Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Senin, 09 Mei 2011

Love u my friends (NC-16) - part 1



author: cherrylicious a.k.a mindi

Cast : Kim Min Di, Choi Min Ho, Kim Jong Hyun

warning : NC-16 (in part 2 XP)





Min Di POV.

“Huufftt...annyong Min Di-ah.”
“Ne, kenapa lagi kau?”
“Biasalah.”
“Pasti kau bertengkar lagi dengan kekasihmu? Atau malah putus?”
“Putus...” ucapnya pelan.
“Sudah kutebak...Kali ini apa alasannya?”
“Ia bilang aku kurang peka. Aku terlalu dingin dan cuek padanya. Makanya ia minta putus.”
Aku hanya diam mendengar ocehannya.
“Ya, kenapa kau hanya diam saja?”
“Lalu? Aku harus berbuat apa?”
“Entahlah. Setidaknya kau kan bisa tenangkan sahabatmu ini yang sedang patah hati.”
“Kalau di lihat kau tidak seperti orang yang patah hati? Ekspresimu datar..”
“Itu salah 1 hal yang membuatku putus dengannya. Dia bilang aku seperti itu.”
“Tapi memang iya kan?”
“Ya...”
“Berhenti merengek seperti anak kecil! Aku bukan Omma-mu tahu!” aku lalu meliriknya. “Ya, sebenarnya kenapa sih tiap kau putus dengan pacar-pacarmu kau selalu lari ke aku? Kau pikir aku konsultan cintamu apa?”
“Um..karena kau sahabat terbaikku. Dan tiap selesai cerita padamu aku merasa lega.”
Aku yang sesak nafas mendengar ceritamu..
“Hah..sudah 5 kali Choi Min Ho. Dan semuanya selalu berakhir seperti ini. Apa kau tidak bosan?”
“Sangat. Aku lelah begini terus.”
“Ya kalau begitu kenapa kau tidak rubah sifatmu?”
“Mana bisa pabo! Kau pikir semudah itu merubah sifat yang kau miliki sejak lahir? Lagipula, seharusnya kan mereka menerimaku apa adanya kalau memang mencintaiku. Iya kan?” tanyanya sambil menatapku.
“Hah?” aku menganggukkan kepalaku.

Aku heran, namja yang 1 ini memang tampan. Tapi kenapa nasibnya sial melulu sih? Masa 5 kali pacaran dan ke 5,5 nya ia di putuskan oleh kekasihnya dengan alasan yang sama. Kalau Min Ho itu terlalu dingin dan cuek pada kekasihnya.
Sebenarnya aku muak tiap mendengar ceritanya yang tidak berguna itu, tapi mau bagaimana lagi? Aku di takdirkan untuk jadi `tong sampahnya`. Aku sahabatnya sejak kecil, bahkan rumah kami berhadapan.
Kadang aku merasa prihatin padanya, tapi itu salahnya juga sih. Siapa suruh ia memilih kekasih yang hanya memperdulikan penampilannya saja tapi berotak kosong!
Apa sih lebihnya mereka? Hanya cantik di luar tapi otaknya jarang di manfaatkan untuk hal yang berguna. Kenapa para pria lebih tertarik pada gadis macam itu? Termasuk Min Ho. Aku hanya tidak senang saja sahabatku di permainkan oleh mereka. Tapi mau apalagi? Anak itu juga susah di beritahu. Kalau ia suka pada seorang gadis ia akan berusaha untuk mendapatkannya.


Min Ho POV.

Aku membanting tubuh di ranjangku.
“Hah...kenapa selalu seperti ini sih akhirnya? Kenapa mereka begitu egois menjadi wanita?”
Aku lalu melirik meja di samping ranjangku yang terdapat fotoku dengan kekasihku itu, um..mungkin sekarang lebih tepatnya mantan kekasihku itu.
Ia memang cantik, tapi kenapa terlalu egois sih? Ia selalu memaksakan kehendaknya padaku. Aku kan bukan piaraannya yang bisa tiap saat menurutinya? Aku kan juga punya kehidupan pribadi?
Kalau sudah begitu ia akan marah dan bilang aku terlalu cuek padanya.
Hah..dulu giliran sebelum berpacaran dengannya ia selalu mendekatiku dengan segala cara, giliran mulai bosan aku di buang begitu saja.

Aku bangun dari posisi tidurku dan mengambil ponselku.

Tut...tut...

“Yeoboseo.”
“Yeoboseo, ya bisa tidak kau lihat ke jendelamu sekarang?”
Aku pun berjalan ke arah jendelaku dan menyibakkan tirainya.
“Ada apa Tuan muda? Kau menyusahkanku saja.”
“Hah..aku hanya sedang kesepian. Temani aku ya?”
“Pabo!”
“Biarlah, baby, kenapa aku harus seperti ini sih? Memang aku punya salah ya pada seorang gadis dulunya? Sampai aku bisa sesial ini?”
“Aigo dear...kau tidak sadar ya apa yang sudah kau lakukan padaku??”
“Apa maksudmu?”
Ia menghela nafasnya. “Kau pernah mengerjai aku tahu waktu ulang tahunku yang ke 17!!”
Aku terkekeh. “Oh, yang itu. Itu kan aku hanya bercanda baby, masa kau marah sih?”
“TENTU SAJA AKU MARAH!!! Kau meninggalkanku di hutan yang menyeramkan itu sendirian! Kau kan tahu aku penakut!”
“Hah, justru aku berbaik hati padamu. Siapa tahu dengan begitu kau bisa menghilangkan sifat penakutmu itu.”
“Aigo...you are so stupid dear!!”
Aku tertawa mendengar ocehannya. “Hah, sudah ah, aku kan meneleponmu untuk membuatku senang. Kenapa kita malah bertengkar?”
“Lalu kau mau apa!!” ucapnya sewot.
“Cepat aegyo di depanku. Aku ingin tertawa melihat wajah cute-mu.”
“Sejak kapan aku jadi cute? Kau gila ya? Biasanya juga itu kau yang lakukan.”
“Ayolah baby~~~”
“Ah~~kenapa kau begitu menyebalkan sih!! Aku membencimu tahu!!”
“Tapi aku mencintaimu.” Ucapku sambil tersenyum nakal.
Saat kulihat wajahnya langsung kesal.
“Ayolah Min Di..kau senangkan aku hari ini kenapa sih?”
“Untuk apa? kau kan tidak berulang tahun hari ini?”
“Min Di~~~”
“Aigo..Min Ho besok aku ada kuliah, jadi aku mau tidur dulu ya. Lebih baik kau juga tidur sana. Tidak baik anak kecil tidur malam-malam.”
“Ya! Aku sudah 19 tahun tahu!!”
“Sampai kapanpun kau tetap anak kecil untukku.”
“Pabo noona kau!!”
“Sudah ya, good nite dear, sweet dream ya..”

KLIK.

Gadis itu malah mematikan sambungan telepon seenaknya.

Aku menatap layar ponselku. “Apa-apaan dia! Main matikan seenak-enaknya!”
Saat kulihat jendela kamarnya juga sudah di tutup lagi tirainya. “Gadis aneh!” ucapku sambil tersenyum.

+++

“Pagi baby~~~”
“Pagi jelek...”
Aku langsung mengacak rambut gadis itu. Ia hanya bisa pasrah dan menggerutu di dalam hatinya.
“Kau mau apa sih? Sudah semalam menggangguku, sekarang mengganggu lagi!”
“Aigo..kenapa kau begitu galak sih? Aku kan hanya mau berangkat ke kampus bersamamu.”
Min Di menatapku. “Dulu waktu kau punya kekasih kau tidak pernah mengajakku berangkat bareng. Kalu sudah putus baru kau ajak aku.”
Aku terdiam mendengar omongannya.
Gadis itu menatapku. “Min Ho, gwenchana? Kenapa kau hanya diam?”
“Um..mian Min Di. Jeongmal mianhe. Maaf kalau selama ini aku seolah membuatmu sebagai tong sampahku saja. Tapi jujur aku tidak bermaksud seperti itu aku, aku benar-benar senang memiliki sahabat sepertimu kok. Aku serius!”
“Kau kenapa Min Ho?”
“Anni, aku..kurasa ini sebabnya aku selalu mendapat kesialan kalau berhubungan dengan wanita.”
“Maksudmu...aku penyebab kesialanmu begitu? Karena kau tidak pernah bersikap manis pada sahabatmu ini. Begitu?”
“Um..kurasa begitu.”
“Pabo! Datang darimana pikiran bodoh seperti itu?”
“Dari kata-katamu semalam. Kalau aku suka mengerjaimu, makanya aku selalu mendapat kesialan tiap berhubungan dengan wanita, khususnya pacar-pacarku.”
“Kau memang aneh Min Ho. Sudahlah aku mau berangkat ke kampus. Kalau meladenimu aku bisa telat!” ucap gadis itu sambil berlalu, aku langsung mengejarnya dan menarik lengannya.


Min Di POV.

“Kau pulang jam berapa nanti?”
“Memang kenapa? Apa urusannya denganmu?”
“Anni, aku hanya ingin mengajakmu makan es krim di kedai dekat kampus.”
“Kau kenapa sih? Tumben baik?”
“Ya, kau ini seharusnya berterima kasih! Bukanya malah mencelaku!”
“Habis aneh, tumben-tumbenan kau menraktirku.”
“Sudahlah Min Di, jawab saja kenapa! Susah sekali sih!”
“Um..jam 3.”
“Oke, kalau begitu aku akan menunggumu di kantin nanti. Oke?”
Aku mengangguk pelan.

“Pagi Min Di.”
“Oh kau. Pagi.”
“Hari ini kita ada kelas yang sama ya?”
“Hah? oh iya.”
“Um kalau begitu bagaimana kalau kita bareng ke kelas?”
“Um..baiklah.”
“Ehm! Aku ke kelasku dulu ya, sepertinya aku tidak di anggap di sini.” Ucap Min Ho sambil berlalu.
“Kkaja Min Di.”
“Ah, ne.”
Aku berjalan ke kelas dengan Jong Hyun, ia teman seangkatan dengaku di kampus. Sebenarnya hubungan kami tidak terlalu dekat sih, tapi kadang kalau kami bertemu ia suka menegurku atau hanya sekedar tersenyum padaku.

+++

“Um..tadi kau sekelas dengan Jong Hyun sunbae ya?” ucap Min Ho sambil menyendok es krim.
“Ne, waeyo? Kan tadi kau sendiri juga lihat dan dengar.”
“Anniyo.” Lalu ia menyendok es krim lagi. “Um..Min Di, apa kau tidak sadar kalau ia menyukaimu?”
Aku tersedak mendengar ucapannya. “KAU BICARA APA PABO!!”
“Aku serius Min Di, aku kan seorang namja, jadi aku tahu gerak-gerik orang yang sedang jatuh cinta. Um..apa kau menyukainya??”
“You are so crazy Choi Min Ho! Berhenti berpikir yang aneh-aneh!!”
“Aku serius baby! Untuk apa sih aku membohongimu! Aku ikut senang kok kalau akhirnya sahabatku ini punya namjachingu.” Ucapnya sambil tersenyum bodoh.
“Whatever!”

“Ya, sebenarnya kenapa kau mengajakku kesini?”
“Um..sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan padamu.”


Min Ho POV.

“Ya, sebenarnya kenapa kau mengajakku kesini?”
“Um..sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan padamu.”
Hah, gadis ini memang pintar, ia tahu saja kalau aku menagajaknya pasti ada alasannya.
“Bicara apa? apa penting?”
Aku mengangguk ragu.
“Apa memangnya?”
“Kau mau membantuku tidak?”
“Dalam hal?”
“Aku..aku sedang malas berhubungan dengan gadis. Maksudku, aku butuh waktu untuk sendiri dan hidup tanpa kekasih.”
“Lalu?”
“Kau bisa bantu aku kan? Maksudku, kalau ada gadis yang ingin mendekatiku kau bisa kan bilang pada mereka kalau aku sedang tidak minat berhubungan.”
“Kenapa musti aku coba?”
“Karena kau sahabatku. Kau sahabat terbaikku. Kau mau bantu aku kan? Aku butuh waktu untuk berpikir dan menyembuhkan sakit hatiku. Kau mengerti kan?”
“Um..maaf sebelumnya, tapi..jujur aku tidak mengerti...” ucapnya polos.
Aku menepuk dahiku, frustasi.
Gadis di hadapanku ini, sahabatku sejak 10 tahun yang lalu, Kim Min Di. Ia gadis yang baik sebenarnya, polos, sedikit egois dan childish.
Sebenarnya ia lumayan cantik juga kalau di pikir-pikir. Kulitnya putih, tingginya lumayan, matanya bulat dan besar, hidungnya kecil, rambutnya panjang dan ikal. Tapi asal kalian tahu, gadis ini sama sekali belum pernah berpacaran seumur hidupnya!
Mengenaskan kan?
Selama ini ia hanya mendengar cerita cintaku saja, tanpa pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta atau patah hati. Wajar saja kalau ia tidak bisa memahami perasaanku saat ini.

“Baby, aku tahu kau belum pernah berpacaran, tapi masa kau tidak mengerti sih maksudku?”
“Aku serius..aku tidak mengerti maksudmu..” ucapnya sambil memajukan bibirnya.
Sebenarnya aku ingin mencubit pipinya saat ini, tapi aku tahan. Daripada nanti es krim di mangkuk itu mampir ke wajahku.
“Ah lupakan. Intinya kau hanya bantu aku untuk melupakan mantan-mantanku dan membuatku tidak memikirkan masalah wanita. Dan kalau akau tahu ada yang menyukaiku kau bantu bujuk gadis itu agar ia menghilangkan rasa sukanya padaku. Mengerti?”
Gadis itu mengeryitkan matanya dan mengangguk pelan.

+++

“Ya, sebenarnya kenapa kau belum pernah berpacaran sih? Kan kau sudah dewasa?”
“Belum ada yang cocok.”
“Memang kau cari yang seperti apa?”
“Seperti kau...” gumamnya pelan.
“Apa?”
“Hah? a, anniyo! Bukan apa-apa.”
“Kalau kau mau, aku bisa membantumu mendekati Jong Hyun sunbae.”
“MIN HO~~~Aku tidak menyukainya tahu!! Aku hanya menganggapnya sebagai teman saja!!”
“Jinja? Tapi ia menyukaimu Min Di. Aku yakin itu.”
“Ya, apa bisa kita ganti topik? Kalau begini terus aku tidak mau membantumu.”
“Iya, iya baik. Hah, kalau sifatmu yang satu ini sudah keluar aku yang susah.”
“Maksudmu sifat apa!!”
“Keras kepala!”
“Min Ho~~~~”


Min Di POV.

“Um..hari ini setelah kelas usai kau mau kemana Min Di?”
“Hah? um..entahlah, mungkin pulang.”
“Bukannya kau pulang cepat hari ini? kau mau langsung pulang ke rumah?”
“Lalu? Aku harus kemana?”
Jong Hyun tersenyum. “Apa kau mau ikut aku?”
“Kemana?”
“Ke tempat yang pasti membuatmu senang. Mau kan?”
Aku berpikir sejenak, dari pada aku bosan di rumah lebih baik aku ikut Jong Hyun saja.
Akhirnya aku menganggukkan kepalaku. Jong Hyun langsung tersenyum.

Sekitar jam 1 kami keluar kampus dan pergi ke tempat yang di janjikan Jong Hyun tadi. Ternyata ia membawaku jalan-jalan ke Namsan.
Ia membelikanku es krim dan berjalan-jalan di sana.

“Um..gomawoyo Jong Hyun sudah mengajakku jalan-jalan. Aku menikmatinya.”
Ia tersenyum manis. “Chonmaneyo. Bagus kalau kau senang. Um..Min Di apa aku boleh tanya sesuatu?”
“Waeyo Jong Hyun?”
“Apa kau sudah memiliki kekasih?”
Aku langsung tertegun.
“Ah, maksudku..aku takut nanti ada yang marah kalau aku mengajakmu pergi seperti ini.”
“Siapa maksudmu? Aku tidak punya kekasih kok.”
“Um..lalu hoobae-mu itu siapa? Maksudku Choi Min Ho.”
“Oh, dia sahabatku. Kami sudah lama mengenal. Dan ia tetanggaku. Ia namja yang paling dekat denganku.” Ucapku sambil tersenyum.
“Oh..aku pikir kau dengan dia...berpacaran. Habis kalian terlihat dekat akhir-akhir ini.”
“Anniyo, ia baru putus dari kekasihnya jadi ia meminta bantuanku menyembuhkan sakit hatinya.”
Jong Hyun hanya mengangguk-angguk.


Author POV.

Hubungan Min Di dan Jong Hyun makin hari makin dekat, bahkan Min Di sering bercerita pada namja itu tentang harinya dan tentang hidupnya.
Tentang bagaimana ia sangat menyukai musim semi, tentang bagaimana ia sangat membenci tempat gelap, tentang bagaimana ia begitu membenci Min Ho yang suka iseng padanya tapi begitu menyayanginya seperti adiknya sendiri.
Jong Hyun makin tahu banyak tentang gadis itu. Dan ia juga tahu 1 hal yang tidak di sadari Min Di karena ia terlalu innocent.



to be continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar