau nanti kita tertangkap polisi?”
“Jong Hyun hyung saja yang mengantarmu!” ucap Key.
Jong Hyun langsung membelalak. “Ke, kenapa harus aku! Kan kekasihnya Min Di itu Min Ho, bukan aku!”
“Dasar jahat!!” teriakku.
“Sepertinya...kau harus tidur di sini noona malam ini.” saran Key.
Mataku dan Min Ho langsung melotot.
“KAU GILA YA KIM KI BUM!! BAGAIMANA BISA AKU TIDUR DI DORM KALIAN!!”
“Ssttt...” Key menaruh telunjuk di bibirnya. “Berisik tahu! Habis kau tidak berani pulang sendiri, lalu juga tidak ada yang mau mengantarmu. Jadi kan hanya itu jalannya.”
“Kalau manajer hyung tahu bagaimana?” tanya Min Ho khawatir.
“Kalau tidak ada yang bilang juga tidak akan ketahuan.”
Ketiga namja itu saling melirik lalu menganggukkan kepalanya.
“Hanya ini noona caranya.” Ucap Min Ho.
Aku langsung mendesah.
+++
“Ini, kau pakai piyamaku saja.” Ucap Key sambil menyerahkan piayama berwarna pink bercorak kelinci.
“Go, gomawoyo...”
“Kau tenang saja, kau tidur di kamar sebelah kok. Tidak dengan kami.”
Aku menjitak kepala Key. “Siapa juga yang mau tidur sekamar dengan kalian berlima!” ucapku sambil berlalu ke kamar mandi.
Saat ingin masuk ke kamar yang tadi di beritahu Key aku melihat Min Ho berdiri di depannya. Saat melihatku ia tersenyum. “Maaf ya, kau jadi tidak bisa pulang malam ini.”
“Gwenchana. Um...Min Ho...”
“Wae?”
“Um...apa...apa..kau bisa temani aku?”
Mata namja itu langsung membelalak.
“Bu, bukan begitu maksudku! Maksudku, aku takut kalau harus tidur sendirian...gara-gara film sial itu! Maksudku kalau aku sudah tidur nanti kau bisa kembali ke kamarmu. Mau kan?”
Ia mengeryitkan alisnya. Lalu mengangguk sambil tersenyum.
“Gomawoyo.” Ucapku membalas senyumnya.
“Kau seperti anak kecil saja noona, masa harus di temani sih?”
“Semua juga gara-gara kau.”
“Kenapa kau jadi menyalahkanku sih?” Min Ho melirikku. “Sudahlah lebih baik kau tidur saja.”
Min Ho POV.
Aku mengelus kepalanya sampai ia tertidur. Saat melihatnya sudah lelap aku tersenyum melihat wajahnya saat tidur. Aku berdiri hendak meninggalkannya dan tidur, tapi aku membungguk dan mengecup keningnya. “Saranghae noona, semoga kau mimpi indah malam ini.”
Saat membuka mata, seperti biasa, bandmate-ku yang lain sudah bangun dan aku tinggal sendiri di kamar ini. Aku berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Setelah itu aku langsung ke dapur untuk sarapan.
“Pagi~~~” ucap Min Di noona ceria.
“Pagi..” jawabku. Aku meliriknya yang sedang memakai celemek milik Key dan sedang menyendokkan nasi ke mangkuk. Aku menggaruk kepalaku. “Kau sedang apa noona?”
“Menyiapkan sarapan untuk kalian. Ya kan Tae Min?”
Tae Min hanya mengangguk sambil mengunyah sarapannya.
“Ayo duduk dan sarapan.”
Aku duduk di sebelah Onew hyung yang sedang makan dengan serius.
“Aku sudah selesai~~” ujar Tae Min. “Aku berangkat sekolah dulu ya.”
“Aku antar ya.” Tawar Onew hyung.
Tae Min langsung tersenyum.
“Masakanmu enak juga, sering-sering saja kau masak untuk kami.” Ucap Jong Hyun hyung dengan mulut penuh makanan.
“Sudah berapa kali sih aku bilang? Kalau sedang makan itu jangan bicara!” omel Key. Noona hanya tertawa melihatnya.
+++
Noona sedang mencuci piring di dapur. Lalu aku menghampirinya dan memeluknya dari belakang dan meletakkan kepalaku di pundaknya.
“Ah...” ucapnya “Hah..kau ini, kenapa sih mengangetkanku?”
Aku hanya tersenyum. “Gomawo untuk sarapannya.”
“Ne, itu ucapan terima kasih karena kalian sudah mau ‘menampungku’.” Noona terdiam sejenak. “Um..apa..kau bisa melepaskan tangamu dari pinggangku? Aku...”
“Kau kan yeojachingu-ku. Tidak apa-apa kan aku melakukannya?”
“Aku merasa risih...lagipula kalu Key atau Jong Hyun melihatnya bagaimana?”
“Biarlah, mereka kan sudah tahu hubungan kita.”
“Ya, jangan menjadi anak nakal...”
Aku tersenyum dan makin mengeratkan rangkulanku. “Saranghaeyo noona...”
“Saranghaeyo do...” ucapnya malu-malu.
Entahlah, kenapa tiap bersama dengannya seolah aku berubah menjadi orang lain. Kalau bisanya aku selalu dingin dan cuek pada keadaan di sekitarku, tapi sejak mengenal noona, aku selalu memperhatikan tiap orang yang berada di sekitarku, khusunya dia, yeojachingu-ku itu.
Kadang aku bersikap seperti anak kecil di depannya, tapi kadang bersikap seperti pria dewasa. Hah...kenapa aku jadi aneh seperti ini sih? Apa ini karena yang namanya cinta?
“Aku pulang dulu ya, terima kasih sudah menampungku.” Ucapnya saat aku mengantar ke depan pintu.
“Chonmaneyo. Hati-hati ya.”
“Ne, nanti kalau sudah sampai aku akan menghubungimu. Annyeong.”
Author POV.
Siang ini semua member SHINee, minus Tae Min yang sedang sekolah. Datang ke kantor SM Entertaiment untuk membicarakan kontrak iklan dengan sebuah produk.
“Choi Min Ho, apa aku bisa bicara denganmu sebentar?” tanya manajer mereka.
Onew, Jong Hyun, Key dan Min Ho langsung berbalik ke arah sang manajer, lalu Min Ho menganggukkan kepalanya.
Manajer itu awalnya diam sambil menatap mejanya. Min Ho juga bingung kenapa ia di panggil sendirian tidak bersama member SHINee yang lainnya.
“Um..sebenarnya ada apa hyung?” Tanyanya akhirnya.
Manajer itu menghela nafasnya berat. “Ini masalahmu.”
“Aku? Memang aku ada masalah apa hyung? Sepertinya aku tidak membuat masalah?”
“Mungkin kau tidak sadar dengan apa yang sudah kau lakukan. Aku mau bertanya padamu, tapi kau harus jawab dengan jujur.”
Min Ho mengangguk.
“Apa beberapa hari yang lalu kau membawa seorang gadis ke apartemen?”
Min Ho langsung kaget. “Ma, maksud hyung?”
“Huh...sudahlah kau tidak usah bohong lagi. Aku dapat berita kalau beberapa hari yang lalu ada seorang gadis yang keluar dari dorm kalian, dan kau yang mengantarkannya sampai depan pintu. Apa semua itu benar?”
Min Ho mengangguk. Ia paling tidak bisa berbohong.
“Jadi benar? Apa ia yeojachingu-mu?”
Min Ho mengangguk lagi.
“Kalau begitu...aku minta kau putuskan hubunganmu dengannya.”
Namja jangkung itu langsung tersentak saat mendengar kata-kata itu.
“Besok kau bisa datang kan?”
Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum.
“Baiklah kalau begitu. Jam 7 malam ya. Jangan sampai telat. Oh iya, 1 lagi, kuharap kau ada di deretan paling depan. Araso?”
“Ne aku usahakan ya. Tapi aku tidak yakin bisa di urutan paling depan. Kau kan tahu kalau banyak Shawol yang akan datang.”
“Pokoknya aku tidak mau tahu. Kalau tidak aku akan marah padamu.” Ancamnya.
Aku hanya tertawa. Lalu ia mengusap rambutku lembut.
“Aku pergi dulu ya. Masih harus latihan lagi. Annyeong.” Ucapnya sambil melambaikan tangan.
Namaku Kim Min Di, umurku 20 tahun. Sebenarnya sih aku hanya gadis biasa-biasa saja, namun sesuatu terjadi padaku sampai bisa menjadikan aku gadis yang tidak biasa. Dan kebetulan ini masalah cintaku. Aku mempunyai kekasih seorang namja yang sangat tampan, baik, manis, romantis dan di gilai banyak gadis.
Dan namjachingu-ku itu kebetulan salah satu member SHINee. Sang Flaming Charismatic Choi Min Ho. Ne, ia memang namjachingu-ku sekarang. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi masalah yang satu ini. Aku juga awalnya bingung sampai bisa menjadi kekasihnya? Mungkin karena kami mempunyai banyak persamaan dan sering bertemu makanya kami bisa berhubungan.
Oh iya aku lupa, kebetulan aku juga kakak sepupunya Kim Ki Bum atau yang lebih di kenal Key, nah, dari dialah aku bisa semakin dekat dengan Min Ho dan akhirnya berpacaran sampai hari ini.
Dan kebetulan besok tepat hari jadi kami yang ke 1 tahun. Awalnya sih kami berencana makan malam berdua di atap apartemen Min Ho, namun karena ia ada kerjaan rencana itu gagal semua. Akhirnya aku hanya bisa menemani namjachingu-ku itu manggung besok malam.
+++
Akhirnya aku datang juga malam ini, tapi apa yang aku takutkan terjadi. Aku tidak bisa dapat duduk di barisan paling depan karena telat datang. Para Shawol sudah menunggu sejak siang, makanya mereka dapat di posisi paling depan.
Hah, aku tidak pedulilah kalau Min Ho marah. Kan bukan salahku juga.
Malam itu mereka berlima tampil sempurna seperti biasanya. Dengan suara dan tarian yang prima serta jeritan dari para Shawol. Aku hanya bisa tersenyum saja melihat mereka dari sini. Kadang saat Min Ho menatap ke arahku aku tersenyum dan melambaikan tanganku padanya pelan.
Saat konser itu selesai aku langsung ke backstage dan menghampiri kelima namja itu.
“Annyeong~~” ucapku ramah seperti biasanya.
“Oh noona. Annyeong noona.” Ucap Tae Min dengan senyuman manisnya.
“Pasti kau mau menemuinya.” Ucap Jong Hyun sambil menunjuk ke arah Min Ho.
Aku hanya tersenyum dan berjalan ke arahnya saja. “Annyeong. Kau keren malam ini.”
Ia malah mengerucutkan bibirnya. “Ya, kau tidak menepati janjimu. Kau bilang kan mau datang dan duduk di barisan paling depan.”
“Aku kan tidak bilang begitu, kemarin kan aku sudah bilang apa alasannya.”
“Hah, kau ini, seharusnya kau datang lebih awal dari biasanya.”
“Sudah untung aku datang.” Ucapku sedikit ngambek.
“Ya, ya, ya benar yang di bilang noona, sudah untung dia mau datang menonton kita.” Bela Key.
“Kau selalu membelanya.” Ucap Min Ho.
“Tentu saja! Dia kan noona-ku. Ya kan noona?” tanya Key sambil merangkul pundakku. Aku hanya mengangguk lemas.
Min Ho duduk di sofa sambil mengelap keringatnya. Lalu aku menghampiri dan duduk di sebelahnya. “Ya, kau marah padaku ya?”
“Andwe.”
“Min Ho~~jangan bersikap seperti ini. Aku kan tidak tahu kalau hari ini Shawol yang datang lebih banyak dari bisanya.”
“Sudahlah, lupakan saja. Benar yang Key bilang, sudah bagus kau mau datang.”
“Masa aku tidak datang untuk melihat namjachingu dan adik sepupuku sih?”
Min Ho malah tersenyum dan mencubit pipiku.
“Awww~~sakit...”
“Ya, jangan bermesra-mesraan di sini. Jangan membuat orang cemburu.” Ucap Onew oppa asal.
+++
Kami berdua sedang menonton film horor di apartemen SHINee. Ini semua berkat kejahilan Kim Jong Hyun itu!
Seharusnya aku dan Min Ho menonton film drama romantis, tapi DVD-nya malah di sembunyikan entah kemana, dan aku yakin itu adalah kerjaan Jong Hyun. Karena dia tahu betul kalau aku sama seperti Key. Penakut.
Tiap hantu muncul di layar TV itu aku selalu menjerit dan menutup wajahku dengan bantal. Beda dengan namja yang duduk di sebelahku ini.
Min Ho menonton dengan serius, wajahnya sama sekali tidak ada ekspresi. Dataaaarrr sekali.
“Ya, apa kau tidak takut menonton film ini?” tanyaku penasaran.
“Anni. Sudah biasa.” Jawabnya datar.
“Choi Min Ho kau mati rasa ya? atau terlalu berani sih? Masa dari awal sampai akhir kau terus memasang wajah datarmu itu sih?”
“Kau kan tahu aku suka nonton film horor, bahkan aku sebenarnya ingin melihat hantu secara langsung.”
“Jangan bercanda Min Ho! Sama sekali tidak lucu!”
“Aku serius noona.”
“WHAA...”
“AAAA.....” teriakku dan langsung memeluk Min Ho.
“Aigo Min Di, mianhe...aku tidak sengaja...” ucap Jong Hyun sambil cengengesan.
“Ahhh...Jong Hyun pabo! Bodoh kau! Kau mau membuatku mati ketakutan ya!” ucapku sambil menangis.
Si bodoh itu berhasil mengangetkanku yang dari tadi ketakutan setengah mati sampai aku melompat dan memeluk Min Ho, bahkan menangis.
“Aigo noona, kau sampai menangis. Ya hyung, keterlaluan kau, masa kau membuat yeojachingu-ku sampai menangis seperti ini?” ucap Min Ho sambil mengelus kepalaku.
“Mianhe, aku tidak sengaja. Mana aku tahu kalau Min Di bisa kaget seperti ini.”
“Pabo! kau kan tahu aku penakut!” bentakku.
“Mian Min Di, ya masa kau tidak mau memaafkanku sih?”
“ANDWE!”
Ia malah tertawa.
“Ya! kenapa kau tertawa! Memang ada yang lucu!”
“Huahahaha...wajahmu lucu sekali Min Di. Aku tidak menyangka kalau kau bisa sampai menangis aku kageti.”
“Ahh....Jong Hyun pabo!!!”
“Ya hyung, kau mau di marahi Key ya sudah mengganggu noona-nya?” ucap Min Ho sambil tertawa juga.
“Ya kenapa kau juga tertawa!” bentakku lalu memukul dadanya.
“Aigo noona! Sakit tahu!”
“Kenapa kau tertawa juga! Seharusnya kan kau memarahi Jjong pabo ini!”
Tiba-tiba Key masuk ke ruangan itu. “Ya, ada apa sih? Kenapa berisik sekali? Omo...noona, kau kenapa menangis begitu? Ya Choi Min Ho! Kau apakan noona-ku ini?”
“Anni! Aku tidak melakukan apapun padanya. Jong Hyun hyung yang membuatnya menangis.”
“Hyung! Kau apakan dia!”
“Aku tidak sengaja Key.”
“Tadi dia mengagetkanku sampai aku kaget setengah mati.”
“Aigo...kau juga kenapa menonton film horor? Sudah tahu kau penakut.”
“Bukan aku yang mau! Min Ho!”
“Lho? Kok kau jadi menyalahkanku sih noona? Tadi kau mau-mau saja?”
“Ah sudahlah! Kalian ini berisik sekali sih! Sudah malam tahu!”
“Sudah, aku mau pulang saja!” ucapku kesal.
“Kau mau naik apa noona?” tanya Min Ho.
“Mwo? tentu saja naik bis! Memang apalagi?”
Min Ho melirik jam di dinding. “Ini sudah malam, sepertinya tidak ada bis lagi?”
“M, mwo?” aku menatapnya. “Kalau begitu...kau antarkan aku. Aku, aku tidak berani naik taksi sendirian...”
“A, aku?” tanya Min Ho sambil menunjuk dirinya.
“Ne, memang siapa lagi?”
“Ya, aku kan belum punya SIM, bagaimana kalau nanti kita tertangkap polisi?”
“Jong Hyun hyung saja yang mengantarmu!” ucap Key.
Jong Hyun langsung membelalak. “Ke, kenapa harus aku! Kan kekasihnya Min Di itu Min Ho, bukan aku!”
“Dasar jahat!!” teriakku.
“Sepertinya...kau harus tidur di sini noona malam ini.” saran Key.
Mataku dan Min Ho langsung melotot.
“KAU GILA YA KIM KI BUM!! BAGAIMANA BISA AKU TIDUR DI DORM KALIAN!!”
“Ssttt...” Key menaruh telunjuk di bibirnya. “Berisik tahu! Habis kau tidak berani pulang sendiri, lalu juga tidak ada yang mau mengantarmu. Jadi kan hanya itu jalannya.”
“Kalau manajer hyung tahu bagaimana?” tanya Min Ho khawatir.
“Kalau tidak ada yang bilang juga tidak akan ketahuan.”
Ketiga namja itu saling melirik lalu menganggukkan kepalanya.
“Hanya ini noona caranya.” Ucap Min Ho.
Aku langsung mendesah.
+++
“Ini, kau pakai piyamaku saja.” Ucap Key sambil menyerahkan piayama berwarna pink bercorak kelinci.
“Go, gomawoyo...”
“Kau tenang saja, kau tidur di kamar sebelah kok. Tidak dengan kami.”
Aku menjitak kepala Key. “Siapa juga yang mau tidur sekamar dengan kalian berlima!” ucapku sambil berlalu ke kamar mandi.
Saat ingin masuk ke kamar yang tadi di beritahu Key aku melihat Min Ho berdiri di depannya. Saat melihatku ia tersenyum. “Maaf ya, kau jadi tidak bisa pulang malam ini.”
“Gwenchana. Um...Min Ho...”
“Wae?”
“Um...apa...apa..kau bisa temani aku?”
Mata namja itu langsung membelalak.
“Bu, bukan begitu maksudku! Maksudku, aku takut kalau harus tidur sendirian...gara-gara film sial itu! Maksudku kalau aku sudah tidur nanti kau bisa kembali ke kamarmu. Mau kan?”
Ia mengeryitkan alisnya. Lalu mengangguk sambil tersenyum.
“Gomawoyo.” Ucapku membalas senyumnya.
“Kau seperti anak kecil saja noona, masa harus di temani sih?”
“Semua juga gara-gara kau.”
“Kenapa kau jadi menyalahkanku sih?” Min Ho melirikku. “Sudahlah lebih baik kau tidur saja.”
Min Ho POV.
Aku mengelus kepalanya sampai ia tertidur. Saat melihatnya sudah lelap aku tersenyum melihat wajahnya saat tidur. Aku berdiri hendak meninggalkannya dan tidur, tapi aku membungguk dan mengecup keningnya. “Saranghae noona, semoga kau mimpi indah malam ini.”
Saat membuka mata, seperti biasa, bandmate-ku yang lain sudah bangun dan aku tinggal sendiri di kamar ini. Aku berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Setelah itu aku langsung ke dapur untuk sarapan.
“Pagi~~~” ucap Min Di noona ceria.
“Pagi..” jawabku. Aku meliriknya yang sedang memakai celemek milik Key dan sedang menyendokkan nasi ke mangkuk. Aku menggaruk kepalaku. “Kau sedang apa noona?”
“Menyiapkan sarapan untuk kalian. Ya kan Tae Min?”
Tae Min hanya mengangguk sambil mengunyah sarapannya.
“Ayo duduk dan sarapan.”
Aku duduk di sebelah Onew hyung yang sedang makan dengan serius.
“Aku sudah selesai~~” ujar Tae Min. “Aku berangkat sekolah dulu ya.”
“Aku antar ya.” Tawar Onew hyung.
Tae Min langsung tersenyum.
“Masakanmu enak juga, sering-sering saja kau masak untuk kami.” Ucap Jong Hyun hyung dengan mulut penuh makanan.
“Sudah berapa kali sih aku bilang? Kalau sedang makan itu jangan bicara!” omel Key. Noona hanya tertawa melihatnya.
+++
Noona sedang mencuci piring di dapur. Lalu aku menghampirinya dan memeluknya dari belakang dan meletakkan kepalaku di pundaknya.
“Ah...” ucapnya “Hah..kau ini, kenapa sih mengangetkanku?”
Aku hanya tersenyum. “Gomawo untuk sarapannya.”
“Ne, itu ucapan terima kasih karena kalian sudah mau ‘menampungku’.” Noona terdiam sejenak. “Um..apa..kau bisa melepaskan tangamu dari pinggangku? Aku...”
“Kau kan yeojachingu-ku. Tidak apa-apa kan aku melakukannya?”
“Aku merasa risih...lagipula kalu Key atau Jong Hyun melihatnya bagaimana?”
“Biarlah, mereka kan sudah tahu hubungan kita.”
“Ya, jangan menjadi anak nakal...”
Aku tersenyum dan makin mengeratkan rangkulanku. “Saranghaeyo noona...”
“Saranghaeyo do...” ucapnya malu-malu.
Entahlah, kenapa tiap bersama dengannya seolah aku berubah menjadi orang lain. Kalau bisanya aku selalu dingin dan cuek pada keadaan di sekitarku, tapi sejak mengenal noona, aku selalu memperhatikan tiap orang yang berada di sekitarku, khusunya dia, yeojachingu-ku itu.
Kadang aku bersikap seperti anak kecil di depannya, tapi kadang bersikap seperti pria dewasa. Hah...kenapa aku jadi aneh seperti ini sih? Apa ini karena yang namanya cinta?
“Aku pulang dulu ya, terima kasih sudah menampungku.” Ucapnya saat aku mengantar ke depan pintu.
“Chonmaneyo. Hati-hati ya.”
“Ne, nanti kalau sudah sampai aku akan menghubungimu. Annyeong.”
Author POV.
Siang ini semua member SHINee, minus Tae Min yang sedang sekolah. Datang ke kantor SM Entertaiment untuk membicarakan kontrak iklan dengan sebuah produk.
“Choi Min Ho, apa aku bisa bicara denganmu sebentar?” tanya manajer mereka.
Onew, Jong Hyun, Key dan Min Ho langsung berbalik ke arah sang manajer, lalu Min Ho menganggukkan kepalanya.
Manajer itu awalnya diam sambil menatap mejanya. Min Ho juga bingung kenapa ia di panggil sendirian tidak bersama member SHINee yang lainnya.
“Um..sebenarnya ada apa hyung?” Tanyanya akhirnya.
Manajer itu menghela nafasnya berat. “Ini masalahmu.”
“Aku? Memang aku ada masalah apa hyung? Sepertinya aku tidak membuat masalah?”
“Mungkin kau tidak sadar dengan apa yang sudah kau lakukan. Aku mau bertanya padamu, tapi kau harus jawab dengan jujur.”
Min Ho mengangguk.
“Apa beberapa hari yang lalu kau membawa seorang gadis ke apartemen?”
Min Ho langsung kaget. “Ma, maksud hyung?”
“Huh...sudahlah kau tidak usah bohong lagi. Aku dapat berita kalau beberapa hari yang lalu ada seorang gadis yang keluar dari dorm kalian, dan kau yang mengantarkannya sampai depan pintu. Apa semua itu benar?”
Min Ho mengangguk. Ia paling tidak bisa berbohong.
“Jadi benar? Apa ia yeojachingu-mu?”
Min Ho mengangguk lagi.
“Kalau begitu...aku minta kau putuskan hubunganmu dengannya.”
Namja jangkung itu langsung tersentak saat mendengar kata-kata itu.
To be continue....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar