Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Kamis, 16 Desember 2010

You`r Like My Oxygen (NC -17) - part 1

author: cherrylicious a.k.a mindi
Main Cast : Choi Min Ho & Kim Min Di (me, author)
Other Cast : Kim Jong Hyun & Kim Chae Won (Tya) *ChaeJong~pinjem namanya ya~~wkwkwkwkw
warning: NC-17


“Aigo….kenapa Min Ho bisa seperti ini?”
“Ya, apa bisa kau buka pintu dan biarkan aku membawanya masuk ke dalam dulu?”
“Ah ne, mian.”


“Huh..kenapa ia berat sekali sih? Ya, suamimu makan apa sih sebenarnya?”
“Kenapa dia bisa seperti ini?”
“Hah, aku haus, apa bisa kau beri aku minum dulu?”
“YA JAWAB PERTANYAANKU! DARI TADI KAU MENGELAK TERUS!!”
“Kim Min Di demi Tuhan aku kehausan dan lelah membopong suamimu yang badannya sebesar batang pohon itu.”
“Hah kau memang menyebalkan!”

Akhirnya Min Di mengambilkan air untuk Jong Hyun dengan berat hati. Lalu ia menyerahkan gelas pada namja itu dengan kasar. “INI!”
“Gomawo!” ucap Jong Hyun dan langsung meminum air itu sampai habis.
“Sekarang jawab kenapa Min Ho bisa sampai mabuk!!!”
“Tadi ada klien yang mengajak pesta karena kerjaan kami berhasil, ternyata orang itu sangat jago minum. Akhirnya karena merasa tidak enak dan terus di paksa ia akhirnya meminum soju itu juga.”
“Berapa botol?”
Jong Hyun menghitung jarinya. “5.”
“5!!” pekik Min Di.
Jong Hyun mengangguk.
“Pantas dia sampai tak sadarkan diri seperti itu.”
“Nampyon-mu itu baru sekali minum soju ya? Masa sudah mabuk seperti itu? Aku saja baik-baik saja.”
“Kim Jong Hyun, dengar aku ya. Min Ho bukan namja sepertimu yang tukang minum. Dia namja baik-baik, ia tidak pernah menyentuh yang namanya arak, bahkan rokok sekalipun.”
“Pantas…Hah, sudahlah aku pulang dulu, sudah malam. Nanti istriku mencariku lagi. Malam Min Di.”
“Ne, malam. Gomawo sudah mengantar Min Ho pulang.”
“Chonmaneyo. Ia sudah seperti adikku sendiri. Jadi santai saja.”


Min Di berjalan ke kamarnya. Ia menghela nafas melihat suaminya yang tergeletak di ranjang. Ia duduk di sebelahnya dan mulai membuka kancing kemeja suaminya itu.
“Yeobo~~~” igau Min Ho.
“Diam kau! Aku kesal padamu!”
“Yeobo~~Ya~~kau mau apa~~~” ucapnya sambil menyentuh tangan Min Di yang sedang membuka kancing kemejanya yang ketiga.
“Membuka bajumu! Aku tidak bisa tidur kalau kau bau soju seperti ini!”
Min Ho tersenyum menyeringai. Ia malah menyingkirkan tangan Min Di dan malah berbalik dan menimpa tubuh wanita itu.
“YA!”
Namja yang sedang di kuasai alkohol itu menyeringai dan langsung mencium wanita itu dengan liarnya.
“MIN HO!! KAU BAU ALKOHOL!! AKU ENEK!!”
Ia benar-benar tidak bisa mendengarkan apa yang di teriakkan istrinya itu. Apalagi ia sedang dalam pengaruh alkohol. Ia hanya bisa mencium aroma shampo istrinya itu yang berbau lavender, menciuminya sampai mabuk, lalu mulai menjelajahi tiap lekuk wajah dan tubuh wanita di hadapannya itu sampai tak sadarkan diri.

Keesokan paginya.

Min Ho perlahan membuka matanya. Ia merasa kepalanya sangat sakit. Rasanya seperti di hantam jutaan palu. Ia memegangi kepalanya yang sakit dan melirik sebelahnya yang terdapat seorang wanita yang sedang tidur dengan lelapnya tanpa menggunakan sehelai kainpun, sama seperti dirinya, dan hanya di tutupi oleh sebuah selimut yang cukup tebal.
“Min Di~~~”
Wanita itupun mulai membuka matanya perlahan karena merasa ada yang memanggilnya. “Uh~~~kau sudah bangun?”
“Kepalaku, Sakit.”
Wanita itu menghela nafasnya. “Tentu saja. Kau mabuk semalam.”
“Yeobo, apa kau bisa tolong buatkan aku teh hangat?”

+++

“Ini, minumlah. Kau kacau sekali semalam.” Ucap Min Di sambil menyerahkan secangkir teh hangat pada Min Ho.
“Kau marah ya padaku?” Tanyanya selesai menyesap teh itu.
Min Di menatapnya. “IYA! Aku marah padamu!”
“Mian yeobo, aku tidak bisa menolaknya.”
“Kau tahu kan aku paling benci orang yang suka minum? Dan aku paling enek tiap mencium bau alkohol.”
“Tahu…makanya aku minta maaf..”
“Pabo! Kau malah menciumku dengan mulutmu yang bau alkohol itu pula!”
“Mian…”
“Kau-” Min Di tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Ia hanya menghela nafas. “Sudahlah habiskan tehmu dan mandi. Kalau kau seperti itu terus kau bisa sakit nanti.” Ucapnya sambil menatap Min Ho yang masih bertelanjang dada.
Min Ho tersenyum. “Ne yeobo.”
Min Di ikut tersenyum.

+++

“Aku pulang...” ujar Min Ho saat masuk apertemennya. Ia celingak-celinguk. “Min Di..Min Di..” namja itu mengeryitkan alisnya. “Mana dia? Biasanya tiap aku pulang ia selalu menyambutnya dengan manis?” pikirnya.
Lalu namja itu berjalan ke kamarnya. Saat membuka pintu ia langsung tertegun melihat pemandangan yang terdapat di depannya. Sejenak ia hanya terdiam. Lalu menelan ludahnya. “Ya, sedang apa kau?”
“Oh~~kau sudah pulang ya...”
Min Ho berjalan ke ranjangnya. “Kau kenapa sebenarnya?”
“Aku sakit...”
“Ya, sebenarnya kau sakit atau sedang menggodaku?”
“Aku serius...aku lemas...”
“Lalu..kenapa kau harus memakai kemejaku? Memang bajumu kemana?”
“Min Ho~~~cerewet! Aku sedang sakit...seharusnya kau mengobatiku, bukannya malah menceramahiku...”
Min Ho menghela nafas. “Sakit saja seperti ini. Apalagi tidak?” ucapnya pelan. Sekali lagi ia melirik pada istrinya yang berbaring dengan lemasnya di ranjang, yang hanya mengenakan kemeja miliknya yang pastinya menjadi kebesaran di tubuh seorang wanita seperti Min Di. Apalagi 2 kancing teratasnya ia biarkan terbuka sehingga memperlihatkan dada mulusnya dan ujung bra-nya.
“Hah, kau menyusahkanku saja.”
“Min Ho~~~” panggil Min Di lemah.
“Apalagi Min Di.”
“Panas...”
“Mwo?”
“Panas...”
“Hah, pantas saja kau berpakaian seperti itu. Kupikir kau sengaja menggodaku.”
“Min Ho~~”
“Ne.”
“Jangan pergi, aku takut sendirian...”
Namja itu menghela nafasnya dan membelai lembut istrinya. “Iya aku tidak akan pergi. Aku akan menjagamu.” Lalu ia menarik selimut dan menutupi tubuh istrinya, lalu berjalan ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

+++

“Ya, kau makan bubur ini dulu. Nanti baru makan obat.”
Min Di membuka matanya dengan malas lalu duduk di ranjangnya di bantu Min Ho. Namja itu menyuapi Min Di dengan hati-hati dan sabar. Setelah itu ia menyerahkan sebutir obat pada Min Di. Dan ia langsung meminumnya.
Min Ho menyentuh kening Min Di. “Hangat. Ya, apa kita perlu ke dokter?”
Min Di menggeleng dengan cepat. “Andwe!”
“Ya, kenapa kau keras kepala sekali sih? Kalau kau sakit terus aku juga yang susah.”
“Aku tidak mau...aku benci rumah sakit..aku benci bau obat-obatan...dan aku takut di suntik!”
Min Ho terkekeh. “Ya, kau sudah dewasa, kenapa seperti anak kecil saja sih?”
“Pokoknya tidak mau. Setelah makan obat dan tidur juga pasti akan baikkan.”
“Hah..terserah kau sajalah.”

Mereka berdua baru 3 bulan yang lalu menikah. Tapi sudah hampir 4 tahun berpacaran. Sebenarnya orang tua Min Di menentang hubungannya dengan Min Ho. Bahkan ia pernah kabur dari rumahnya karena bertengkar dengan ayahnya yang menyuruhnya memutuskan Min Ho.
Masalahnya, Min Di sangat mencintai namja itu, bahkan lebih dari dirinya sendiri. Ia rela melakukan apapun deminya asal namja itu bahagia. Akhirnya karena kekeras kepalaan dan kekuatan hati Min Di, ayahnya luluh juga dan membiarkannya berhubungan dengan Min Ho.
Min Di adalah seorang gadis yang sangat lemah dan rapuh. Untungnya Min Ho selalu di sebelahnya untuk menjaga dan mencegahnya agar tidak hancur. Makanya Min Di begitu mencintainya.
Wanita itu paling benci dengan dengan pria yang suka minum alkohol dan merokok. Makanya ia marah saat Min Ho mabuk. Salah satu alasan Min Di menyukainya adalah karena Min Ho merupakan pria baik-baik. Ia sama sekali tidak pernah meminum alkohol, bahkan merokok sekalipun.
Min Di juga paling benci kalau di ajak ke rumah sakit. Dulu saat berusia 8 tahun ia pernah melihat dengan mata kepalanya neneknya di rawat di rumah sakit karena sakit parah, dan tubuhnya di suntik dengan berbagai macam obat dan bau obat-obatan selalu membuatnya mual.

+++

“Ya, hari ini hari libur, kau tidak mau kemana-mana?”
Min Di menggeleng.
“Tumben.”
“Apanya?”
“Biasanya kan kalau aku libur kau selalu mengajakku jalan-jalan.”
“Malas.”
Min Ho mengeryitkan matanya. Sebenarnya dia kenapa? Kenapa bicaranya irit sekali? Dia membalasku ya karena kemarin hanya bicara yang penting-penting saja padanya?
“Yeobo, kau marah padaku ya?”
Min Di menggeleng.
“Atau..kau sakit lagi ya?”
Ia menggeleng lagi.
Min Ho menghela nafasnya. “Huh..kenapa sih kau senang sekali membuatku bingung?”
Kali ini Min Di yang mengeryitkan matanya menatap Min Ho. “Kau sakit ya Choi Min Ho? Kenapa kau banyak tanya sih? Biasanya bicaramu sangat irit?”
Mereka berdua bertatapan. “Hah, terserah kau sajalah.” Ujar Min Ho.

TING TONG.

Min Di langsung berjalan ke pintu dan membukakannya. Lalu beberapa menit kemudian kembali lagi ke Min Ho yang berada di ruang tengah.
“Nuguseyo?”
“Ada paket. Untukmu.”
“Untukku? Dari siapa?”
“Um...rumahmu sepertinya.” Min Di langsung menyerahkan paket itu ke Min Ho.
Namja itu membaca alamat pengirimnya, alamat rumah orang tuanya. Ia langsung membukanya. Ternyata isi paket itu adalah makanan.
“Wah...makanan. Lumayan jadi kita bisa ngirit.” Ucap Min Di asal.
Min Ho langsung menatapnya. “Iya dari Omma-ku.” Ia menghela nafasnya. “Sejak menikah aku belum pulang lagi ke Incheon.”
“Kau merindukan mereka ya jagiya?”
Namja itu mengangguk. “Sepertinya iya. Aku kan besar dan tinggal di sana.”
“Kau mau pulang?”
“Mwo?”
“Ne, besok kan hari Minggu, jadi kan kita bisa ke sana.”
Min Ho tersenyum. “Baiklah, kalau begitu besok kita ke Incheon.” Ucapnya sambil mengecup pipi Min Di.

+++

Mereka berdua sudah sampai di depan rumah orang tua Min Ho dan bersiap masuk.
Min Di langsung mencegah Min Ho. Namja itu mengeryitkan matanya. “Waeyo?”
“Ya, apa aku sudah rapi?”
“Sudah yeobo..kau sudah rapi dan cantik. Kkaja masuk.”
Min Di menggenggam lengan Min Ho erat.
“Astaga Kim Min Di, kenapa sih? Kau seperti baru sekali bertemu orang tuaku? Kan sudah sering?”
“Tapi sejak jadi istrimu kan aku baru ke sini lagi...”
“Ya waktu bulan madu kan kita juga ke sini? Bahkan menginap di sini selama 3 hari.”
“Oh iya, aku lupa. Hehehe...”
Min Ho menghela nafasnya.

TOK..TOK..TOK..

Yang membukakan pintu ternyata adalah Omma-nya Min Ho. Ia langsung tersenyum sumringah saat melihat anaknya datang. “Oh..Min Ho pulang ya. Omma sangat merindukanmu nak.” Ucapnya sambil memeluk anaknya.
“Na do Omma, aku juga sangat merindukanmu.”
“Oh, Min Di juga ikut ya?”
Min Di tersenyum dan membungkuk sopan. “Annyeonghaseyo.”
“Ayo masuk dulu, pasti kalian lelah.”

Di ruang keluarga.

“Appa mana Omma? Kok sepi?” tanya Min Ho.
“Appa-mu sedang pergi. Mungkin sebentar lagi pulang.”
Namja itu mengangguk-angguk.
“Min Di mau minum apa?”
“Hah? um..apa saja Ajuma.”
“Ya, kau kan sudah menikah dengan Min Ho, jadi mulai sekarang panggil Omma saja. Ara?”
“Mwo? ah, ne O, Omma...”

Berbeda dengan orang tua Min Di. Orang tua Min Ho justru sangat dekat dan sayang pada Min Di. Apalagi Omma-nya. Karena ia tidak mempunyai seorang anak perempuan makanya ia sangat menyayangi Min Di dan merupakan orang yang paling setuju saat mereka memutuskan untuk menikah.
Wanita itu sudah menganggap Min Di anaknya sendiri sejak mereka berdua masih berpacaran. Bahkan dulu Min Di sering ke rumah ini kalau bertengkar dengan Appa-nya.


“Jadi sekarang Min Di sudah jadi seorang istri ya. Bagaimana rasanya? Apa Min Ho menyusahkanmu?” tanya Omma-nya saat mereka membuat minum di dapur. Karena Min Di merasa tidak enak, ia akhirnya membantu ibu mertuanya itu.
“Hah? anni Omma. Min Ho baik kok.”
“Oh, syukurlah. Omma tahu kok kalau ia sangat mencintaimu.”
Min Di tersenyum.
“Oh iya, apa kau sudah isi?”
“Mwo?”
“Hamil maksudnya.”
Mata yeoja itu membelalak. “Hah? be, be, belum Omma..Kan kami baru 4 bulan menikah.”
“Jadi belum ya? Min Ho sangat suka anak kecil lho. Jadi kalau nanti kalian punya anak pasti ia sangat menyayanginya.”
“Aku tahu kok. Aku juga suka anak kecil.”
“Wah, kebetulan sekali kalau begitu. Um..pasti nanti kalian punya anak yang banyak.”
Mereka berdua hanya tertawa.

+++

“Ya, tadi Omma bicara apa saja padamu? Ia tidak bicara yang aneh-aneh tentangku kan?”
Min Di menatap Min Ho. “Memang kau seaneh apa?”
“Aish! Aku serius Min Di!”
“Anni. Untuk apa kami membicarakanmu. Memangnya penting apa?”
“YA! Aku ini suamimu! Dan tadi kau berbicara dengan Omma-ku. Wajar kan kalau aku bertanya seperti itu?”
Min Di tertawa. “Kau memang lucu Choi Min Ho.”
“Terserah kau sajalah!”
“Um...tadi..tadi Omma-mu tanya...”
“Tanya apa?”
“Apa..apa...”
“Apa, apa sih? Kau membuatku tak sabar saja lama-lama?”
“Apa aku...sudah hamil. Ia bilang kalau kau suka anak kecil. Dan nanti..kita...akan punya banyak anak...” ucap Min Di sambil menatap ke bawah.
“Hahahaha...jadi tadi Omma bicara itu padamu?”
Min Di mengangguk.
“Sepertinya ia memang sudah ingin punya cucu.” Min Ho melirik istrinya. “Ya, bagaimana kalau kita wujudkan permintaannya?”
“Jangan bercanda Choi Min Ho! Ini di mobil! Lebih baik kau serius menyetir saja!”
Min Ho hanya tersenyum setelah menggoda istrinya itu.

to be continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar