Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Kamis, 17 Maret 2011

My Beloved Family (NC-17) - part 1


Author : cherrylicious a.k.a mindi
Main Cast : Choi Min Ho & Kim Min Di
Genre: family, romance
Warning : NC-17

Author POV.

“Hooeeekkk....”
“Yeobo, gwenchana?”
Min Di menggelengkan kepalanya lemas. “Gwenchana, hanya sedikit..mual dan pusing.”
“Kau sakit? Wajahmu pucat sekali.”
“Entahlah, mungkin aku terlalu lelah.”
Min Ho membantu istirnya duduk di ranjangnya, ia menyentuh dahi yeoja itu. “Tidak panas sih. Kita ke dokter saja ya?”
Min Di menatap nampyon-nya lalu mengangguk pelan.

+++

“Selamat ya Tuan, Nyonya, kalian akan menjadi orang tua sebentar lagi.”
Sepasang suami istri itu hanya terdiam dan mengerjap-ngerjapkan matanya.
“Dok..dokter serius?”
“Iya, tadi saat di periksa lab ternyata Nyonya Kim hamil. Hasilnya positif.” Ucap sang dokter sambil tersenyum.
Min Ho langsung melirik Min Di dalam.


Perjalanan pulang, di dalam mobil.

“Yeobo, kenapa sejak tadi kau hanya diam saja?”
“Anniyo. Aku...”
“Ya, kau tidak senang kalau kita akan jadi orang tua?”
“Bukan begitu tapi aku...takut...” ucap Min Di pelan pada kata takut.
Min Ho melirik istrinya lalu mengelus rambutnya lembut. “Aku yakin kali ini kita benar-benar akan menjadi orang tua kok.” ucapnya sambil tersenyum.

Begitu sampai rumah Min Di langsung berbaring di ranjang dan menyelemuti tubuhnya. Pikirannya masih kacau.
“Aigo Min Di, sampai kapan sih kau mau memikirkan hal itu lagi? Itu kan sudah lama. Lebih baik kau melupakannya dan memulai hidup baru.” Ucap Min Ho seolah bisa membaca pikiran istrinya itu.
“Min Ho aku...” yeoja itu menghela nafas. “aku takut gagal lagi..aku takut Min Ho, benar-benar takut...”
Min Ho meraih tangan yeoja itu dan menggenggamnya. “Ada aku, kau tenang saja ya. Kali ini aku akan benar-benar menjagamu, dan calon anak kita. Ara?”
Min Di menatapnya dalam lalu mengangguk pelan.


Min Di POV.

Aku takut Tuhan...benar-benar takut..
Aku takut kejadian itu terulang lagi, aku tak mau mengecewakan Min Ho untuk yang kedua kalinya...
Hah...aku harus berbuat apa untuk menghilangkan rasa takutku ini?

Flashback.

Aku dan Min Ho sudah setahun berpacaran, dan hubungan kami sudah sangat dekat, hampir tiap hari aku berkunjung ke rumahnya. Orang tuanya juga sudah menganggapku sebagai anak mereka, karena mereka tidak punya anak perempuan.

Awalnya hubungan ini berjalan dengan lancar, sampai suatu hari bencana itu datang...

Hari itu ada pesta tahun baru di rumah Min Ho, aku datang ke sana karena sudah janji dengannya, kupikir ini akan jadi tahun baru paling meriah dan menyenangkan bagi kami berdua, tapi sayangnya aku tidak tahu kalau Min Ho dan teman-temannya mengadakan lomba minum soju terbanyak, yang menang akan di traktir sepuasnya selama 1 bulan penuh. Dan dengan bodohnya, Min Ho mengikuti acara gila itu, padahal setahuku ia jarang minum alkohol, kalau minum juga hanya sedikit.
Malam itu ia minum hampir 5 botol, dan akhirnya ia mabuk berat.
“Min Ho...Min Ho kau mabuk ya...aigo bagaimana ini...” ucapku sambil menepuk-nepuk pipinya.
“Min Di, namjachingu-mu kenapa? Ia mabuk ya?”
“Tentu saja pabo!! Ini semua kan salah kau!”
“Lho? Kok aku? Kenapa dia mau saja di ajak taruhan!”
“Kau! Arggh...kau membuatku gila saja lama-lama!!”
“Ah sudahlah, lebih baik aku bawa dia ke kamarnya saja, dari pada ia tergeletak di sini.”

Akhirnya teman Min Ho itu membawa ke kamarnya.

Oh iya, kedua orangtua Min Ho sedang ke luar kota, dan hyung-nya merayakan tahun baru di rumah calon istrinya.

Akhirnya aku terpaksa menemaninya semalaman. Wajahnya sudah sangat merah karena mabuk, ia juga terus menggumam tak jelas.
“Dasar pabo kau! Tadi kan sudah aku bilang tidak usah ikut! Kau malah keras kepala!!” rutukku kesal.

Paginya saat aku membuka mata aku sudah tertidur di sebelah Min Ho.
Dengan catatan, aku setengah telanjang...

Aku tidak tahu bajuku di buang kemana dan entah oleh siapa.
Saat aku melirik Min Ho ia sama denganku, shirtless.

Mampuslah aku kalau begini!!

Min Ho membuka matanya perlahan, saat melihat keadaan kami berdua ia langsung duduk tegak. Menatapku yang hanya diam.

“Ye..yeobo kita...”
Aku mengangguk pelan.
“Aish!! Pabo! Kenapa aku bisa melakukan hal itu!”
“Kau mabuk pabo! Kurasa semalam kau di kuasai alkohol.”
“Aish!! Min Di mian, aku..aku...”
“Matilah kita berdua Min Ho....Appa pasti akan membunuhku...”
“Yeobo, aku janji akan menikahimu kok kalau terjadi apa-apa.” ucapnya sambil menggenggam tanganku.
Aku menatap matanya. Kurasa ia sungguh-sungguh dengan omongannya.
“Sekarang kau bersihkan dirimu, lalu kuantar pulang. Um...besok aku akan mengaku pada orang tuamu tentang semuanya.”
Aku mengangguk pasrah.


Keesokan harinya aku sudah menunggu Min Ho dengan cemas di kamarku, tapi sampai jam 8 malam ia juga tak muncul-muncul. Akhirnya aku meneleponnya.

“Min Ho!!! Kau di mana sih! Kau bilang mau mengaku semua pada orangtuaku!! kau mau melarikan diri ya!!”
“Anniyo yeobo. Aku...aku...”
“Kau kenapa!!!”
“Aku...hah..kurasa sekarang bukan saat yang tepat Min Di, mian ya. Kurasa...aku..aku belum sanggup kalau harus menikahimu dalam waktu dekat ini...”
“MMMWWWOOOO!! KAU GILA YA CHOI MIN HO!!! APA MAKSDUMU BERKATA SEPERTI ITU!!”
“Aigo yeobo..kau tak perlu berteriak kan? Bukan begitu maksudku, nanti..nanti aku pasti menikahimu kok, tapi..tidak dalam waktu dekat..kau tahu kan bulan depan hyung-ku akan menikah? Mana mungkin tiba-tiba aku bilang pada orangtuaku mau ikutan menikahmimu?”
“AHHH!!! KAU BRENGSEK! AKU MEMBENCIMU!!! KAU TIDAK BERTANGGUNG JAWAB!!!”
“Min Di dengar aku dulu. Aku pasti akan bertanggung jawab, lagipula kau kan tidak hamil, maksudku...aiisshhh!!! kita kan hanya melakukan itu sekali dan kurasa...kau tidak mungkin hamil, jadi...kumohon sabar ya Min Di. Suatu saat nanti pasti aku akan menikahimu.”
“IYA TAPI KAPAN!! Walaupun aku tidak hamil kan kau tetap saja sudah...sudah...”
“Iya aku tahu. Hah...pokoknya kau sabar dulu ya yeobo, aku pasti akan menikahimu kok nanti, bukan pria lain.”

Aku melempar ponselku ke ranjang dengan emosi.
SIAL!!! Ia bilang kemarin mau mengaku semuanya! Tapi sekarang nyalinya ciut! DASAR PENIPU!! BRENGSEK KAU!!! ARRGGHH AKU MEMBENCIMU CHOI MIN HO!!!

Tiga bulan kemudian aku merasa ada yang aneh pada tubuhku, entah kenapa aku merasa makin gendut dan tiap pagi aku pasti muntah-muntah. Tiap mencium bau bunga aku langsung merasa enek dan mual
Dan selama sebulan kemarin aku sadar kalau aku belum datang bulan...

Akhirnya aku membeli testpack di apotik dekat rumahku.

+++

“Min Ho, aku hamil..”
“MMWOO..Kau..kau..” ia menatapku tajam. “kau serius Min Di? Kita kan...hanya...hanya melakukannya sekali saja...”
“Aku tahu, kalau kau tidak percaya ini buktinya.” Ucapku sambil menyerahkan testpack itu.
Di sana terdapat 2 garis merah, yang berarti positif.

Mata besar Min Ho melotot sejadi-jadinya. “Min Di kau...”
“Ne, kau harus bertanggung jawab!!”
“Aigo..aku masih 20 tahun tapi sudah mau jadi ayah...bagaimana ini...”
“Aku juga baru 21 tahun pabo! Ah aku tidak mau tahu pokoknya kau harus TANGGUNG JAWAB!”
“Iya..iya aku akan bertanggung jawab.”

+++

“APA!! KAU HAMIL!! ANAK MACAM AKU KAU MIN DI! KALIAN ITU MASIH KECIL! TAPI KAU SUDAH MELAKUKAN HAL SEPERTI ITU DENGAN PACARMU YANG MASIH BOCAH ITU!!” Bentak Appa.
“Appa...aku sudah dewasa, aku sudah 21 tahun, dan Min Ho juga sudah 20 tahun!”
“Iya, tapi kalian masih terlalu muda dan tak mengerti tentang kehidupan!”
“Appa...”
“Paman aku janji aku akan menikahi Min Di. Aku akan bertanggung jawab padanya.”
“Kau pikir menjadi seorang suami dan ayah itu mudah! Hah! kau hanya anak kemarin sore! Mana bisa kau menjaga anakku satu-satunya!!”
“Appa...setidaknya Min Ho sudah mau bertanggung jawab.”
“Ah, Appa tidak peduli! Lebih baik kau putuskan saja hubungan kalian! Appa akan menjodohkanmu dengan anak kolega Appa!”
“APPA! Tapi ayah anak ini Min Ho! Lagipula ia kan mau bertanggung jawab!”
“Kau tidak akan bisa hidup bahagia dengannya!!”
“APPA...”
“Sekarang terserah kau saja, kalau kau masih mau menikah dengan bocah itu lebih baik kau pergi saja dari rumah ini!”
“Appa..kasihan Min Di..” bela Omma.
Aku sudah tidak tahan lagi, mataku sudah panas. Aku berdiri. “Baik kalau itu mau Appa. Aku akan pergi dari rumah ini.” ucapku sambil menarik Min Ho keluar.

“Kim Min Di kau gila ya! Apa yang kau lakukan barusan!”
“Kau yang gila! Aku tidak mau di nikahkan oleh orang lain! Aku maunya kau! Karena kau yang menyebabkan semua ini!!”
“Aku tahu, tapi apa kau mengerti maksud Appa-mu? Kalau kau nekat menikah denganku kau bisa tidak dianggap anak lagi olehnya.”
“Aku tidak peduli!!”
“Kau...”
“Ayolah Min Ho...bersikaplah dewasa. Bertanggung jawablah pada kekasihmu ini!!!” semprotku.
“Iya bawel!! Aku akan bertanggung jawab! Aku akan menikahimu dan menjadi ayah dari bayi itu!”

+++

Hari ini Min Ho akan membawaku menemui orangtuanya dan meminta izin untuk menikahiku.
Aku menggenggam tangannya kencang. Ia menatapku dan mengelus pipiku. “Kau tenang saja ya yeobo, aku yakin segalanya akan berjalan dengan baik hari ini.”
“Aku takut jagi...”
“Walaupun Appa dan Omma tidak mengijinikannya aku tetap akan menikahimu kok.”


“Um..Appa, Omma aku, aku mau bicara penting. Aku..aku ingin menikahi Min Di.”
“Apa? kau bilang apa Choi Min Ho? Kau itu masih 20 tahun! Lagipula hyung-mu juga baru menikah 3 bulan yang lalu. Kenapa kau mau menyusulnya secepat itu? Dadakan pula!”
“Aku..aku..aku sudah menghamili Min Di...”
Saat kulihat mata Omma Min Ho membelalak, Appa-nya juga sama kagetnya.
“Kau..kau...”
“Maaf Appa, Omma. Aku tahu kami berdua sudah melakukan hal tercela, tapi setidaknya aku mau bertanggung jawab pada bayi itu. Jadi kuharap..kalian berdua mengijinkan kami menikah.”
“Hah, ternyata kau sudah dewasa Min Ho, kau bisa bertanggung jawab pada perbuatanmu. Appa akan mengijinkannya kok. Jadi kalian tenang saja.”
“Jinja Appa?? Gamsahamnida Appa, jeongmal gamsahamnida.” Ucap Min Ho sambil membungkuk.
“Ne, tapi kau harus jaga istri dan anakmu sebaik-baiknya.”
Min Ho mengangguk mantap.

+++

4 bulan kemudian.

“AAAAAAA....MIN HO.....” aku menjerit sejadi-jadinya.
Min Ho langsung berlari ke kamar mandi. “Wae Mi Di? Ada apa?!?” tanyanya panik.
“Min Ho...” ucapku sambil menangis.
“Astaga! Kau..kau kenapa bisa berdarah seperti ini!!”
“Aku tadi terjatuh..lalu..lalu..tiba-tiba darah ini keluar....huhuhu....”
Kakiku sudah di penuhi oleh darah yang berasal dari rahimku. Aku pendarahan gara-gara terpeleset di kamar mandi.
“Aigo...kita ke rumah sakit ya sekarang??”
Min Ho langsung menggendongku ke mobil dan menuju rumah sakit terdekat.

+++

“Maaf, bayi anda...tidak bisa di selamatkan.” Ucap dokter itu.
“Mak..maksud dokter??!”
“Istri anda...keguguran...”
Aku langsung terdiam, selang beberapa detik kemudian aku langsung menangis kejar.
Aku sudah membunuh anakku...

“Yeobo kau tenang ya, kau tidak usah merasa terus-terusan bersalah.”
“Tapi ia meninggal karenaku Min Ho...aku bukan ibu yang baik...hiks...hiks..”
Min Ho menarikku ke pelukannya dan mengelus rambutku lembut.
“Aku sudah membunuhnya Min Ho...aku jahat...huhuhuhu....”
“Sssstt..kau tenang ya yeobo, ini kan bukan kesalahanmu 100%, ini kecelakaan. Jadi kau jangan menyalahkan dirimu terus...”

Selama 2 bulan aku mengurung diri di kamar. Aku tidak mau menemui siapapun kecuali Min Ho. Aku benar-benar terpukul dengan kejadian itu. Aku pernah berpikir kalau ini terjadi karena pernikahan kami yang tidak di restui Appa.
Makanya saat tahu aku hamil lagi aku merasa trauma.

End of flashback.


to be continue....

4 komentar:

  1. namja gila!!!

    sok-sok an mabok padahal nyium baunya aja dy stress..

    udah lah gpp keguguran kan bisa bikin lg, tuh buktinya jadi XD

    lanjut y unn, flashbacknya panjang banget ampe bawah,hehe
    bagus~`

    BalasHapus
  2. jiah..suami saya di kata gila -.-

    iya, tokcer kan kita b2? *plak~ XD

    iya dong..wkwkww
    gomawo ya dah mampir ^^

    BalasHapus
  3. wkwkwkwkwk......
    haduh,,,,masih kecil udh nikah???
    dasdor,,,

    thor,,nc nya koq gag di ceritain...?hha..*yadong gila

    lanjut baca ahhh....

    BalasHapus
  4. itu mah udah gede kok 20 taon..wkwkwkkw

    hahahah saya tidak bisa menjelaskan detailnya XD
    geli sendiri~

    gomawo ya udah baca & komen ^^

    BalasHapus