Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Rabu, 26 Januari 2011

Because I`m Stupid - part 1

Main Cast : Lee Hyun Jae, Choi Min Ho SHINee, Kim Sung Je Supernova, Lee Tae Min SHINee
Other Cast : Kim Ki Bum SHINee, Kim Jong Hyun SHINee, Lee Jin Ki / Onew SHINee
author: cheerylicious a.k.a mindi
genre: romantic, friendship, family


Author POV.

“Omma...aku pergi dulu ya...”
“Kau mau kemana? Biasanya hari libur hanya berdiam diri saja di kamarmu?”
“Um..aku..aku...mau pergi...dengan Min Ho.”
“Min Ho? Oh, chingu-mu yang sering di bilang Tae Min ya?”
Hyun Jae mengangguk pelan.
“Kalian mau kencan ya? dia namjachingu-mu ya Hyun Jae?”
Mata Hyun Jae langsung membelalak. “M, mwo?!! A, anni! Dia bukan kekasihku kok!”
“Masa? Tapi sepertinya akhir-akhir ini kau sering pergi dengannya?”
“A, aku, aku...hanya...”
“Sebenarnya Min Ho itu yang mana sih orangnya? Omma jadi penasaran?”
Tiba-tiba seorang mahluk berambut pirang muncul diantara keduanya. “Wah..jadi Omma belum pernah lihat wajahnya Min Ho hyung ya? dia sangat tampan Omma! Makanya noona menyukainya!”
“LEE TAE MIN!!! TUTUP MULUTMU!!!”
“Hehehehe...aku benar kan noona? Noona suka pada Min Ho hyung kan?”
“DIAM KAU!”
“Ya, kalian ini bertengkar melulu. Omma bosan tahu melihatnya.”
“Dia yang mulai duluan Omma!” bela Hyun Jae.
“Lho? Memang aku ngapain noona? Aku kan cuma bilang yang sebenarnya saja pada Omma.”
“Tae kau...”
“Sudah, sudah. Tae Min, jangan ganggu noona-mu lagi.”
“Omma~~kenapa sih Omma selalu membela Tae Min?”
“Hehehehe...sabar ya noona. Sepertinya aku memang lebih di sayang daripada kau.” Ucap Tae Min sambil merangkul Hyun Jae.
“YA!”
“Aish noona..tidak perlu berteriak kan? Kupingku masih normal kok.” Ucap Tae Min sambil mengusap telinganya.
Hyun Jae melirik jam di dinding. “Omo! Aku bisa telat kalau begini. Omma...aku pergi dulu ya...”
“Iya, hati-hati.” Jawab Omma dari dapur.


Hyun Jae POV.

Aku berlari tergesa-gesa ke halte itu. Pabo! Semua gara-gara Tae Min! Kalau tidak aku pasti sudah datang dari tadi!
“Maaf aku telat.” Ucapku sambil ngos-ngosan.
Min Ho berdiri dan memberikan senyumannya. “Gwenchana. Aku juga baru datang.”
“Maaf ya tadi gara-gara Tae Min! Aku bertengkar dulu dengannya, makanya jadi lama.”
Min Ho tertawa. “Kau ada-ada saja noona. Kenapa kau senang sekali sih bertengkar dengan dongsaeng-mu itu?”
“Karena dia menyebalkan!”
“Selama ini, yang aku tahu Tae Min anak yang baik dan manis kok.”
“Hah...kenapa kau malah membelanya sih!”
Ia malah terkekeh. “Sudahlah. Itu bisnya sudah datang. Kkaja.”
Saat ingin naik bis tiba-tiba Min Ho menggenggam tanganku. Ia bilang biar aku tidak jatuh. Soalnya aku sangat ceroboh..-__-“
Alasan macam apa itu? Aku seperti anak kecil saja di matanya? Padahal aku ini sunbae-nya di kampus. Ah tapi peduli setanlah dengan hal itu! yang penting ia selalu perhatian dan baik padaku. Itu saja sudah membuatku senang setengah mati kok. >.<

+++

Hari ini hari Rabu. Hari di mana aku dan Min Ho akan bertukar bekal.
Kami sudah duduk di koridor gedung E kampus sambil memegang kotak bekal masing-masing.
“Jadi, hari ini kau bawa apa? jangan bilang kau bawa roti isi lagi!”
"Hehehehe..kau tenang saja. Hari ini aku bawa nasi goreng kok.”
“Nasi goreng? Pasti Omma-mu yang masak?”
“Anni! Aku sendiri yang membuatnya!”
Aku memicingkan mata.
“Aku serius noona! Untuk apa bohong padamu.”
“Iya, aku percaya. Ya sudah, kebetulan aku sangat lapar. Sini bekalmu.” Lalu aku mengambil bekal di tangan Min Ho dan mulai memakannya.
Aku menyendok nasi goreng itu kemulutku. Lalu mengecap-ngecap. “Um...ini..yang salah mulutku apa nasi gorengmu ya?”
“Wa, waeyo noona?”
“Kok hambar ya??”
“Ha, hambar?” lalu Min Ho mencoba masakannya itu juga. “Sepertinya masakanku yang salah, bukan mulutmu. Memang hambar...”
“Ya sudah tidak apa-apa. Kau kan memang tidak bisa masak.” Ucapku sambil senyum padanya.
“Kita makan bekalku saja ya. Hari ini aku bawa lebih kok, gara-gara Tae Min tidak mau menunya.” Lalu aku membuka kotak bekalku yang di dalamnya terdapat nasi campur. Aku menggaruk tengkukku. “Maaf ya cuma nasi campur...aku tadi buru-buru, jadi tidak sempat masak yang lain.”
“Gwenchana noona, yang penting bisa di makan.”
Kami berduapun tertawa dan mulai makan.

+++

“Lee Hyun Jae, apa kau sudah mempunyai seorang teman dekat?” tanya Appa saat makan malam.
“Me, menang kenapa Appa?”
“Appa ingin menjodohkanmu.”
Mataku langsung membulat. Aku langsung menghentikan kunyahanku lalu saling tatap dengan Tae Min. Aku menelan ludahku.
“Tapi itu kalau kau mau. Kalau tidak ya tidak apa-apa. Appa tidak memaksa kok.”

Selesai makan dongsaeng-ku satu-satunya itu langsung menyerbu ke kamarku tanpa mengetuk pintu dulu.
“Harus berapa kali sih aku bilang padamu kalau masuk kamar orang itu ketuk dulu! Kalau aku sedang ganti baju bagaimana?”
“Hah, kau noona-ku ini. Kenapa sih?”
“Aish!” ucapku geram sambil mengepalkan tanganku.
Bocah itu langsung duduk di ranjangku tanpa kusuruh. “Noona, apa kau akan menyetujuinya? Apa kau mau di jodohkan oleh Appa?”
Aku meliriknya. “Entahlah.” Ucapku sambil mengangkat bahu.
“Bagaimana bisa entahlah! Kau tidak mau kan? Kan kau sudah punya Min Ho hyung. Iya kan noona?”
“Tae, kau tahu apa hubunganku dengan namja itu?”
Ia mengangguk dengan cepat. “Sepasang kekasih kan?”
Aku menatapnya. Lalu menghela nafas. “Bukan...”
“Apa maksudmu? Selama setahun ini kalian terlihat dekat. Tiap pulang ia selalu mengantarmu. Kalau hari Minggu kalian juga pasti jalan berdua. Jangan kau anggap aku ini bodoh noona.”
“Memang kau bodoh...” ucapku pelan.
“NOONA!”
“Tae, aku tidak punya hubungan apapun sebenarnya dengan Min Ho....”
“Apa sih maksudmu?”
“Hubungan kami tidak jelas. Di bilang teman, tapi sepertinya lebih dari itu. Kekasih, tapi Min Ho tidak pernah bilang kalau ia menyukai atau mencintaiku. Jadi, hubunganku apa sebenarnya Tae?”
“Mana aku tahu? Kenapa kau tanya padaku!”
“Hah..tuh kan benar. Kalau Tae Min itu pabo!”
“Noona kau senang sekali sih mengajakku berkelahi?!”
“Aku sedang tidak mood Tae, berantemnya kapan-kapan saja ya.” ucapku lemas lalu berjalan ke ranjangku.

Min Ho POV.
Aku dan Hyun Jae noona sedang tidak ada kelas, jadi kami berdua duduk di kantin sambil makan cemilan dan membicarakan masalah tugasku.
“Noona, kau janji kan akan membantuku?”
“Iya, aku janji Min Ho...”
“Bagus kalau begitu. Aku butuh bantuanmu soalnya.”
Noona hanya diam saja sambil menopang dagunya.
Aku meliriknya. Tapi kurasa ia tidak menyadari pandanganku.

“Terima! Terima! Terima!” terdengar suara kerumunan di belakang kami.
Aku melihat beberapa mahasisiwa berkumpul di salah satu meja. Di tengah-tengah mereka ada sepasang namja dan yeoja yang terlihat gugup.
“Sudah Rie, terima saja Woo Young.” Ucap seorang namja.
Aku dan noona memperhatiakan kerumunan itu. Sepertinya sedang ada acara pernyataan cinta.
Lalu kerumunan itu bersorai dan bertepuk tangan, sepertinya cinta namja itu di terima oleh gadisnya.
Aku hanya tersenyum kecil melihatnya. Saat kulihat noona, entah kenapa wajahnya memerah. Khususnya pipinya. Setahuku kalau seperti itu tandanya ia sedang malu atau kepanasan. Tapi mana mungkin ia kepansan? Kan kantin ini ada atapnya?
Malu? Malu kenapa? Memang ia melakukan apa?

“Um...Min, Min Ho apa...apa...”
Aku melirik noona yang sejak siang tadi tidak menatap wajahku seperti biasanya. Ia terus menatap bawah.
“Apa...kau...kau...”
“Kau kenapa sih noona? Aneh sekali?”
“Aku...ah lupakan! Sudahlah. Aku jadi malas membahasnya.” Ucapnya sambil berlalu.
Aku langsung mengejarnya ke gerbang kampus.

Ternyata bis hari ini sangat ramai. Maklum ini jam orang pulang kerja dan sekolah. Akhirnya kami berdua berdiri, di dalam bis kami harus berdesak-desakkan dengan penumpang lainnya.
Aku melihat noona sangat tersiksa. Ia sepertinya sulit bernafas karena terjepit di kerumunan manusia ini. Karena aku cukup tinggi jadi aku masih bisa menyembulkan kepalaku dari kerumunan ini, tapi kalau noona, ia benar-benar tenggelam di kerumuan manusia di dalam bis ini.
“Min Ho...aku mau mati rasanya...” ucapnya lirih. Peluhnya sudah bercucuran di pelipisnya.
“Kau sabar ya, tinggal 2 halte lagi kita sampai kok.”
Akhirnya 20 menit kemudian kami sampai di halte tujuan. Kami berdua turun dengan cepat.
Begitu sampai di luar noona langsung menghirup nafas banyak-banyak dan merentangkan tangannya. “Aigo...akhirnya aku bebas juga! Hah...untung aku tidak mati tadi di dalam sana.”
Aku tersenyum melihat kelakuannya.
“Ya, aku haus. Kita beli minum ya?” ucapnya melirik ke arahku.
Aku tersenyum dan mengangguk.

+++

“Ini.” ucapku sambil menyerahkan sekaleng jus rasa strawberi.
“Gomawo Min Ho.” Ucapnya sambil tersenyum manis.
Aku duduk di sampingnya dan meminum jus yang kubeli tadi.
“Haaah~~~~leganya....”
“Sekarang mau kemana lagi noona?”
“Pulang. Sudah sore. Nanti Tae Min merindukanku.”
Aku terkekeh mendengarnya. “Bukannya kau yang merindukannya?”
“Iya rindu ingin mengerjainya. Kekekeke...”
“Kau ini.”
Saat berjalan kami melihat ada sepasang kekasih yang sedang berciuman di bawah pohon dengan mesranya.
Sebenarnya kami tidak ingin melihatnya, tapi mau bagaimana lagi? Kami benar-benar tidak sengaja.
“Uhuk...uhuk...”
“Noona kau tidak apa-apa?” aku langsung mengelus punggung noona yang tersedak.
Ia menggoyang-goyangkan tangannya.

Author POV.

Tae Min sedang berjalan dari ruang tengah menuju kamarnya. Lalu ia melihat di gerbang rumahnya noona-nya baru pulang.
“OMMA~~~Noona pulang di antar Min Ho hyung~~~Omma mau melihatnya tidak?” teriaknya.
“Kau berisk sekali sih Tae Min? Ada apa memang?”
“Itu, Omma kan belum pernah melihat wajah Min Ho hyung. Kebetulan hari ini ia mengantar noona pulang lagi.” Ucapnya sambil menujuk ke arah luar.
Nyonya Lee langsung menatap jendela, namun sayangnya ia tidak mendapatkan apa-apa. Hyun Jae sudah berjalan masuk ke rumah dan namja yang mengantarnya sudah berlalu. Hanya terlihat punggungnya saja.
“Ah..Omma telat Tae Min, kekasihnya Hyun Jae itu sudah keburu pergi...”
“Yah..sayang sekali...”
“Aku pulang~~” ucap Hyun Jae lemas lalu langsung berjalan ke kamarnya.
Tae Min dan ibunya saling bertatapan. “Noona-mu kenapa Tae Min? Lemas sekali? Tidak seperti biasanya.”
Tae Min mengangkat bahunya. “Entahlah”

Begitu sampai kamarnya, Hyun Jae langsung membanting tubuhnya ke ranjang dan menutup wajahnya dengan bantal. “Pabo....kenapa hari ini harus seperti ini sih? Kenapa semuanya membuatku merasa malu saja?? Aku salah apa sih sebenarnya?”
Lalu ia menggoyang-goyangkan kakinya dengan kesal di ranjangnya. “Ahhh~~~~Min Ho pabo!!! Aku kesal!!!! Kenapa kau tidak sensitif sih jadi pria! Kenapa kau tidak mengerti sih apa yang aku rasakan? KENAPA KAU TIDAK PERNAH MENYATAKAN CINTAMU PADAKU!!! Padahal orang-orang berpikiran kalau kita itu sepasang kekasih!”

+++

Hari ini Hyun Jae mengajak Min Ho menonton di bioskop. Dan yeoja itu memilih menonton film drama romantis dengan namja yang sudah setahun dekat dengannya. Namja yang di pikir orang-orang adalah namjachingu-nya.
“Kenapa kau pilih film seperti ini sih noona? Kenapa kita tidak nonton film horor saja sih?”
“Kau gila ya Choi Min Ho! Kau mau membuatku mati ketakutan! Apalagi di dalam sangat gelap. Ketakutanku akan bertambah 3 kali lipat!”
“Hah, kan ada aku. Aku pasti melindungmu kok. Kalau kau takut kau boleh memelukku atau melakukan apapun untuk membuat menghilangkan rasa takutmu itu.”
Kenapa sih? Kenapa kau bicara seperti itu? Sebenarnya kau menganggap aku ini apamu sih? Ujar Hyun Jae di dalam hatinya.

Keluar bioskop Hyun Jae hanya diam saja. Ia sama sekali tidak mengeluarkan sepatah katapun. Film yang mereka tonton benar-benar kena di hatinya.
Cerita tentang sepasang sahabat yang sudah berteman sejak kecil dan saat dewasa akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih karena ternyata salama ini mereka saling mencintai.

Memang Hyun Jae dan Min Ho sebenarnya baru sekitar satu setengah tahun berkenalan. Tapi sebenarnya mereka berdua saling menyukai. Tapi bodohnya tidak ada yang pernah menyatakan perasaannya satu sama lain.

“Um...menurutmu...film tadi bagaimana?”
“Hah?”
“Ka, ka, kau kan kuliah di jurusan perfilman. Menurutmu film itu bagaimana?”
“Lumayan bagus.”
“Ha, hanya lumayan?”
“Memang apalagi?”
Hyun Jae menatap Min Ho dengan kesal. “Lupakan!” lalu berjalan meninggalkan namja itu.
“YA NOONA! KENAPA KAU SENANG SEKALI SIH MENINGGALKANKU BEGITU SAJA??” lalu Min Ho mengejar Hyun Jae, saat sudah sampai di sebelahnya ia langsung menarik lengan gadis itu, sehingga Hyun Jae kehilangan keseimbangan dan menubruk Min Ho. Ia meremas jaket Min Ho dengan kencang. Wajahnya benar-benar merah kali ini.
Min Ho pun hanya diam saja menatap puncak kepala gadis itu. Jantungnya berdegup kencang. Bahkan Hyun Jae dapat mendengar detaknya.

Omo...kenapa jantungnya berdegup kencang? Sama seperti yang aku rasakan saat ini...apa Min Ho....

Tuhan...kenapa jantungku berdegup kencang saat wajah noona menempel di dadaku? Apa aku....

“Noo, noona...”

BYUUUR....

Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Mereka berdua menatap langit lalu berlari untuk menghindari hujan itu.

to be continue...

4 komentar:

  1. ini dua2nya sama2 babo y, ckckck

    hahaha, ini mah HTS namanya. Mana pke acara liat orang kisseu pula, XD

    uhm, Minho dari dulu kau gak pernah berubah, tetep kaku n gak peka, hah -,-

    BalasHapus
  2. jiah..malah di kata babo kita b2 -,-a
    ckcckck

    iya, kayaknya mah ini HTS.. u.u
    asem bgt kan liat org kisseu-an??

    gomawo ya umma dah mao mampir~~ XD

    BalasHapus
  3. hoho,ceritanya sweet banget,hahah
    like this

    BalasHapus