Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Selasa, 30 November 2010

Sad Love Story - part 3 (END)

Main Cast : Kim Min Di (author) & Choi Min Ho SHINee
Other cast : Lee Jin Ki / Onew SHINee, Kim Jong Hyun SHINee, Kim Ki Bum / Key SHINee, Lee Tae Min SHINee


Author POV.

Hye Jung menatap chingu-nya itu dari atas ke bawah. “Ya, kau yakin mau pakai baju itu?”
“Memang kenapa? Ada yang salah?”
“TENTU SAJA SALAH BODOH!! MASA KAU HANYA MEMAKAI KAOS KEBESARAN ITU DAN CELANA JINS ROBEK-ROBEK SEPERTI ITU PLUS SEPATU KETS BUTUTMU ITU! KAU PIKIR KITA MAU BEROLAHRAGA APA! KITA MAU MENONTON SHINee TAHU!!”
“AKU JUGA TAHU BODOH!! MEMANG KENAPA SIH!!”
“Aigo Min Di..kau memang keterlaluan ya? Bajumu seperti gembel tahu? kau tidak punya baju yang lebih bagus apa?”
Min Di mengerucutkan bibirnya dan memicingkan matanya menatap Hye Jung.
Hye Jung malah mengobrak-abrik lemari Min Di dan memilihkan baju yang menurutnya cocok.
Gadis itu memilihkan blouse lengan panjang berwarna pink pucat berkerah rendah, vest merah maroon dan jins biru.
Min Di menatap nanar baju itu. Itu baju yang ia pakai saat pertama kali berkencan dengan Min Ho.
“Cepat ganti!”
Karena kesal akhirnya ia menarik baju itu kasar dan masuk kamar mandi.
Keluar kamar mandi ia langsung melepas ikat rambutnya dan menggerai rambutnya lalu memakai bando berbentuk pita warna pink dan kalung bertali panjang dengan liontin kucing. Lalu ia memakai boots warna maroon.
“Ayo cepat!” ucapnya kasar.
Gadis itu benar-benar kesal. Emosinya sedang naik, kebetulan ini hari pertamanya datang bulan, jadi emosinya tidak terkontrol.

+++

“Kau tunggu sini saja, aku mau ke toilet!” ucap Min Di pada Hye Jung. Gadis itu hanya diam dan menelan ludahnya karena di bentak.

“NOONA~~”
Min Di langsung membalikkan tubuhnya ke arah suara.
“Kau kemana saja? Sudah lama tidak kedengaran kabarnya. Kenapa kau tidak pernah ke dorm lagi?”
“Kurasa kau tahu apa alasannya.”
“Apa karena putus dari Min Ho kau juga mau memutuskan hubungan dengan kami? Apa kau tidak mau jadi teman kami lagi? Kau tidak mau menjadi noona-ku lagi?”
“Key-ah, kau...”
“NOONA~~” Kali ini sang Maknae yang berteriak dan berlari ke arah kedua orang itu. “Annyeong noona, kau kemana saja? Sudah lama kita tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu.”
Min Di tersenyum. “Maaf Tae Min, sepertinya kita memang tidak akan bisa bertemu lagi.”
Tae Min mengeryitkan matanya.
“Apa kau kesini mau menonton kami?” tanya Key.
“Sebenanrnya aku tidak mau datang. Tapi aku di paksa temanku.”
“Ya noona, kau marah pada kami ya?”
“Bukan kalian Key. Tapi aku marah pada diriku sendiri.”
“Maksdumu?”
“Key, apa aku punya salah pada kalian? Pada Min Ho? Kenapa ia tiba-tiba memutuskan hubungan ini? kau tahu Key perasaanku seperti apa? sakit Key. Sakit.”
“Aku tahu noona...” Key menghela nafasnya.
“Noona, jadi kau tidak mau jadi noona-ku lagi ya? Kau tidak akan pernah datang ke dorm lagi untuk membantuku mengerjakan tugas atau membawakan kami makanan.”
Min Di tersenyum pada Tae Min. “Maaf ya Tae Min-ah, kurasa nanti akan ada yang menggantikan tugasku itu kok.”
“Noona..” lirih Key.
Tiba-tiba Min Ho muncul di hadapan mereka bertiga.
Kekasih yang baru putus itu saling tatap. Tapi tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya.
“Mian aku harus pergi.” Ucap Min Di pada Key dan Tae Min.
Min Ho hanya menatapnya dengan nanar. Ia menghela nafasnya berat.
Kenapa noona? Kenapa aku harus melihatmu lagi? Kenapa kau harus berpenampilan seperti itu?
Semua yang kau pakai sama persis saat kencan pertama kita. Apa kau sengaja?
Lama-lama kau bisa membuatku gila kalau begini...


Min Di berusaha menahan air matanya agar tidak menetes.
Ia memang sengaja memakai semua pakaian dan aksesoris yang ia gunakan saat pertama kali berkencan dengan Min Ho. Hari di mana ia mendapatkan sebuket bunga dari namja itu dan cake berbentuk hati.
Hari di mana Min Ho mengecup pipinya lembut. Sampai ia tidak bisa tidur semalaman.


Min Di merasa ia sudah sangat menderita selama 2 minggu ini. ia tidak keluar kamarnya selama itu. Tiap hari kerjaannya hanya menangis dan menangis.
Hari ini ia merasa kalau ia harus keluar dari lubang hitam itu. Ia akan berusaha melupakan Min Ho. Namja yang paling di cintainya itu, namja yang sudah membuatnya sakit hati.
Makanya Min Di mau menemani Hye Jung dan sengaja berpenampilan seperti itu, ia ingin kalau Min Ho melihatnya ia jadi teringat kalau dulu ia mempunyai seorang yeojachingu yang sangat mencintainya dan selalu ada di sampinya, dalam keadaan apapun.

+++

Hari ini Min Di berniat menyingkarkan semua hal yang berhubungan dengan Min Ho dan SHINee. Ia memasukkan semua barang-barang itu ke dalam sebuah kotak yang lumayan besar lalu menyimpannya di bawah lemarinya.
Termasuk kalung berliontin bintang hadiah ulang tahunnya dari Min Ho. Awalnya ia merasa berat melepas kalung itu dari lehernya, tapi kalau tidak begitu ia tidak akan bisa hidup dengan tenang dan normal lagi.
Keadaan Min Ho juga sama mengenaskannya dengan Min Di. Seharian kalau tidak ada kerjaan ia hanya berdiam diri di kamarnya sambil melamun.
Keempat member SHINee lainnya mulai cemas dengan keadaannya. Ia berubah jadi Min Ho yang pendiam dan sangat dingin. Sama seperti saat pertama kali ia menginjakan kaki di dorm ini. Beda dengan saat ia sudah berpacaran dengan Min Di. Ia mulai menjadi orang yang lebih terbuka dan spontan. Dan mereka berempat merindukan Min Ho yang seperti itu..
“Huh...sekarang, jadi sepi ya.” ujar Tae Min.
“Ne, tidak ada yang memarahiku lagi kalau menganggunya..” sambung Jong Hyun.
“Aku rindu masakan noona...” tambah Tae Min.
“Kalau begini terus lama-lama Min Ho bisa gila. Ia tidak bisa terus-terusan seperti itu.” Kata Key.
“Aku tahu ia masih mencintai Min Di. Buktinya saja semua barang pemberian gadis itu masih tertata rapi di rak dekat ranjangnya.” Balas Onew.
“Memang mereka masih saling mencintai...” ujar Jong Hyun.
“Hah, kenapa harus seperti ini sih jadinya? Apa nanti kalau kita berpacaran akan seperti ini juga?” tanya Key yang mulai frustasi.

Berbeda dengan Min Di yang menyingkirkan segala kenangannya. Min Ho malah tetap memajang semua barang pemberian Min Di.
Dari gantungan ponsel, baju, syal, gelang, buku-buku, topi rajutan dan semua kartu ucapan. Dan semua hadiah lainnya.


Key POV.

Aku sudah tidak tahan lagi dengan semua ini! Pokoknya kau harus bilang padanya!

Ting Tong.

“K, Key? Ada apa?”
“Apa aku boleh masuk?”
Noona mengangguk. Aku masuk ke apartemennya.

Kami duduk di meja makan sambil memegang gelas berisi orange juice.
“Kudengar kau mau pulang ke Daegu? Lalu kuliahmu bagaimana?”
“Aku...aku mau berhenti kuliah saja. Aku mau cari kerja saja di Daegu. Aku mau tinggal dengan Omma dan Appa saja.”
“Apa semua karena Min Ho? Karena kau sakit hati makanya kau berniat melarikan diri dan melupakan semuanya?”
“Kalau kau sudah tahu untuk apa kau tanya lagi.”
Aku menghela nafas. “Kau pikir hanya kau yang sakit hati? Hanya kau yang terpuruk, menderita, sedih dan kehilangan?”
“Apa maksudmu Key?”
“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu.” Aku menatapnya tajam.
Akhirnya aku menceritakan semuanya padanya.
Noona hanya terdiam mendengarnya. Selesai aku bercerita ia malah tersenyum dan kemudian air matanya meleleh di pipinya. “Pabo...ia memang pabo namja...dia namja paling bodoh yang pernah aku temui...”
“Dia masih mencintaimu noona. Sama sepertimu. Sebenarnya Min Ho jauh lebih menderita daripada kau. Ia harus membohongimu dan perasaannya sendiri. Ia berubah jadi Min Ho yang pendiam dan dingin lagi. Kami berempat sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa.”
“Kau tahu Key siapa orang yang paling aku benci di dunia ini?”
Aku hanya terdiam
“Choi Min Ho.” Ia menghela nafas. “Lalu, apa tahu siapa orang yang paling aku cintai di dunia ini? Orang yang paling bergharga di hidupku?”
Aku menggeleng.
“Choi Min Ho juga. Dia namja paling bodoh yang aku kenal, tapi dia namja yang membuatku gila dan mencintainya setengah mati...aku sangat mencintainya Key...sangat...”
Aku berjalan ke arah Min Di noona dan menariknya ke pelukanku. “Aku tahu kok, dia juga masih memiliki perasaan yang sama padamu.”
Noona terisak di pelukannku.
“Noona, apa kau mau aku bantu?”
Ia mendongak dan menghadap wajahku.


Min Ho POV.

“Ya, pokoknya kau tunggu di sini ya, aku mau mengambil sesuatu dulu di bawah.” Ujar Jong Hyun hyung. Lalu ia meninggalkanku di roof top dorm kami.
Aku menghela nafas. Ini tempat dimana aku sering berdua dengannya...tempat dimana pertama kali aku menciumnya dan menyatakan cintaku padanya...tempat di mana kami berjanji kalau akan selalu bersama. Tapi aku malah mengingkari janji itu...aku memang namja paling pabo.
Aku duduk sambil menerawang ke langit. Sebenarnya Jong Hyun hyung mau apa sih menyuruhku menunggu di sini? Ia bilang minta di temani membuat lagu. Kenapa harus di sini? Bukan di dorm saja.
Aku memejamkan mataku. Kurasakan semilir angin sore membelai wajahku lembut.
Saat membuka mata aku mendapati seseorang duduk di sebelahku sambil memejamkan matanya menikmati semilir angin.
“K, kau...ke, kenapa kau bisa....”
Ia menatapku dan tersenyum. “Ternyata tempat ini tidak pernah berubah ya. Sama, kau juga tidak pernah berubah.”
“Se, sejak kapan kau ada di sini?”
“Sejak kau memejamkan matamu tadi.”
“Ya, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?”
“Aku hanya mau minta pertanggung jawabanmu saja.”
“Apa maksudmu? Memang aku sudah melakukan apa?”
“Kau sudah membuatku sakit hati Choi Min Ho. Kau membuatku menderita setengah mati..”
“Noona aku....”
“Berhenti meminta maaf, aku tidak mau dengar itu lagi dari mulutmu.”
Aku hanya diam menatapnya. Ia tidak berubah tetap manis dan selalu membuatku terpana.
“Aku tahu semuanya bodoh. Kenapa kau bodoh sih? kenapa kau harus membohongiku? Kau tahu, alsanmu tidak masuk akal tahu.”
“Kau...”
“Key yang bilang semua padaku. Kalau karena itu kenapa kau tidak jujur saja padaku? Kalau begini kan kau juga menderita.”
“Mian aku...hanya tidak mau menyaikitimu...”
“Pabo! Dengan cara seperti ini kau jauh lebih membuatku sakit tahu!”
“Aku tahu noona, tapi...”
“Kau tahu kalau kau adalah orang yang paling aku benci di dunia!”
“Tapi kau masih orang yang paling aku cintai...”
“Kalau begitu kenapa kau menyerah begitu saja?...aku benci harus mengatakan ini. Aku masih mencintaimu. Sangat. Dan aku ingin selamanya ada di sisimu. Mungkin aku memang egois, tapi aku memang tidak bisa hidup tanpamu...aku, aku...terlalu mencintaimu....”
Aku langsung memeluknya dan mengecup bibirnya.
Ia malah menangis.
“Waeyo noona? Kenapa kau menangis? Maaf aku sudah membuatmu sakit hati, kali ini aku janji aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku kan mempertahankan cintaku. Kalau kau terluka aku akan mengobatinya dan membuat rasa sakit itu hilang. Kau mau kan jadi yeojachingu-ku lagi?”
Ia hanya diam dan meremas bajuku erat sambil menangis lebih kencang.
Aku mengangkat wajahnya agar bisa kulihat. “Saranghaeyo noona...” ucapku pelan padanya.
Ia hanya diam dan memelukku dengan erat.
Aku mengelus rambutnya dan membalas pelukannya. “Aku janji akan selalu bersamamu sampai kapanpun...aku akan menjagamu dari apapun...saranghaeyo noona...jeongmal saranghaeyo..”

FIN

Sabtu, 27 November 2010

I HATE PLAGIARISM

SUMPAH GW EMOSI MAMPUS!!

TADI GW BACA NOTES TEMENNYA TEMEN GW D FB, DAN GW NEMUIN ADA FF GW YG JUDULNYA I`M SORRY

BANGKE!!!!

HEH ITU FF GW!!
GW BIKIN PAKE OTAK GW MIKIRNYA MATI2AN MAEN DI COPAS SEENAKNYA AJA!

KALO MAU COPAS BILANG DULU KEK SAMA AUTORNYA!
EMANG GW BIKIN GA PAKE OTAK APA!!


dari judulnya emang gw ga ngeh kalo itu ff gw, pas liat main castnya langsung mata gw melotot!!

KIM MIN DI & PARK HYE AE ITU NAMA BIKINAN GW!!

KIM MIN DI ITU NAMA KOREA GW
PARK HYE AE ITU TEMEN GW, GW YANG BIKININ NAMA KOREANYA DR TANGGAL LAHIRNYA!!!


sejauh ini belom ada ff lain yg make nama KIM MIN DI selain FF buatan gw sendiri



aish!!
I REALLY HATE U!!!!
ARRRGGGHHHH!!!!!

Sad Love Story - part 2

Main Cast : Kim Min Di (author) & Choi Min Ho SHINee
Other cast : Lee Jin Ki / Onew SHINee, Kim Jong Hyun SHINee, Kim Ki Bum / Key SHINee, Lee Tae Min SHINee


Author POV.

Di lobi.

“Kenapa ya Min Ho di panggil sendiri? Apa ada masalah?” tanya Key bingung.
“Entahlah, tapi firasatku buruk.” Balas Onew.
“Ne, tadi saat kulihat wajah manajer hyung sepertinya sangat tidak enak.” Sambung Jong Hyun.
Tidak lama kemudian namja yang mereka tunggu-tunggu datang juga dengan wajah lemas dan datar.
“Min Ho, sebenarnya ada apa? apa terjadi sesuatu padamu? Kau dimarahi manajer hyung ya?” serbu Key.
“Iya, ada apa sebenarnya? Kenapa ia hanya bicara padamu? Tidak dengan kami semua?”
Min Ho hanya diam saja dan langsung masuk van mereka yang menuju dorm.

Malamnya, Dorm SHINee.

“MWO!! Jadi itu yang terjadi?” pekik Key saat mendengar cerita Min Ho.
“Lalu, kau jawab apa?” tanya Onew.
“Entahlah, aku bingung harus menjawab apa awalnya. Tapi ia terus mendesakku. Ia bilang kalau aku mencintai noona aku harus memutuskannya.”
“Kau pikir...apa Min Di akan mengerti hal ini? apa ia bisa menerima keputusan ini?” tanya Jong Hyun.
“Kau membuatku sulit hyung.”
“Kalian sudah 1 tahun berpacaran, masa tiba-tiba putus begitu saja? Ini kan gila namanya.”
“Aish! Lagipula siapa sih yang memergoki kalian!”
“Ini memang salahku Key, seharusnya malam itu aku memulangkan noona, bukannya malah membiarkannya menginap di sini.”
“Lalu hyung, noona bagaimana?” akhirnya sang maknae angkat bicara juga.
“Aku sudah memikirkannya sejak tadi. Dan aku sudah punya keputusannya.”
Onew, Jong Hyun, Key dan Tae Min saling bertatapan, tak mengerti ucapan Min Ho.


Flash back.

“Kalau begitu...aku minta kau putuskan hubunganmu dengannya.”
“Apa kau bilang hyung? Kau serius?”
“Ini semua demimu juga, kau mau membuat skandal? Kau mau semua Shawol tahu masalah ini? mereka pasti berpikir yang tidak-tidak sampai tahu kalau seorang Choi Min Ho membawa seorang gadis menginap di asramanya.”
“Hyung, apa kau tahu kalau aku sudah setahun lebih berhubungan dengannya?”
“Aku tahu. Yeoja itu sepupunya Key kan? Tapi memang harus begitu.”
Min Ho tersenyum getir. “Apa harus begini? Kenapa aku harus putus dengannya? Apa salah kami? Toh kami tidak melakukan apa-apa. Kalau kau tidak percaya tanya saja member SHINee lainnya.”
“Aku percaya kalau kau pria baik-baik. Tapi apa kau mau merusak nama SHINee dengan gosip murahan yang akan beredar? Ayolah Min Ho, kau sudah dewasa, kau pasti bisa mengerti masalah ini. Bukan hanya kalian berlima yang akan kena imbasnya. Yeoja itu nantinya juga akan punya antifans. Kau tahu akan bagaimana kelakuan mereka?”
Min Ho hanya terdiam mendengar kata-kata manajernya itu.

End of flash back.

+++

“Um..ya, kenapa kau tiba-tiba minta bertemu di sini? Kan jadi menyusahkan. Kau sampai harus berpakaian seperti itu.” Ujar Min Di pada Min Ho yang duduk di sebelahnya.
“Kalau tidak begini bisa ketahuan nanti.”
Min Ho mengajak Min Di bertemu di taman dekat dorm SHINee. Namja itu menggunakan topi hitam, jaket tebal hitam, kaus putih dan syal yang menutupi sebagian wajahnya.
“Jadi...sebenarnya kita mau apa?”
“Aku ingin bicara penting denganmu.”
“Soal?...”
Min Ho menghela nafas. Sejak tadi ia sama sekali tidak menatap Min Di. Ia hanya menatap lurus ke depan. “Noona, sepertinya...”
Tuhan...bagaimana aku harus bilang padanya? Aku benar-benar tidak sanggup...
“Sepertinya kita...kita...”
“Kita apa?”
Min Ho menghela nafas sekali lagi. “Lebih baik kita putus saja.”
Min Di hanya bengong mendengar pernyataan kekasihnya itu. “Ka, kau bercanda kan Min Ho?”
“Aku serius noona. Sepertinya kita memang harus mengakhiri hubungan kita ini. Kurasa...aku bukan yang terbaik untukmu, suatu saat nanti pasti kau akan mendapatkan pria yang lebih baik dariku.”
“Kau...kau gila ya Choi Min Ho? Kita sudah setahun lebih berpacaran, sekarang tiba-tiba kau minta kita putus. Apa alasannya? Aku tidak bisa terima alasan bodohmu tadi.”
“Mian noona, tapi memang harus begini...”
“Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi? Atau kau sudah punya kekasih baru?”
Min Ho menatap Min Di. Ia melihat mata gadis itu sudah berkaca-kaca. “Anni noona, aku masih mencintaimu...sama saat pertama kali kita bertemu.”
“Kalau kau masih mencintaiku kenapa kau minta putus? Apa salahku? Apa kau menyesal sudah berpacaran denganku? Yang hanya gadis biasa, yang juga merupakan seorang Shawol. Apa kau pikir aku hanya mengagumimu sebatas fans dan artisnya? Anni, aku benar-benar mencintaimu..tulus dari dalam hatiku..aku tidak pernah memandangmu sebagai Min Ho SHINee, aku selalu memandangmu sebagai Choi Min Ho. Choi Min Ho yang baik, perhatian dan mencintaiku...” air mata gadis itu mulai bergulir di pipi mulusnya.
“Mian noona...jeongmal mianhe...”

+++

Sampai dorm-nya Min Ho langsung masuk ke kamar dengan wajah yang lemas. Member SHINee yang lain hanya menatapnya saja.
“Kurasa ia sudah bilang pada Min Di.” Ucap Jong Hyun.
Onew mengangguk.
Key mendesah. “Pasti noona sangat sakit hatinya, pasti ia sangat sedih.”
“Siapapun pasti juga akan sedih kalau terjadi hal ini pada dirinya.” Ujar Onew.
“Kurasa Min Ho juga sama sedihnya dengan Min Di. Mungkin lebih parah...” sambung Jong Hyun.

Di apartemen Min Di.

Min Di langsung berjalan gontai ke ranjangnya. Ia menghempaskan tasnya ke lantai dan membuang jaketnya sembarangan. Ia mulai tangisannya lagi di ranjangnya itu. Ia terus terisak sampai pagi hari.

Keesokan paginya.

Nuh animyun andweneun gul ijeya araburin naega numoo bichamhae
sajin sogen ajikdo naega nuyeh sarangin gut gateundeh
Nuyeh che on nuyeh ulgool, ajikdo nae poom aneh neuggyuh jigo ittneun gul
still I have Romatic in my heart dolagago shipeun gul


“Yoboseo...” ucap Min Di setengah berbisik.
“Kim Min Di, kau masih tidur ya? Kau tidak kuliah hari ini?”
“Anni, aku sakit. Kau tolong ijinkan aku ya.”
“Mwo? sakit? Baiklah, annyeong.”

Min Di menjauhkan ponselnya dari telinganya. Saat mentap layarnya ia kembali menangis.
Di layar ponsel itu terpampang fotonya dengan Min Ho saat perayaan setahun mereka jadian. Foto itu di ambil oleh Key di backstage selesai SHINee perform.

Romantic...

Itu adalah lagu favorit mereka berdua. Diantara lagu-lagu SHINee yang lain, Min Di dan Min Ho paling suka dengan lagu itu, dan lagu itu mereka jadikan ringtone di ponsel masing-masing.

+++

“Mwo? apa..kami harus menyanyi lagu itu?”
“Ne, memang kenapa? Ada masalah?”
Onew, Jong Hyun, Key dan Tae Min langsung menatap Min Ho. Sang rapper hanya terdiam saja.
“Apa...kami bisa ganti lagu lain hyung?” tanya Jong Hyun pada manajer mereka.
“Memang kenapa? Acara ini memang sengaja memilih lagu-lagu mellow, jadi Romantic cocok sekali kalau kalian bawakan.”
“Um...bagaimana kalau JoJo saja hyung?”
“Kau kenapa sih Jong Hyun? Biasanya juga tidak masalah kalau di suruh menyanyi lagu apapun.”
Jong Hyun langsung menatap Min Ho yang sejak tadi hanya menatap lantai dengan tatapan kosong.
“Pokoknya nanti kalian akan menyanyikan Romatic, You dan Onew akan menyanyikan lagu solonya. The Name I Loved.” Ucap sang manajer kemudian meninggalkan kelima remaja itu.
“Aku tidak apa-apa kok, kalian tenang saja. Aku pasti bisa menyanyikannya dengan baik.” Ucap Min Ho sambil tersenyum kecil.
Keempat member SHINee yang lain saling tatap dan hanya diam.

Saat latihan..

Yeah, my girl
Naega baboya
icheul soo ubneun nuyeh sarangee majimak noonmoolee nuyeh on gaseumeul jjijuh noheundal...


“Mian...” ucap Min Ho sambil membungkuk.
Lagi-lagi untuk yang kelima kalinya Min Ho gagal menyanyikan bagiannya sampai selesai.
Keempat member SHINee yang lain hanya memandanginya dengan tatapan sedih.
Namja jangkung itu berjalan ke sudut ruangan dan menutup wajahnya dengan tangannya. Kelihatan benar kalau ia frustasi.

“Jadi, bagaimana nanti nasib kita?” tanya Key.
“Kita harus ganti lagu. Tidak ada jalan lain.” Ujar Onew.
“Lalu kalau manajer hyung tanya?” tanya Tae Min.
“Kau masih mau menyanyikan Romatic? Min Ho sudah 5 kali gagal menyanyikan bagiannya dengan sempurna. Masalahnya ia kebagian di awal, kalau awalnya saja sudah begini bagaimana kebelakangnya?” ujar Jong Hyun.
“Lalu...kita harus berbuat apa?”
“Um...bagaimana kalau Onew hyung dan Jong Hyun hyung duet saja menyanyikan Please Don`t Go?”
Kepala Key langsung di pukul Jong Hyun. “Pabo! Sama saja! Itu isi hati mereka berdua!”
Key langsung mengerucutkan bibirnya dan mengelus kepalanya.
“Ah! Aku ada ide hyung! Bagaimana kalau kita menyanyikan Replay saja?” celetuk Tae Min.
Jong Hyun menghela nafas, Onew dan Key langsung menutup wajahnya dengan tangan.
“Lee Tae Min, kau dengar kan tadi manajer hyung bilang apa? Kita harus menyanyikan lagu mellow, kenapa kau malah mengusulkan Replay? ITU LAGU UP BEAT!! DAN ITU LAGU DI MANA SAAT MIN HO MENYATAKAN CINTANYA PADA MIN DI!!” ucap Jong Hyun emosi.
Maknae SHINee itu langsung ciut nyalinya. Ia langsung mengerucutkan bibirnya dan menunduk. “Mian hyung...aku lupa...”
“Hah, sudahlah. Kita menyanyikan In My Room saja. Kalau begitu kan Min Ho tidak dapat masalah, karena cuma kita bertiga yang nyanyi.” Usul Onew.
Jong Hyun langsung tersenyum. “Kadang kau pintar juga ya hyung? Tidak salah kau di pilih jadi Leader SHINee.”

Mereka tahu betul kalau Romatic adalah theme song bagi couple yang baru putus itu.
Dan mereka tahu betul Min Ho pasti tersiksa saat menyanyikan lagu itu. Makanya mereka mati-matian mengusulkan ganti lagu. Ini semua demi Min Ho. Demi SHINee juga, kalau tetap di paksakan bisa-bisa saat menyayikan lagu Itu sang Flaming Charismatic SHINee itu akan berlinangan air mata di panggung.

+++

Ting Tong.

Min Di berjalan gontai membuka pintu. “Oh, kau, ada apa?”
“Ya, biarkan aku masuk dulu!” gadis itu langsung masuk tanpa persetujuan sang pemilik kamar. “AIGO....ini kamar apa kandang sapi?!?! Kenapa kamarmu berantakan begini Min Di?!”
Min Di malah berjalan ke sofanya dan membanting dirinya di sana.
“Ya, kau kenapa sebenarnya? Sudah seminggu ini tidak masuk kuliah. Kau sakit? Sakit apa?”
“Aku sedang ada masalah.”
“Masalah? Masalah apa?”
“Sarang. Aku baru putus dengan kekasihku.”
“Omo...” Hye Jung menutup mulutnya. “mian Min Di...aku tidak tahu..”
“Gwenchana.”
“Um...kalau begitu lebih baik kau temani aku saja ya?”
“Kemana?” tanya Min Di malas.
“Menonton konser SHINee!!” ucap gadis itu semangat.
Min Di langsung tersentak saat mendengar ‘SHINee’. Akhir-akhir ini kupingnya jadi sensitif saat mendengar nama boyband itu.
“Tidak mau!”
“Waeyo? Kau kan juga Shawol, sama sepertiku. Nih, buktinya kau punya album mereka.” Ucap Hye Jung sambil mengangkat album Year Of Us 2009 SHINee yang tergeletak dekat kakinya.

Kamar Min Di sangat berantakan. Tisu bertebaran di mana-mana. Di ranjangnya penuh dengan kumpulan foto-fotonya saat bersama Min Ho dan member SHINee lainnya. Semua album dan hal yang berhubungan dengan SHINee bertebaran di mana-mana.
Bahkan segala barang pemberian Min Ho-pun bergeletakan di lantai dekat ranjangnya. Dari boneka, jepit rambut, gantungan ponsel, kartu-kartu ucapan selamat ulang tahun dan selamat lainnya (selamat tahun baru, selamat Valentine, selamat hari jadian setahun, dan lainnya).
“Aku tidak mau pokoknya.”
“Ayolah Min Di~~~hanya kau yang bisa aku harapkan~~~”
“Kenapa musti denganku sih? Kan masih banyak temanmu yang lain?”
“Tapi temanku yang seorang Shawol hanya kau!!”
“Pokoknya aku tidak mau!”
Hye Jung mendekati Min Di dan merangkul lengannya. “Ayolah Min Di~~temani aku~~kau kan sepupunya Key, masa kau tidak mau menemuinya sih?”
Iya tapi kan kau tidak tahu kalau aku baru putus dengan kekasihku! Dan kekasihku itu CHOI MIN HO SHINee!!
“POKOKNYA TIDAK!!”
“Ah kau menyebalkan Min Di! Masa cuma kerena patah hati kau sampai seperti ini? sudah lupakan namja itu. Kau cari saja kekasih yang lebih tampan dan kaya darinya.”
Pabo! dia namja paling tampan se-Korea menurutku! Dan paling baik...tapi itu dulu sebelum dia meminta putus dariku secara tiba-tiba...
“Min Di~~~ayolah kau mau kan?” ujar Hye Jung sambil mengeluarkan jurus puppy eyes-nya.
Min Di paling tidak bisa melihat orang yang memohon-mohon seperti itu, pada akhirnya ia akan menuruti juga permintaan itu. Sama seperti saat ia bertengkar dengan Min Ho 6 bulan yang lalu.

Flash back

Min Di kesal setengah mati gara-gara ia sudah menunggu namja itu selama 2 jam di restoran yang sudah di pesankan Min Ho. Tapi Min Ho lupa kalau hari itu ia ada kerjaan dengan SHINee. Ponselnya low bat, sehingga ia tidak bisa menghubungi Min Di.
Akhinya selesai kerja Min Ho langsung menghampiri Min Di. Saat sampai sana ia bertemu gadis itu di depan pintu restoran. Wajah Min Di sudah sangat kesal.
1 hal yang paling ia benci. MENUNGGU. Dan hari ini ia harus menunggu kekasihnya selama 2 jam.
“Jagiya, kau marah ya padaku? Maaf ya, aku lupa kalau hari ini aku ada kerjaan.”
“Kau kan bisa menghubungiku! Kenapa kau membuatku menunggumu selama 2 jam! Kau pikir aku tidak lelah apa menunggumu! Aku bosan! Aku juga malu, karena sejak tadi hanya memesan air mineral saja! Kau keterlaluan Choi Min Ho!”
“Noona...mian, aku benar-benar minta maaf padamu, ponselku low bat, jadi aku tidak bisa menghubungimu.” Ucapnya sambil menggenggam tangan Min Di.
Gadis itu hanya memberikan tatapan kesalnya.
“Kumohon noona...aku janji tidak akan seperti ini lagi lain kali...” ucapnya dengan puppy eyes.
Akhirnya Min Di luluh juga dengan bujukan namjachingu-nya itu.
Akhirnya Min Ho membawa Min Di ke roof top apartemennya untuk melihat bintang.
“Noona, apa kau mau tahu seberapa banyak aku mencintaimu?”
“Seberapa?”
“Sebanyak bintang di langit itu. Tak terhingga.” Ucapnya sambil melirik Min Di.
Gadis itu hanya terpaku mendengar pernyataan itu.
Lalu Min Ho mencium bibir Min Di dengan lembut.
“Saranghaeyo noona, mian kalau aku membuatmu kesal.” Ucapnya setelah ciuman itu berakhir.

End of flash back.


“Ayolah Kim Min Di...jebal....”
“IYA! IYA! AKU AKAN MENEMANIMU MENONTON SHINee!! PUAS KAU!!”
Hye Jung tersenyum. “Gomawoyo Min Di...kau memang temanku yang paling baik.”

Hye Jung merupakan salah satu teman terbaik Min Di. Tapi ia sama sekali tidak tahu kalau Min Di sebenarnya berpacaran dengan Min Ho SHINee, idolanya itu. Yang ia tahu Min Di hanya sepupunya Key dan ia juga seorang Shawol sama seperti dirinya.
Untungnya saat mau membuka pintu tadi Min Di menutupi ranjangnya dengan selimut. Jadi Hye Jung tidak bisa melihat foto-fotonya bersama Min Ho.
Itu perjanjian yang Min Di dan Min Ho buat setahun yang lalu.
Kalau akhirnya mereka harus backstreet dari semua orang. Hanya keempat member SHINee yang tahu tentang hubungan mereka berdua.


to be continue....

Senin, 22 November 2010

Sad Love Story - part 1

Main Cast : Kim Min Di (author) & Choi Min Ho SHINee
Other cast : Lee Jin Ki / Onew SHINee, Kim Jong Hyun SHINee, Kim Ki Bum / Key SHINee, Lee Tae Min SHINee
Min Di POV.

“Besok kau bisa datang kan?”
Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum.
“Baiklah kalau begitu. Jam 7 malam ya. Jangan sampai telat. Oh iya, 1 lagi, kuharap kau ada di deretan paling depan. Araso?”
“Ne aku usahakan ya. Tapi aku tidak yakin bisa di urutan paling depan. Kau kan tahu kalau banyak Shawol yang akan datang.”
“Pokoknya aku tidak mau tahu. Kalau tidak aku akan marah padamu.” Ancamnya.
Aku hanya tertawa. Lalu ia mengusap rambutku lembut.
“Aku pergi dulu ya. Masih harus latihan lagi. Annyeong.” Ucapnya sambil melambaikan tangan.

Namaku Kim Min Di, umurku 20 tahun. Sebenarnya sih aku hanya gadis biasa-biasa saja, namun sesuatu terjadi padaku sampai bisa menjadikan aku gadis yang tidak biasa. Dan kebetulan ini masalah cintaku. Aku mempunyai kekasih seorang namja yang sangat tampan, baik, manis, romantis dan di gilai banyak gadis.
Dan namjachingu-ku itu kebetulan salah satu member SHINee. Sang Flaming Charismatic Choi Min Ho. Ne, ia memang namjachingu-ku sekarang. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi masalah yang satu ini. Aku juga awalnya bingung sampai bisa menjadi kekasihnya? Mungkin karena kami mempunyai banyak persamaan dan sering bertemu makanya kami bisa berhubungan.
Oh iya aku lupa, kebetulan aku juga kakak sepupunya Kim Ki Bum atau yang lebih di kenal Key, nah, dari dialah aku bisa semakin dekat dengan Min Ho dan akhirnya berpacaran sampai hari ini.

Dan kebetulan besok tepat hari jadi kami yang ke 1 tahun. Awalnya sih kami berencana makan malam berdua di atap apartemen Min Ho, namun karena ia ada kerjaan rencana itu gagal semua. Akhirnya aku hanya bisa menemani namjachingu-ku itu manggung besok malam.

+++

Akhirnya aku datang juga malam ini, tapi apa yang aku takutkan terjadi. Aku tidak bisa dapat duduk di barisan paling depan karena telat datang. Para Shawol sudah menunggu sejak siang, makanya mereka dapat di posisi paling depan.
Hah, aku tidak pedulilah kalau Min Ho marah. Kan bukan salahku juga.

Malam itu mereka berlima tampil sempurna seperti biasanya. Dengan suara dan tarian yang prima serta jeritan dari para Shawol. Aku hanya bisa tersenyum saja melihat mereka dari sini. Kadang saat Min Ho menatap ke arahku aku tersenyum dan melambaikan tanganku padanya pelan.

Saat konser itu selesai aku langsung ke backstage dan menghampiri kelima namja itu.
“Annyeong~~” ucapku ramah seperti biasanya.
“Oh noona. Annyeong noona.” Ucap Tae Min dengan senyuman manisnya.
“Pasti kau mau menemuinya.” Ucap Jong Hyun sambil menunjuk ke arah Min Ho.
Aku hanya tersenyum dan berjalan ke arahnya saja. “Annyeong. Kau keren malam ini.”
Ia malah mengerucutkan bibirnya. “Ya, kau tidak menepati janjimu. Kau bilang kan mau datang dan duduk di barisan paling depan.”
“Aku kan tidak bilang begitu, kemarin kan aku sudah bilang apa alasannya.”
“Hah, kau ini, seharusnya kau datang lebih awal dari biasanya.”
“Sudah untung aku datang.” Ucapku sedikit ngambek.
“Ya, ya, ya benar yang di bilang noona, sudah untung dia mau datang menonton kita.” Bela Key.
“Kau selalu membelanya.” Ucap Min Ho.
“Tentu saja! Dia kan noona-ku. Ya kan noona?” tanya Key sambil merangkul pundakku. Aku hanya mengangguk lemas.
Min Ho duduk di sofa sambil mengelap keringatnya. Lalu aku menghampiri dan duduk di sebelahnya. “Ya, kau marah padaku ya?”
“Andwe.”
“Min Ho~~jangan bersikap seperti ini. Aku kan tidak tahu kalau hari ini Shawol yang datang lebih banyak dari bisanya.”
“Sudahlah, lupakan saja. Benar yang Key bilang, sudah bagus kau mau datang.”
“Masa aku tidak datang untuk melihat namjachingu dan adik sepupuku sih?”
Min Ho malah tersenyum dan mencubit pipiku.
“Awww~~sakit...”
“Ya, jangan bermesra-mesraan di sini. Jangan membuat orang cemburu.” Ucap Onew oppa asal.

+++

Kami berdua sedang menonton film horor di apartemen SHINee. Ini semua berkat kejahilan Kim Jong Hyun itu!
Seharusnya aku dan Min Ho menonton film drama romantis, tapi DVD-nya malah di sembunyikan entah kemana, dan aku yakin itu adalah kerjaan Jong Hyun. Karena dia tahu betul kalau aku sama seperti Key. Penakut.
Tiap hantu muncul di layar TV itu aku selalu menjerit dan menutup wajahku dengan bantal. Beda dengan namja yang duduk di sebelahku ini.
Min Ho menonton dengan serius, wajahnya sama sekali tidak ada ekspresi. Dataaaarrr sekali.
“Ya, apa kau tidak takut menonton film ini?” tanyaku penasaran.
“Anni. Sudah biasa.” Jawabnya datar.
“Choi Min Ho kau mati rasa ya? atau terlalu berani sih? Masa dari awal sampai akhir kau terus memasang wajah datarmu itu sih?”
“Kau kan tahu aku suka nonton film horor, bahkan aku sebenarnya ingin melihat hantu secara langsung.”
“Jangan bercanda Min Ho! Sama sekali tidak lucu!”
“Aku serius noona.”

“WHAA...”
“AAAA.....” teriakku dan langsung memeluk Min Ho.
“Aigo Min Di, mianhe...aku tidak sengaja...” ucap Jong Hyun sambil cengengesan.
“Ahhh...Jong Hyun pabo! Bodoh kau! Kau mau membuatku mati ketakutan ya!” ucapku sambil menangis.
Si bodoh itu berhasil mengangetkanku yang dari tadi ketakutan setengah mati sampai aku melompat dan memeluk Min Ho, bahkan menangis.
“Aigo noona, kau sampai menangis. Ya hyung, keterlaluan kau, masa kau membuat yeojachingu-ku sampai menangis seperti ini?” ucap Min Ho sambil mengelus kepalaku.
“Mianhe, aku tidak sengaja. Mana aku tahu kalau Min Di bisa kaget seperti ini.”
“Pabo! kau kan tahu aku penakut!” bentakku.
“Mian Min Di, ya masa kau tidak mau memaafkanku sih?”
“ANDWE!”
Ia malah tertawa.
“Ya! kenapa kau tertawa! Memang ada yang lucu!”
“Huahahaha...wajahmu lucu sekali Min Di. Aku tidak menyangka kalau kau bisa sampai menangis aku kageti.”
“Ahh....Jong Hyun pabo!!!”
“Ya hyung, kau mau di marahi Key ya sudah mengganggu noona-nya?” ucap Min Ho sambil tertawa juga.
“Ya kenapa kau juga tertawa!” bentakku lalu memukul dadanya.
“Aigo noona! Sakit tahu!”
“Kenapa kau tertawa juga! Seharusnya kan kau memarahi Jjong pabo ini!”
Tiba-tiba Key masuk ke ruangan itu. “Ya, ada apa sih? Kenapa berisik sekali? Omo...noona, kau kenapa menangis begitu? Ya Choi Min Ho! Kau apakan noona-ku ini?”
“Anni! Aku tidak melakukan apapun padanya. Jong Hyun hyung yang membuatnya menangis.”
“Hyung! Kau apakan dia!”
“Aku tidak sengaja Key.”
“Tadi dia mengagetkanku sampai aku kaget setengah mati.”
“Aigo...kau juga kenapa menonton film horor? Sudah tahu kau penakut.”
“Bukan aku yang mau! Min Ho!”
“Lho? Kok kau jadi menyalahkanku sih noona? Tadi kau mau-mau saja?”
“Ah sudahlah! Kalian ini berisik sekali sih! Sudah malam tahu!”
“Sudah, aku mau pulang saja!” ucapku kesal.
“Kau mau naik apa noona?” tanya Min Ho.
“Mwo? tentu saja naik bis! Memang apalagi?”
Min Ho melirik jam di dinding. “Ini sudah malam, sepertinya tidak ada bis lagi?”
“M, mwo?” aku menatapnya. “Kalau begitu...kau antarkan aku. Aku, aku tidak berani naik taksi sendirian...”
“A, aku?” tanya Min Ho sambil menunjuk dirinya.
“Ne, memang siapa lagi?”
“Ya, aku kan belum punya SIM, bagaimana kalau nanti kita tertangkap polisi?”
“Jong Hyun hyung saja yang mengantarmu!” ucap Key.
Jong Hyun langsung membelalak. “Ke, kenapa harus aku! Kan kekasihnya Min Di itu Min Ho, bukan aku!”
“Dasar jahat!!” teriakku.
“Sepertinya...kau harus tidur di sini noona malam ini.” saran Key.
Mataku dan Min Ho langsung melotot.
“KAU GILA YA KIM KI BUM!! BAGAIMANA BISA AKU TIDUR DI DORM KALIAN!!”
“Ssttt...” Key menaruh telunjuk di bibirnya. “Berisik tahu! Habis kau tidak berani pulang sendiri, lalu juga tidak ada yang mau mengantarmu. Jadi kan hanya itu jalannya.”
“Kalau manajer hyung tahu bagaimana?” tanya Min Ho khawatir.
“Kalau tidak ada yang bilang juga tidak akan ketahuan.”
Ketiga namja itu saling melirik lalu menganggukkan kepalanya.
“Hanya ini noona caranya.” Ucap Min Ho.
Aku langsung mendesah.

+++

“Ini, kau pakai piyamaku saja.” Ucap Key sambil menyerahkan piayama berwarna pink bercorak kelinci.
“Go, gomawoyo...”
“Kau tenang saja, kau tidur di kamar sebelah kok. Tidak dengan kami.”
Aku menjitak kepala Key. “Siapa juga yang mau tidur sekamar dengan kalian berlima!” ucapku sambil berlalu ke kamar mandi.

Saat ingin masuk ke kamar yang tadi di beritahu Key aku melihat Min Ho berdiri di depannya. Saat melihatku ia tersenyum. “Maaf ya, kau jadi tidak bisa pulang malam ini.”
“Gwenchana. Um...Min Ho...”
“Wae?”
“Um...apa...apa..kau bisa temani aku?”
Mata namja itu langsung membelalak.
“Bu, bukan begitu maksudku! Maksudku, aku takut kalau harus tidur sendirian...gara-gara film sial itu! Maksudku kalau aku sudah tidur nanti kau bisa kembali ke kamarmu. Mau kan?”
Ia mengeryitkan alisnya. Lalu mengangguk sambil tersenyum.
“Gomawoyo.” Ucapku membalas senyumnya.

“Kau seperti anak kecil saja noona, masa harus di temani sih?”
“Semua juga gara-gara kau.”
“Kenapa kau jadi menyalahkanku sih?” Min Ho melirikku. “Sudahlah lebih baik kau tidur saja.”

Min Ho POV.

Aku mengelus kepalanya sampai ia tertidur. Saat melihatnya sudah lelap aku tersenyum melihat wajahnya saat tidur. Aku berdiri hendak meninggalkannya dan tidur, tapi aku membungguk dan mengecup keningnya. “Saranghae noona, semoga kau mimpi indah malam ini.”


Saat membuka mata, seperti biasa, bandmate-ku yang lain sudah bangun dan aku tinggal sendiri di kamar ini. Aku berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Setelah itu aku langsung ke dapur untuk sarapan.
“Pagi~~~” ucap Min Di noona ceria.
“Pagi..” jawabku. Aku meliriknya yang sedang memakai celemek milik Key dan sedang menyendokkan nasi ke mangkuk. Aku menggaruk kepalaku. “Kau sedang apa noona?”
“Menyiapkan sarapan untuk kalian. Ya kan Tae Min?”
Tae Min hanya mengangguk sambil mengunyah sarapannya.
“Ayo duduk dan sarapan.”
Aku duduk di sebelah Onew hyung yang sedang makan dengan serius.
“Aku sudah selesai~~” ujar Tae Min. “Aku berangkat sekolah dulu ya.”
“Aku antar ya.” Tawar Onew hyung.
Tae Min langsung tersenyum.

“Masakanmu enak juga, sering-sering saja kau masak untuk kami.” Ucap Jong Hyun hyung dengan mulut penuh makanan.
“Sudah berapa kali sih aku bilang? Kalau sedang makan itu jangan bicara!” omel Key. Noona hanya tertawa melihatnya.

+++

Noona sedang mencuci piring di dapur. Lalu aku menghampirinya dan memeluknya dari belakang dan meletakkan kepalaku di pundaknya.
“Ah...” ucapnya “Hah..kau ini, kenapa sih mengangetkanku?”
Aku hanya tersenyum. “Gomawo untuk sarapannya.”
“Ne, itu ucapan terima kasih karena kalian sudah mau ‘menampungku’.” Noona terdiam sejenak. “Um..apa..kau bisa melepaskan tangamu dari pinggangku? Aku...”
“Kau kan yeojachingu-ku. Tidak apa-apa kan aku melakukannya?”
“Aku merasa risih...lagipula kalu Key atau Jong Hyun melihatnya bagaimana?”
“Biarlah, mereka kan sudah tahu hubungan kita.”
“Ya, jangan menjadi anak nakal...”
Aku tersenyum dan makin mengeratkan rangkulanku. “Saranghaeyo noona...”
“Saranghaeyo do...” ucapnya malu-malu.


Entahlah, kenapa tiap bersama dengannya seolah aku berubah menjadi orang lain. Kalau bisanya aku selalu dingin dan cuek pada keadaan di sekitarku, tapi sejak mengenal noona, aku selalu memperhatikan tiap orang yang berada di sekitarku, khusunya dia, yeojachingu-ku itu.
Kadang aku bersikap seperti anak kecil di depannya, tapi kadang bersikap seperti pria dewasa. Hah...kenapa aku jadi aneh seperti ini sih? Apa ini karena yang namanya cinta?

“Aku pulang dulu ya, terima kasih sudah menampungku.” Ucapnya saat aku mengantar ke depan pintu.
“Chonmaneyo. Hati-hati ya.”
“Ne, nanti kalau sudah sampai aku akan menghubungimu. Annyeong.”


Author POV.

Siang ini semua member SHINee, minus Tae Min yang sedang sekolah. Datang ke kantor SM Entertaiment untuk membicarakan kontrak iklan dengan sebuah produk.
“Choi Min Ho, apa aku bisa bicara denganmu sebentar?” tanya manajer mereka.
Onew, Jong Hyun, Key dan Min Ho langsung berbalik ke arah sang manajer, lalu Min Ho menganggukkan kepalanya.

Manajer itu awalnya diam sambil menatap mejanya. Min Ho juga bingung kenapa ia di panggil sendirian tidak bersama member SHINee yang lainnya.
“Um..sebenarnya ada apa hyung?” Tanyanya akhirnya.
Manajer itu menghela nafasnya berat. “Ini masalahmu.”
“Aku? Memang aku ada masalah apa hyung? Sepertinya aku tidak membuat masalah?”
“Mungkin kau tidak sadar dengan apa yang sudah kau lakukan. Aku mau bertanya padamu, tapi kau harus jawab dengan jujur.”
Min Ho mengangguk.
“Apa beberapa hari yang lalu kau membawa seorang gadis ke apartemen?”
Min Ho langsung kaget. “Ma, maksud hyung?”
“Huh...sudahlah kau tidak usah bohong lagi. Aku dapat berita kalau beberapa hari yang lalu ada seorang gadis yang keluar dari dorm kalian, dan kau yang mengantarkannya sampai depan pintu. Apa semua itu benar?”
Min Ho mengangguk. Ia paling tidak bisa berbohong.
“Jadi benar? Apa ia yeojachingu-mu?”
Min Ho mengangguk lagi.
“Kalau begitu...aku minta kau putuskan hubunganmu dengannya.”
Namja jangkung itu langsung tersentak saat mendengar kata-kata itu.

To be continue....

Selasa, 16 November 2010

I`m so sorry... (Oneshot FF)

Main Cast : Park Hye Ae, Lee Tae Min, Lee Jin Ki
Other cast : Kim Min Di & Choi Min Ho

“Pagi semua.”
“Pagi sonsaengnim~~~” jawab anak-anak sekelas.
“Hari ini kita kedatangan guru baru, ia guru yang sedang magang di sekolah kita. Saya harap kalian bisa menjadi murid yang baik untuknya.”
“Ne sonsaengnim~~~”
Lalu masuklah seorang pria muda dengan wajah yang tampan, mata sipit, kulit putih dan senyumannya yang amat sangat manis.
“Ini Lee Jin Ki. Kalian bisa memanggilnya Lee sonsaengnim. Mulai hari ini ia akan menggantikan saya mengajar fisika. Mengerti?”
“Mengerti sonsaengnim~~~”
“Annyeonghaseyo. Lee Jin Ki imnida. Kuharap aku bisa menjadi guru yang baik untuk kalian. Mulai sekarang mohon bantuannya ya.” Ucapnya sambil membungkuk.
Beberapa siswi berbisik-bisik dengan teman sebangkunya. Mereka membicarakan guru magang yang tampan dan muda itu. Sepertinya mulai saat ini mereka akan menyukai pelajar fisika.
Min Di melirik teman sebangkunya yang sejak tadi terus memperhatikan guru magang itu. “Ya Park Hye Ae, matamu kenapa? Rusak ya? Sepertinya sejak tadi kau tidak berkedip?”
“Aigo Min Di~~~sonsaengmin itu sangat tampan~~~ia bagai malaikat~~~”
“Ya, ya ingat Lee Tae Min!”
“Aish! Kenapa kau membuyarkan lamunanku saja sih!”
“Ya ingat kau sudah punya namjachingu. Mau kau kemanakan bocah itu?”
“Aku tahu kok! hah, aku kan hanaya memuji sonsaengnim itu. Dia tampan kan?”
“Hmm..” ucap Min Di.
“Tuh kan! Kau saja bilang ia tampan! Ya~~~nanti aku bilang pada Min Ho lho!”
Min Di langsung mendelik dan memukul kepala Hye Ae dengan pinsil. “Ya! Aku tidak melakukan apa-apa! bahkan aku tidak memperhatikannya seperti kau tadi!”
“Tapi tadi kau bilang dia tampan...”
“Memang salah apa! hah, lagipula memangnya kau akan bilang itu pada Min Ho apa? kau kan sangat membencinya.”
“Benar juga ya?”
“Hahahaha...kali ini aku yang menang Park Hye Ae!!”

+++

“Annyeong~~~” sapa Tae Min ceria pada kedua gadis yang sedang makan di kantin itu.
“Annyeong Tae Min-ah.” Jawab Min Di.
Tae Min langsung duduk di sebelah Hye Ae. “Jagi, tadi aku dengar ada guru magang baru ya di kelasmu?”
“Ne! Gurunya tampan lho Tae Min! Hye Ae saja sampai hhmmppt...” ucap Min Di yang kemudian mulutnya langsung di bekap oleh Hye Ae.
“Kau jangan dengarkan dia ya. Iya tadi ada guru magang yang menggantikan Sung sonsaengnim mengajar fisika, namanya Lee Jin Ki.”
“Hye Ae brengsek! Kau mau membuatku mati kehabisan nafas ya!” omel Min Di.
Tae Min hanya tertawa saja melihat kelakuan sepasang sahabat yang agak aneh itu.

Pulang sekolah.

“Hye Ae, sepertinya besok kita tidak bisa pulang bareng?”
“Waeyo?”
“Aku ada latihan dance. Kau tidak apa-apa kan pulang sendiri? Oh, atau kau pulang dengan Min Di saja. Bagaimana?”
“Lebih baik aku pulang sendiri saja. Min Di pasti pulang dengan namjachingu-nya itu.”
“Oh, baiklah. Terserah kau saja.” Lalu Tae Min merangkul pundak Hye Ae.

+++

“Ya! sudah aku peringatkan berkali-kali, jangan suka berlari di koridor!” omel Jung sonsaengnim.
“Ye sonsaengnim~~” balas Min Di dan Hye Ae kompak.
Tapi mereka tetap saja main kejar-kejaran sambil tertawa.

BRUK!

Hye Ae akhirnya menabrak seseorang karena ia berjalan menghadap belakang. Saat melihat siapa yang ia tubruk, matanya langsung membulat dan mulutnya membentuk ‘O’.
“Aigo~~~chwesong hamnida sonsaengnim, chwesong hamnida. Aku tidak sengaja.” Ucapnya sambil membungkukkan tubuh.
“Gwenchanayo.” Ucapnya sambil tersenyum.
“Sekali lagi jeongmal chwesong hamnida.”
“Gwenchana. Oh iya, apa kau bisa beritahu aku di mana letak perpustakaan?”
“Hah?”
“Ne, aku kan baru beberapa hari di sini. Aku masih belum tahu di mana letak perpustakan. Apa kau bisa tolong tunjukkan?”
“Eeee...itu..apa aku perlu mengantar sonsaengnim?”
“Kalau tidak keberatan boleh juga.”
“Ah baiklah, ayo aku antar.”

Min Di hanya bengong sambil memiringkan kepalanya melihat Hye Ae yang pergi meninggalkannya begitu saja.
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya. Refleks ia langsung kaget dan membungkukkan tubuhnya. “Chwesong hamnida sonsaengnim, aku tidak akan lari-larian lagi di koridor. Aku janji deh ini yang terakhir...jangan hukum aku ya...”
“Aku akan menghukummu kali ini.”
Min Di langsung menegakkan tubuhnya. “Ya! Kupikir Jung sonsaengnim! Tidak tahunya kau.”
“Hahahaha...masa kau tidak sadar kalau ini aku? Aku bukan Kwon sonsaengnim, tapi Choi sonsaengnim.”
“Mana aku tahu..aku kan tidak lihat. Tadi apa kau bilang? Choi sonsaengnim? Guru pelajaran apa kau?”
“Pelajaran...hmm...apa ya? Mungkin pelajaran cinta.” Ujarnya sambil tersenyum.
“Cih, kau menjijikan!” ucap Min Di sambil berjalan ke arah kantin.

Kantin.

“Ya, kalau di pikir-pikir, sepertinya ide itu bagus juga?”
“Ide apa?”
“Nanti kalau sudah lulus aku mau daftar di sekolah ini jadi guru mata pelajaran cinta saja kalau begitu. Pasti nanti siswanya gadis-gadis cantik.”
“Cita-citamu menjijikkan ya? Apa tidak ada cita-cita lain?”
“Daripada cita-citamu, menjadi pengantinnya Choi Min Ho. Iya kan?”
Min Di langsung menutup mulut namja itu. “Diam kau!”
“Ya, soulmate-mu mana? Kenapa hanya sendiri?” tanya Min Ho setelah berhasil melepaskan tangan Min Di.
“Nugu? Hye Ae maksudmu?”
“Ne, memang siapa lagi? Masa Tae Min?”
“Dia sedang mengantar Lee sonsaengnim ke perpustakaan.”
Dahi Min Ho berkerut.
“Lee Jin Ki sonsaengnim. Guru magang itu.” Jelas Min Di.
“Oh, guru yang katanya anak-anak tampan itu ya?”
“Memang dia tampan.”
“Sama aku, tampanan siapa?”
Min Di langsung memasang wajah malas. “Tae Min!”
“Ya! Aku tanya antara aku dan guru itu, kenapa kau jawab Tae Min? kalau ia tampan kenapa kau tidak pacaran dengannya saja?”
“Ia sudah di ambil Hye Ae. Jadi aku cari yang lain saja.”
“Ya! Jadi kau menerimaku hanya karena Tae Min sudah punya kekasih? Kalau belum kau mau menjadi kekasihnya, begitu?”
“Pabo kau. Aku dengan kau kan lebih dulu berpacaran dari pada Tae Min dan Hye Ae.”

+++

“Tae Min, kau pulang sendiri ya hari ini. Aku ada kelas tambahan.”
“Mwo? kelas tambahan apa? sejak kapan?”
“Sejak hari ini. Kelas tambahan fisika. Sudah kau tidak usah menungguku. Annyeong.”
Tae Min mengeryitkan alisnya. ‘Sejak kapan Hye Ae ikut kelas tambahan? Memangnya sebegitu bodohnya ia? Kan ia bisa minta bantuan aku atau Min Ho?’


“Park Hye Ae, sejak kapan kau ikut kelas tambahan?” tanya Min Di yang baru saja sampai kelas.
“Kau tahu dari mana?”
“Tae Min. Ia bilang kau kemarin ada kelas tambahan. Ia heran setengah mati jadinya.”
“Sejak kemarin.”
“Pelajaran apa?”
“Fisika.”
“Kenapa kau tidak minta tolong pada Min Ho saja? Ia kan pintar.”
“Tidak perlu. Aku tidak mau merepotkannya.”
Min Di sejenak berpikir. “Dasar pabo! pasti dengan Lee sonsaengnim! Aku tahu kau hanya mau melihat wajahnya saja. Bukan serius belajar!”
“Hehehehe...kau memang pintar ya Min Di.”
“Kalau aku bodoh namjachingu-ku tidak mau denganku!”
“Iya soalnya dia bodoh sekali!”
“YA!” Bentak Min Di. “Ya, kenapa sih sepertinya kau sangat membenci namjachingu-ku?”
“Aku tidak membencinya kok. Hanya kurang suka saja dengan sifatnya.”
“Waeyo?”
“Dia bodoh sama sepertimu. Kerjaannya tiap hari hanya menganggu orang dan ia terlalu percaya diri menjadi seorang namja. Sok tampan!”
“Memang dia tampan bodoh!”
“Ah terserah kau sajalah. Percuma berdebat denganmu. Kau pasti akan mati-matian membela ‘Choi Min Ho-mu’ itu.”

+++

‘Kenapa akhir-akhir ini Hye Ae jadi semakin menjauh dariku? Memang aku punya salah padanya? Apa ia kesal karena akhir-akhir ini aku terlalu sibuk dengan dance-ku? Harusnya kan ia mengerti kalau aku bulan depan ada tanding. Harusnya kan ia menyemangatiku? Bukanya malah menjauhiku?’
Seseorang menepuk pundak Tae Min yang sedang melamun itu. Ia pun mendongakkan wajahnya. “Oh kau. Kupikir siapa.”
“Kenapa kau? Sepertinya sedang memikirkan sesuatu? Apa ada masalah?”
“Um...mungkin.”
“Tentang apa? Siapa tahu aku bisa bantu.”
“Min Ho~~~” teriak seorang gadis dan lalu menghampiri mereka berdua. “Annyeong~~~” ucapnya setengah berteriak.
Min Ho langsung menutup mulut gadis itu. “Berisik!”
“Ya! jahat kau!”
Tae Min hanya tertawa melihat kelakuan kedua sahabatnya itu.
“Kalian sangat serasi ya. Aku jadi iri.”
“Apa maksudmu?” tanya Min Di.
“Kalian selalu bersama. Walaupun sering bertengkar tidak penting tapi kau selalu ada untuk Min Ho.”
Wajah Min Di memerah.
“Tentu saja ia selalu ada denganku. Kan aku di jadikan supir pribadinya. Memang kau lupa ya kalau tiap hari aku harus mengantar jemputnya?”
“Min Ho~~~” rengek Min Di manja.
Tae Min terkekeh.
“Ya, sebenarnya kau kenapa? Ada masalah apa?” tanya Min Ho yang langsung duduk di sebelahnya.
“Hye Ae...sepertinya akhir-akhir ini ia menjauhiku. Aku tidak tahu apa sebabnya. Apa ia marah karena aku terlalu sibuk?”
Min Di langsung terdiam dan menelan ludahnya.
“Apa ia bilang sesuatu padamu Min Di?”
“Mwo? Ah, a, anni. Ia tidak bilang apa-apa kok.”
Maaf ya Tae Min...mungkin ini semua karena Lee sonsaengnim...anni. harusnya aku menyalahkan Hye Ae! Bukan Lee sonsaengnim. Ia kan tidak tahu apa-apa. Batin Min Di.

+++

“Annyeong sonsaengnim.” Sapa Hye Ae ramah.
“Oh, kau juga suka membaca ya?”
Gadis itu mengangguk. Padahal ia hanya suka baca komik saja, bukan buku pelajaran atau buku lainnya yang lebih berbobot seperti Jin Ki.
“Sonsaengnim sepertinya sering ke sini? Kau pasti sangat pintar. Makanya ingin menjadi guru.”
Jin Ki tersenyum. “Tidak juga kok. Aku hanya iseng saja membaca. Daripada mengerjakan hal yang tidak berguna kan lebih baik membaca saja.”
Hye Ae hanya tersenyum. Huh..benar-benar beda dengan Tae Min yang hobinya cuma main game dan dance.


“Hye Ae, aku mau bicara denganmu.” Ucap Tae Min.
“Mworago?”
“Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa akhir-akhir ini kau sepertinya menjauhiku? Apa aku punya salah denganmu?”
“Anni.”
“Lalu kenapa?”
“Aku hanya sedang sibuk saja. Lagipula kau kan juga sibuk latihan. Aku hanya tidak mau mengganggumu saja.”
“Justru di saat seperti ini aku butuh kau. Aku butuh semangat darimu. Sebenarnya kau masih menganggapku namjachingu-mu tidak sih?”
“Kau bicara apa sih Lee Tae Min?”
“Ya, kalau kau memang kesal padaku bilang saja. Aku tidak akan marah kok.”
Hye Ae menghela nafasnya. “Kenapa sih kau selalu bersikap seperti ini? Kau seperti anak kecil! kapan sih kau mau belajar dewasa? Aku kan bukan ekormu yang selalu bisa mengikutimu? Aku bukan gadis seperti Min Di yang selalu menempel pada kekasihnya itu! Apa kau tidak bisa mengerti itu?”
Tae Min hanya terdiam mendengar isi hati kekasihnya itu. “Lalu, sekarang apa maumu?”
“Kurasa lebih baik kita pisah dulu untuk sementara waktu. Kita butuh menenangkan diri.”
“Baiklah kalau memang itu maumu. Mulai sekarang aku tidak akan mengganggumu lagi.”

+++

Hari ini Tae Min tanding dance. Min Di dan Min Ho datang untuk memberinya semangat, tapi tidak dengan Hye Ae. Gadis itu malah tidak datang di hari penting ini. Awalnya Tae Min merasa agak kecewa, tapi semua ini tetap harus berjalan.
Akhirnya saat menari ia beberapa kali lupa gerakannya. Efek dari terlalu memikirkan Hye Ae.
“Aigo....kalau begini terus Tae Min bisa kalah...” ujar Min Di. “LEE TAE MIN!!! HWAITING!!!” teriaknya. Min Ho hanya bengong dan kemudian tersenyum pada gadis yang berdiri di sebelahnya itu.
Saat melihat Min Di memberinya semangat ia tersenyum dan mengedipkan matanya.
Min Di langsung diam dan wajahnya sedikit memerah. Mata Min Ho langsung membesar. “Ya! kau milikku! jangan main-main dengan chingu-ku!” ucapnya pada Min Di.
“Aigo~~~neomu kyopta~~~” ucap Min Di manis. “Tae Min manis sekali~~~”
“Ya, ya, ya! ingat ada siapa di sebelahmu!”
“Waeyo? Aku kan hanya senang saja Tae Min seperti itu padaku?”
“Kau benar-benar cari masalah ya?”
“Ya~~~kenapa kau ini cepat sekali marah sih?” ucap Min Di sambil menarik-narik lengan baju Min Ho.
Namja itu tersenyum dan mengacak rambut Min Di.

Cafe Starry.

“Gomawo Hye Ae sudah menemaniku membeli buku.” Ujar Jin Ki.
“Chonmaneyo, aku senang kok bisa membantu sonsaengnim.”
“Panggil aku oppa saja kalau sedang di luar.”
“Oh~baiklah, oppa...”

“Um...sebenarnya cita-citamu apa oppa? Apa kau memang ingin menjadi seorang guru?”
“Ne, aku ingin menjadi guru. Seperti Appa-ku.”
“Oh, jadi Appa-mu seorang guru juga ya? pantas kau mengikuti jejaknya.”
Mereka berdua tertawa.
“Lalu setelah lulus kuliah kau mau apa? Apa langsung melamar menjadi guru?”
Jin Ki tersenyum. “Sepertinya aku akan melamar kekasihku dulu, baru memikirkan kerjaan.”
“Ke, kekasih? Oppa sudah punya kekasih?”
“Ne, ia satu kampus denganku. Tapi ia hoobae-ku.”
Entah mengapa hati Hye Ae merasa sangat sakit mendengar hal itu. Tiba-tiba ia teringat dengan Tae Min, yang selalu bilang kalau setelah lulus kuliah nanti ia akan menikahi Hye Ae.


“CHUKAE URI TAE MIN~~~” ujar Min Di dan Min Ho.
Tae Min hanya tersenyum. “Gomawoyo chingu. Maaf ya aku hanya jadi juara 3.”
“Gwenchana. Yang penting kau menang.” Ucap Min Di.
“Tae Min...”
Mereka bertiga langsung melirik ke sumber suara. “Hye Ae?” ujar Tae Min.
Gadis itu langsung berlari ke pelukan Tae Min dan menangis. “Mian Tae Min, mian aku membuatku kesal dan sedih. Mian aku tidak bisa datang saat kau tanding tadi...”
“Ssstt...sudah tidak apa-apa. Aku tidak marah kok padamu.”
Hye Ae tersenyum dan menghapus air matanya. “Kau pasti menang. Iya kan?”
Tae Min tersenyum. “Mian, aku hanya bisa jadi juara 3.”
“Oh~tidak apa-apa kok. Bagiku kau tetap juara 1-nya.” Ucap Hye Ae lalu mengecup pipi Tae Min.
Wajah keduanya sama-sama merah.
“Oh~~so sweet~~~” ujar Min Di. “Ya, kau kok tidak menciumku sih?”
“Untuk apa? Memang kau menang tanding apa?”
“Ah~~~Min Ho~~~” Min Di mengerucutkan bibirnya. “Aku iri~~” ucapnya amat sangat pelan.
Tiba-tiba sesuatu menyentuh bibir pink-nya.
“Sudah kan?”
Min Di langsung membatu di tempat dan wajahnya sangat merah.
Tae Min dan Hye Ae hanya tersenyum saja.
“Pabo~~~kenapa kau cium bibirku!! Aku kan malu~~~”
“Tadi katanya iri. Sekarang malah marah. Maumu apa sih sebenarnya?”
“Mau Min Ho~~~” ucapnya seperti anak kecil.
“Menjijikkan!!” ujar Hye Ae.
Min Di malah memeletkan lidahnya pada Hye Ae.
“Kkaja kita ke restoran. Aku traktir kalian semua.” Ujar Tae Min.
“HOREE~~~Tae Min memang namja paling baik sedunia!” ucap Min Di. “Jagi, aku lapar sekali. Untung Tae Min mau menraktir kita, hehehe...”
“Ne, aku juga lapar. Kebetulan aku tidak bawa uang. Kita beruntung ya hari ini?”

PLETAK!

Hye Ae memukul kepala Min Di dan Min Ho. “Dasar pasangan tak tahu diri! Kalau sudah dengar gratisan saja, langsung gembira!”
“Ah~~~Sakit~~” ucap Min Di sambil memegangi kepalanya.
“BERHENTI BERSIKAP MANIS ATAU AKU AKAN MENGUSIRMU!”
“Hye Ae kejam~~~”
“KIM MIN DI KUBILANG BERHENTI ATAU AKU BENAR-BENAR AKAN MENGUSIRMU DAN NAMJACHINGU-MU TERCINTA ITU!”
“Ah~~~”
“Aku muak tahu melihat kau seperti itu! tiap di depan Min Ho kau selalu bersikap seperti gadis berumur 6 tahun!”
Min Di langsung membekap mulut Hye Ae. “Diam kau pabo!”
Tae Min dan Min Ho hanya geleng-geleng kepala.
“Ayo cepat, nanti aku berubah pkiran.” Ucap Tae Min.
Akhirnya kedua gadis itu langsung menyusul namjachingu-nya masing-masing, masih sambil sikut-sikutan.

FIN

Selasa, 09 November 2010

Who`s my Prince? (sequel of fail cinderella) - part 2 (END)

Cast : Lee Hyun Jae, Lee Tae Min, Choi Min Ho, Shin Hyo Rim, Kim Jong Hyun

Min Ho POV.

Apa-apaan ini? Kenapa tiba-tiba Tae Min pulang? Kenapa ia tidak bilang pada siapapun? Termasuk Omma dan Appa.
Saat aku melihat wajah Hyun Jae ia terlihat sangat bahagia pangerannya sudah pulang. Mungkin ia akan merasa aman sekarang karena pangerannya sudah kembali. Ia juga bisa tenang dari usikkanku.
Huh..kenapa kau harus menyukai kekasih adikku sendiri sih?
Mungkin aku Hyung yang jahat, tapi aku tidak bisa menahan perasaan ini. Perasaan ingin melindungi dan menjaga gadis itu.

“Sekarang Tae Min sudah pulang. Jadi kau bisa melepas tanggung jawabmu untuk menjagaku. Pangeranku sudah kembali.” Ucapnya.
“Tapi aku masih mencintaimu. Aku masih ingin ada di dekatmu Hyun Jae.”
Gadis itu tersenyum simpul. “Oppa, gomawoyo untuk semuanya, tapi aku tidak bisa meninggalkan Tae Min demimu. Ia sudah sangat baik padaku, aku juga sangat mencintainya.” Lalu ia berjalan meninggalkanku.

Tae Min POV.

“Cinderella, Hyung-ku menjagamu dengan baik kan?”
Hyun Jae hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
“Syukurlah. Aku tenang kalau begitu. Oh iya, kudengar Hyung sudah putus dengan Hyo Rim Noona ya?”
Ia mengangguk lagi.
“Syukurlah kalau begitu, berarti Hyung sudah sadar kalau gadis itu hanya memanfaatkannya saja.” Aku melirik jam tanganku. “Hyun Jae, sepertinya aku harus masuk kelas. Sampai jumpa.” Ucapku sambil mengacak rambutnya.

Saat di perjalanan ke kelas aku berpapasan dengan Hyo Rim Noona.
“Ah Tae Min? Kau sudah kembali ya?”
Aku menundukkan kepala padanya.
“Bagaimana kabarmu?”
“Baik.”
“Oh iya, lalu bagaimana hubunganmu dengan Hyun Jae? Apa masih berjalan dengan lancar?”
Aku mengeryitkan mata. “Apa maksud Noona? Aku dan Hyun Jae baik-baik saja kok.”
“Apa kau yakin? Apa kau yakin selama kau di Jepang tidak ada pria lain yang dekat dengan Hyun Jae?”
“Apa maksud Noona?”
Ia tersenyum. “Nanti kau sendiri juga akan tahu.”

Apa maksudnya berkata seperti itu? Ucapannya masih berputar di kepalaku. Apa ia mau merusak hubunganku denagn Hyun Jae? Atau benar ada pria lain selama aku di Jepang? Tapi kan aku sudah menyuruh Min Ho Hyung untuk menjaga Hyun Jae?
Apa Hyun Jae gadis seperti itu? Apakah semudah itu ia melupakanku? Tapi saat aku kemabali ia terlihat senang kok.
Aish! Semua gara-gara omongan Hyo Rim Noona tadi!

Author POV.

“Ya Min Ho, ini ada titipan untukmu.” Ujar seseorang sambil menyerahkan selembar kertas padanya.
“Mwo? apa ini? dari siapa?”
Orang itu hanya menggidikkan bahunya saja lalu berjalan.
Min Ho memperhatikan kertas itu lalu membuka dan membaca pesan di dalamnya.

Oppa, temui aku di taman belakang jam 1 siang.

Lee Hyun Jae.

Min Ho mengeryitkan alisnya. “Mau apa Hyun Jae menemuiku? Bukannya sejak Tae Min pulang ia selau berusaha menjauhku?”

Taman belakang kampus, 13.00 KST

Saat Min Ho sampai sana ia sudah mendapati Hyun Jae yang sedang berdiri di bahawa pohon rindang itu.
“Ehm, Hyun Jae..”
“Oh, kau sudah datang.”
Min Ho mengangukkan kepalanya.
“Lalu..apa yang mau kau bicarakan padaku?” tanya mereka berdua bersamaan. Lalu mereka berdua sama-sama mengeryitkan matanya.
“Oppa..kenapa kau tanya seperti itu? Bukannya kau yang menyuruhku kemari?”
“Mwo? bukannya kau yang menyuruhku datang kemari?”
“Anni, aku tidak menyuruhmu kemari. Bukannya ini pesan yang kau tulis untukku?” ujar gadis itu sambil menyerahkan selembar kertas pada Min Ho.
Min Ho mengambil dan membacanya.

Hyun Jae, temui aku di taman belakang jam 1 siang.

Choi Min Ho.

Min Ho meremas kertas itu. “Kurasa ada yang sengaja mengerjai kita.”
Hyun Jae memasang wajah tidak mengertinya.
“Ah sudahlah, kurasa kita memang harus berbicara.”
“Bicara apa Oppa?”
Min Ho menatap gadis itu lekat-lekat. “Masalah kita Hyun Jae. Masalah perasaan kita.”
“A, apa maksudmu? Aku, aku tidak mengerti.”
Min Ho berjalan mendekati Hyun Jae. “Apa kau tahu aku sangat tersiksa sejak kau mulai menjauhiku? Sejak Tae Min pulang kau selalu berusaha menghindariku, apa kau sangat membenciku Hyun Jae?”
“Oppa aku...aku tidak mau menyakiti siapapun, aku sadar aku ini siapa, aku kekasih adikmu, mana mungkin kita bisa menjalin hubungan seperti yang kau inginkan...”
“Tapi aku mencintaimu Hyun Jae...sangat..”
Akhirnya pertahanan Hyun Jae jebol juga, ia sudah tidak bisa menahan segala perasaan yang berkecamuk di hatinya. Ia memeluk Min Ho dan menangis di dada bidang namja itu. “Mian Oppa..mianhe..aku tidak bisa memilihmu karena aku sudah jadi milik orang lain. Aku tidak mungkin menyaiti Tae Min begitu saja...”
Min Ho balas memeluknya dan mengelus rambut Hyun Jae lembut. “Aku tahu mungkin aku gila, tapi entah kenapa aku sangat ingin melindungimu, aku ingin menjadi pangeranmu cinderella...apalagi setelah aku tahu kalau selama ini hidupmu sangat tersiksa.”
“Aku sudah menemukan pangeranku Oppa, jadi maaf...”
Min Ho melepaskan pelukannya dan mengangkat dagu gadis itu sehingga ia dapat melihat jelas wajah Hyun Jae. “Apa kau yakin dengan pilihanmu? Apa kau yakin kalau pangeranmu yang sesungguhnya adalah Tae Min?”
Hyun Jae hanya terdiam sambil menatap wajah namja yang sejujurnya masih ia sukai itu.
“Aku tahu kau masih menyukaiku, kenapa kau tidak mengakui itu sih Hyun Jae?” ucap Min Ho dengan suara dalamnya. Lalu namja itu mendekatkan wajahnya ke wajah Hyun Jae dan ia kemabali mencium gadis itu. “Saranghae.” Ucapnya pelan dan dalam.

“Hyung...Hyun Jae...” geram seseorang.
Mereka berdua langsung menoleh ke arah suara. Ternyata di sana sudah terdapat Tae Min yang sedang mengepal tangannya sambil menahan emosi.
Hyun Jae langsung menjauh dari Min Ho. “Tae Min...” pangilnya lirih.
Tae Min sangat di kuasai oleh emosi. Ia melihat dengan mata kepalanya kekasihnya berciuman dengan kakaknya sendiri. Ia pasti merasa sangat sakit dan hancur. “Aku tidak menyangka, jadi selama ini kalian berselingkuh selama aku di Jepang?”
“Tae Min, ini tidak seperti yang kau lihat...” ucap Hyun Jae sambil menggenggam tangan Tae Min.
Tae Min menepisnya dengan kasar. “Apa yang mau kau jelaskan! Aku sudah melihat semuanya! Kalau kau tidak menyukai Hyung kan kau bisa menolak! Tapi kau hanya diam saat dia menciummu! Jadi selama ini kau masih menyukainya? Begitu Lee Hyun Jae!”
“Tae Min aku...”
“Sudahlah, aku ternyata salah selama ini. Kupikir kau akan setia menungguku, kupikir aku pangeran sejatimu, tapi ternyata pangeranmu adalah orang lain. Dan ia adalah kakakku sendiri.” Ucap Tae Min dan langsung meninggalkan tempat itu dengan penuh emosi.
Hyun Jae langsung terduduk di tanah sambil menutup wajahnya dan menangis sejadi-jadinya. Min Ho langsung menghampiri dan merangkul gadis itu sambil menenangkannya.
Tak jauh dari tempat itu ada seseorang yang tersenyum dengan licik melihat pertengkaran ketiga orang itu. Ia adalah Shin Hyo Rim, orang yang sengaja merencanakan ide jahat ini.

Hyun Jae POV.

“Jong Hyun, semuanya sudah hancur...”
“Apanya?”
“Tae Min. Ia sudah sangat membenciku saat ini.”
“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan?”
“Kemarin ia memergoki aku dengan Min Ho Oppa di taman belakang, dan saat itu Oppa sedang menciumku...Tae Min pikir aku berselingkuh dengan Min Ho Oppa selama ia di Jepang...”
“Ka, kalian...berciuman??”
Aku mengangguk lemas.
“Sudah yang kedua kalinya kan?”
Aku mengangguk lagi. Jong Hyun menghela nafasnya. “Sebenarnya kau menyukai siapa sih?”
“Entahlah. Aku merasa kalau di dalam hati kecilku aku masih memiliki perasaan pada Min Ho Oppa, kurasa...aku masih menyukainya...” ucapku sambil membenamkan kepalaku di kedua lututku.

TING TONG.

Bel rumah Jong Hyun berbunyi. Ia langsung membukakannya.
Beberapa menit kemudian ia datang dengan seorang gadis manis berambut ikal di kuncir 2.
“Annyeong.” Sapanya saat melihatku.
Aku langsung berdiri dan membalasnya. “A, annyeong. J, Jongie, dia siapa?”
“Dia, dia..yeojachingu-ku.” Ucapnya sambil menggaruk tengkuknya.
“Oh~Hyun Jae imnida. Namamu siapa?”
“Aku Yoon Ah.”

Jong Hyun sedang kedalam mengambilkan minum untuk Yoon Ah. Gadis itu sekarang duduk di sebelahku.
“Um..kau sudah berapa lama dengan Jongie?”
“Hah? baru..2 bulan...” ucapnya sambil tersipu.
Gadis itu memang seperti yang Jong Hyun harapkan selama ini. Gadis barbie yang modis dan manis. Yoon Ah benar-beran bagai seorang barbie manis berwujud manusia. Pasti namja itu sangat bahagia.

Min Ho POV.

Sejak kejadian itu hubunganku dan Tae Min menjauh. Ia tidak pernah menegurku. Bahkan saat di rumah ia juga selalu menjauh dariku. Padahal aku kakaknya sendiri, tapi kita sekarang bagai sepasang musuh besar. Aku tahu aku salah waktu itu, tidak seharusnya aku mencium kekasihnya. Tapi aku sangat menyukai Hyun Jae.
Masalah Hyun Jae, ia juga sama saja. Sudah beberapa hari ini ia tidak masuk kuliah. Hyo Rim bilang Hyun Jae sakit, makanya ia sampai tidak masuk. Aku tahu ia pasti sangat tersiksa dengan keadaan seperti ini.
Ini semua salahku...aku harus meluruskan semua masalah ini.

+++

“Tae Min tunggu. Aku mau bicara denganmu.”
Ia menghentikan langkahnya dan menatapku dengan sangat tajam. Baru sekali ia menatapku seperti itu. Selama ini Tae Min selalu menjadi adik yang baik dan penurut.
“Aku tahu waktu itu aku salah. Tapi aku memang menyukai kekasihmu. Aku menyukai Hyun Jae.”
Ia tersenyum licik. “Sudahlah Hyung, aku sudah tidak mau tahu lagi masalah tentangnya. Aku sudah muak dengannya. Dengan kau juga.”
“Ya Lee Tae Min, aku ini Hyung-mu, apa kau tidak bisa bersikap sopan padaku?”
“Sopan Hyung? Apa merebut dan mencium kekasih adikmu sendiri bisa di bilang sopan!!” teriaknya. “Sekarang terserah kau saja mau apa dengannya. Aku sudah tidak peduli lagi.”
“Ya Lee Tae Min!” teriakku saat ia ingin berjalan. “Apa benar kau sudah tidak mencintainya? Apa kau sudah rela melepasnya? Kau benar-benar sudah tidak peduli dengannya?”
Ia membalikkan tubuhnya dan menatapku. “Kalau iya memang kenapa?”
Aku menghela nafas. “Baiklah kalau begitu. Aku akan menggantikan posisimu. Aku akan menjadi pangeran baru untuk Hyun Jae.”
Tae Min terlihat emosi. Ia mengepalkan tangannya dan berjalan ke arahku.

BUGH!

Ia menonjok pipi kananku.
Aku hanya mengelap darah yang keluar di sisi bibirku.
“Kau benar-benar brengsek Hyung. Kau benar-benar ingin merebut kekasih adikmu? Kakak macam apa kau sebenarnya?! Selama ini kupikir aku menitipkan Hyun Jae pada orang yang tepat. Ternyata aku salah. Ternyata kau malah menusukku dari belakang.” Ujarnya sambil berlalu.

+++

Hari ini aku sudah tidak tahan lagi. Aku harus menemui Hyun Jae. Akhirnya sepulang kuliah aku langsung datang ke rumahnya.
Awalnya ia tidak mau keluar menemuiku, tapi pada akhirnya ia mau juga mendengar penjelasanku setelah aku memohon-mohon padanya.

Kami duduk di sofa coklat itu. Ia sama sekali tidak menatapku. Wajahnya di tundukkan sejak tadi.
“Hyun Jae, sebenarnya kenapa kau tidak masuk-masuk?”
“Aku sakit.”
“Kau bohong kan?” aku menghela nafas. “Mungkin kau memang sakit, tapi aku tahu bukan ragamu yang sakit, tapi hatimu. Iya kan?”
Ia menatapku. “Aku sudah tidak sanggup lagi Oppa. Aku tidak tahu harus berkata apa kalau bertemu Tae Min. Tiap melihatnya hanya akan membuatku merasa bersalah dan menderita. Ia benar-benar marah padaku...”
“Bukan hanya kau. Tapi aku juga.”
“Mianhe...” lirihnya.
“Harusnya aku yang meminta maaf padamu. Karena sudah menyebabkan hubunganmu dan Tae Min hancur.”
“Maaf...maaf kalau aku tidak bisa menahan perasaanku..maaf kalau aku membuat kalian berdua bertengkar...maaf juga karena aku sudah menyusahkan kalian..”
“Hyun Jae, apa aku...masih punya kesempatan? Apa aku bisa menjadi pangeran sejatimu?”
Ia terdiam sejenak. “Kurasa tidak Oppa. Mianhe...”
“Wae? Bukannya kau masih menyukaiku?”
“Tapi...kurasa aku jauh lebih mencintai Tae Min sekarang...mian...”
“Baiklah kalau memang aku tidak punya kesempatan itu lagi. Kuharap kau akan bahagia dengan pilihanmu.”

Tae Min POV.

Hyung benar-benar gila. Tega-teganya ia merebut kekasihku, yang jelas-jelas adik kandungnya.
Apa ia tidak punya perasan?
Setelah berkali-kali membuat Hyun Jae sedih, sekarang ia bilang kalau ia menyukainya. Kenapa bukan dari dulu saja? Saat aku tidak mengenalnya dan aku tidak jatuh cinta pada cinderella-ku itu.
Huh...aku menyesal pergi ke Jepang. Kurasa kalau waktu itu aku tidak pergi hubunganku dengan Hyun Jae pasti baik-baik saja.
Sudah beberapa hari ini gadis itu tidak masuk kuliah. Katanya ia sakit. Tapi perasaanku bilang kalau ia tidak sakit. Ia hanya menghindar dariku, dan mungkin dari Min Ho Hyung juga.

+++

“Lee Tae Min, aku ingin bicara penting denganmu.” Ucap Hyung saat aku sedang di atap kampus.
“Apalagi. Aku sudah malas mendegar penjelasanmu.” Ucapku sambil berjalan hendak meninggalkannya.
Ia mencegahku. “Masalah Hyun Jae. Aku tahu kau kau masih peduli padanya. Buktinya kau tidak rela kalau aku merebutnya darimu.”
Akhirnya aku mendengarkannya.
“Apa kau tahu keadaan Hyun Jae sekarang? Ia sangat merasa bersalah padamu, sampai tidak mau keluar rumah dan ke kampus. Ia masih mencintaimu Lee Tae Min...sangat..ia begitu tersiksa dengan keadaan ini. Ia membutuhkanmu, pangerannya.”
“Bukannya kau sudah jadi pangeran barunya?” ucapku dingin.
“Hanya kau yang bisa mengisi posisi itu. Ia tidak menerima siapapun selain kau untuk mengisi hatinya.” Hyung menghela nafasnya. “Aku tahu kalian masih saling mencintai. Karena aku kalian jadi seperti ini. Aku minta maaf padamu. Benar-benar maaf, aku berjanji tidak akan mengganggu hubungan kalian lagi. Kuharap kau mau memaafkan Hyun Jae. Kalau masalah aku, kau tidak mau memaafkanku juga tidak apa-apa, yang penting Hyun Jae.”

Aku mencerna kata-kata Hyung beberapa hari yang lalu.
Memang ia benar, kalau aku masih peduli dan mencintai cinderella-ku itu. Tapi apa ia masih mencintaku juga? Apa ia masih menganggapku pangerannya?

Aku mengajaknya bertemu di depan gedung tua dekat rumahnya. Dan ia menyanggupi akan datang.

Ia datang dengan mengenakan terusan berwarna hijau tosca dan syal dengan warna senada. Saat aku melihat matanya, matanya terlihat agak bengkak dan merah. Kurasa karena ia terlalu banyak menangis.
“Hyun Jae aku..aku ingin membicarakan masalah hubungan kita.”
Ia hanya terdiam mendengar omonganku.
“Aku, apa kau masih menganggapku pangeranmu? Apa kau masih mencintaiku?”
Ia menganggukkan kepalanya. “Sangat...”
“Lalu, kalau dengan Min Ho Hyung, apa hubungan kalian?”
Gadis itu malah menitikan air matanya. “Mian Tae Min...jeongmal mianhe...aku memang bukan gadis baik..maaf kalau aku sudah menyakitimu..aku memang masih memiliki perasaan pada Min Ho Oppa, tapi aku sadar kalau sekarang aku adalah yeojachingu-mu. Tidak seharusnya aku seperti itu.”
“Jadi, kau memang masih menyukai Hyung-ku?”
“Tapi aku jauh lebih mencintaimu Lee Tae Min..sekarang yang ada di hatiku hanya kau, Lee Tae Min, pangeranku..”
“Apa kau yakin aku tetap berada di hatimu dan menjadi pangeranmu?”
Ia mengangguk.
Aku berjalan ke arahnya dan memeluknya dengan hangat. “Mian jagiya...mian kalau waktu itu aku membentakmu, itu karena aku kecewa saat melihat kau dengan pria lain, dan pria itu adalah kakakku, orang yang dulu kau sukai. Tapi aku percaya sekarang hanya ada aku di hatimu. Lee Tae Min-mu, pangeranmu. Aku kan jadi pangeranmu selamanya cinderella...”
Gadis itu hanya terdiam dan terisak di pelukanku, aku makin mengeratkan pelukanku.

Cinderella, sampai kapanpun kau akan tetap menjadi cinderella-ku, akupun akan tetap menjadi pangeranmu dan tidak boleh ada yang menggantikan posisi itu.
Mungkin aku egois, tapi itu karena aku sangat mencintaimu, cinderella-ku..



FIN

Kamis, 04 November 2010

Who`s my Prince? (sequel of fail cinderella) - part 1

Cast : Lee Hyun Jae, Lee Tae Min, Choi Min Ho, Shin Hyo Rim, Kim Jong Hyun

Hyun Jae POV.

“Hyun Jae, maaf ya aku harus ke Jepang.” Ujar Tae Min sambil memegang pipiku.
“Mwo? kau mau apa ke Jepang? Apa akan lama?”
Ia menganggukkan kepalanya. “Aku akan melanjutkan sekolah di sana. Aku di suruh oleh orang tuaku.”
“M, mwo? jadi kita akan berpisah?”
Tae Min tersenyum. “Kau tenang saja ya cinderella, aku akan tetap menjadi pangeranmu kok. Kita hanya terpisah jarak saja, tapi hatiku tetap ada di hatimu kok.”
“Tapi Tae Min...aku, aku tidak bisa hidup sendiri..aku pasti membutuhkanmu..”
“Mian cinderella. Pangeranmu ini harus meningalkanmu. Aku janji akan kembali secepatnya. Kau percaya padaku kan?”
Dengan berat aku menganggukkan kepalaku.

5 bulan kemudian.

Sudah 5 bulan Tae Min pergi meninggalkanku. Aku benar-benar merasa kesepian, untung aku masih mempunyai Jong Hyun yang mau menjadi tempat curhatku. Ia memang sahabat terbaik yang aku miliki.
Selama 5 bulan ini banyak kejadian yang sudah terjadi.
Min Ho Oppa akhirnya putus juga dari Hyo Rim Onnie. Akhirnya matanya terbuka juga dan ia mengetahui kalau yeojachingu-nya itu hanya memanfaatkannya saja.

Waktu mereka bertengkar aku malah menjadi salah satu penontonnya.
Waktu itu aku baru keluar dari kelas, aku melihat Min Ho Oppa berjalan dengan cepat, dan wajahnya terlihat sangat kesal. Tak berapa lama kemudian aku melihat Hyo Rim Onnie mengerjarnya sambil memanggil-manggil namanya.
“Ya Min Ho! Tunggu aku! Dengarkan aku dulu!”
“Apalagi yang mau aku dengar! aku sudah tahu semuanya! Kalau kau hanya mempermainkanku saja selama ini. Kalau kau hanya memanfaatkanku saja! Ternyata kau memang gadis licik Hyo Rim.”
“Min Ho kumohon dengar penjelasanku dulu...”
Oppa mengibaskan tangan Onnie yang memegangnya dengan kasar dan pergi meninggalkannya.
Aku hanya bia bengong melihat kejadian itu. Kalau ada Tae Min ia pasti akan langsung menarikku dan membawaku ke atap kampus.

+++

Aku benci melakukan hal ini, tapi demi tugasku aku terpaksa melakukannya.
Aku harus merncari literatur di perpustakaan. Huh..apalagi yang akan terjadi padaku kali ini? kumohon Tuhan...jangan terjadi apapun di tempat ini. Tae Min tidak ada di sampingku, aku tidak tahu harus meminta tolong pada siapa kalau aku terluka lagi...

“Hyun Jae.”
Aku langsung membalikkan tubuhku menghadap orang yang memanggilku. “O, Oppa...”
Min Ho Oppa tersenyum. “Kau sedang apa? apa bisa kubantu?”
“Eh? Ah, anni, aku hanya sedang mencari literatur untuk tugasku saja. Aku bisa sendiri kok.”

Entah kenapa Min Ho Oppa malah mengikutiku terus di perpustakaan. Bahkan saat aku ingin meringkas ia menawarkan diri untuk membantuku. Walaupun aku bilang tidak usah ia tetap melakukan hal itu.
Aku hanya bisa menghela nafas saja melihatnya.

“Gomapseumnida Oppa sudah mau membantuku.” Ucapku sambil membungkukkan tubuh.
“Gwenchana. Kalau kau perlu apa-apa bilang aku saja ya.”
“A, aku harus kembali ke kelas Oppa. Annyeong.”
“Ya Hyun Jae. Selama Tae Min tidak ada biar aku yang menjagamu. Bagaimana?”
“Mwo?”
“Adikku yang menitipkanmu padaku. Ia bilang selama ia di Jepang aku di suruh menjaga cinderella-nya.”
Mataku membesar. Pabo, kenapa Tae Min menyuruh Min Ho Oppa melakukan hal itu sih? Kenapa juga ia musti bilang aku ini cinderella-nya?
“Ya Lee Hyun Jae. Kau mau kan?”
“Hah? ah, terserah kau sajalah Oppa.”

+++

“HYUN JAEEE.......”
Aku menghela nafasku. Penganiayaan scene kesekian kalinya akan berlangsung.
“Ya gadis bodoh, apa yang kau lakukan tadi dengan Min Ho!” tanya Hyo Rim Onnie dengan berteriak.
“Anni. Aku tidak melakukan apapun dengannya.”
“JANGAN BOHONG! Tadi aku melihat ia mengantarmu ke kelas. Apa yang kalian lakukan berdua?!?! Hah! jawab aku Lee Hyun Jae!!”
“Oppa hanya membantuku mengerjakan tugas, tidak lebih.”
“Ya kau dengar ya, jangan mentang-mentang Tae Min tidak ada jadi kau bisa seenakmu mendekati Min Ho. Kau ingat kan dia siapa?” ucap Onnie sambil mencengkram pipiku.
Huh..sebenarnya apa sih hubunganmu dengannya? Memang salah kalau ia membantuku? Toh kalian juga sudah putus.

Author POV.

Beberapa hari ini Min Ho selalu mengikuti kemanapun Hyun Jae pergi. Bahkan gadis itu mulai merasa risih dengan apa yang di lakukan namja tampan itu.
“Oppa, sebenarnya kau kenapa sih? Kenapa kau selalu mengikutiku sih?” ucap Hyun Jae agak kasar.
“Kan aku sudah bilang kalau aku akan menjagamu. Tae Min bilang kedua kakak tirimu selalu mengaiayamu.”
“Iya termasuk mantan pacarmu...” ucap Hyun Jae sangat pelan, seolah ia berbisik pada dirinya sendiri. “Tapi kalau kau terus bersikap seperti ini aku malah dalam masalah besar.”
“Apa maksudmu?”
“Hyo Rim Onnie. Ia kesal melihat aku terus bersamamu.”
“Apa urusannya? Aku sudah memutuskan hubungan dengannya.”
“Iya, tapi ia masih menyukaimu Oppa, kumohon mengerti aku...”
“Aku akan melindungimu darinya.”
Hyun Jae menatap mata Min Ho. Huh..harusnya Tae Min yang bilang seperti ini..

+++

Hyo Rim mendorong Hyun Jae ke pojok tembok itu dengan kasar.
“Ya gadis bodoh, sudah berapa kali aku bilang berhenti mendekati Min Ho. Tapi kau masih saja mendekatinya. Sebenarnya apa maumu sih?!”
“Aku tidak mendekatinya. Oppa sendiri yang selalu mengikutiku.”
“Alasan! Kau jangan berbohong. Untuk apa Min Ho mengikuti gadis bodoh sepertimu?”
“Mungkin ia sudah sadar kalau ada gadis yang lebih baik dari mantan pacarnya.”
“YA LEE HYUN JAE JAGA MULUTMU!!”

PLAK.

Hyo Rim menampar pipi Hyun Jae dengan keras sampai meninggalkan bekas merah di pipinya. Hyun Jae memegangi pipinya yang kesakitan.
Lalu gadis itu menjambak rambut Hyun Jae yang masih kesakitan. “Ya, dengar aku, sampai sekali lagi kau masih mendekati Min Ho aku akan membunuhmu!” ucapnya sambil melepaskan jambakannya. “Ya, jangan-jangan kau yang menyebabkan aku putus dengan Min Ho? IYA KAN!!? JAWAB AKU!!”
“YA SHIN HYO RIM HENTIKAN!” teriak Min Ho. Lalu namja itu langsung menghampiri Hyun Jae yang meringis kesakitan. “Kau tidak apa-apa kan Hyun Jae?”
Lalu ia berdiri di depan Hyo Rim. “Jadi ini yang selama ini selalu kau lakukan pada Hyun Jae? Ternyata yang di bilang Tae Min semua benar. Kalau kau memang gadis yang kasar.”
“Min Ho aku...”
“Sudahlah, kau tidak usah memberikan alasan palsumu lagi. Aku sudah tahu semuanya.”
“Min Ho aku..aku kesal padanya! Ia selalu mendekatimu! Padahal ia tahu kalau kau itu namjachingu-ku. Ia sendiri kan juga sudah punya Tae Min. Mentang-mentang Tae Min tidak ada ia malah mendekatimu.”
“Lebih baik kau diam saja kalau tidak tahu apa-apa. Aku yang mendekatinya. Bukan dia.” Min Ho tersenyum licik. “Bagaimana kalau 1 kampus ini tahu kalau sang barbie ini ternyata sangat liar dan ganas seperti seekor rubah liar? Pasti merka geger semua.”
“Ya apa maksudmu?”
Min Ho berjalan mendekati Hyo Rim. “Kau mau aku bilang hal ini semua pada 1 kampus?” bisiknya.
Mata Hyo Rim langsung membesar. “ANDWE! Jebal Min Ho..kau jangan bilang pada mereka semua..” ucapnya sambil memegang lengan Min Ho.
“Baik, aku tidak akan bilang. Tapi ada syaratnya.”
“Apa?”
“Kau jangan pernah menyakiti Hyun Jae lagi. Sampai aku melihat kau menyakitinya lagi aku akan menyebarkan masalah ini.”
“M, mwo? ba, baiklah, aku janji.”
Min Ho berbalik dan memapah Hyun Jae keluar.

Di ruang kesehatan.

Hyun Jae masih menangis dan meringis. Min Ho sedang mengompres pipi Hyun Jae dengan es batu agar tidak bengkak.
“Kenapa kau tidak melawan sih? Kalau begini terus kau bisa mati terus di aniaya.”
“Hiks...aku, hiks...aku tidak bisa melawanya..”
“Waeyo?”
“Aku tidak bisa bilang alasannya padamu.”
“Huh, terserah kau sajalah.”
Gadis itu malah makin menangis. Min Ho lalu menariknya ke pelukannya dan menenangkannya. “Ssstt...kau jangan menangis lagi ya, aku akan menjagamu.” Ucapnya sambil mengelus kepala gadis itu.

+++

Tiba-tiba Min Ho muncul di hadapan Hyun Jae dengan tersenyum manis. “Annyeong Hyun Jae.”
“O, Oppa...? kau mau apa?”
“Menemuimu.”
“Menemuiku? Ada urusan apa memang?”
Ia malah menarik Hyun Jae ke taman belakang kampusnya.
“Kau..mau apa Oppa membawaku ke sini?”
Min Ho malah menarik tangan Hyun Jae dan menggenggamnya erat. “Hyun Jae, aku menyukaimu. Apa kau mau menjadi yeojachingu-ku?” tanyanya to the point.
Mata Hyun Jae membesar. “Ka, kau jangan bercanda Oppa. Aku ini kekasih adikmu. Walaupun ia sedang ada di luar negeri tapi aku masih kekasihnya.”
“Aku tahu, tapi aku menyukaimu Hyun Jae. Aku juga tahu kalau kau menyukaiku. Iya kan?”
“Itu, itu dulu...jauh sebelum aku mengenal Tae Min...aku tidak mungkin menyakitinya...”
“Jebal Hyun Jae..aku hanya ingin melindungimu dari kakak tirimu saja. Aku tidak sanggup melihatmu terus terluka.” Pinta Min Ho.
Hyun Jae menggelengkan kepalanya. “Andwe Oppa, tidak bisa. Aku sudah menjadi milik orang lain, dan ia adalah adikmu sendiri, tidak mungkin kan kau merebut kekasih adikmu sendiri?”
“Tapi kau kan tahu kalau perasaan itu tidak bisa di cegah.”
“Tapi...”
Min Ho malah menarik Hyun Jae ke pelukannya lalu ia menempelkan bibirnya di bibir Hyun Jae. “Saranghae..” ucapnya di tengah ciumannya.
Hyun Jae hanya bisa meneteskan air matanya. Ia hanya bisa terdiam mematung di tempat.

+++

“Ya, kau kenapa? Kenapa wajahmu terlihat sangat murung? Kau merindukan pangeranmu ya?” tanya Jong Hyun.
Hyun Jae hanya menggelengkan kepalanya pelan.
“Lalu? Kenapa? Apa karena kakak tirimu lagi ya?”
Gadis itu menggeleng lagi. Ia menghela nafasnya dan menatap Jong Hyun. “Aku..aku..mau mati saja Jong Hyun...”
Namja itu langsung melotot mendengar ucapan Hyun Jae. “KAU GILA YA! APA MAKSUDMU BICARA SEPERTI ITU?!?!”
“Aku..aku sudah menyakiti Tae Min...” ia mulai menangis.
“Ya, kenapa kau malah menangis? Memang kau melakukan apa pada Tae Min?”
“Min Ho Oppa...ia, ia, ia menyatakan cintanya padaku kemarin, dan ia malah mencium bibirku..hiks..”
“M, MWOOO!! Namja itu gila ya? dia kan tahu kau kekasih adiknya?”
“Itu masalahnya. Ia tidak peduli. Ia bilang selama Tae Min tidak ada biar ia yang menggantikan posisinya. Aku bingung Jong Hyun..”
“Huh..kalau aku jadi kau juga aku akan bingung.” Ia menatap Hyun Jae yang menangis. “Kenapa ia baru bilang itu sekarang? Disaat kau sudah punya kekasih. Kenapa bukan dulu saat kau masih menyukainya. Ia malah memilih nenek sihir itu.”
“...”
Jong Hyun menggelus rambut gadis itu lembut. “Kau tenang ya, semuanya pasti akan berakhir. Mungkin namja itu sedang mabuk kemarin makanya ia bisa berbicara seperti itu.”

+++

Sudah 1 tahun lewat sejak Tae Min ke Jepang. Dan hari ini ia akan kembali ke Korea karena ia merasa tidak betah kuliah di Jepang. Salah satu alasannya adalah ia tidak tenang meninggalkan Hyun Jae sendirian. Gadis itu terlalu lemah untuk melindungi dirinya sendiri.
Begitu sampai Korea, Tae Min langsung menuju kampusnya untuk menemui yeojachingu-nya itu. Bahkan ia belum pulang ke rumahnya.

Begitu sampai kampus itu ia langsung menuju atap kampusnya, tempat ia biasa berdua dengan Hyun Jae.
Kali ini ia beruntung. Gadisnya memang ada di sana. Gadis itu sedang menatap langit dengan menopang tangannya di dagu.
“Cinderella..” panggilnya.
Hyun Jae langung menoleh. Matanya berbinar-binar melihat siapa yang memanggilnya.
“Annyeong cinderella. Aku sangat merindukanmu.” Ucap Tae Min sambil tersenyum manis.
“Tae Min~~” Hyun Jae langsung berlari ke pelukan namja itu. “Bogoshipoyo...”
“Na do. Makanya aku pulang ke Korea.”

KRIIEETT.

Ada seseorang yang membuka pintu. Mereka berdua langsung menoleh ke arah pintu.
Namja yang baru datang itu langsung mendongakkan wajahnya melihat sepasang kekasih itu. “Tae Min? Sejak kapan kau..”
“Hyung!” Tae Min langsung lari ke arah namja itu dan memeluknya. “Bogoshipoyo Hyung.”
“Kau, kenapa kau bisa ada di sini? Harusnya kan kau ada di Jepang?”
“Aku sudah kembali. Aku tidak betah di sana, aku juga sangat merindukan Hyun Jae. Makanya aku pulang.”
Min Ho menatap Hyun Jae dan Tae Min bergantian.

to be continue....