Cast : Kim Ki Bum / Key SHINee & Kang Hye Sup
“Ki Bum~~~tunggu aku..”
“Ayo cepat, kau ini lama sekali sih larinya!”
“Ah kau curang, aku kan paling lemah kalau di suruh berlari, kau malah mengajakku berlari-lari seperti ini.”
“Ayo gadis lamban, cepat!”
Hye Sup pun terjatuh karena terantuk batu.
“Aww..” ucapnya lalu mulai menangis.”Hua.....Omma....sakit...”
Ki Bum langsung menghampiri gadis kecil itu. “Hye Sup, kau tidak apa-apa kan?”
“Hua....Ki Bum jahat...ini semua karena kau tahu...Ki Bum jahat...aku sebal padamu!”
Akhirnya karena Hye Sup kakinya terluka Ki Bum membawanya pulang dengan menggendongnya di punggungnya.
“Mianhe Hye Sup-ah, aku tidak bermaksud membuatmu begini...”
“Aku pokoknya marah padamu! Aku tidak mau bertemu denganmu lagi!”
2 hari kemudian Hye Sup mendapat kabar kalau sahabatnya, Ki Bum, pindah ke luar negeri.
“Hye Sup-ah, ini ada titipan dari Ki Bum.” Ucap Omma Hye Sup sambil membelai lembut rambut putrinya.
Hye Sup langsung membaca surat itu.
Hye Sup, Mianhe
Aku harus pindah dengan keluargaku ke California, Appa bilang aku nanti akan bersekolah di sana. Sebenarnya aku juga tidak ingin pindah, aku takut tidak bisa menemui sahabat sepertimu. Yang baik, manis, ceria dan cerewet.
Hye Sup, apa kau mau memaafkanku masalah waktu itu? Aku benar-benar tidak ingin menyakitimu. Aku sampai tidak berani menegurmu, takut kalau kau marah padaku.
Hye Sup-ah, aku benar-benar minta maaf padamu. Semoga kau mau memaafkanku, semoga juga suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi.
Sahabatmu,
Kim Ki Bum.
Hye Sup langsung menangis selesai membaca surat perpisahaan itu. Gadis kecil itu langsung memeluk Omma-nya dan menangis di pelukannya.
“Sstt...kau jangan menangis lagi ya sayang, Ki Bum nanti juga pasti akan kembali kok, ia juga pasti tidak akan melupakanmu.”
“Omma yakin?” tanyanya sesenggukkan.
“Ne, Omma yakin kok. Kau kan sahabatnya sejak kecil, mana mungkin ia melupakanmu.”
10 tahun kemudian.
Huh, tidak terasa sudah 10 tahun aku berpisah dengan Ki Bum. Seperti apa ya wajahnya sekarang? Ia pasti sudah menjadi mahasiswa sekarang. Aku merindukannya..Ki Bum, aku sudah memaafkanmu kok, aku tidak marah lagi padamu. Aku ingin bertemu denganmu dan mengatakan ini langsung padamu Ki Bum..apa kau masih mengingatku? Apa kau tidak melupakanku?
Harusnya kan aku memanggilnya oppa ya? Kan kami berbeda 4 tahun, tapi Ki Bum tidak pernah marah kalau aku hanya memanggil namanya saja. Anak itu memang aneh.
+++
Aku di suruh Omma berbelanja kebutuhan untuknya memasak di minimarket dekat rumah. Karena hari ini hari libur jadi aku membantunya, aku hanya pergi sendirian ke sana.
Saat sedang berbelanja di minimarket itu, keranjang belanjaanku sudah penuh dengan barang titipan Omma dan sedikit belanjaanku, ya tidak sedikit juga sih, aku membeli susu kotak, beberapa bungkus cemilan, satu kotak es krim, dan beberapa batang coklat.
Karena kewalahan akhirnya aku tidak sengaja menabrak seorang namja yang sedang membawa keranjang belanjaan yang sama denganku. Namja itu langsung berbalik ke arahku dan memberikan tatapan tidak menyenangkan.
“Ya! Kau ini bagaimana sih! Kalau jalan pakai matamu!” bentaknya.
“Mi, mianhe, aku tidak sengaja menabrakmu..”
“Ah lupakan, untung saja kau seorang gadis.”
Apa maksudnya? Memang kenapa kalau aku seorang gadis? Ia mau menghajarku? Awas saja kalau ia berani! Kalau Ki Bum ada di sini pasti ia akan membelaku.
“Key, apa sudah belanjanya?” tanya seorang namja yang memiliki mata yang sangat sipit.
“Ne hyung, sebentar lagi.”
Lalu pria itu melengos saja meninggalkanku.
“Apa-apaa dia! Harusnya kan ia menolongku! Pria macam apa dia!” rutukku.
Aku pulang dengan wajah kesal dan cemberut. Sepanjang jalan aku terus merutuki pria tadi.
Sampai rumah aku langsung menaruh kantung belanjaan itu di meja makan dengan kasar.
Omma sampai kaget mendengarnya.
“Hye Sup-ah, kau kenapa sebenarnya? Kenapa kau marah-marah seperti itu?”
“Aku sedang kesal Omma! Tadi aku bertemu dengan namja yang sangat menyebalkan!”
“Nugu?”
“Entahlah, tadi aku dengar temannya memanggilnya Key. Namja itu juga memakai kalung berbentuk kunci. Dasar aneh! Masa namanya kunci!”
Omma hanya terkekeh mendengar ocehanku.
+++
Aku sedang liburan musim dingin. Karena bosan hanya berdiam diri di rumah aku sengaja pergi ke taman dekat rumahku yang dulu sering kudatangi dengan Ki Bum untuk bermain ayunan dan perosotan.
Sampai taman itu aku melihat beberapa anak kecil sedang bermain salju dengan gembira, tanpa kusadari di bibirku tersungging sebuah senyuman. Aku jadi ingat dengan masa kecilku dulu.
Flash back.
PLUK!
Sebuah bola salju jatuh ke wajah mungil Hye Sup. Ki Bum hanya tertawa melihat wajah gadis itu putih akibat salju.
“Huahahaha...wajahmu lucu sekali sih Hye Sup.”
Hye Sup memajukkan bibirnnya. “KI BUM JAHAT!! JELEK KAU KIM KI BUM!!” lalu ia pun mengejar pria itu sambil melemparinya dengan salju.
“Sudah, sudah, aku sudah lelah.” Ucap Ki Bum sambil terduduk di hamparan salju. “Ya, bagaimana kalau kita membuat boneka salju?”
Hye Sup langsung tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Lalu mereka berdua membuat sebuah boneka salju. Selesai membuatnya Ki Bum dan Hye Sup langsung memandangi hasil karya mereka berdua dengan senyum bangga.
“Bagus kan buatanku?” ucap Ki Bum.
“Enak saja kau! Aku tahu yang membuatnya!”
“Mwo? aku juga membuatnya tahu! Ya sudah, kita berdua yang membuatnya.”
“Nah, itu baru benar.” Ucap Hye Sup sambil tersenyum.
“Ya gadis kecil, harusnya kan kau memanggilku oppa?”
“Hah? tidak mau ah, aku mau memanggilmu Ki Bum saja. Kau tidak pantas di panggil oppa.”
“Mwo? waeyo?”
“Kau sama sekali tidak ada sosok seorang kakak! Makanya aku tidak mau memanggilmu oppa. Kau selalu membuatku kesal dan marah, mana mau aku punya oppa sepertimu?”
“Mwo?” Ki Bum membelalakan matanya. “Dasar gadis nakal! Lihat saja nanti aku pasti akan menjadi seorang kakak yang baik dan kau harus memanggilku oppa!”
End of flash back.
Hye Sup duduk di bangku taman itu sambil memandang kerumunan anak kecil itu, tanpa ia sadar ternyata di bangku itu juga ada seorang namja yang duduk. Ia pun menoleh ke arah namja itu. Betapa terkejutnya ia saat melihat siapa namja yang duduk di bangku itu. Namja itu pun menyadarinya dan merekapun bertatapan.
“Kau!” ucap mereka berdua kaget.
“Ya kenapa kau bisa ada di sini!” tanya Hye Sup kesal.
“Ini kan tempat umum! Memang kenapa kalau aku ada di sini! Kau melarangku! Hah!”
“Hah, dasar sial, tadinya aku mau bersenang-senang kesini malah bertemu dengan pria menyebalkan seperti kau!”
“Apa kau bilang!”
“Ne, kau memang menyebalkan dan aneh!”
“Apa maksudmu!”
“Ne, kau aneh! Masa namamu Key! Kunci! Aneh sekali namamu, apa kau tidak punya nama yang lebih bagus apa?!”
“K, kau! Ya gadis bodoh berhenti mengejekku! Kau pikir kau itu lebih baik dariku apa! kau itu gadis yang kasar dan galak tahu! Kalau kau seperti itu terus mana ada yang mau menjadi kekasihmu!”
“Diam kau!”
Karena kesal akhirnya Hye Sup pun pulang ke rumahnya.
Sampai kamarnya ia membanting tubunya keranjangnya. Ia terus merutuk dalam hatinya.
“Kenapa sih aku haus bertemu dengan pria itu! Kenapa tiap bertemu dengannya aku selalu sial! Ah...Ki Bum, kapan sih kau kembali..aku merindukanmu...kalau kau kembali aku akan memanggilku oppa deh, aku janji.”
Beberapa hari kemudian Hye Sup kembali ke taman itu, dan lagi-lagi ia bertemu dengan Key.
Hye Sup langsung menghela nafas begitu melihat pria itu.
“Kenapa sih kau selalu ada di sekitarku? Kenapa kau selalu ada di tempat ini?”
“Ya, ini tempat umum pabo, jadi terserah aku mau datang kesini atau tidak! Lagipula aku ke sini juga ada alasannya.”
Hye Sup memicingkan matanya. “Alasan apa?”
“Kenapa aku harus bilang padamu? Memang kau siapaku? Namamu saja aku tidak tahu!”
Hye Sup berkacak pinggang dan mendengus kesal. “Dasar pia menyebalkan! Aku kan hanya tanya saja! Kalau kau tidak mau bilang ya sudah!”
“YA HYE SUP!!” teriak seorang yeoja dari kejauhan sambil melambaikkan tangannya. Hye Sup pun langsung menoleh ke arahnya dan menghampirinya.
Key langsung tertegun mendengar nama gadis itu di pamggil.
“Hye Sup? Apa tadi ia memanggil gadis itu dengan nama Hye Sup? Apa ia Hye Sup sahabatku dulu? Kang Hye Sup, gadis yang aku buat marah sampai tidak mau menemuiku lagi..”
Karena penasaran selama beberapa hari Key mencari informasi tentang gadis itu. Ternyata ia benar-benar Hye Sup sahabatnya dulu.
Akhirnya sore ini Key sengaja mendatangi SMA gadis itu. Saat melihatnya Hye Sup langsung membelalakan matanya dan kaget setengah mati.
“Mau apa kau ke sisni! Mau melanjutkan pertengkarang kita waktu itu ya!”
“Ya, dengar aku dulu, aku mau bertanya denganmu, apa namamu Kang Hye Sup?”
Hye Sup langsung terpaku. “Ka, kau tahu namaku darimana? Omo...jangan-jangan kau seorang penguntit ya!”
“YA PABO! Aku ini Ki Bum bodoh! Kim Ki Bum sahabat kecilmu!”
“M, mwo...Ki, Ki Bum?”
“Ne, ini aku bodoh! Dasar gadis bodoh kau!”
“Ka, kau benar-benar Ki Bum? Bukannya namamu Key?”
“Ya, karena aku tinggal di California makanya aku mengganti namaku menjadi Key karena mereka sulit melafalkan nama Korea seperti Ki Bum.”
“Ja, jadi kau....”
“Ternyata kau tidak berubah banyak ya, masih tetap galak dan cerewet.”
“Ya, Ki Bum-ah!”
Ki Bum tertawa dan mengacak rambut gadis itu.
Di cafe.
“Um...kapan kau kembali ke Korea?” tanya Hye Sup sambil menganduk cangkir berisi coklat hangat itu.
“Sebulan yang lalu.”
“Mwo? kenapa kau tidak mengabariku sih! Kau sudah lupa denganku ya!”
“Anni, mana mungkin aku melupakanmu. Gadis yang membuatku merasa bersalah selama 10 tahun.”
“Ki Bum-ah, aku sebenarnya sudah memaafkanmu kok. Aku waktu itu kan masih kecil dan sedang kesal, makanya aku asal bicara. Saat tahu kau pindah aku langsung sedih dan menangis tahu.”
Key tersenyum. “Benarkah? Berarti kau merindukanku, ya kan?”
Hye Sup hanya menatap pria di hadapannya saja.
Degdegdeg.
Tiba-tiba jantung Hye Sup berdetak kencang saat matanya beradu dengan mata Key.
“Um...Ki Bum, ah anni, Key maksudku, aku sudah janji pada diriku sendiri kalau kau kembali aku akan memanggilmu oppa....” ucapnya malu.
“Benarkah? Kalau begitu cepat panggil aku oppa!”
“Um...oppa~~~”
Key langsung tersenyum sumringah. “Wah...anak pintar, ayo ucapkan sekali lagi.”
“Oppa~~~ Kim Ki Bum oppa~~~Eh, apa aku harus memanggilmu Key saja ya?”
Key berikir sejenak. “Um....bagaimana kalau jagiya saja?”
Hye Sup membelalakkan matanya. “A, apa maksudmu!”
“Ya, apa kau tahu salah satu alasanku kembali ke Korea?”
Hye Sup menggelengkan kepalanya.
“Aku sangat merindukanmu, dan kalau sampai aku kembali dan bertemu denganmu aku berjanji pada diriku akan memintamu menjadi yeojachingu-ku. Kau mau kan Kang Hye Sup?” tanya Key sambil menggenggam tangan Hye Sup hangat.
Wajah Hye Sup memerah seperti tomat. Ia diam sejenak lalu menganggukkan kepalanya. “Tapi kau janji ya, jangan membuatku kesal lagi, dan jangan meninggalkanku lagi.”
Key langsung terseyum dan mengacak rambutnya lagi. “Aku janji jagiya.”
Mereka berduapun tertawa.
Saranghae Key oppa. Atau Ki Bum oppa? Entahlah, siapapun namamu pokoknya aku mencintaimu dan akan menjadi yeojachingu yang baik untukmu, aku janji oppa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar