Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Jumat, 28 Mei 2010

Because Of You (part 2-end)


Main Cast : Kim Min Di & Choi Min Ho
Other cast : Lee Jin Ki, Kim Ki Bum, Kim Jong Hyun, Lee Tae Min


Min Di POV.

Aku sedang kacau dan kalut. Entahlah kenapa. Tapi perasaanku benar-benar kacau. Otakku serasa kosong tidak berisi. Akhirnya aku hanya bisa terdiam dan bengong saja.
Lalu aku merasa dorongan kuat dari arah bawah dan tubuhku serasa melayang. Saat aku membuka mataku di depanku sudah terdapat wajah Min Ho. Hanya berjarak beberapa centi saja dari wajahku.
“Kau gila ya Kim Min Di? Kenapa kau malah bengong dan sampai bisa terjatuh seperti ini!” ucapnya sedikit ketus.
Aku hanya menatapnya dengan jantung yang berdegup kencang.
“Ya, kau kenapa? Sampai kapan kau mau seperti ini. Kau pikir tubuhmu ringan apa?”
Aku yang sadar dengan ucapannya langsung berdiri dan lari ke kamar kecil.
Aku menarik nafasku panjang. Jantungku masih berdegup, pipiku kurasakan panas. Aku memengangi dadaku.
“Omo...apa ia mendengarnya? Apa ia merasakan detakkan jantungku? Pabo kau Kim Min Di....”
Baru sekali aku sedekat itu dengannya. Ia benar-benar tampan....aku hampir gila di buatnya. Pantas saja aku sangat menyukainya. Di lihat dari jauh saja ia sudah tampan, apalagi dengan jarak sedekat itu?

Aigo....aku mau pingsan rasanya.

Saat keluar kamar kecil, di dapur aku melihatnya sedang membuatkan susu. Ternyata untuk Eun Seok dan berdiri di sebelahnya.
Aku hanya terpaku melihatnya. Ki Bum benar, ia memang sosok seorang Appa yang baik. Dan sempurna.

Ia melirik ke arahku, lalu aku memalingkan tatapanku. Aku melihat ia menggelengkan kepalanya.
Aku berjalan ke arahnya dan berdiri di sampingnya.
“Um....gomawoyo Min Ho, sudah menolongku.”
“Gwenchana. Tapi lain kali kau jangan seperti itu lagi. Itu sangat berbahaya.”
“Mwo?”
“Ne, bukan hanya untukmu, tapi untuk anak-anak dan untuk orang lain.”
“Apa maksudmu untuk anak-anak dan orang lain? Orang lain siapa yang kau maksud?”
“Ya tentu saja aku! Memangnya siapa lagi?”
“M, mwo?” aku makin tidak mengerti omongannya.
“Huh, kau benar-benar pabo ya Min Di. Kalau kau bersikap seperti tadi lagi kan harus ada orang yang menolongmu. Dan untungnya tadi ada aku, kalau tidak kau pasti sudah terjatuh ke lantai dan kepalamu terbentur. Kau tahu kalau kau menyusahkanku? Kalau sampai itu terjadi Jin Ki hyung akan menyangka kalau aku yang membuatmu seperti itu, lalu ia akan memarahiku dan memecatku.” Ucapnya panjang lebar.
Aku hanya terdiam mendengarkannya. Baru sekali aku melihatnya bicara sepanjang ini.

Aku menatap tangannya yang sedang membuatkan susu untuk Eun Seok. Lalu aku menarik botol susu itu dari tangannya.
“Sini biar aku saja yang membuatnya.”
Karena terlalu kasar aku tarik, susu di dalam botol yang belum di tutup itu tertumpah mengenai tangannya.
“Ya!” pekiknya sambil mengusap tangannya.
Aku terkejut dan menaruh botol itu di meja dan menarik tangannya. “Mi, mianhe...aku tidak sengaja.” Aku meniupi tanganya yang merah akibat kepanasan.
“Sudah awas!” Ucapnya kasar sambil menarik tangannya.
“Aku benar-benar tidak sengaja. Maafkan aku...”
Lalu aku berlari ke kamar mandi dan mengambil pasta gigi.
“Pakai ini, nanti lukamu akan sembuh.”
Aku mengoleskan pasta gigi itu di tangan Min Ho yang menatap kesal padaku.
“Nah, sudah, sebentar lagi tanganmu tidak akan sakit lagi.” Ucapku sambil tersenyum.
“Dasar gadis ceroboh, untung bukan Eun Seok yang terkena, kalau ia yang terkena bagaimana? Bagaimana kalau ini terjadi pada suami atau anakmu saat kau sudah menikah nanti?”
Aku langsung terbelalak saat mendengar ucapnnya. Tiba-tiba aku merasa wajahku panas kembali.
Min Ho lalu membereskan pekerjaannya dan mengajak Eun Seok kembali ke dalam.

Jin Ki oppa langsung menghampiriku sambil terenyum-senyum. “Romantis sekali.”
“Apa maksud oppa?”
“Tadi yang kau lakukan dengan Min Ho. Membuat susu berdua. Seperti sepasang suami isti saja.”
“Oppa..berhenti mengejekku.” Ucapku sambil cemberut.
“Aku sudah tahu Min Di.”
“Tahu apa?”
“Kalau kau. Menyukai Min Ho.” Ucapnya berbisik.
Mataku langsung membulat. “Ka, kau tahu darimana!”
Ia tersenyum licik. “Ki Bum. Ia bilang semuanya padaku. Kalian memang seperti sepasang suami istri tadi. Pasti kau sangat senang.”
“Oppa....”
“Ne, ne aku akan diam. Tapi sebaiknya kau jujur padanya agar ia tidak terus bersikap kasar padamu.” Ucapnya sambil mengelus rambutku.


Author POV.

“Hua...hiks...hiks...hiks...”
“Aigo...cup cup cup, tenang ya, kan aku sudah menggendongmu.”
“Huaa....”
“Ya...Tae Min, bagaimana ini? Jae Soo tidak mau berhenti menangis?”
“Aku juga tidak tahu noona, anak itu kenapa sih sebenarnya?”
“Ia pasti menginginkan Min Ho. Anak ini hanya menurut padanya.”
“Memang Min Ho hyung kemana?”
“Jong Hyun bilang ia tidak bisa masuk karena ibunya sakit. Sedangkan Ki Bum ada ujian di kampusnya. Makanya Jin Ki oppa menyuruh kalian berdua kesini untuk membantuku.”
“Lalu kita harus bagaimana noona?”
“Entahlah. Aku juga sudah pusing terus mendengarnya menangis. Kakiku juga pegal sudah sejam aku menggendongnya.”
“Ya, bagaimana kalau aku menelepon Min Ho hyung? Ya noona?”
“Ah terserah kau saja. Oh..cup cup cup..” ucap Min Di sambil menenangkan Jae Soo kembali.

20 menit kemudian Min Ho datang sambil tergesa-gesa. Ia langsung masuk dan menghampiri Min Di yang sedang menggendong Jae Soo. Saat melihat pria itu datang Jae Soo makin meraung dan mengulurkan tangan padanya.
Lalu Min Ho mengambil Jae Soo dari gendongan Min Di. Gadis itu langsung terduduk di lantai dan menyeka keringat di keningnya.
“Fyuh...” ucapnya.
“Kau keterlaluan Min Di. Masa kau tidak bisa menenangkan Jae Soo!”
“Kau kan sudah tahu kalau anak ini hanya menurut denganmu. Ia tidak pernah mau mendengarkan omonganku.”
“Ne hyung, kasihan noona, ia sudah sejam lebih menggendong Jae Soo dan menenangkannya, tapi anak itu masih saja menangis.”
Min Ho menatap Min Di tajam lalu menenangkan Jae Soo. Setelah 15 menit akhirnya Jae Soo tertidur karena kelelahan menangis.

Saat anak itu tertidur Min Ho meninggalkannya dan menuju tempat Min Di dan Tae Min.
“Ia sudah tidur hyung?” tanya Tae Min.
Min Ho hanya menganggukkan kepalanya. Lalu ia melirik ke arah Min Di. “Pabo, benar-benar pabo yeoja kau. Mata anak itu sampai merah dan bengkak karena terus menangis. Ia bahkan sampai terbatuk-batuk karena menjerit-jerit.”
Min Di mulai emosi. Ia berdiri di hadapan Min Ho. “Ya Choi Min Ho dengar ya, aku sudah muak dan bosan dengan kelakuanmu! Kenapa sih kau selalu bilang aku ini pabo yeoja! kau ini memang tidak punya perasaan ya! Sebenarnya kau punya hati tidak sih? Kenapa bisa-bisanya kau bebuat kasar pada seorang gadis sepertiku! Hah!”
Lalu Min Di pergi meninggalkan kedua pria itu. Tae Min hanya bengong menatap Min Ho yang barusan di maki-maki oleh Min Di.

Min Di berlari keluar gedung itu. Lalu ia berhenti dan duduk di bawah pohon besar di taman itu. Ia menangis di sana. Ia memeluk kedua lututnya sambil menangis, air matanya tak kunjung berhenti. Ia makin menangis dan makin merasa kesal.

Keesokan harinya.

Tae Min masuk ke ruangan itu sambil berlari. Sampai tas di punggungnya bergoyang. “Hyung, hyung. Ini, ini dari Min Di noona.” Ucapnya sambil menyerahkan surat pada Jin Ki.
“Apa ini?”
Tae Min menggeleng. “Tapi aku punya firasat buruk.” Ujarnya.
Jin Ki membuka dan membaca surat itu. Selesai membacanya ia meremas surat itu dan terlihat murka. Lalu ia menghampiri Min Ho yang sedang duduk di pojok ruangan sambil membaca buku.
“Ya Choi Min Ho, kau sudah keterlaluan!” bentaknya.
“Apa maksud hyung?”
“Kau tahu, Min Di mengundurkan diri! Ia berhenti bekerja dan semua itu karenamu!”
“Aku? Memang apa salahku?”
“Kau masih tanya apa salahmu? Kau selalu bersikap kasar dan selalu mengatai Min Di pabo! Ia sudah tidak tahan lagi dengan kelakuanmu itu!”
Ki Bum dan Jong Hyun hanya terdiam melihat Jin Ki memarahi Min Ho.
“Memang kenapa kalau ia berhenti kerja? kan masih ada aku, Ki Bum, Jong Hyun hyung dan Tae Min yang masih bisa membantu di sini.”
“Tapi kalian semua namja! Tidak ada seorang yeoja di sini! Kau tahu kalau sangat susah mencari seorang gadis yang mau bekerja di tempat ini? Mereka selalu berpikiran kalau anak kecil itu menyusahkan dan menyebalkan. Tapi Min Di tidak seperti itu. Makanya ibuku menerimanya bekerja di sini.” Ucapnya sambil melempar surat itu ke Min Ho.
Min Ho hanya terdiam akibat kaget dengan perbuatan Jin Ki padanya barusan.
Jin Ki bertolak pinggang. Ia kesal setengah mati kali ini. “Jong Hyun, antar aku ke tempat Min Di tinggal. Aku mau bicara dengannya.”
“M, mwo? Aku tidak tahu tempat tinggalnya. Tae Min yang tahu.”
“Ya sudah kalau begitu kau yang mengantarku.” Ucap Jin Ki ke Tae Min.
“M, mwo? Um...sebenarnya aku tidak tahu pasti juga di mana rumah Min Di noona, tapi aku akan menemani hyung.”
Lalu mereka berdua pergi dari tempat itu.

Setelah 2 jam mereka berdua kembali. Ki Bum langsung menghampiri mereka. “Bagaimana? Apa kalian bertemu dengan Min Di?”
Tae Min menggelengkan kepalanya.
“Teman sekamarnya bilang Min Di sudah pindah.” Jawab Jin Ki.
Ki Bum langsung merangkul Tae Min. Sedangkan Jin Ki berjalan ke mejanya. Sebelumnya ia menoleh dan menatap Min Ho. “Kau benar-benar keterlaluan. Kuharap kau tidak akan menyesal dengan kelakuanmu kali ini. Dan satu lagi, kurasa Min Di sudah salah memilih orang.”
“Maksud hyung?” tanya Min Ho.
“Ia menyukaimu. Gadis itu menyukaimu. Pria yang selalu mengatainya pabo dan selalu bersikap kasar dan dingin padanya.” Lalu Jin Ki kembali berjalan.
Min Ho hanya dapat berdiri terpaku di tempatnya. Ia kaget mendengar ucapan Jin Ki. “Ki, Ki Bum, apa benar yang di bilang hyung tadi?”
Ki Bum menganggukkan kepalanya. “Ia memang menyukaimu. Walaupun kau selalu mengatainya pabo tapi ia tidak pernah bisa membencimu.”
Min Ho tersenyum kecut. “Pabo, ia benar-benar pabo yeoja. bagaimana bisa ia menyukai pria yang selalu bersikap kasar padanya?”
“Itulah yang di namakan cinta.” Ucap Jong Hyun. “cinta memang aneh, makanya ia sampai bisa menyukaimu. Bukannya aku yang jauh lebih baik padanya.”
Ki Bum dan Tae Min menatap Jong Hyun tajam.
“Waeyo?” tanya Jong Hyun polos.


Min Ho POV.

Tidak terasa sudah lewat seminggu. Entah mengapa anehnya aku merasa sepi sejak gadis itu berhenti kerja. Aku sudah tidak punya teman bertengkar lagi sekarang. Aku dan Ki Bum juga makin bertambah kerjaan. Walaupun kadang Jong Hyun hyung dan Tae Min suka membantu kami. Mungkin anak-anak ini juga kehilangan sosok seorang ‘ibu pengganti’ mereka. Karena hanya Min Di gadis yang bekerja di tempat ini. Mereka bisa mendapat kasih sayang seorang Appa dari aku dan Ki Bum, tapi mereka hanya bisa mendapat kasih sayang seorang Omma dari Min Di. Dan sekarang gadis itu sudah berhenti bekerja.
Dan satu lagi. Kata-kata Jin Ki hyung masih berputar-putar di kepalaku.
Kalau Min Di menyukaiku, walaupun aku selalu bersikap kasar padanya.


Hari itu secara tidak sengaja aku bertemu dengan Min Di. Sontak aku langsung memanggilnya.
“Min Di!”
Lalu ia menghentikan langkahnya dan berbalik ke arahku. Saat melihatku matanya langsung membulat dan berniat melanjutkan jalannya. Lalu aku mengejarnya dan untungnya aku berhasil menangkap lengannya.
“Lepaskan aku!” bentaknya sambil mengibas tangannya.
“Anni. Aku tidak akan melepaskanmu. Untuk apa sih kau tiba-tiba berhenti kerja? apa kau tahu sejak kau berhenti keadaan di sana jadi kacau! Aku dan Ki Bum kewalahan merawat bocah-bocah itu. Apa karena aku?”
Ia langsung berhenti meronta dan menatapku.
“Aku sudah tahu semua. Apa benar kalau kau menyukaiku?”
“Ka, kau bicara apa Choi Min Ho!”
“Jawab saja pertanyaanku! dan kali ini jangan berbohong lagi.”
“Anni. Aku tidak mencintaimu! Aku sangat membencimu! Sangat sangat sangat!!!”
“Kenapa sih kau malah berbohong? Pabo dasar.”
Min Di membesarkan matanya. “YA! Kenapa sih kau masih saja senang mengataiku pabo! Hah! bagaimana bisa aku menyukaimu! Pria yang berkali-kali mengataiku pabo!”
Aku tersenyum dan melepas gengganggam tanganku. “Kau munafik dan tukang bohong. Gadis payah.”
“YA!!”
Aku tertawa melihatnya. Ia terlihat sangat marah, namun lucu dan menggemaskan, aku seolah ingin mencubit pipinya.
Min Di terlihat ingin pergi lagi. Aku langsung mencegahnya.
“Kenapa sih kau tidak pernah bilang kalau kau menyukaiku?”
“Aku tidak menyukaimu!”
“Ya, jangan bohong. Seharusnya kau mengakui itu dari dulu pabo.”
“Ne, ne, aku memang pabo! makanya aku tidak mengatakan itu padamu! Aku menyesal sudah menyukaimu!”
“Berarti kau benar menyukaiku kan?”
Ia terlihat gelagapan. “Memang apa untungnya kalau aku jujur dari dulu?”
“Hmm...siapa tahu aku bisa membalas perasaanmu itu. Jujur, sejak kau berhenti kerja aku merasa kesepian. Aku kehilangan teman bertengkar.”
“Ya!”
“Mian, tapi apa kau tidak kasihan pada anak-anak itu? Sekarang mereka sudah tidak punya sosok ibu pengganti lagi. Yang ada hanya 5 namja yang kadang mulai bosan dan frustasi tiap kali melihat anak kecil menangis di depannya. Bahkan kadang ingin ikut menangis.”
“Maksudmu? Siapa?”
“Tae Min dan Jin Ki hyung. Jadi kuharap kau mau kembali bekerja. Kasihanilah kami dan anak-anak itu. Aku janji tidak akan membuatku kesal lagi, aku juga janji tidak akan mengataimu pabo lagi. Mau ya?”
“Anniyo!”
“Waeyo? Kau itu keras kepala sekali sih!”
“Pokoknya aku tidak mau! Aku trauma dengan kejadian waktu itu! Aku trauma tiap kali melihat seorang anak menangis meronta-ronta di hadapanku!”
“Kalau nanti kita mempunyai anak bagaimana kau bisa menenangkannya? Padahal kupikir kau itu memang sosok ibu dan istri yang baik. Jadi aku bisa tenang memilihmu.”
Aku melirik gadis itu yang wajahnya di penuhi pertanyaan.
“Y, ya, apa maksudmu sebenarnya? Kenapa kau berkata seperti itu?”
“Tadinya aku mau berniat membuka hatiku untukmu. Ya siapa tahu kau bisa jadi istri dan ibu yang baik untukku dan anak-anakku nanti. Tapi ternyata kau sudah tidak menyukaiku lagi, bahkan kau trauma dengan anak kecil sekarang.”
“Min, Min Ho aku.....”
“Wae?”
“Um....sebenarnya.....aku...aku....masih menyukaimu. Sampai saat ini aku tidak pernah bisa melupakanmu.” Ucapnya malu dengan pipi yang merona.
Aku tersenyum. “Akhirnya kau jujur juga. Dasar gadis nakal.”
“Kau pikir aku anak kecil apa!”
Aku tertawa dan mengacak rambutnya. “Um...kalau begitu mulai sekarang kau resmi jadi ibu dari calon anak-anakku nanti, ya?”
“Mwo? Memang kau mau menikahiku?”
“Memang kau tidak mau menikah apa?”
“Ya maulah! Tapi nanti tidak sekarang. Kita kan masih sangat muda.”
“Siapa bilang aku mau menikahimu besok? Kan aku bilang nanti. Nanti kalau aku sudah lulus kuliah dan mendapat pekerjaan yang layak.”
Ia mengecurutkan bibirnya dan aku mencubit pipinya.
“AAWW...Sakit tahu!”
“Biar, kau kan yeojachingu-ku sekarang. Jadi aku berhak melakukan apapun padamu.”
“Jahat....” rengeknya. Aku makin tertawa melihatnya.

FIN

Because Of You (part 1)


Main Cast : Kim Min Di & Choi Min Ho
Other cast : Lee Jin Ki, Kim Ki Bum, Kim Jong Hyun, Lee Tae Min

Author POV.

“HUA.....”
“Cup-cup...tenang ya adik kecil...jangan menangis lagi, aku kan ada disini.”
“Omma~~~~”
“Sstt....”
“Omma~~~”
“Omma-mu kan sedang bekerja, jadi seharian ini kau denganku saja ya. Um...kau boleh anggap aku Omma-mu kok.” Ucap gadis itu dengan tersenyum.
Lalu sesosok laki-laki datang ke hadapannya dan bertolak pinggang. “Dasar pabo yeoja, sinikan anak itu.” Ucapnya sambil menarik anak kecil itu dari tangan gadis itu. “Mendiamkan seorang anak kecil saja kau tidak bisa.” lalu pria itu tersenyum pada anak kecil itu dan mengajaknya bermain. ”Ya, sekarang kau aman bersamaku. Jangan menangis lagi ya.”

Gadis itu berjalan ke pojok ruangan yang terdapat seorang pria yang sedang duduk di balik meja kayu.
Wajah gadis itu terlihat lesu dan sedikit kesal. Pria di hadapannya langsung menghentikan pekerjaannya. Ia menaruh pulpen di meja dan menatap gadis yang duduk di hadapannya. “Ya, kau kenapa lagi?”tanyanya.
Gadis itu menghembuskan nafasnya dan menunjuk arah depannya.
“Oh...jadi masalah itu lagi ya? kupikir apa.”
“Ah, kau Oppa. Kenapa sepertinya ini hal yang biasa saja sih untukmu?”
“Memang sudah biasa kan? Anak itu kan memang hanya menurut pada Min Ho. Bahkan Ki Bum saja tidak bisa menenangkan anak itu.”
“Huh...kenapa hanya pada pria itu? Kenapa padaku tidak? Padahal aku sudah membujuknya mati-matian. Bahkan aku sudah mengijinkan ia memanggilku Omma. Tapi anak itu tetap saja tidak mau menurutiku.”
Pria itu terkekeh.
“Waeyo! Memang ada yang lucu?!!” tanya gadis itu sedikit ketus.
“Kau yang lucu. Malang sekali memang nasibmu Min Di. Di tolak oleh seorang anak kecil.”
“Oppa...”
“Mian, habis kau itu lucu sekali sih. Masa baru seperti itu saja sudah patah semangat. Kan masih banyak anak lain yang mau menurutimu. Yang satu itu sih kau serahkan pada ahlinya saja.”
“Nugu?”
“Min Ho. Kan tadi aku sudah bilang kalau anak itu hanya mau menurut dengannya saja.”
“Pabo...aku memang pabo.”
“Ya, kenapa sih kau bersikap seperti ini?”
“Min Ho selalu berkata seperti itu padaku. Sepertinya aku memang pabo yeoja.” Ucapnya sambil cemberut.
“Tapi kau ibu yang baik.”
Gadis itu menatap pria di hadapannya.
“Mak, maksudku kau kan suka anak kecil, jadi nanti kalau kau sudah menikah pasti kau akan menjadi ibu yang baik.”
“Hah...sudahlah kau tidak usah menghiburku, percuma.” Lalu gadis itu berjalan meninggalkan pria itu.
“Ya! aku serius! Aku tidak hanya menghiburmu!” teriaknya.
“Ya hyung! Kau mau membangunkan anak-anak itu ya?!”
“Mi, mianhe Ki Bum-ah.”
“Aku sudah susah payah menidurkannya, awas sampai mereka bangun lagi. Akan ku suruh anak-anak itu mendekatimu!”
“Anni! Awas sampai kau melakukan hal itu! Akan kupecat kau!”
“YA! Tempat ini kan punya orang tuamu! Bukan punyamu! Jadi kau tidak berhak memecatku seenakmu!”
“Tentu saja aku bisa, kan aku anak pemilik tempat penitipan bayi ini.”
“Dasar licik kau Lee Jin Ki!”
Pria yang di panggil Lee Jin Ki itu hanya tersenyum puas melihat Ki Bum kesal setengah mati dibuat olehnya.


Min Di POV.

PABO, PABO, PABO
Selalu kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Aku heran padanya. Apa ia tidak mempunyai kosa kata lain? Kenapa ia selalu mengataiku pabo? Apa kau memang sebodoh itu?
Huh...mungkin aku memang pabo, aku malah jatuh cinta pada pria yang selalu memanggilku pabo yeoja itu.
Aneh bukan?

Aku selalu berhasil menenangkan bocah-bocah kecil itu tiap kali mereka menangis karena lapar atau rindu pada ibu mereka. Tapi ada satu anak yang sama sekali tidak mau menuruti aku. Namanya Jae Soo. Anak itu tidak pernah berhasil aku tenangkan. Hanya Min Ho yang bisa menenangkannya.
Padahal anak itu seorang laki-laki? seharusnya kan ia bisa menganggapku sebagai Omma-nya? Tapi kenapa ia malah lebih menyukai Min Ho?
Ne, Choi Min Ho. Ia adalah pria yang selalu mengatai aku bodoh. Tapi entah kenapa justu ia telah membuatku jatuh cinta.

Walaupun ia kasar dan dingin tapi ia sangat ramah dan hangat pada anak-anak di tempat ini. Itu salah satu hal yang membuatku menyukainya. Seolah ia memiliki kepribadian ganda! Walaupun Ki Bum juga memiliki sifat seperti itu tapi aku tidak tahu kenapa aku malah menyukai Min Ho, bukan Ki Bum yang sifatnya lebih baik 100 juta kali dari Min Ho padaku.

Kali ini baru aku yang datang ke tempat kerjaku itu, aku hanya celingak-celinguk di tempat itu. Saat ini tempat ini masih sepi. Karena orang tua bayi itu belum ada yang datang untuk menitipkan anak-anak mereka.
Daripada aku bengong lebih baik aku membereskan tempat itu saja. Saat sedang memunguti boneka dan mainan-mainan aku merasa ada suatu benda yang mampir ke kepalaku. Lalu benda itu jatuh di samping kakiku. Aku berdiri tegak dan mengambil benda itu.
“Ya bocah tengik! Keluar kau! Aku tahu kau yang melemparkan benda ini!”
Lalu ia keluar dari persembunyiannya sambil tersenyum polos lalu menghampiriku. “Hehehe...Annyong noona.”
Aku menatapnya dan berkacak pinggang. “Benarkan ternyata kau?” lalu aku memukul kepalanya dengan boneka itu. “Dasar anak nakal!”
“Aaw! Ya noona, kau kejam sekali sih!”
“Kau duluan yang melempar itu padaku, kenapa sih kau itu iseng sekali?”
“Mian noona, aku kan hanya bercanda....”
“Mana ada bercanda seperti ini. Kau memang nakal Lee Tae Min.”
“Ah..noona. Maafkan aku~~~” ucapnya sambil menarik lengan bajuku.
“Ya, kau itu udah dewasa tahu! Kenapa sikapmu seperti anak kecil berumur 5 tahun sih?”
“Hehehehe....”
Aku juga ikut tertawa dan mengacak rambutnya.

Lalu ia membantuku membereskan tempat itu.
“Noona. Yang lain mana? Kenapa kau hanya sendirian?”
“Entahlah, mungkin mereka masih ada kelas pagi ini.”
“Ohh....”
“Lalu, kakak sepupumu itu kemana? Sepertinya ia belum kelihatan?”
“Jin Ki hyung bilang ia ada urusan. Ia menyuruhku menggantikannya dulu.”
“Jinjja? Kau serius?”
“Tentu saja! Kenapa kau sepertinya tidak percaya?”
“Bagaimana mau percaya, anak bocah sepertimu masa di suruh menjaga tempat ini.”
“Ya! setidaknya aku berani pada anak-anak itu, tidak sepert Jin Ki hyung.”
Lalu kami berdua tertawa.
Gemerincing hiasan pintu itu berbunyi. Lalu kami berdua melihat ke arah pintu masuk.
“Annyong, mian aku terlambat.”
“Jong Hyung? Mau apa kau?” tanyaku.
“Mwo? Tentu saja menjaga tempat ini. Menggantikan tugas Jin Ki hyung.”
“Mwo?” aku bingung di buatnya. “Tadi Tae Min bilang ia yang di suruh Jin Ki menggantikan tugasnya?”
“Hah, kau ini, masa kau percaya dengan omongan bocah nakal itu?”
“Sebenarnya aku memang tidak percaya, mana mungkin oppa menyuruhnya menjaga tempat ini.” Ucapku sambil menatap Tae Min yang hanya cengengesan.


Author POV.

“Hah, lagi-lagi anak itu menangis, aku tidak tahu harus berbuat apa.” Gumam Min Di. Lalu ia berjalan ke arah Min Ho yang sedang bermain dengan dua anak kecil. “Ya, anak kesayanganmu menangis lagi.” Ucapnya.
Min Ho berbalik dan menatapnya. “Apa maksudmu?”
“Jae Soo. Ia menangis, lebih baik kau tenangkan dulu dia.”
Min Ho berdiri dan menatap Min Di tajam. “Lalu kau hanya mendiamkannya? Bukannya menenangkannya malah meninggalkannya. Begitu? Kau benar-benar pabo Min Di.”
“Ya, bisa tidak sih kalian tidak bertengkar sehari saja, kalian mau anak-anak ini semuanya meniru perbuatan kalian yang tidak baik ya?” ucap Ki Bum.
Mereka berdua menatap Ki Bum dan hanya mendiamkannya saja.
Min Ho menatap gadis yang berdiri di depannya lagi. “Kau...Hah...sudahlah aku malas bertengkar denganmu.” Lalu Min Ho berjalan meninggalkan Min Di yang berdiri terpaku.

Lalu Min Di duduk di lantai dan menjaga kedua anak kecil yang sedang bermain di hadapannya. Lalu Ki Bum datang sambil menggendong seorang anak. Ia duduk di sebelah Min Di.
“Selalu seperti ini. Kenapa sih kalian tidak bisa baikkan saja?”
“Bukan salahku. Tapi salahnya. Aku sudah bersikap baik padanya, tapi ia selalu bersikap dingin dan selalu mengatai aku bodoh. Aku sampai bosan mendengarnya.”
“Huh...kau tahu, kalian berdua seperti sepasang suami istri yang sedang bertengkar dan di lihat oleh anak kalian.”
“Ya Ki Bum-ah...Aku kesal padanya, tapi aku tidak pernah bisa membencinya.”
“Jadi kau masih menyukainya ya?”
Min Di menganggukkan kepalanya.
“Dasar, gadis aneh.” Gumam Ki Bum.
Min Di langsung menghadapnya. “Tuh kan, kau saja bilang aku aneh, Min Ho selalu bilang aku bodoh. Kenapa sih di mata kalian aku ini tidak ada baik-baiknya?”
“Y, ya, maksudku bukan begitu.” Ki Bum merasa kalau ia salah berbicara, ia menggaruk kepalanya. “sebenarnya kau gadis yang baik kok. Kalau tidak kan kau tidak akan bekerja di sini. Kau juga sangat peduli dan sayang pada anak-anak di sini kan?”
Min Di mengangguk.
“Itu tandanya kau akan menjadi ibu yang baik nanti saat kau sudah menikah.”
“Demi Tuhan Kim Ki Bum, omonganmu sama persis dengan Jin Ki oppa.”
“Benarkah?”
“Ne.”
“Berarti memang benar.”
“Tapi aku tidak pernah bisa menenangkan Jae Soo.” Gadis itu murung lagi.
“Kalau masalah itu....memang sulit. Ia hanya mau menuruti kata-kata Min Ho saja. Seolah ia benar-benar Appa-nya.”
Min Di hanya terdiam dan terduduk lesu.
“Ia juga sebenarnya pria yang baik. Dan akan menjadi Appa yang baik nantinya.”
“Kau jauh lebih baik darinya.”
Ki Bum langsung melirik ke arah Min Di dan tersenyum lebar. “Haha..tentu saja, siapa dulu. Kim Ki Bum.” Ucapnya sombong.


Min Ho POV.

Aku heran kenapa Jin Ki hyung mengijinkan gadis itu bekerja di tempat ini? Ia benar-benar gadis pabo dan aneh. Ia tidak bisa menenangkan seorang anak yang sedang menangis kejar. Bahkan ia malah mendiamkannya dan meyuruhku menenangkannya. Benar-benar tidak ada usahanya.
Aku tahu kalau sebenarnya ia sangat menyukai anak kecil, sama sepertiku, makanya ia memilih bekerja di sini. Tapi ia benar-benar keterlaluan kali ini. Kalau sampai orang tua Jae Soo melihat hal ini kan bisa-bisa mereka beranggapan kalau kami semua tidak becus mengurus anak mereka dan mereka nantinya tidak akan menitipkan anaknya lagi di sini.


“Onnie~~~”
Aku melihat Eun Seok menarik-narik ujung celana gadis itu. Tapi ia malah bengong dan mendiamkan Eun Seok. Seolah ia tidak merasakan keberadaan anak itu.
“Onnie~~~aku haus~~aku mau susu~~~”
Gadis itu masih saja terdiam tak bergeming. Lalu Eun Seok mendorong kakinya sampai ia hampir terjatuh.
Melihat itu refleks aku langsung berlari ke arahnya dan menangkap tubuhnya yang hampir terjatuh ke lantai kayu itu.
“Kau gila ya Kim Min Di? Kenapa kau malah bengong dan sampai bisa terjatuh seperti ini!” ucapku padanya yang masih berada di lenganku karena aku tolong tadi.
Ia hanya terdiam dan menatapku saja.
“Ya, kau kenapa? Sampai kapan kau mau seperti ini. Kau pikir tubuhmu ringan apa?”
Lalu ia membenarkan posisinya dan berlari ke arah kamar kecil. Aku menatapnya keheranan dan berjongkok di depan Eun Seok. “Ya, Onnie sedang kacau, jadi Oppa saja ya membuatkanmu susu.”
“Ne Oppa.” Jawabnya manis.
Lalu aku menggandeng tangannya dan membuatkannya susu.

To be continue...

Selasa, 25 Mei 2010

CHUKAE MY SHINING SHINee...

CHUKAE 4 SHINee...^^

Selamet ya kalian udah 2 taun debut...^^
Ga terasa ya.. apalagi buat gw yang masih baru banget jadi seorang SHINeeWorld a.k.a Shawol..

Moga kalian berlima tabah eksis, tambah tenar, tambah manis2, tambah ganteng2, tambah gokil2, tambah cute2, tambah dewasa, tambah manis, tambah keren, makin kompak, um...apalagi yak? Sayah jadi bingung??

Oh iya! Ini pesan paling penting..

PLEASE COMEBACK QUICKLY!!!

Para Shawol udah kanget berat sama penampilan kalian, pengen liat ‘muke baru-nya’ Onew, Jonghyun, Key, Minho ma Taemin bakal kaya apa di album barunya nanti.


Gw sih berharap konsepnya boys to men *kayak yang Ika Onnie harapkan..sayah setuju banget tuh Onn...*
Kayak di MV RDD...

Manly banget dah mereka berlima!!
Sayah ampe klepek-lepek tiap liat MV-nya..


Uwah...sayah bingung mao nulis apalagi??


Masih baru sih jadi Shawol....tapi udah tergila2 abis & tiap hari nyebarin virus SHINee di manapun..wkwkwkw...


Semalem sayah liat MV RDD di arirang (di Pops in Seoul)
Langsung senyum2 geje dah gw sangking kegirangannya...

MAHNI-MAHNI SARANGHAE-LAH POKOKNYA 4 SHINee....^^
Nyahahahaha...*noona sarap!*

Gw anggep itu sebagai kado buat 2nd year debuted kalian..


LOVE U SHINee..
Terus bersinar ya di hati para Shawol sedunia...^^


Sekali lagi CHUKAE 4 SHINee...^^

SHINee..HWAITING!!
SHINee..jjang!!


Buat kado, gw kasih dah kumpulan poto2 SHINee dari awal debut sampe poto terbarunya..(revolution of Shining SHINee..) selamet menikmati....*lo kata makanan apah!!*


Kamis, 20 Mei 2010

Please Don`t Go (oneshot FF)

Main Cast : Kim Min Di and Choi Min Ho
Other Cast : Park Hye Ae, Lee Jin Ki and Kim Ki Bum


“MIN HO...BANGUN...KUMOHON BANGUN....” tangis gadis itu.
“Min Di ayolah mengerti semua ini...ia sudah pergi...”
“ANNI!! IA TIDAK BOLEH MENINGGALKANKU! IA SUDAH BERJANJI PADAKU AKAN SELALU BERSAMAKU...AKU TIDAK MAU IA MENINGGALKANKU...”
“Kim Min Di ayolah, kau jangan menyakiti dirimu sendiri seperti ini.”
“Min Ho....Min Ho....jebal....” rengeknya.

Min Di menangisi kepergian kekasihnya, Min Ho. Ia tidak mau berhenti memanggil namanya dan mengguncang-guncangkan tubuhnya yang sudah kaku dan pucat.
Min Di terus menangis melihat wajah kekasihnya yang sudah pucat pasi itu. Ia masih tidak percaya kalau kekasihnya itu akan meninggalkannya secepat ini. Ia tidak bisa menerima itu semua.
Semua orang tidak ada yang bisa menahan Min Di, bahkan Jin Ki dan Hye Ae juga tidak bisa menahan Min Di. Ia benar-benar terpukul dengan kejadian ini. Ini bagaikan petir di siang bolong baginya. Padahal semalam ia masih berbicara dengan kekasihnya itu di telepon, tapi pagi tadi ia di beritahu oleh Jin Ki kalau Min Ho mengalami kecelakaan dan nyawanya tidak bisa di tolong lagi.

“Min Ho jebal....jangan tinggalkan aku....”

BRUK
Min Di langsung terjatuh di lantai karena terlalu syok dan sedih.

Saat membuka matanya ia sudah berbaring di ranjang rumah sakit. Di hadapannya sudah terdapat Hye Ae dan Jin Ki yang tampak khawatir.
“Min Di, syukurlah kau sudah sadar.” Ucap Hye Ae lega.
“Min Ho...mana dia...aku mau bertemu dengannya....” pinta Min Di lemah.
“Min Di kumohon kau bisa menerima ini semua. Min Ho sudah meninggal, ia sudah meninggalkan kita semua.” Ucap Jin Ki bijak.
“ANNI! Ia belum mati! Ia hanya tertidur saja, ia tidak mungkin meninggalkanku! Kau pasti membohongiku kan?”
“Untuk apa aku membohongimu? Tidak ada gunanya! Kau pikir hanya kau yang sedih? Semuanya juga sedih, semua juga tidak bisa menerima kenyataan ini. Tapi ini memang kenyataan. Kalau Min Ho sudah meninggal! Dan ia tidak akan hidup lagi!”
“OPPA!! Berhenti berkata seperti itu!”
“Oppa...” ucap Hye Ae pada namjachingu-nya pelan sambil menggenggam tangannya.
Lalu ibu Min Di pun datang dan langsung menghampiri anaknya.
“Min Di..”
“Omma....Min Ho, Omma...Min Ho....” rengeknya di pelukan ibunya.
“Ssstt...kau jangan menangis lagi ya, mungkin ini memang sudah takdir. Kau jangan bersedih lagi ya.”
“Tapi Min Ho berjanji padaku kalau bulan depan ia akan menikahiku...ia mau melamarku Omma...”
“Kau sabar ya nak.”
Min Di makin meluapkan semua emosinya di depan ibunya. Air matanya makin membanjiri baju ibunya.
Hye Ae dan Jin Ki memilih untuk keluar kamar.
Jin Ki menghela nafasnya berat. Hye Ae memandangnya lembut.
“Aku tidak menyangka kalau ia akan pergi secepat ini.” Ucap Jin Ki.
“Ne, Min Di pasti hancur sekali. Kasihan dia.”
Lalu Jin Ki merangkul Hye Ae lembut.

3 hari kemudian.

“Min Di ayo makan dulu, kau belum makan dari kemarin.” Ucap Ibu Min Di sambil mengelus rambut anaknya.
“Andwe, aku tidak mau makan.” Ucap Min Di sambil menatap ke depan. Tatapannya kosong dan menyiratkan kesedihan yang mendalam.
“Kalu kau tidak mau makan kau nanti akan sakit, apa kau mau membuat Omma khawatir?”
“Biar, biar saja aku sakit. Aku mau mati saja. Untuk apa aku hidup, Min Ho sudah meninggalkanku. Tak ada gunanya lagi aku hidup.”
“Min Di, kau tega meninggalkan Omma sendiri? Kau tidak kasihan pada Omma?”
“Aku tidak sanggup hidup sendiri Omma, aku mau menyusul Min Ho saja.”
“Kim Min Di, jangan bersikap bodoh. Kau harus sadar kalau tanpa Min Ho kau masih bisa menjalani hidupmu, kau masih memiliki yang lain, Omma, Hye Ae, Jin Ki, kau juga masih ingin meraih cita-citamu kan menjadi seorang penulis?”
“Semuanya sudah hancur. Impianku sudah hancur. Aku tidak mau apa-apalagi sekarang. Yang aku mau hanya bertemu dengan Min Ho.”

Ibu Min Di sudah tidak bisa membujuk anak satu-satunya itu. Akhirnya ia meminta bantuan Hye Ae, sahabat Min Di sejak lama.
15 menit kemudian Hye Ae sampai di rumah Min Di dengan Jin Ki.

“Min Di, ibumu bilang kau tidak mau makan ya? Kenapa?”
“Aku mau mati saja. Aku mau menyusul Min Ho.” Jawabnya datar.
“Kau gila ya Kim Min Di!” ujar Jin Ki.
Min Di langsung menatapnya sinis.
“Ya, sadar, hidupmu masih harus terus berjalan, kau pikir kalau Min Ho mati hidupmu akan hancur? Dia bukan segala-galanya, aku tahu kau sangat mencintainya tapi tidak seperti ini.”
“Coba kalau ini terjadi padamu, apa kau tidak akan hancur? Apa kau tidak merasa ingin mati saja? Aku benar-benar sedih Oppa, aku sudah tidak sanggup menahan kesedihanku ini. Aku tidak tahu harus berbuat apalagi. Di otakku hanya ada Min Ho. Aku sangat mencintainya, tapi tiba-tiba ia meninggalkanku untuk selamanya. Apa kau bisa mengerti perasaanku?” air mata Min Di pun mengalir di pipi putihnya.
Hye Ae mengelus punggungnya. “Aku tahu kau sangat mencintai Min Ho, tapi kalau seperti ini namanya kau menyakiti dirimu sendiri. Lagipula kalau Min Ho melihatmu ia pasti sangat sedih. Ia pasti sedih melihat yeojachingu-nya menyakiti dirinya sendiri. Apa kau tidak kasihan padanya? Pada Omma-mu juga?”
Tangisan Min Di makin menjadi. Ia makin mengingat namjachingu-nya itu. Wajahnya, senyumnya, suaranya, tawanya, kebaikannya, perhatiannya, segalanya, segala hal yang membuat Min Di sangat mencintai pria itu.


Sudah hampir sebulan lewat sejak kematian Min Ho. Min Di masih terpuruk dan tidak bisa menerima semuanya. Ia masih tidak mau keluar kamarnya. Keadaanya sangat memprihatinkan. Ia bagai mayat hidup.
Wajahnya pucat dan lemas, bibir pinknya menjadi kering dan pucat, tubuhnya pun makin kurus, matanya makin menyipit dan bengkak akibat terus-terusan menangis.
Tidak ada satu orangpun yang berhasil membujuknya untuk menjalani hidup dengan normal lagi. Ia tetap tidak bisa melupakan Min Ho.
Bahkan Sudah beberapa kali Min Di mencoba bunuh diri. Tapi untungnya selalu gagal dan selalu di pergoki. Ia sudah mencoba berbagai cara. Dari ingin menyayat urat nadinya, minum racun, dan lain-lain. Tapi Tuhan masih menyanyanginya dan masih mengijinkanya hidup.

+++

Flash back.

“Min Ho, kau janji kan tidak akan meninggalkanku sendiri?”
“Aku janji. Aku akan selalu bersamamu sampai kapanpun. Bahkan sampai aku matipun aku akan selalu bersamamu.”
“Janji?”
“Ne.”
Lalu mereka berdua tersenyum sambil mengaitkan kelingking mereka.

End of flash back.

+++

“Min Ho...Min Ho...kau dimana? Aku takut...aku sendirian...” teriak Min Di sambil celingak-celinguk di padang rumput luas itu sambil memegangi gaun panjangnya yang berwarna putih bersih.
Saat berlari mencari namjachingu-nya lalu ia melihat sosok orang yang ia cari. Ia mengenakan baju putih-putih dan tersenyum pada yeojachingu-nya itu. Min Di langsung berlari ke arahnya dan memeluknya.


“Kau dari mana. Aku takut.”
Min Ho tersenyum manis dan mengelus rambut Min Di lembut. “Mian jagiya, aku harus pergi.”
“Kau sudah janji tidak akan meninggalkanku. Kenapa kau membohongiku?”
“Aku memang janji tidak akan meninggalkanmu, tapi kita memang harus berpisah kali ini. Aku yakin suatu saat nanti pasti kita bisa bertemu lagi. Aku janji.”
“Aku tidak mau! Aku tidak mau berpisah denganmu...”
“Saranghaeyo jagiya...”
Lalu Min Ho makin menjauh darinya, seolah ia di tarik oleh cahaya putih di belakangnya yang menyilaukan mata. Min Di masih menggenggam tangannya, saat kekasihnya makin menjauh ia mulai menangis dan terus memanggil namanya.
“Min Ho...Min Ho....kumohon kembali...”

“Min Ho!” pekik Min Di sambil terbangun dari tempat tidurnya. Ia memegangi kepalanya. “Ah...ternyata hanya mimpi. Aku sangat merindukannya, aku menginginkannya...”
Min Di menatap ke langit di luar dari jendela kamarnya. “Min Ho, apa kau juga merindukanku? Apa kau merasa hal yang sama denganku? Aku sangat meridukanmu, aku menginginkanmu....” lalu ia mengambil pigura yang terdapat foto wajahnya dan Min Ho yang sedang tersenyum bahagia. Lalu ia memeluk foto itu dan menangisinya.

+++

Hari itu Min Di berniat pergi ke makam Min Ho. Tadinya ia ingin meminta Hye Ae untuk menemaninya, namun saat ia ingat kalau sahabatnya itu harus bekerja, ia tidak jadi meminta bantuannya. Akhirnya Min Di pergi sendiri ke makam namjachingu-nya itu.

Saat ingin menyebrang jalan, ia tidak memperhatikan kalau di depannya ada sebuah mobil yang melaju dengan cepat. Akhirnya ia tertabrak dengan mobil itu.
Bunga di tangannya berhambur kemana-mana. Min Di tergeletak di tengah jalan, baju putihnya penuh berlumuran darah.
Pria yang mengendarai mobil itu langsung turun dan melihat keadaan orang yang ia tabrak, lalu tanpa basa-basi ia langsung membawa gadis itu ke rumah sakit.
Min Di langsung masuk ke ruang operasi begitu sampai di rumah sakit. Setengah jam kemudian Omma-nya, Hye Ae dan Jin Ki datang ke rumah sakit.
“Bagaimana keadaannya?” tanya Omma Min Di panik.
“Mianhamnida Ajuma. Aku tidak sengaja menabraknya, aku, aku...” ucap pria itu sambil membungkuk.
Hye Ae mulai terisak, Jin Ki merangkulnya ke pelukannya. “Kau kenapa jagiya?”
“Min Di...Min Di..aku takut ia kenapa-kenapa...kejadian ini sama persis dengan saat Min Ho meninggal....”
“Shsshh...kau jangan berpikir seperti itu, lebih baik kita berdoa saja agar Min Di bisa selamat.”

Sudah satu jam mereka menunggu di depan ruang operasi itu. Omma Min Di duduk bersebelahan dengan Hye Ae. Jin Ki menghampiri pria yang mengantar sekaligus menabrak Min Di tadi. Ia duduk di sebelahnya.
“Sebenarnya, bagaimana kau bisa menabraknya? Bagaimana kejadian itu bisa terjadi?”
“Hah? aku, aku tadi memang sedang mengebut, sampai-sampai aku tidak tahu kalau ada seorang gadis yang sedang menyebrang. Mianhamnida, aku benar-benar tidak sengaja.”
Jin Ki menepuk pundaknya. “Sudahlah, tidak ada gunanya kau merasa bersalah dan terus meminta maaf. Oh iya, siapa namamu?”
“Oh, naneun Ki Bum imnida. Kim Ki Bum.”
“Aku Jin Ki, Lee Jin Ki. Aku sahabatnya Min Di, sedangkan gadis itu adalah Park Hye Ae, ia yeojachingu-ku, sahabat Min Di juga.”
“Um...mian, apa aku boleh bertanya sesuatu?”
“Mwo?”
“Um...tadi aku bertemu gadis itu di dekat pemakaman. Sebenarnya ia mau kemana? Apa ia mau kemakam seseorang?”
“Sepertinya iya. Mungkin ia ingin ke makam namjachingu-nya. Dua bulan yang lalu ia di tinggal pergi kekasihnya, dan ia sangat terpuruk dengan kejadian itu.”
Ki Bum langsung membulat mulutnya. Ia makin merasa bersalah.

Dokter keluar dari ruang operasi itu. Omma Min Di, Hye Ae, Jin Ki dan bahkan Ki Bum langsung menyerbunya.
“Bagaimana keadaannya?” tanya Jin Ki.
Dokter itu menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. “Mianhamnida, kami sudah berusaha, tapi...ia kehabisan banyak darah, jadi....”
Omma Min Di langsung jatuh ke lantai sambil menangis. Hye Ae juga ikut menangis dan memeluknya. Jin Ki hanya bisa terdiam saja, Ki Bum langsung terlihat syok berat dan mematung.
“Mi, mian...mian aku, aku sudah....” ucap Ki Bum terbata. Aku sudah membunuh seorang gadis...batinnya.
Hye Ae memeluk Jin Ki sambil menangis, Jin Ki hanya mengelus rambutnya. “Akhirnya ia mendapat keinginannya, akhirnya ia bisa bertemu dengan Min Ho.” Ucap Jin Ki.
“Oppa tapi....”
“Percayalah kalau ia pasti sudah bahagia. Akhirnya ia bisa bersatu dengan Min Ho lagi. Walaupun caranya seperti ini.”

+++

Saat tergeletak di tanah setelah di tabrak, Min Di melihat bayangan Min Ho yang tersenyum dan mengulurkan tangan padanya. Ia memakai baju yang sama persis dengan mimpinya waktu itu. Gadis itu langsung tersenyum menatapnya lalu ia ikut pergi bersamanya.
Akhirnya ia bisa bersama dengan orang yang paling ia cintai itu. Akhirnya mereka bisa bersatu lagi. Mereka bisa melaksanakan janji yang mereka ucapkan waktu itu.

FIN

an:mian ya buat para Flames ma Keylock..jangan bantai saya..hiks..hiks.. *author takut*

maap ya saya bikin Min Ho mati..*padahal authornya juga ga rela..i really2 love him very much..*

maap juga saya bikin Key jd pembunuh..*Key baek kok sebenanrnya..dy ga sengaja nabrak Min Di..*

sekali lagi maap ya kalo FF nya bikin kesel..saya cuma pengen bikin FF sedih ajah..

jeongmal mianhamnida...*bow*

Senin, 17 Mei 2010

Cherry Blossom part 3-END (FF mini drama)

Cast :
Lee Hyun Jae
Choi Min Ho
Lee Tae Min
Lee Jin Ki


Hyun Jae POV.

Omo....apa yang harus aku lakukan? Aku harus memilih siapa? Aku menyukai mereka berdua...
Kau gila Hyun Jae! Benar-benar gadis gila! Bisa-bisanya kau menyukai kedua namja itu, kau kan tahu kalau mereka bersahabat, kau itu hanya perusak hubungan orang saja!
Hah....aku mau mati rasanya kalau terus-terusan seperti ini!!

“Ya, kenapa lagi kau? Kenapa uring-uringan seperti itu?” tanya Jin Ki oppa.
“Aku stres....”
“Hah, pasti karena kedua namja itu.”
Aku mengangguk. Jin Ki oppa mengelus kepalaku. “Pilih saja 1 yang terbaik menurutmu.”
“Susah..mereka berdua sama-sama baik. Kalau aku pilih salah satu pasti yang lainnya akan merasa sakit hati, aku tidak mau seperti itu, aku menyanyangi mereka berdua oppa...bagaimana ini?”
“Hah, kau itu sulit sekali sih adik kecil, aku juga jadi bingung harus memberimu saran apa?”


Author POV.

Siang itu Min Ho dan Tae Min sudah sampai di taman lebih dulu. Mereka berdua terlihat gugup dan canggung. Tae Min sejak tadi tak henti memainkan jari-jarinya, sedangkan Min Ho hanya diam saja sejak tadi.
Lalu Hyun Jae pun datang juga. Siang itu gadis itu mengenakan gaun selutut berwarna kuning muda dan cardigan orange plus sepatu wedges orange, rambut panjangnya ia biarkan tergerai dengan jepitan berbentuk kupu-kupu di sisi poninya.
Saat melihat gadis itu mereka berdua langsung berdiri.
“Mian sudah membuat kalian menunggu.” Ucap Hyun Jae sambil membungkuk.
“Anni, gwenchana. Apa...kau sudah mempunyai jawabannya?” tanya Min Ho.
“Ne noona, sudah ada kan?” sambung Tae Min.
“Jadi siapa yang akan kau pilih diantara kami?” tanya Min Ho.
Hyun Jae mengehela nafasnya. “Aku...aku...mian sebelumnya kalau aku menyakiti hati kalian berdua. Sepertinya aku tidak bisa memilih salah satu dari kalian.” Ucap gadis itu sambil menunduk.
Kedua namja di hadapannya berhasil dibuat tercengang.
“A, apa maksudmu?” tanya Min Ho.
“Ne, aku rasa aku tidak bisa memilih diantara kalian berdua. Aku...aku menyanyangi kalian berdua. Aku tidak mau kehilangan kalian berdua.”
“Kalau begitu kenapa tidak ada yang kau pilih?” tanya Tae Min.
“Kalau aku memilih salah satu diantara kalian pasti akan ada yang terluka, aku tidak mau seperti itu. Aku masih punya perasaan, mana mungkin aku menyakiti orang sebaik kalian berdua.”
Min Ho mendesah. “Hah...kalau begini kau membuat kami bingung noona.”
“Mian...tapi aku punya ide yang menurutku tidak terlalu buruk.”
“Mwo?” tanya Tae Min penasaran.
“Um...biarkan aku menjadi noona kalian saja. Kalian mau kan? Kan kalian berdua umurnya di bawahku. Lagipula Tae Min masih sekolah, Min Ho juga masih kuliah, kurasa kalian belum waktunya memiliki seorang yeojachingu.”
“Ya, aku hanya setahun di bawahmu noona.” Ujar Min Ho.
“Aku juga tahu! Sudahlah itu saja ideku, bagaimana? kalian mau tidak? Kita bersahabat saja, kalau begitu kan tidak akan ada yang tersakiti.
Tae Min dan Min Ho hanya berpandang-pandangan saja.

+++

“Ya! Awas nanti kau jatuh!” teriak Hyun Jae.
“Ah sudah kau diam saja, aku sudah biasa.”
“Kau itu dulunya maling ya?” ucap Hyun Jae sambil bertolak pinggang.
Tae Min tersenyum. “Sudah noona, Min Ho hyung sudah biasa memanjat pohon, jadi ia tak akan jatuh.”
Min Ho pun melompat dari dahan pohon itu. Hyun Jae langsung memukul kepalanya.
“Ya! Kau gila ya!” ujar Min Ho.
“Kau yang gila! Kalau kau sampai jatuh bagaimana! Pasti Omma-mu akan memarahiku!”
“Dia sudah biasa noona, kau tenang saja, Ajuma tidak akan memarahimu.” Bela Tae Min.

Akhirnya mereka bertiga duduk di bawah pohon ceri itu sambil makan buah ceri yang tadi di petik Min Ho. Mereka bertiga memakai baju kembaran, baju Clirde N berwarna putih dengan gambar kucing dan jins biru.

“Hah...aku heran, kenapa dulu aku bisa suka dengan gadis sepertimu ya?” ucap Min Ho yang langsung di pukul lengannya oleh Hyun Jae.
“Ya gadis kupu-kupu! Kenapa sih kau selalu menganiayaku!”
Hyun Jae malah memeletkan lidahnya.
“Tapi aku senang kok dengan keadaan kita sekarang.” Ucap Tae Min.
“Waeyo?” tanya Min Ho dan Hyun Jae kompak.
“Um...karena tidak akan ada yang terluka di antara kita, dan kita akan selalu bertiga selamanya. Ya kan?”
“ANNI!” jawab mereka berdua bareng lagi.
“Waeyo?” tanya Tae Min sedih.
“Aku tidak mau selalu bersama kalian berdua terus! Bisa-bisa aku tidak punya namjachingu selamanya!” ucap Hyun Jae polos.
Min Ho tersenyum nakal. “Kau tidak akan bisa lepas dari kami berdua noona, pokoknya kita akan selalu bertiga selamanya.”
“ANDWE!! Aku tidak mau!!!”
“Ah~~~kau kan menyukai kami berdua noona, jadi kan tidak ada salahnya.”
“Itu dulu pabo! Sekarang aku hanya menganggap kalian dongsaeng-ku, keluargaku saja. Tidak boleh ada rasa cinta diantara kita!”
“Kalau ternyata kami berduua masih menyukaimu bagaimana?”
Hyun Jae langsung melolot. Dan menatap Min Ho dan Tae Min bergantian.
Min Ho malah tertawa lepas. “HAHAHAHA...wajahmu lucu sekali noona, aku tidak tahan melihatnya.”
Tae Min juga tersenyum kecil.
“Ah~~~Min Ho pabo!!” teriak Hyun Jae kesal.

Akhirnya mereka bertiga hanya menjalin persahabatan saja, ikatan yang jauh lebih erat dari berpacaran. Mereka sudah janji kalau tidak ada yang boleh saling jatuh cinta diantara mereka bertiga, hanya boleh bersahabat saja. Dan selama hampir setahun ini mereka cukup menikmati keadaan itu.



FIN

Sabtu, 15 Mei 2010

Lyric Get Down - SHINee (Min Ho & Key) (with Eng. Sub)

Minho : Come down now neol ppateuril
Sangsang gatji anchi machi Dream
Jumokhae fan and anti dul jung hananeun gijeolhaji (geureochi)
Birok nal daesinhal mojopum gateun nyeoseogi natanado
Nuneul gamgo neukkyeodo geu nyeoseokgwa jeoldaero bigyo andwae
Motae jigeum mwotae daeche geu nunbicheun mwonde

Ttan saenggakhago itjiman geureol su eobseo neon naegeonikka
Apeuro mwol deo boyeojwoya doeneun geoya
Gyeongheomeuro bwasseul ttaen eobseunikka
(Gonna make you dance, rhythmemake you dance
He's gonna make you dance, we gonna make you dance- get down,
We will make you hype, we will make you hype)
Dangjang yeogiseo jeongnihae anim nareul mitgo gallae (Get Down)
Mudaereul deotchilhan naega ppurin mulgam
Kkeuchi boiji anha naui tteooreuneun yeonggam
(Neoreul pparadeullyeo Make you mine)

Reff : Get Down
(It’s okay, and ya’ll can relax son)
Nanana Nanana Nanana
(Just stay there, you stay there)
Get Down!
(I’ll show you what I got man)
Get Down Nanana Nanana Nanana
(Just stay there, you stay there)
Get Down!

Key : Hey! I'm that cool cat (Meow!)
Check me out while I lace it down
I make them drop down in slow motion like the matrix
All my ladies looking good, pretty faces
Ttaettaero Show off gwissongmaneun Turn on
Sesangui jungsim hana S-generation
Excuse me, naega jogeum apseogalge
Expect X, Y ga ttara hal su eopge

Tteugeopge saeroungeol wonhae Want more
Wonhandamyeon soriljilleo Scream for more
Never seen this kid hitting flow like this before
Modu jeulgyeo Breaking night like three to four (X2)

Reff : Get Down
(It’s okay, and ya’ll can relax son)
Nanana Nanana Nanana
(Just stay there, you stay there)
Get Down!
(I’ll show you what I got man)
Get Down Nanana Nanana Nanana
(Just stay there, you stay there)
Get Down!

Key : Hey! yaksokcheoreom banhae neomu ppareuji anke naega yeol su itge (Get Down!)Neomeowayaman hae (Get Down!) neomeool su bakke
(Gonna make you dance, rhythmemake you danceHe's gonna make you dance, we gonna make you dance- get down, Can you dance with me)
Minho : Hey! imi naege banhae nugudo daeche motae
Badadeullyeoya hae (Get Down!) badadeurige dwae (Get Down!)
badadeuril su bake

Get Down nanana nanana nanana Get Down!
Get Down nanana nanana nanana Get Down!

Get Down nanana nanana nanana Get Down!
Get Down nanana nanana nanana Get Down!

Key : Nal jageukhaneun ssodajineun yeolgi sok modeun geoseul pyohyeonhan sachineun ichi
Minho : Boneun geoseuro jokhae geugeollo manjokhae nae ceremonye chwihaeseo neon sseureojil deut hae
Key : Seuchyeo jinagal manhan taiming sunganeul jaba kkeun raini heunchi anchi jeoldaero nan swipji anchi
Minho : O neohuideurui hwansang eonjena gidaeisang naui gachireul cheukjeonghal su eobtji Get Down!

Get Down nanana nanana nanana
Get Down!


translate english
Come down now the fantasy you’ve fallen in
is just a different dream,
Take note all fans and antis
One of you will faint (that’s right)
Even if some fool shows up in my placeas a poor imitation of me,
Even if you close your eyes
Him and I are incomparable
He’s inferior, what are you doing?
His charms are whatever

You may be thinking of something else
(Gonna make you dance, rhythm will make you dance)
But stop it, because you’re mine
(He’s gonna make you dance,we gonna make you dance- get down)
What else do you want to see from us?
(we will make you hype)
You’re experiences reveal nothing.
(we will make you hype)
Immediately settle your accountsor trust me and leave (get down)
The influence I’ve spread in my times on stage
There is no end in sight to my inspirations
(I’ll draw you in and make you mine)

Get Down
(It’s okay, and ya’ll can relax son)
Nanana Nanana Nanana
(Just stay there, you stay there)
Get Down!
(I’ll show you what I got man)
Get Down Nanana Nanana Nanana
(Just stay there, you stay there)
Get Down!

Hey! I’m that cool cat (Meow!)
Check me out while I lace it down
I make them drop downin slow motion like the matrix
All my ladies looking good, pretty faces
Gotta show off, Turn on your ears
The world’s spotlight is on S-generation
Excuse me, I’ll go a little ahead of you
Expect X, Y so they can’t follow me

Hey! I want something burning new, want more
If you want it make some noise, scream for more
Never seen this kidhitting flow like this before
Everyone have a good time
Breaking down like three to four (x2)

Get Down
(It’s okay, and ya’ll can relax son)
Nanana Nanana Nanana
(Just stay there, you stay there)
Get Down!
(I’ll show you what I got man)
Get Down Nanana Nanana Nanana
(Just stay there, you stay there)
Get Down!

Hey! Break it like a promise
(Gonna make you dance, rhythm will make you dance)
Not too fast
(He’s gonna make you dance,we gonna make you dance- get down)
So that I can unlock it (get down!)
you need to come over here (get down!)
You have no choice but to come here
(Can you dance with me)
Hey! You’ve already fallennobody can touch meyou have to accept me (get down!)
You’re forced to accept me (get down!)
You can’t help but accept me

Get Down Nanana Nanana Nanana
Get Down!
Within the fever that spurs me on (get down)
My luxuries are reasonable
So be satisfied with just looking
That’s all you need
(Nanana Nanana Nanana Get Down!)
You are drop dead drunk on my ceremony
The timing is perfect to pass you by
Grab the moment, the finish line (get down)
is not easy to reach, I’m not one to mess with
(Nanana Nanana Nanana Get Down!)
Oh your fantasies?
We can make them come true
You can’t measure my worth Get down!

Get Down Nanana Nanana Nanana
Get Down!

Cherry Blossom part 2 (FF mini drama)

Cast :
Lee Hyun Jae
Choi Min Ho
Lee Tae Min
Lee Jin Ki


Author POV.

Min Ho langsung merangkul Tae Min dari belakang.
“Oh, kau hyung, kupikir siapa.” Tanyanya sambil memperhatikan gelang barunya.
“Ya, itu baru ya? Sepertinya aku baru melihatnya?”
“Hah? oh iya. Bagus kan hyung?”
Min Ho mengangguk.
Tae Min tersenyum. “Yang memilihkannya adalah gadis yang aku sukai hyung, dia hebat ya?”
“Mwo? kau sedang menyukai seseorang? Siapa? apa teman sekolahmu?”
“Anni, ia seorang noona.”
“Noona?”
“Ne, nanti aku kenalkan denganmu ya?”
Min Ho hanya menganggukkan kepalanya.


Min Ho POV.

Aku dan Tae Min sudah bersahabat sejak kecil, ia sudah bagai adik kandungku sendiri. Kebetulan aku memang tidak punya dongsaeng, jadi aku menganggapnya sebagai adikku sendiri.
Kali ini ia bilang ia sedang suka dengan seseorang, aku juga. Apalagi kami sama-sama menyukai seorang noona. Kenapa bisa kebetulan seperti ini ya? Apa karena kami berdua bersahabat? Entahlah, tapi aku ikut bahagia kalau ia bahagia.

Hari ini aku berniat ke toko milik gadis kupu-kupu-ku itu. Semoga saja ia ada di sana.

Sampai sana aku langsung di sambut oleh seorang Ajuma yang sangat ramah. “Annyong, ada yang bisa aku bantu?”
Aku tersenyum dan membungkukkan badanku. “Mian, apa...aku bisa bertemu dengan Lee Hyun Jae? Apa benar ia bekerja di sini?”
“N, ne, ia anakku. Kau siapanya?”
Aigo! Ternyata Ajuma ini Omma-nya Hyun Jae noona!
“A, aku Min Ho, chingu-nya Hyun Jae noona.” Jawabku gugup.
“Hmm...kalau begitu tunggu sebentar, aku panggil dulu anak itu.”

5 menit kemudian gadis itu muncul juga sambil sesekali menoleh ke belakang.
“Kau mau apa ke sini? Kenapa kau bilang mau mencariku!”
“Memang aku mau mencarimu.”
Ia malah memukul lenganku.
“Ya!”
“Kau mau aku di marahi Omma-ku ya? Kau cari masalah saja.”
“Apa sih maksudmu? Aku kan hanya ingin tahu toko milikmu.”
“Bukan milikku pabo, milik Omma-ku. Aku hanya membantu di sini.”
“Sama saja. Ya, kenapa kau menyalahkanku sih? Apa....Omma-mu marah ya aku datang?”
“Bukannya marah, ia pikir aku akan pergi lagi. Ia paling kesal kalau aku keluyuran saat sedang kerja.”
“Jadi karena itu?”
Hyun Jae noona mengangguk.


Kami duduk di bangku depan cafe itu sambil menyeruput coklat hangat di cup itu.
“Hah...aku kabur lagi...” ujarnya pelan.
“Aku juga.”
Ia langsung menatapku. “Apa maksudnya?”
“Aku bolos kuliah lagi, aku kabur dari dosenku.”
Hyun Jae noona hampir menyemburkan minumannya. Ia tersedak.
“Noona kau tidak apa-apa kan?” tanyaku sambil mengelus punggungnya.
Ia menggeleng-gelengakan kepalanya dan menggoyang-goyangkan tangannya sambil terbatuk-batuk.
“Kau gila ya! Kenapa kau bolos! Jangan-jangan.....waktu itu kau bolos juga ya?”
Aku tersenyum dan mengangguk pelan.
“Bocah nakal!”
Aku hanya tersenyum manis.


“Sudah sana kembali ke kampusmu. Aku harus kerja lagi.” Ucapnya.
“Aku tidak ada kelas lagi.”
“Terserah kaulah mau kemana. Yang penting aku mau kerja.” ucapnya dan langsung masuk toko itu.


Tae Min POV.

Hari ini hari Minggu, dan aku kan pergi ke toko milik Hyun Jae noona, aku juga akan mengenalkan Min Ho hyung padanya. Pada gadis yang sedang aku sukai itu. Pasti pendapat hyung sama denganku, ia pasti akan bilang kalau Hyun Jae noona itu gadis yang manis, lucu, baik dan ramah.

“Tae, Tae Min, kau mau apa bawa aku ke sini? Kau bilang mau mengenalkanku pada gadis yang kau suka?” tanya Min Ho hyung saat kami sampai depan toko itu.
“Gadis itu ada di dalam hyung, ayo.” Ucapku sambil menarik lengannya.
Saat sampai dalam aku melihat Hyun Jae noona sedang melayani seorang wanita dengan ramah. Aku langsung tersenyum melihatnya.
“Hyung, hyung, itu gadis yang aku suka. Kau lihat kan?”
Min Ho hyung memicingkan matanya. “Yang mana? Gadis yang memakai gaun ungu itu?” tanyanya.
“Anni, gadis yang di sebelahnya. Gadis yang memakai kaus pink dan jins biru. Gadis yang memakai bando pink itu hyung, itu gadis yang aku suka.”
Aku lihat Min Ho hyung langsung membulat matanya. “Ja, ja, jadi, di, dia gadis yang sedang kau sukai?”
Aku mengangguk. “Wae? Dia cantik kan hyung?”
Min Ho hyung mengangguk pelan dan tersenyum.

Lalu Hyun Jae noona menatap ke arah kami. Aku langsung melambaikan tangan padanya. Ia pun langsung mengahampiri kami.
“Annyong noona.” Ucapku ramah.
“Ann- Min Ho? Kau kok bisa di sini?”
“A, aku, aku.....” ucap Min Ho hyung gelagapan.
“Kalian saling kenal ya?” tanyaku
“Ne, ia pria menyebalkan yang selalu memanggilku gadis kupu-kupu!” ucap noona. Kulihat mata Min Ho hyung makin membulat.
“Oh, kalau begitu kebetulan sekali ya.” Ucapku dengan senyum terpaksa.

Saat keluar dari toko itu wajahku langsung murung. Hatiku langsung hancur berkeping-keping. Ternyata Hyun Jae noona adalah gadis yang selalu Min Ho hyung ceritakan padaku, gadis kupu-kupunya itu. Ternyata kami berdua menyukai seorang gadis yang sama.

“Um...Tae Min-ah, aku.....” ucap Min Ho hyung.
“Aku tidak apa-apa kok hyung. Kan belum tentu noona juga menyukaiku.”
“Tae Min....”
“Hyung, bagaimana kalau kita bersaing saja?”
“Mwo? apa maksudmu?”
“Ne, untuk mendapatkan Hyun Jae noona. Pasti ada salah satu diantara kita kan yang akan ia pilih?”
“Belum tentu Tae Min...”
“Hyung, ayolah, aku tidak akan menyesal kok kalau nanti ia lebih memilihmu. Aku malah senang kalau ia bisa jadi denganmu orang yang aku percayai akan menjaganya dengan baik.”
“Tae Min, Hah, aku tidak tahu harus bicara apalagi. Terserah kau sajalah kalau maumu begitu, aku akan mengikutinya.”
Aku tersenyum.
Kalau boleh jujur sih sebenarnya aku agak sedikit sedih mengatakan hal itu, aku takut kalau noona lebih memilih Min Ho hyung, aku takut kalau kalah dalam persaingan ini. Tapi aku harus bersikap seperti pria dewasa lainnya.


Hyun Jae POV.

Aku mengendap-endap keluar toko.
“Ya Lee Hyun Jae, kau mau kemana? Menemui Min Ho ya?” tanya Omma.
Aku langsung cengengesan dan menggaruk kepalaku. “Hehehehe...Omma tahu saja...boleh kan aku pergi menemuimya?”
“Anni.”
“Mwo? Omma...ayolah, kasihanilah anak gadis satu-satumu ini.”
“Sekali tidak tetap tidak. Kau harus bekerja dulu, kalau kerjaanmu sudah selesai kau baru boleh menemui namjachingu-mu itu.”
“Ia bukan namjachingu-ku Omma! Ia, ia hanya chingu-ku saja....” ucapku dengan wajah memerah.
“Terserah kau saja, pokoknya kau tidak boleh keluar.”
“Omma~~~~” rengekku. Omma langsung berjalan ke dalam. Aku memandang Oppa-ku dengan tatapan memelas.
Ia hanya menggelengkan kepalanya dan menggidikkan bahunya.

+++

Aish...aku makin pusing! Makin hari kedua namja itu makin mendekatiku, mereka makin sering datang ke toko atau mengajakku pergi keluar. Aku bingung dengan kelakuan mereka berdua. Kepalaku mau pecah rasanya sangking bingungnya!

Aku memajukkan bibirku sambil menendang-nendang bantal di depanku. Lalu Jin Ki oppa duduk di sebelahku dan mengacak rambutku.
“Oppa, aku bingung.”
“Wae?”
“Siapa yang harus aku pilih?”
“Mwo? apa maksudmu?”
“Tae Min, atau Min Ho?” lalu aku menghadap Jin Ki oppa. “nugu oppa?”
“Ya, gadis kecil, kau benar-benar meladeni semua yang mereka mau ya? Kau menyukai mereka berdua ya?”
Aku mengangguk lalu menggeleng.
“Apa maksudmu? Tadi ia, lalu tidak.”
“Entahlah, aku bingung, aku suka Min Ho, tapi aku juga suka Tae Min. Walaupun Min Ho menyebalkan tapi ia baik. Dan sangat tampan....Sedangkan Tae Min anak yang manis dan lucu. Aku bingung jadinya.”
“Hah, kau dalam masalah besar adik kecil, kau harus bisa memilih diantara mereka berdua.”
“Memang. Masalah yang sangat besar, apalagi mereka berdua sudah bersahabat sejak kecil.”
“Mwo! kau tahu darimana?”
“Tae Min.” Aku menghela nafasku. “Ia bilang padaku semaunya, kalau mereka berdua menyukaiku. Kalau mereka berdua menyukai gadis yang sama.”
Jin Ki oppa memperhatikan aku. “Coba kau berdiri.”
Aku mengikuti kata-katanya dan berdiri di hadapannya.
“Berputar.”
Aku mengikuti perintahnya lagi.
Ia meletakkan tangannya di dagu. “Sebeneranya apa ya yang mereka suka darimu? Perasaan kau ini biasa-biasa saja?”
Aku langsung memajukan bibirku dan melempar Jin Ki oppa dengan boneka kelinciku. “Jahat kau oppa! Oppa macam apa sih kau!”

+++

Hari ini kami bertiga, aku, Min Ho dan Tae Min janjian di taman kota tempat biasa mereka mengajakku bertemu atau kadang hanya menemaniku melihat pohon-pohon ceri.
Kami duduk di bangku kayu itu bertiga. Min Ho hanya diam saja, aku sedang meniup-niup baling-baling yang tadi kami beli, Tae Min hanya diam sambil meminum susu pisangnya.
“Sampai kapan kita akan seperti ini?” ucap Min Ho tiba-tiba.
Aku dan Tae Min langsung menatap ke arahnya.
“Aku bosan noona, sebenarnya kita bertiga ini apa sih? Dibilang sahabat bukan, saudarapa apalagi, kau bukan kekasih dari salah 1 dari kami berdua. Lalu sebenarnya hubungan kita apa?”

DEG!

Pertanyaan atau pernyataan itu, Entahlah, yang Min Ho katakan tadi tepat menusuk jantungku. Aku langsung diam di buat kata-katanya itu. Memang sulit untuk di jelaskan sebenarnya hubungan apa yang terdapat di kami bertiga.
Seorang gadis dan 2 orang pria yang sama-sama menyukai gadis itu. Dan yang lebih parahnya gadis itu juga menyukai kedua pria itu.
Bodoh dan aneh kan?
Mana ada orang yang lebih bodoh dari aku. Kalau aku memilih salah satu dari mereka aku bisa menghancurkan persahabatan mereka yang sudah sejak kecil mereka jalin. Gadis macam apa aku kalau sampai itu kulakukan?

“Um...yang di bilang Min Ho hyung benar noona, kurasa....sebaiknya kau menentukan pilihanmu sekarang.” Ucap Tae Min ragu.
Aku menatapnya. Aku hanya diam saja, tak sanggup mengeluarkan sepatah katapun.
“Siapapun yang kau pilih kami akan terima kok.” ucap Min Ho bijak.
“Um...aku tidak bisa menjawab sekarang. Bagaimana kalau besok? Aku akan memikirkannya nanti malam. Besok kita bertemu di sini lagi.”
“Baiklah kalau itu maumu. Kuharap besok kau sudah mendapatkan jawabannya.” Ucap Min Ho.


to be continue....

Kamis, 13 Mei 2010

Cherry Blossom part 1 (FF mini drama)


Cast :
Lee Hyun Jae
Choi Min Ho
Lee Tae Min
Lee Jin Ki

Hyun Jae POV.

Saat ini sedang musim semi, aku memandangi bunga-bunga ceri yang berguguran dari pohonnya lewat jendela. Sesekali aku tersenyum melihatnya. Betapa cantiknya mereka, gumamku dalam hati.
Aku memang sangat menyukai musim semi. Apalagi saat bunga-bungan pohon ceri mulai muncul. Pemandangan menjadi terlihat indah saja buatku.

CRING..
Suara gemerincing hiasan pintu itu berbunyi. Pertanda kalau ada pelanggan datang.
Aku langsung mengucapkan salam dan membungkukkan tubuhku.
“Selamat datang...” ucapku ramah, dan menghampiri Ajuma itu. “ada yang bisa aku bantu?”
“Nona, apa di sini menjual kalung?”
“Tentu saja, ini kan toko aksesoris, di sini terdapat kalung, gelang, cincin, anting, bros dan aksesoris lainnya. Kalung seperti apa yang Ajuma butuhkan?”
“Um...aku mencari kalung yang terlihat elegan dan simpel. Apa kau punya barang seperti itu?”
Aku langsung mengecek rak yang terdapat ratusan kalung dan benda lainnya di sana. Lalu aku membawa sebuah kalung berliontin daun semanggi berwarna perak.
“Apa ini cocok dengan seleramu?”
Ia mengambil benda itu dari tanganku dan memperhatikannya. “Um...boleh juga. Berapa harganya?”
“100 ribu won.”
“Baiklah aku ambil barang ini.” Lalu ia mengambil uang di dompetnya dan menyerahkannya padaku.
“Gamsahamnida.” Ucapku sambil membungkukkan badan.

“Hyun Jae, kau pulang jam berapa hari ini?” tanya oppa-ku.
“Jam 6. Kau mau menungguku?”
“Ne, kata Omma aku harus membawamu pulang dengan selamat. Kau tidak boleh keluyuran lagi seperti kemarin.”
Aku hanya cengengesan.
Kemarin aku memang pulang malam karena keasyikan memandangi pohon-pohon ceri itu dari cafe dekat tokoku ini.

+++

Hari ini aku sedang tidak menjaga toko, hari ini giliran Omma yang menjaganya. Akhirnya aku pergi ke taman saja untuk menikmati pemandangan sore. Aku duduk di bangku taman itu sambil tersenyum karena melihat beberapa anak kecil yang sedang bermain dengan cerianya.
“Huh, kenapa sih harus ada musim semi! Aku sangat membencinya!” samar-samar kudengar gerutuan seseorang.
Aku langsung menghadapnya. “Ya, apa maksudmu tadi berkata seperti itu? Kenapa kau tidak suka musim semi?” tanyaku penasaran.
Pria itu menggembungkan pipnya. “Karena saat musim semi para serangga akan banyak bermunculan! Dan aku sangat membenci mereka!”
Aku terkikik mendengarnya. Pria itu hanya bengong saja.
“Mianhe, kalau begitu sih namanya kau membenci serangga, bukan musim semi. Kenapa kau malah menyalahkan musim semi? Aku saja sangat menyukainya. Apalagi bunga ceri.”
Ia hanya menatapku aneh. Pasti ia mengira aku gadis aneh yang main ikut campur urusan orang.
“Lee Tae Min imnida. Kau?”
Eh? Ia malah memperkenalkan namanya. Ku pikir ia akan menyemprotku.
“Lee Hyun Jae imnida.” Ucapku sambil membungkuk.
“Wah...marga kita sama ternyata. Kau kelas berapa?” tanyanya polos.
Aku tersenyum. “Aku sudah tidak sekolah, sekarang aku bekerja di toko aksesoris.”
Ia terlihat kaget. “Mi, mianhe...kalau aku kelas 1 SMA.”
“Oh...pantas kau sangat lucu dan manis.” Ucapku sambil tersenyum.
“Noona sering ke sini?”
“Tidak juga, karena hari ini sedang kosong saja makanya aku ke sini.”
Ia menganggukkan kepalanya.


Min Ho POV.

Fyuuh..akhirnya aku berhasil kabur lagi...entah sudah keberapa kalinya aku bolos kuliah hari ini.
Sebenarnya sih aku bukan berniat menjadi anak yang nakal, tapi masalahnya dosenku kali ini sangat menyebalkan, ia terus-terusan mengoceh selama 2 jam pelajaran, membuatku mengantuk saja. Lebih baik aku bolos dan main basket saja di lapangan dekat taman kota.

Sampai sana aku langsung bermain basket sendirian. Tiba-tiba bola basketku mengelinding ke arah semak-semak.
Aku pun berlari dan hendak mengambilnya. Saat sampai sana aku malah melihat seorang gadis yang sedang mengendap-endap sambil membawa sebuah jaring di tangan kanannya dan kan kantung plastik di tangan kirinya. Ia berjalan mundur-mundur ke arahku. Saat ia makin dekat aku pun langsung memanggilnya.
“Ya, ada orang di belakangmu.”
Ia langsung terlihat marah dan menghempaskan tangannya. “Hah! padahal tinggal sedikit lagi!” lalu ia menatapku tajam. “semua gara-gara kau!” ucapnya.
Aku hanya bengong mendengarnya. “Ya, apa maksudmu? Kenapa kau menyalahkanku?”
“Kalau kau tidak mengeluarkan suaramu yang menyeramkan itu pasti sekarang aku sudah berhasil mendapatkan kupu-kupu itu!” serunya sambil menunjuk kumpulan bunga di sampingnya.
Aku terkekeh mendengarnya. “Jadi hanya karena itu? Kupikir apa.”
Ia memajukkan bibirnya. “Kau menyebalkan! Untuk apa sih kau menggangguku!”
“Ya, aku mau mengambil bola basketku.” Ucapku menunjuk benda yang berada tepat di bawah kaki gadis itu. Lalu aku membungkuk dan mengambilnya. “Kau seperti anak kecil saja, masa mencari kupu-kupu seperti itu, bukannya bersekolah.”
“Ya aku sudah 20 tahun tahu! Aku sudah bekerja! Kau sendiri kenapa pagi-pagi begini sudah main basket! Bukannya kuliah!”
“Ta, tau dari mana kau aku sudah kuliah?”
“Wajahmu tidak ada pantas-pantasnya menjadi anak sekolahan.”
“K, kau...”
“Ah sudahlah, kau mengganguku saja.” Lalu ia berbalik dan hendak pergi.
“Noona!” panggilku.
Ia berbalik menatapku.
“Apa aku boleh tahu namamu?”
Ia memicingkan matanya.
“Ya hanya sekedar ingin tahu saja, apa kau mau aku panggil gadis kupu-kupu saja? butterfly?”
“Hyun Jae. Lee Hyun Jae.” Ucapnya.
Aku tersenyum. “Aku Choi Min Ho.”
Lalu ia berbalik dan kembali berjalan.
Aku tersenyum menatap punggung gadis itu yang makin menjauh. “Lucu sekali sih kelakuannya, seperti anak kecil saja.”

Hyun Jae POV.

Aku melempar kantung dan jaring kecil itu di meja dengan kesal. “Semua gara-gara pria menyebalkan itu! Kalau tidak kan aku pasti sudah mendapatkan kupu-kupu cantik itu!”
“Pasti kau habis mencari kupu-kupu lagi.”
Aku langsung berbalik ke arah suara. Ternyata Jin Ki oppa yang berbicara. Aku menganggukkan kepala.
“Dan pasti gagal lagi.”
Aku kembali mengangguk dan mengerucutkan bibirku.
Jin Ki oppa mengacak rambutku sambil tersenyum. “Kau ini sudah dewasa tahu, kenapa sih kelakuanmu seperti anak kecil saja.”
“Oppa~~~”
Lalu ia masuk ke dalam.
Kenapa omongan oppa sama seperti pria tadi? Siapa tadi namanya? Choi Min Ho...aku tersenyum kecil. Ia tampan juga kalau di pikir-pikir.

PLETAK!

“Jangan bermain terus, ayo cepat kerja. Kerjaanmu hanya keluyuran saja.” Ucap Omma setelah memukul kepalaku.
“Ne Omma~~~” ucapku sambil memegangi kepalaku.

Author POV.

“Annyong noona.” Ucap Tae Min ceria.
Hyun Jae mengeryitkan matanya. “Kau? Kenapa bisa ada di sini?”
“Um...iseng saja, ingin menemuimu.”
“Mwo? aku? Mau apa?”
Ia malah tersenyum manis. “Noona, apa kau bisa bantu aku mencari gelang?”
“Untuk siapa?”
“Tentu saja untukku, memang siapa lagi? Kekasihku? Aku tidak punya kok.”
Hyun Jae tersenyum. “Memang aku tanya apa?”
Tae Min langsung terdiam.

+++

“Ya gadis kupu-kupu!” teriak seorang namja.
Hyun Jae langsung berbalik ke arah suara. Namja itu langsung menghampirinya. “Mau apa kau? Kenapa kau memanggilku seperti tadi! Pabo! Kau kan sudah tahu siapa namaku! Untuk apa waktu itu kau tanya.”
Min Ho tersenyum. “Kau mau makan ya? Bagaimana kalau kita makan bersama?”
Aish! Bukannya menjawab pertanyaanku malah mengajak makan bersama!
Lalu mereka berdua duduk di salah satu meja di cafetaria itu. Mereka duduk berhadap-hadapan. Hyun Jae masih mengerucutkan bibirnya. “Heh micyeoh namja, kenapa tadi kau memanggilku seperti itu sih? Namaku Lee Hyun Jae tahu! Bukan gadis kupu-kupu!”
“Namaku Min Ho, bukan micyeoh namja.”
“Siapapun namamu! Kenapa kau memanggilku seperti tadi! Memalukan saja!”
Min Ho malah tertawa. Lalu ia mengacak rambut Hyun Jae. “Gadis yang lucu.”

DEG!

Omo..kenapa jantungku bergedup seperti ini? Apa yang aku lakukan padanya? Kenapa aku mengelus kepalanya? Pabo kau Choi Min Ho. Rutuk Min Ho dalam hati.

Ring ding dong Ring ding dong Ring diggi ding diggi Ding ding ding
Bunyi ponsel Hyun Jae.

“Yoboseo, ne oppa, ne aku segera ke sana. Iya sabar. Annyong.” Lalu Hyun Jae bangkit dari kursinya dan hendak pergi.
“Ya gadis kupu-kupu! Mau kemana kau? Kenapa sih kau selalu pergi seenakmu saja?”
“HYUN JAE! LEE HYUN JAE!”
“Ne, ne, kau mau kemana Hyun Jae?”
“Pulang, aku harus bekerja.” Lalu gadis itu mulai melangkahkan kakinya.
“Hyun Jae, apa, apa aku boleh tahu dimana tempat kerjamu?”
Hyun Jae mengeryitkan alisnya. “Aku punya toko aksesoris di Insandong, Cherry namanya, kau cari saja aku ada di sana hampir tiap hari.”
Min Ho tersenyum setelah mendengar perkataan Hyun Jae.

To be continue...

Selasa, 11 Mei 2010

Lyric Romantic - SHINee (with Eng. Sub)


Minho : Naega baboya, icheul soo ubneun nuyeh sarangee majimak noonmoolee
nuyeh on gaseumeul jjijuh noheundal... jijjuh nohneunda... jungmal mianhae
Jonghyun : Nae maeumee ganeundaero nan amoosaenggak ubshi gudgo ittji nee
moseubeul dalmeun noogoongareul chatneun gunji nan geunyang geu jarieh suissuh
Key : Sseulsseulhan nae uggaereul geumbangeerado neega doodeurigo
soomeun gutman gateundeh wae ubneun gun ji mot boneun gun ji ani noonee mulutneunji (oh no! )
Taemin : Ddo dareun sarangeul hal soo do ittdago nan midussuttneundeh
gaseum aneh nuneun nagin churum jiool sooga ubsuh udduhgae
All : Nuh animyun andweneun gul ijeya araburin naega numoo bichamhae
Onew : sajin sogen ajikdo naega nuyeh sarangin gut gateundeh
All : Nuyeh che on nuyeh ulgool, ajikdo nae poom aneh neuggyuh jigo ittneun gul
Jonghyun : still, I have ROMANTIC in my heart dolagago shipeun gul

Onew : Soo ubshi manheun nareul geuruhgeh nuyeh modeun guseul gajyutdun
na ijen wae? (baby why?) negensun (tell me why?) nal chajeul soo ga ubgeh dwen gulgga?
Key : Nan, numoo dooryuhwo ooriyeh choougee gipeh bae uh ittneun goseh
wanbyukhan sarameul mannan nul bogeh dwilggabwa
Taemin : Nuh gateun sarangeul mannal soo ittdago nan midussuttneundeh
gaseum aneh nuneun naginchurum apah jooggettneun udduhgae

All : Nuh animyun andweneun gul ijeya araburin naega numoo bichamhae
Onew : sajin sogen ajikdo naega nuyeh sarangin gut gateundeh
All : Nuyeh che on, nuyeh ulgool ajikdo nae poom aneh neugyuhjigo ittneun gul
Key : Still, I have Romantic in my heart doragago shipeungul

Jonghyun : Nan jichyuburyuttna bwa heuro namgyujin sarangeh nuyeh binjari
man nan chatgo hemaeneun deh jebal jom nareul bwa bul dalmeun
nareul bwa naegen jungmal irun shiryundeulee himdeuluh
All : Gidarim boda himdeun gun nee seubgwadeulggaji modoo dalma burin
guyah naesogen naboda neega duh manheungul
I wanna be (wanna be) your man
JongKey : Geuddaero doraga dashi nul saranghan han namjaro tae-uh nasuh
dashineun nureul apeugeh hajineun anheullae
Can I go? I wanna be, (I won't let you) be your man

All : Nuh animyun andweneun gul ijeya araburin naega numoo bichamhae
Key : sajin sogen ajikdo naega nuyeh sarangin gut gateundeh
All : Nuyeh che on, nuyeh ulgool, ajikdo nae poom aneh neuggyuhjigo ittneun gul
Jonghyun : still, I have ROMANTIC in my heart doragago shipeun gul

Minho : Ijeul soo ubneun nuyeh geu sarangee majimak noonmoolee nuyeh on
gaseumeul jijjuh nohgo juldae chiyoodweji anhneun sachuman
namgyuh nae chora han moseub man namgyuh
Jungmal bichamhae, naneun udduhgae... naneun ijeh jungmal udduhhae

All : Nuh animyun andweneun gul ijeya araburin naega numoo bichamhae
sajin sogen ajikdo naega nuyeh sarangin gut gateundeh
Nuyeh che on, nuyeh ulgool, ajikdo nae poom aneh neuggyuhjigo
Jonghyun : ittneun gul still, I have ROMANTIC in my heart doragago shipeun gul


Translate romantic in english

Yeah, my girl


I'm an idiot
Your unforgettable love,
The final tears
Are ripping away at my whole heart
It's ripping away,
(I'm Sorry) I'm so sorry

I thoughtlessly walk
Wherever my heart takes me
It seems I am looking for
Those that look similar to you
I'm still standing at the same place
It almost seems like you just tapped my sagging shoulders
And hid from my sight
Why are you not there? can I not see you?
Are my eyes looking too far?
I trusted that I could love again
Still you stay, branded in my heart unmoving.
What do I do?

It can't not be you.
I am so miserable
That I realized this now
The pictures
Make it look like I am still your love
The heat of your body and your face
I can still feel it
Deep inside my heart
Still I have romantic in my heartI want to go back.

So many days I had
Everything of you.
But why is it (baby why)
That now (tell me why)
That I can't find you?
I'm so frightened that
In the places where our memories are deeply embedded
That I may (I know) see you there with the perfect man.
I trusted that I would meet a love like you again
The pain of you branded in my heart is death
What do I do?

It can't not be you
I am so miserable
That I realized this now
The pictures
Make it look like I am still your love
The heat of your body and your face
I can still feel itDeep inside my heart
Still I have romantic in my heartI want to go back.

I guess I'm exhausted.
Left alone I wander,
Looking for the love left in the empty space where you were.
I'm begging you to look at me.
Look at the one so similar to you
This ordeal is too much for me

It so much worse than simply waiting
I became so similar to you that I copied even your habits
There is more of you inside me than myself
I wanna be, wanna be your man
Let's go back to the way things were
I want be reborn as a man that loves you
I won't hurt you ever again
Can I go? I wanna be... I won't let you,
Be your man

It can't not be you
I am so miserable
That I realized this now.
The pictures
Make it look like I am still your love.
The heat of your body and your face
I can still feel it
Deep inside my heart.
Still I have romantic in my heartI want to go back.

It can't not be you
I am so miserable
That I realized this now.
(Your unforgettable love,
The final tears
Are ripping away at my chest
Leaving only scars that will never heal
Leaving me as my miserable self
I'm so distressed, what do I do?)

The heat of your body and your face
I can still feel it
Deep inside my heart.
Still I have romantic in my heart
I want to go back.
What do I do now?

nb : ini lagu, salah 1 lagu SHINee yg mellow favorit gw, karena biasanya gw sukanya sama lagu yg up beat.

& ini lagu mellow SHINee pertama yg gw suka.

and...this song fav Minho & Taemin too. & me..^^ (sumpah ga boong!!)

shocking news

um..beberapa hari lalu (hari minggu tepatnya). gw kan punya accunt di web nya SHINeendonesia. trus gw buka2in tread forumnya. dan salah 1 nya bahas tentang agamanya anak2 SHINee.

dan bertepa terkejutnya gw pas baca kalau Jong Hyun itu adalah seorang atheis...

syok banget gw bacanya, walaupun gw bukan fansnya si bling-bling itu tapi tetep aja sebagai Shawol gw kaget 1/2 idup.

kalo yang laennya (Onew, Key, Min Ho & Tae Min) katanya mereka ber4 itu katolik.

kalau Key di katakan bahwa dia sering ke gereja bareng Siwon suju (kalo ga salah, kalo salah ya maapin sayah..) *itu tandanya bahwa Key adalah anak yang rajin & beriman..*
kalo Min Ho, emang waktu itu, awal2 dy debut, di acara Mnet Countdown gw pernah liat dy pake kalung salib. & ternyata Min Ho emang seorang katolik.

sumpah gw ga bisa berkata apa2 lagi.
gw juga masih belom jelas & pasti banget tentang berita ini.

buat fans-nya Jjong kalo gw salah maapin banget yah...saya cuma mau mengungkapkan kekagetan aja denger berita ini..

mian~~~

++++++++

tambahan~~~~~~

kemaren pas gw pulang kuliah mao makan di salah 1 tempat makan gitu gw dengan syoknya denger lagu RING DING DONG di TV.
ternyata itu lagu muncul dr TV yg lagi promosiin barang2 dari Korea itutuh. & backsound na RDD..
jiahahahaha...gw ma si tiwi langsung berdigydingdingdingdong ria..
saya sebagae Shawol jd bahagia...

SHINee...kapan ke Indo nya??
gw udah ga sabar nih nunggu kalian...apalagi my CHOI MIN HO...
bogosiphoyo~~~

Sabtu, 08 Mei 2010

Please Call Me ‘Jagiya’ (One Shot FF)

annyong chingu~~~i`m back! *sarap!*
mian ya kalo kali ini FF gw superduper geje abis....
authornya lagi rada2 pas bkin nya..jd jadilah FF absurd ini!!
semoga kalian semua suka & jangan muntah2 ya pas selesai baca..(apalagi yg bukan shawol & kaga suka ma MINHO, soalnya authornya kali ini rada2 narsis.....)
jeongmal gamshamannida...*bow*

Cast :

Kim Min Di
Choi Min Ho


Author POV.

“Hhhmmpptt....aku bosan...”
“Na do.”
“Lalu?”
“Apanya?”
“Ya cara menghilangkan kebosanan kita, memang apalagi?”
“Hmm...” Min Ho berpikir sejenak sambil meletakkan tangan di dagunya. “Oh iya! Aku ada ide!”
“Apa?” tanya Min Di bersemangat.
“Bagaimana kalau kita bermain?”
“Main? Main apa? memangnya kita anak kecil apa?”
Min Ho tertawa dan mengelus kepala gadis yang meletakkan kepalanya di pundaknya itu. “Um...truth or dare. Bagaimana?”
“Mwo? Ah aku bosan permainan seperti itu...” ucap Min Di sambil menggembungkan pipinya.
“Lalu kau mau main apalagi memangnya?”
“Ah! Aku ada ide!” ucap Min Di semangat.
“Mwo?”
“Kita suit, yang kalah di hukum. Bagaimana?”
“Um..boleh juga, hukumannya apa?”
“Um....di cubit! Setuju?”
“Setuju.”

Akhirnya mereka berdua bermain suit. Dari 10 kali suit Min Di baru menang 2 kali. Sisanya ia terus-terusan di kalahkan Min Ho. Pria itu puas tiap kali melihat yeojachingu-nya kalah, Min Di langsung memasang wajah sedih dan kesal. Wajahnya sudah jadi korban dari cubitan Min Ho. Dari pipi, hidung sampai kuping.



Akhirnya pada kali yang kesebelas Min Ho menang lagi. Ia mulai bosan melakukan itu pada yeojachingu-nya. Ia kasihan juga padanya karena sudah berkali-kali di cubit.
“Aaah~~~kenapa sih kau terus yang menang....sial sekali sih aku...” gerutu Min Di.
Min Ho tertawa melihatnya. “Kan kau sendiri yang mengusulkan permainan ini.”
“Ne, ne aku yang salah....Huh...sudah cepat cubit aku.” Ucap Min Di sambil menyodorkan pipinya.
Min Ho malah menepuk pipi Min Di pelan. “Aku bosan, sudah berkali-kali aku mencubit pipimu. Bisa-bisa pipimu bengkak nanti aku cubiti terus.”
“Benarkah? Hah...kau memang baik, berati aku tidak akan mendapat hukuman kan?” ucap Min Di girang.
“Tentu saja tidak. Kalau begitu sih curang namanya!”
“Aigo Min Ho-ah...lalu maksudmu apa?”
“Um...kita ganti hukuman.”
“Mwo?”
“Um....panggil aku ja.gi.ya. cepat.”
“Ya Min Ho....”
“Ayo cepat, atau kalau tidak aku akan menggelitikimu.”
“Min Ho~~~”
“Min Di, cepat, hanya panggil aku jagiya saja apa susahnya sih? Aku ini namjachingu-mu. Sudah setahun lebih kita berpacaran, tapi kau belum pernah memanggilku jagiya. Bahkan di saat aku ulang tahun atau valentine.”
“Huh...memang penting ya?”
Min Ho hanya mengangguk.


Min Ho POV.



Aku dan Min Di sudah berhubungan sejak setahun yang lalu. Sebenarnya lebih dari setahun sih. Sebenarnya kami berdua itu mempunyai banyak perbedaan, tapi perbedaan itu yang membuat kami berdua saling menghargai dan awet sampai sekarang.
Aku sangat pendiam, sedangkan Min Di sangat cerewet, aku suka olahraga Min Di tidak, aku suka anjing Min Di tidak, aku sangat romantis Min Di kurang.
Makanya kali ini aku memintanya memanggilku jagiya. Karena ia kurang romantis makanya ia belum pernah memanggilku dengan sebutan jagiya. Seperti pasangan-pasangan yang lainnya.
Bukannya iri atau apa, tapi aku hanya ingin mendengar itu saja dari mulut yeojachingu-ku. Dari mulut gadis yang paling aku sayangi itu.
Alasan kenapa Min Di tidak pernah memanggilku dengan sebutan jagiya adalah, menurutnya kalau kita berhubungan yang penting itu hati dan perbuatan, bukan hanya kata-kata saja. Cukup kita bedua saja yang tahu kalau kita berdua memang saling mencintai. Orang lain tidak perlu tahu, makanya ia tidak pernah memanggilku jagiya.
Gadis yang aneh. Tapi entah kenapa malah aku memilihnya untuk menjadi yeojachingu-ku. Artinya aku juga sama aneh dengannya dong?

Aku melihat gadis itu menghela nafasnya.
“Kkaja, pali.”
“Ya....”
“Pali!”
“Jagiya!” ucap Min Di cepat.
“M, mwo? Aku tidak dengar?”
“Aigo...kau mau mempermainkanku ya?”
“Ya, aku benar-benar tidak dengar. Kau bicara cepat sekali sih! Ayo ulangi.”
“Aigo Choi Min Ho, kau sengaja kan?”
“Ya, sudah cepat. Atau kau benar-benar aku kelitiki ya?”
“Anniyo!!”
“Ya sudah cepat ulangi.”
“Jagiya.” Kali ini lebih pelan dari tadi, tapi masih cepat.
“Ya, kau ini sebenarnya mencintaiku tidak sih? Masa cuma bilang jagiya saja susahnya setengah mati, seperti aku suruh menelan batu saja! Tinggal bilang ‘saranghae Choi Min Ho jagiya’ begitu saja sulit. Ayo ulangi ucapanku tadi.”
“Ya....”
“Ya, cepat!”
“Min Ho~~~~”
“Cepat!”
Ia memajukan bibirnya.
“Oh...ternyata kau memang mau cara kedua ya.” Aku berjalan ke arahnya dan merangkulnya dari belakang lalu mulai menggelitiki pinggangnya.
Min Di mulai meronta dan menggeliat-geliat karena kegelian. “Ya, ya lepaskan aku~~~ah..kau licik sekali sih...ya...” ucapnya sambil tertawa akibat kegelian.
“Anniyo, sampai kau panggil aku jagiya baru akan aku lepaskan.
“Ne, ne, ne...Saranghae Choi Min Ho jagiya! Puas kau?”
“Um...belum, ulang sekali lagi.”
“Ya...”
“Ayo, ulangi.
“SARANGHAE CHOI MIN HO JAGIYA!” kali ini ia sampai berteriak mengucapkannya.
Akupun melepasnya dan berhenti menggelitikinya. Lalu tersenyum. “Sarangahe do jagiya.” Lalu aku mencium pipinya.
Saat aku lihat di ujung matanya terdapat air mata. “Aigo...kau menangis ya?”
“Iya! Karena kau menggelitiki aku tahu! Kau kan tahu aku paling lemah kalau di kelitiki...”
“Aigo, mianhe jagiya...aku tidak sengaja.” Ucapku sambil memegang kedua pipinya dan menghapus air matanya.
“Tega kau.”
“Mianhe, kau ini masa begitu saja marah sih.”
“Min Ho jelek!”
“Ya, kalau aku jelek mana mau kau denganku? Ya kan?”
Ia tersenyum mendengar kata-kataku. “Pabo.”
Aku mengacak rambutnya dan menariknya kepelukanku.


Min Di POV.

Dasar pria aneh! Kadang malah menyebalkan. Tapi anehnya aku sudah setahun lebih bersamanya. Walaupun sudah banyak halangan tapi untungnya kami berdua masih bisa menjalani hubungan ini. Aku benar-benar sangat mencintainya. Lebih dari apapun. Tapi aku memang tidak pernah memanggilnya jagiya. Menurutku itu tidak terlalu penting. Yang penting kan apa yang aku lakukan padanya.
Aku selalu bersikap baik padanya. Aku tidak pernah menolak ajakannya. Tiap kali ia mengajakku menemaninya bermain sepak bola aku selalu mau, walaupun aku kadang sampai bosan menemaninya. Tapi aku tidak pernah mengeluh di depannya.

“Pabo, pabo, Choi Min Ho pabo.” Ucapku sambil bersenandung.
Ia hanya tersenyum saja mendengarnya.
“Sudah senang kan aku panggil jagiya?”
“Ne.”“Baguslah kalau begitu.” Ucapku sambil meneguk minuman soda.
Ia tersenyum melihatku.
“Waeyo?” tanyaku.
Lalu ia maju dan mengusap pinggir bibirku. “Dasar, minum saja masih tidak becus.”
Aku hanya mengerucutkan bibirku. “Gomawoyo....jagiya...” ucapku pelan pada kata terakhir.
Min Ho membulatkan matanya. “M, mwo? Kau bilang apa tadi?”
“Gomawo.”
“Anni! Setelah itu.”
“Jagiya...” ucapku pelan sambil tertunduk.
Min Ho tertawa dan menarikku ke pelukannya lagi. “Chonmaneyo jagiya. Saranghaeyo.”
“Ne, aku tahu kok. Aku juga mencintaimu. Saranghae jagiya.”
“Kenapa tidak dari dulu sih kau bersikap seperti ini?”
“Um...tidak apa-apa. Tapi kalau kau memang senang, aku akan memanggilmu jagiya terus.”
“Jinjja?”
Aku menganggukkan kepalaku.
“Hah....aku makin mencintaimu.”
“Jagiyajagiyajagiya....”
Lalu ia mencium pipiku lagi. Aku sampai menutup sebelah mataku. Lalu aku melakukan hal yang sama padanya. “Saranghae, yongwonhi.”

FIN