Cast : Lee Jin Ki, Kim Jong Hyun, Kim Ki Bum, Choi Min Ho, Lee Tae Min, Kim Min Di (me, author), Han Hye Rim (Ika Onnie)
Little inspired from SHINee`s School of Rock >.<
Jong Hyun POV.
“Aku pulang~~” ujar Min Ho lemas.
“Oh..uri yoedongsaeng sudah pulang ternyata.” Ucapku sambil tersenyum jahil.
Min Ho langsung duduk di sofa dengan lemas. Sedangkan Tae Min langsung kabur ke kamarnya untuk berganti pakaian. Maklum mereka masih memakai seragam sekolahnya, dan itu adalah seragam wanita.
Aku langsung duduk di sebelah Min Ho. “Ya Min Jeong, kenapa kau? Kenapa wajahmu seperti itu? Biasanya kalau pulang kau selalu menceritakan tentang gadismu itu.”
“Namaku Min Ho, hyung, bukan Min Jeong.”
“Tapi kau kan masih memakai baju itu?” ucapku sambil menunjuk dirinya.
“Hah..terserah kau sajalah hyung.”
“Kau kenapa? Sakit ya?” tanyaku sambil memegang dahinya.
“Ne. Sakit hati.”
“Mwo? Apa maksudnya?”
“Noona. Noona menyukai orang lain.”
“Maksudmu gadis yang kau sukai itu? Sepupunya Ki Bum itu?”
Min Ho mengangguk. “Apa kau tahu hyung siapa yang ia sukai?”
Aku menggeleng. “Pabo kau, mana aku tahu? Wajah gadis itu saja aku tidak tahu.”
“Jin Ki hyung. Lee Jin Ki.”
“M, mwo? J, Jin Ki hyung? Bagaimana bisa?”
Akhirnya Min Ho menceritakan semuanya padaku dengan detail.
“Hah..kenapa jadi seperti ini?”
“Aku benar-benar sakit hati hyung. Aku mau mati saja rasanya. Aku sudah capek-capek menyamar demi dia, tapi ia malah menyukai orang lain. Dan itu adalah Jin Ki hyung.”
Aku menepuk pundaknya. “Ya, kau jangan patah semangat begitu, kalau kau memang menyukainya kau harus mempertahankannya sampai kau mendapatkannya. Araso?”
“Tapi hyung...”
“Ah pokoknya tidak ada tapi-tapian! Kau sudah berkorban seperti ini, masa kau mau menyerah begitu saja? Lagipula gadis itu kan juga belum pernah melihat sosokmu sebagai Min Ho. Siapa tahu kalau ia melihatnya ia langsung tergoda olehmu.”
Anak itu tersenyum dan memelukku. “Gomawo hyung, memang hanya kau yang mengerti masalah seperti ini.”
“Ya, ya Choi Min Ho, kau masih normal kan?”
Ia melepaskan pelukannya. “Memang kenapa hyung?”
“Anni, kalau kau bersikap seperti ini nanti aku bisa jatuh cinta padamu lagi, Min Jeong. Habis kalau di lihat-lihat kau cantik juga sih.” Ucapku sambil tersenyum jahil.
Min Ho langsung melepas wignya dan berlari ke kamar.
“Huahahaha...hah sayang kau wanita jadi-jadian, kalau kau wanita sungguhan pasti kau sudah menjadi yeojachingu-ku.”
Author POV.
“Ki Bum, kau akan mengundang noona kan? Iya kan?”
Ki Bum menatap Min Ho dengan sinis. “Ya, kau sudah tanya hal itu 100 kali dalam 1 hari. Aku sudah muak mendengarnya!”
“Ah, kau jawab saja kenapa sih! Kau mengundang Min Di noona kan?”
“NE, NE AKU MENGUNDANGNYA!! PUAS KAU!!”
Min Ho tersenyum.
“Tapi aku tidak yakin kalau ia akan datang....” ucap Ki Bum pelan.
“Mwo? apa maksudnya?”
“Noona kurang suka acara yang ramai seperti ini. Jadi aku tidak yakin kalau ia akan datang.”
“Ah pokoknya ia harus datang! Kau harus membujuknya. Ya Ki Bum?”
“Kau ini kenapa sih sebenarnya? Sepertinya ngebet sekali mau bertemu noona, padahal kan kau tiap hari juga bertemu dengannya?”
Min Ho tersenyum. “Aku mau menemuinya sebagai Choi Min Ho. Bukan Choi Min Jeong.”
Ki Bum mengeryitkan matanya. “Oh, jadi kau mau menampakkan wujud aslimu ya padanya? Baguslah kalau begitu. Kasihan noona kau bohongi terus selama ini.”
Min Ho berjalan ke arah Jin Ki yang sedang membaca komik.
“Hyung, besok yeojachingu-mu juga akan datang kan?”
Jin Ki menatap Min Ho heran. “Memang kenapa kau tanya seperti itu?”
“Anni, aku hanya bertanya saja. Kau mengundangnya kan?”
“Ne, memang kenapa?”
“Ah aku hanya ingin bertemu dengan yeojachingu-mu saja hyung.” Ucapnya sambil tersenyum polos.
“Kalian kan sudah pernah bertemu dengannya?”
“Ah pokoknya kau harus undang yeojachingu-mu ya?” lalu ia berjalan meninggalkan Jin Ki yang kebingungan.
“Sebenarnya anak itu kenapa sih? Yang ulang tahun siapa yang heboh siapa? Dasar anak aneh!”
“Tae Min, aku sudah tampan kan?” tanya Min Ho pada Tae Min sambil merapihkan bajunya.
Tae Min menganguk. “Ne hyung kau sudah tampan. Paling tampan se-Korea malah! Jadi kau tenang saja, Min Di noona pasti akan menyukaimu.”
Min Ho hanya tersenyum. Padahal dalam hatinya ia merasa agak takut.
Hari ini ulang tahun Ki Bum. Dan ia akan merayakannya di salah satu restoran. Karena Min Di merupakan kakak sepupunya jadi Ki Bum sudah pasti mengundangnya.
Min Ho sudah memutuskan kalau hari ini ia akan menemui Min Di sebagai wujud aslinya, sebagai seorang namja sejati, sebagai ‘Choi Min Ho’. Jadi ia sudah mempersiapkan semuanya sejak kemarin. Ia terus-menerus merapihkan pakaiannya yang sebenarnya tidak kenapa-kenapa.
“Hyung, itu noona datang!” ucap Tae Min.
Min Ho langsung mencari sosok yang sudah di tunggunya sedari tadi.
Ia melihat Min Di datang bersama Hye Rim. Gadis itu hari ini tampak manis dengan dress pink dan bolero putih, ia juga mengenakan wedges tali-tali pink dan bando dengan hiasan kupu-kupu bertabur berlian kecil.
Itu salah satu hal yang di sukainya dari Min Di. Gadis itu selalu tampil stylish dan manis.
Min Di berjalan dengan malu-malu di sebelah Hye Rim. Bahkan ia terus memegangi lengan Hye Rim.
“Ya Kim Min Di, sampai kapan kau mau bergelayut padaku seperti ini? kau pikir aku Omma-mu apa?”
“Ah onnie, kau kan tahu perasaanku bagaimana!”
“Hah, sampai kapan sih kau mau seperti ini? kau kan sudah dewasa Min Di, kurasa sebaiknya kau memulai hidupmu yang baru. Kau bahkan sudah menyukai seorang pria. Itu kan tandanya kalau kau sudah mulai bisa menghilangkan trauma-mu itu?”
“NOONA~~” teriak Ki Bum dan langsung menghampiri kedua gadis yang sedang berdebat itu.
“Annyong Ki Bum, saengil chukae ne.” Ucap Hye Rim.
“Gomawo noona. Noona, untung kau mau datang.” Ucapnya sambil menatap Min Di.
“Memang kenapa?” tanya Min Di polos.
“Gwenchana. Oh iya kau tampak manis hari ini noona.” Ucap Ki Bum sambil tersenyum.
“Go, gomawoyo.”
+++
Min Di duduk sendirian di meja itu karena Hye Rim sedang ke kamar kecil. Tiba-tiba ada sebuah gelas yang melayang di wajahnya. Ia yang kaget lagsung menatap ke atas. Ia mendapati seorang pria yang sedang tersenyum.
“Kau mau coba ini?” ucap pria itu.
Min Di menggeleng. “Gamsahamnida.”
Pria itu malah duduk di sebelah Min Di.
Apa mau namja ini sebenarnya? Kenapa ia malah duduk di sebelahku?
“Kau noona-nya Ki Bum ya?”
“N, ne, dari mana kau tahu?”
Ia malah tersenyum. “Aku teman sekelasnya. Namaku Min Ho. Kau?”
“Min Di..Kim Min Di.”
“Nama yang manis. Semanis orangnya.”
Ucapan Min Ho berhasil membuat pipi Min Di memerah dan agak bergidik.
“Kau datang sendiri ya noona?”
“A, anni, aku datang dengan temanku.”
“Oh~”
Sedari tadi Min Di sama sekali tidak menatap Min Ho yang duduk di sebelahnya, ia malah memperhatikan sekumpulan orang yang berdiri di depan piano itu.
“Noona, sebenarnya kau memperhatikan siapa? Kok sepertinya dari tadi kau melihat ke arah piano itu terus?”
“Bukan siapa-siapa.”
Huh, noona, kau pasti memperhatikan Jin Ki hyung kan? Aku kan sudah ada di sebelahmu noona, masa kau masih memperhatikan pria lain. Apa aku kurang tampan ya buatmu?
“Kau memperhatikan Jin Ki hyung ya?”
Min Di langsung tersentak dan menatap namja yang duduk di sebelahnya. Min Ho malah tersenyum. “Aku tahu kok kau sejak tadi memperhatikannya.”
“Da, dari mana kau tahu? Memang, kau mengenalnya ya?”
“Ne, ia salah 1 teman sekamar kami. Dan ia hyung tertua kami.”
“Uri?”
“Ne, aku, Ki Bum, Tae Min dan Jong Hyun hyung. Kau tahu kan kalau Ki Bum tinggal berlima dengan chingu-nya?”
Min Di mengangguk.
Jadi..namja itu yang merupakan oppa-nya Tae Yeon adalah teman sekamarnya Ki Bum?
Sejenak mereka berdua hanya diam.
“Um Min Ho..apa, aku boleh tanya sesuatu?”
“Apa noona?”
“Um..apa, apa kau tahu siapa yeoja itu? Yeoja yang tersenyum pada Jin Ki-ssi.”
“Hah? oh dia, dia yeojachingu-nya. Malahan mereka sudah mau bertunangan. Lulus kuliah nanti hyung akan menikahinya.”
Wajah Min Di terlihat agak sedih. Min Ho yang melihat perubahan air muka gadis itu langsung merasa bersalah.
Mian noona aku membohongimu. Padahal Jin Ki hyung baru 4 bulan berpacaran dengannya. Mana mungkin mereka mau bertunangan secepat itu?
“Um...noona, apa kau suka berjalan-jalan?”
“Kenapa memang?”
“Apa..lain kali kau mau kuajak jalan-jalan?”
“Mwo?” Min Di menatap Min Ho, lalu ia mengangukkan kepalanya.
Min Ho langsung tersenyum lebar.
+++
“Ya, Lee Tae Min, itu gadis yang Min Ho sukai ya? itu kakak sepupunya Ki Bum yang membuat kalian berdua menyusup dan menyamar jadi wanita?” tanya Jong Hyun.
Tae Min menganggukkan kepalanya. “Ne, itu Min Di noona.”
“Pantas saja anak itu tergila-gila padanya, wajahnya sangat manis dan terkesan polos atau lugu. Kalau aku jadi dia juga pasti aku akan jatuh cinta.”
Tae Min mengeryitkan matanya. “Hyung, kau jangan berpikiran yang aneh-aneh deh, jangan coba-coba merebut noona dari Min Ho hyung kalau kau tidak mau di hajar olehnya.”
Jong Hyun hanya cengengesan saja
Min Di POV.
Jadi namja itu sudah mempunyai kekasih ya?
Hah, kalau begitu aku salah menyukainya dong? Kenapa bisa begini ya? Aku jadi bingung.
Lalu, kenapa Min Ho begitu baik padaku ya? Padahal kan kami baru sekali bertemu.
Kenapa aku mau saja ya diajak pergi dengannya?
Kenapa aku merasa nyaman ya dengannya? Aku tidak merasa takut seperti saat bersama namja lainnya.
“Yang tadi siapa Min Di?” tanya Hye Rim onnie.
“Ah, oh dia chingu-nya Ki Bum. Namanya Min Ho.”
“Dia tampan ya Min Di.” Ucap onnie sambil tersenyum.
“Onnie apa-apaan sih?”
“Ya, aku benar kan? Namja itu memang tampan kan? Sepertinya ia sendirian Min Di, kenapa kau tidak mendekatinya saja?”
“Onnie~~”
+++
Noona, apa hari Minggu besok kau mau keluar denganku?
Choi Min Ho
Aku menatap layar ponselku. “Dari mana ia mengetahui nomorku? Ah, pasti dari Ki Bum.”
Sejenak aku hanya menatapnya saja. Tidak melakukan apapun. Namun akhirnya aku mengirim balasannya juga.
Baiklah. Jam 11 di taman kota.
Kim Min Di
+++
Aku memperhatikan diriku di depan cermin. Sesekali aku memutar tubuhku sambil memperhatikannya dari atas ke bawah. Aku menghela nafas. “Huh..sepertinya...ini pertama kalinya aku pergi keluar dengan seorang namja?” aku memegang dadaku. “kenapa jantungku deg-degan ya?”
“Onnie, kau mau kemana?” tanya Tae Yeon yang sudah ada di belakangku.
Aku langsung berbalik ke arahnya. “Oh, kau Tae Yeon. Aku, aku mau pergi.”
“Kemana onnie?”
“Um..um..aku juga tidak tahu mau kemana.”
“Mwo? kau pergi sendiri?”
“Hah? ah anni, aku, aku pergi dengan temanku.”
Tae Yeon tersenyum manis. “Baiklah kalau begitu. Selamat bersenang-senang ya.”
Aku membalas senyumnya. “Gomawoyo.”
Ia hendak berjalan.
“Tae Yeon!”
Ia berbalik lagi ke arahku. “Wae?”
“Min Jeong kemana? Kok aku tidak melihatnya sejak pagi?”
“Hah? oh, itu, anu...um...Min Jeong onnie sedang...sedang...ah iya! Pergi dengan kakaknya, iya ia sedang pergi dengan kakaknya. Hehehe..”
“Oh begitu.”
to be continue....