author: cherrylicious a.k.a mindi
other cast: Kim Sung Je, Lee Ki Kwang, Choi Min Jung
Depan Rumah Tae Rin
“Um..gomawoyo oppa sudah mengantarku.”
“Ne gwenchana.”
“Kau tidak mau masuk dulu? Hanya antar sampai gerbang saja?”
“Ne mianhe aku tidak bisa mampir, aku masih ada urusan.”
“Gwenchana, hehehe. Sekali lagi gomawo oppa.”
Ki Kwang hanya tersenyum lalu masuk ke mobilnya lagi dan menjalankannya.
Krieet..
“Ah Tae Min, kau kok bisa ada di sini?” tanya Tae Rin kaget.
Namja itu malah cengengesan. “Aku menunggumu, mianhe aku tadi tidak bisa mengantarmu. Aku benar-benar sibuk.”
“Ne, sudah tidak apa-apa.”
Aigo..apa tadi Tae Min melihat Ki Kwang oppa ya? Guman Tae Rin di dalam hatinya sambil celingukan ke belakang.
“Kau melihat apa sih noona?” Tae Min ikut memperhatikan pandangan mata Tae Rin.
“Ah anniyo, bukan apa-apa, kkaja masuk.” Ucapnya sambil menarik tangan tunangannya itu.
+++
“Tae aku..aku mau cerai dengan Min Ho...”
“Uhuk...uhuk..uhuk..KAU GILA KIM MIN DI!!” Tae Rin dengan sukses tersedak es jeruk gara-gara ucapan Min Di barusan.
“Anniyo, aku serius..” ucapnya datar.
“Ya sebenarnya kau kerasukan setan apa sih?? Kau punya namja lain ya makanya mau cerai dari Min Ho!?!?”
“MEMANGNYA KAU PIKIR AKU INI KAU APA!!”
“Apa maksudmu!!”
“Kau lupa kalau beberapa hari yang lalu kau cerita padaku kalau kau bertemu dengan mantanmu itu! Lee Ki Kwang. Dan kau masih deg-degan saat menatap matanya. Pabo yeoja dasar!”
“Ya! Kenapa kau malah mengatai aku pabo!”
“Karena kau memang pabo! sadar Tae, kau sudah mau menikah dengan Tae Min, tidak usah aneh-aneh deh.”
Tae Rin terdiam menatap Min Di, lalu ia langsung membalas ucapan sahabatnya itu.
“Seharusnya kau yang sadar Min Di.”
“Wae? Kenapa aku?”
“Sadar kalau kau sudah lama menikah dengan jagi-mu itu dan bahkan kalian sudah memiliki Min Jung, masa tiba-tiba kau mau minta cerai dari Min Ho?!? Konyol kan namanya?”
“Hah..aku kan ada alasannya.”
“Kalau boleh aku tahu apa?!” kesal Tae Rin.
“Dia..dia menyebalkan, ia lebih memilih pekerjannya daripada aku dan Min Jung, dalam seminggu pasti ada saja alasannya pergi, akhir-akhir ini aku bahkan jarang ngobrol dengannya..beda saat seperti kami dulu baru menikah..”
“Aku juga punya alasan.”
“Apa?”
“Tae Min terlalu kekanakan, padahal ia sudah mau menjadi seorang suami, kalau nanti kita punya anak bagaimana? Masa anak dan Appa-nya sama kelakuannya?”
“Bodoh!”
“Apanya?”
“Pemikiranmu!”
“Kau jauh lebih bodoh.”
“Apa maksudmu?!?!”
“Cuma karena salah paham dan kurang komunikasi kau minta cerai. Apa tidak bodoh namanya?? Kalian itu sudah sama-sama dewasa, coba bicarakan baik-baik. Pikirkan Min Jung, ia pasti yang kena dampaknya kalau kalian pisah.”
“Kenapa sih? Kenapa semua orang selalu memikirkan dari sisi Min Jung, tidak ada yang pernah bisa mengerti perasaanku. Aku yang paling tersiksa Tae Rin, aku..bukan siapa-siapa.”
“Tapi Min Jung dan Min Ho juga pasti tidak akan kalah tersiksanya.”
“Kenapa kau selalu membela Keroro!!”
“Karena memang kau yang salah! Aku hanya membela yang menurutku benar! Ayolah Min Di, bersikap dewasa, masa aku mau menikah kau malah cerai? Betapa kontrasnya kita berdua..”
“Hah, gila ya? Kenapa bisa seperti ini coba?”
“Ya, apa kau tahu apa alasan Tae Min melamarku cepat-cepat? Padahal aku masih ingin melajang.”
“Tahu.”
“Apa?”
“Ia takut noona tercintanya yang pabo ini main-main dengan namja lain, makanya lebih baik di ikat agar aman.”
“Idiot! Bukan itu pabo!! Aish kau benar-benar menjengkelkan Kim Min Di!” Tae Rin menarik nafasnya. “Tae Min pernah bilang padaku ia iri dengan Min Ho, ia iri karena hyung-nya punya anae yang selalu ada di sisinya dan begitu mencintainya. Ia bilang ia juga ingin hidup bahagia dengan orang yang ia cintai dan juga mencintainya, ia juga ingin punya anak yang manis seperti Min Jung, anak yang ia sayangi dari anae yang ia cintai.”
Min Di hanya terdiam.
“Kau mau bicara apalagi sekarang? Tetap masih mau bercerai? Jebal Min Di, pikirkan sekali lagi. Aku sebagai sahabatmu tidak mau melihatmu menyesal nantinya. Aku tahu kau sangat mencinta nampyon-mu itu, jadi coba kau pikirkan lagi.”
+++
“Hyung, sebenarnya kau kenapa sih? Kenapa akhir-akhir ini kau terlihat murung?”
“Hah? Anni, gwenchanayo.”
“Sudahlah hyung, kau bilang kau sudah menganggapku seperti adikmu sendiri, kenapa kau masih rahasia-rahasiaan segala sih padaku?”
Min Ho menghela nafasnya. “Hah..Aku ada masalah dengan Min Di.”
“Min Di noona? Waeyo?”
“Kami..Min Di minta cerai..”
“MWO??”
“Kacau kan?”
“Bagaimana bisa?? Kalian kan saling cinta hyung, setahuku noona sangat mencintaimu, kenapa tiba-tiba..”
“Mollayo, ia bilang muak dengan semuanya, ia kesal karena sering kutinggal keluar kota, ia bilang aku lebih memikirkan pekerjaan di banding ia dan Min Jung. Padahal kan aku kerja juga untuk mereka?”
Tae Min hanya terdiam mendengar keluh kesah hyung-nya itu.
“Ottokae Tae Min-ah, aku harus bagaimana lagi menghadapi yeoja itu?? Bahkan sekarang kami sudah pisah ranjang?”
“Omo..separah itukah hyung?”
“Sudah seminggu Min Di tinggal di rumah orang tuanya, ia juga membawa Min Jung.”
“Jadi kau tinggal sendiri di rumahmu sekarang?”
Min Ho menganguk pelan.
“Kenapa bisa serumit ini sih? Apa kalau nanti aku menikah akan seperti ini?” gumam Tae Min cemas.
Min Ho langsung menatap namja di hadapannya itu. “Ya, kau jangan berpikir seperti itu dulu, kau kan mau menikah, jangan pikirkan hal yang jelek-jelek. Tidak baik.”
“Aku hanya takut hyung..”
“Ya semoga saja pernihakanmu dan Tae Rin nantinya lancar-lancar saja, tidak seperti keadaanku sekarang..hah..”
“Hyung, kau yang sabar ya, aku yakin kok nanti Min Di noona akan bersikap manis lagi padamu.” Ucapnya dengan senyuman manisnya.
Min Ho pun ikut tersenyum melihatnya. “Gomawoyo, hah..aku tidak menyangka ternyata kau sudah dewasa ya Lee Tae Min, hahhaha.”
“Ya! Kenapa kau sama seperti Tae Rin noona sih! Selalu bilang aku masih kekanakan!” ucapnya sambil memajukan bibirnya.
“Tuh, bagaimna tidak di bilang kekanakan kalau kelakuanmu seperti itu! Ahahahha.”
“Puas kau hyung sekarang! Menyebalkan!”
Min Ho tetap tertawa melihat kelakuan Tae Min yang bak bocah itu.
+++
“Omma, baju-baju Min Jung pada kemana ya?”
“Mwo? Ya di lemarilah, kan kau yang mengaturnya.”
“Anniyo, di lemari sudah kosong, apa kotor semua?”
“Sepertinya sih begitu, hah..ya sudah biar nanti di cuci. Eh, lalu anakmu nanti pakai baju apa?”
“Itu dia..aigo, aku harus bagaimana??”
“Pulang makanya, di rumahnya kan baju Min Jung banyak.” Ujar Sung Je tiba-tiba.
“Oppa~~”
“Sudah seminggu Kim Min Di, sampai kapan kau mau menjauhi suamimu?”
“Sung Je benar Min Di, lebih baik kau pulang saja, memang kau tidak kasih pada Min Ho? Ia pasti kerepotan merawat rumah dan dirinya sendiri.”
“Omma, Min Ho kan sudah dewasa, dulu sebelum menikah denganku juga ia kan tinggal sendiri. Jadi ia sudah terbiasa.”
“Aish! Kau memang keras kepala ya!” geram Sung Je.
Min Di hanya memajukan bibirnya saja.
“Ah Omma pusing lama-lama memikirkanmu Min Di, dulu kau memohon-mohon pada Appa dan Omma agar di ijinkan menikah dengan Min Ho, sekarang giliran sudah menikah malah pakai acara pisah segala. Hah kelakuan anak jaman sekarang, ckckck.” Ucap Nyonya Kim sambil menggelengkan kepalanya dan berlalu dari hadapan kedua anaknya.
“Tuh kan, Omma bilang apa? Dengar kan? Kau itu menyusahkan semua orang tahu kalau begini.”
“Jadi oppa merasa kesulitan dengan aku?”
“Bukan begitu, hah..aku hanya mau kau baikan dengan nampyon-mu saja. Kau kan sudah dewasa Min Di, jangan bersikap seperti anak SMA kenapa sih? Lagipula kasihan Min Jung, sepertinya ia sangat merindukan Appa-nya.”
Lagi-lagi, Min Di hanya bisa terdiam mendengar ocehan oppa-nya itu.
+++
Aish! Gara-gara baju Min Jung kotor semua terpaksa aku pulang kerumah.
Begitu sampai dalam rumahnya Min Di langsung tertegun melihat keadaan rumahnya. “Omo..ini rumah apa kandang sapi? Kenapa begitu berantakan? Min Ho paboya! Kenapa ia tidak membereskannya sih!!”
Lalu ia pun berjalan ke kamar Min Jung dan mengambil beberapa pasang pakaian dan di masukannya ke dalam tasnya.
Lalu ia pun beranjak ke dapur, keadaan di sana tak beda jauh dengan ruang tengah, berantakan. Banyak tumpukan piring kotor dan sampah bekas ramyun, cemilan dan kaleng minuman berserakan.
“Aigo..seminggu aku tinggal rumahku jadi kandang, Min Ho kau benar-benar keterlaluan!”
Akhirnya ia pun mulai membereskan isi rumah itu, dari ruang tengah, dapur, dan kamar utama.
+++
Ckrek
Begitu masuk rumahnya Min Ho langsung tertegun. Kok rumahku jadi rapih? Bukannya tadi sebelum aku pergi masih berantakan ya?
Akhirnya ia berjalan ke ruang tamu, di sana ia bertemu dengan Min Di yang hendak pergi.
Mereka berdua bertatapan.
“Min Di-ah..”
“Aku tadi ambil baju Min Jung, bajunya kotor semua. Sekarang aku mau pergi lagi.”
“Kau mau kemana?”
“Pulang.”
“Rumahmu di sini yeobo, denganku dan Min Jung, anak kita.”
“Sekarang sudah tidak lagi.”
“Apa kau yang membereskan semuanya?”
“Mwo? Ne, aku tidak suka melihat semuanya berantakan. Kenapa kau begitu malas sih?”
“Bogoshipoyo yeobo..” lirih Min Ho. Bukannya menjawab pertanyaan Min Di.
Min Di hanya terpaku di tempatnya. Hatinya bergelut dengan hebatnya.
“Yeobo, jebal, pulang kesini, aku benar-benar membutuhkanmu dan Min Jung. Kau lihat kan? Seminggu kau tinggal hidupku sudah berantakan, apalagi selamanya?”
“Hha, kau memang pintar menggombal ya Choi Min Ho.”
“Aku serius yeobo.” Ucapnya sambil menatap mata Min Di dalam.
Min Di langsung mengalihkan pandangannya. Ia tak berani menatap mata yang telah membuatnya jatuh cinta setengah mati itu.
Min Ho langsung menarik yeoja itu dan membuatnya bertatapan. “Tatap mataku Min Di, aku tahu kau masih mencintaiku, iya kan?”
“Anniyo.”
“Bohong.”
Min Di menghempaskan namja itu. “Ah sudahlah, aku mau pulang, kasihan Min Jung menungguku.”
Grep
Min Ho langsung memeluk Min Di dengan erat.
“YA! LEPASKAN AKU MIN HO!!” Min Di terus meronta di pelukan suaminya itu, namun Min Ho makin mengeratkan pelukannya.
“Tidak akan, sampai kau mau kembali padaku dan melupakan pemintaan konyolmu itu. Aku mencintaimu Min Di..sangat..”
“Min Ho lepaskan..”
Namja itu malah melumat bibir yeoja itu dengan mesra. Awalnya hanya sekedar ciuman kerinduan, tapi makin lama ciuman itu makin menggila. Min Ho makin memaksa Min Di untuk membalasnya, karena yeoja itu hanya pasrah di perlakukan seperti itu oleh nampyon-nya.
Akhirnya Min Ho mulai menjelajahi tubuh Min Di, tangannya mulai masuk ke dalam baju yang Min Di kenakan, makin Min Di meronta dan menggeliat ia makin menggila.
“Eummpptth....Min....Ho...hhhh...kau mau membuatku mati ya??...hhh....”
“Saranghaeyo yeobo...jeongmal saranghaeyo...”
Akhirnya Min Di mendorong tubuh Min Ho saat ia sedikit lengah dan namja itupun jatuh tersungkur di sofa.
“Hhhh...kau gila ya!! Kau mau membuatku mati kehabisan nafas! Apa maksudmu!!”
“Kim Min Di jawab pertanyaanku jujur, apa kau benar-benar sudah tak mencintaiku lagi? Kenapa kau tak membalas cumbuanku tadi? Apa...kau sudah benar-benar mati rasa denganku?”
Min Di hanya terdiam sambil mengatur nafasnya. Kemudian ia malah meneteskan air matanya. “Apa kau tahu aku begitu tersiksa waktu untuk memutuskan ingin pisah denganmu? Apa kau tahu kalau aku stres tiap saat Min Jung bilang ia merindukan Appa-nya? Aku tidak tahu harus menjawab apa. Aku juga butuh Appa-nya, tapi ia bahkan jarang berada di rumah. Sekalinya ada ia selalu pergi pagi-pagi buta dan pulang di tengah malam. Apa itu bisa di sebut normal dalam hubungan suami istri?? JAWAB AKU MIN HO!!” akhirnya Min Di meledak juga, ia meluapkan semua perasaannya pada nampyon-nya itu.
Min Ho hanya terdiam mendengar semuanya. “Mianhe..aku tidak tahu kalau ternyata kau begitu kesepian saat kutinggal..kupikir..aku kan bekerja juga untuk kalian, aku hanya ingin memberikan yang terbaik untuk kalian agar hidup kalian bahagia.”
“TAPI BUKAN BEGINI CARANYA!! huhuuhuhu...Yang aku dan Min Jung butuhkan itu kau, bukan hartamu atau apapun..kenapa kau tidak pernah mengerti sih?? Hiks..” Min Di langsung terduduk di lantai sambil menangis.
Lalu Min Ho berjalan ke hadapannya dan berjongkok di depannya, lalu ia mengangkat dagu Min Di dan menghapus air matanya lembut, lalu ia mengecup kedua mata Min Di. “Uljima, jebal jangan menangis lagi. Aku janji aku akan berubah. Aku akan mengurangi frekuensi kerjaku demi kau dan Min Jung.”
“Aku membencimu Keroro...hiks..sangat...”
“Aku tahu, mianhe. Aku memang bukan namja yang baik..”
“Huhuhuhu...”
Min Ho langsung memeluk Min Di dan menenangkannya.
“Aku...aku..aku mencintaimu Keroro...lebih dari apapun di dunia, aku takut kehilangan dirimu..aku tahu kadang aku bersikap bodoh, tapi itu memang caraku mengungkapkan perasaanku...hiks..”
“Sstt..sudahlah, sekarang kau jangan menangis lagi ya?” ucapnya sambil mengelus pipi Min Di lembut.
susah ya punya laki napsuan, oopps hhmpht~~
BalasHapusrumit ya klo ngomongin mslh komunikasi, emg idup yg ribet ini pasangan2 absurd heheee,,
gak cwek gak cwok galauuu semua, minjung juga ikutan galau krn emak bapaknya hehhee
ssompret kao -.-
BalasHapusahahahha hidup galau! xp