Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Sabtu, 26 Maret 2011

My Beloved Family (NC-17) - part 2 [END]


Author : cherrylicious a.k.a mindi
Main Cast : Choi Min Ho & Kim Min Di
Genre: family, romance
Warning : NC-17



Min Ho POV.

Sekarang Min Di sudah hamil 6 bulan, dan makin hari kelakuannya makin aneh saja...
Ia selalu minta yang aneh-aneh padaku, ia bilang itu kemauan anaknya, ngidam katanya, tapi ia kenapa senang sekali membuatku menderita sih??

Waktu itu tengah malam ia minta aku membelikanya buah ceri, akhirnya malam-malam buta aku pergi mencarinya dan untungnya dapat.
Lalu ia juga selalu minta aku pulang lebih cepat, tingkat kemanjaan yeoja itu makin menggila akhir-akhir ini.
Ia kadang juga suka memarahiku tanpa sebab, emosinya cepat meledak-ledak, namun beberapa menit kemudian semua kembali normal lagi, seolah tak terjadi apa-apa.
Hah...yeobo, yeobo, kau membuatku pusing saja lama-lama!


Hari ini aku pulang agak telat, karena kerjaan di kantorku sangat menumpuk.
Saat aku sampai rumah aku melihat istriku itu sudah ‘bertengger’ di depan pintu rumah, ia tertidur di depan pintu.
Aku langsung menghampirinya dan mengelus pipinya. “Yeobo-ah..”
Ia terbangun. “Oh..Min Ho sudah pulang ya?”
Aku mengangguk. “Kau sedang apa sebenarnya di sini? Kenapa kau tidur di luar?”
“Aku sedang menunggumu.”
“Menungguku?”
Ia mengangguk. “Bogosiphoyo jagi~~” ucapnya manja.
Aku tersenyum dan mengelus kepalanya. “Kau bisa sakit nanti, mana ada orang hamil yang ‘bertengger’ di depan rumahnya seperti kau? Mana perutmu sudah sebesar itu pula.”
Ia menatap perutnya dan memajukan bibirnya. “Aku kan hanya sedang menunggu nampyon-ku saja, memang tidak boleh? Anakku bilang ia rindu pada Appa-nya.”
“Anaknya, atau ibunya?” godaku.
“Hehehehe...2,2 nya..”


Author POV.

“Hhhhhhh......Min....Ho....hhhh....” Min Di terus memegangi perutnya yang makin besar itu, ia sudah kesulitan bernafas saat ini, namun ia terus memanggil nama nampyon-nya itu.
Akhirnya Min Ho masuk ke kamarnya juga, saat melihat istrinya yang terlihat sangat kesakitan ia langsung menghampirinya. “Yeobo, kau kenapa??”
“Hahhh...Min Ho....sakit....aaarrgghh.....”
“Aigo! kau mau melahirkan ya?!?!? Aigo...aku harus bagaimana??!?!” namja itu langsung panik tak karuan.
“Min Ho.....sa...kittttt....” ucap Min Di sambil meremas tangan Min Ho.
“Aigo yeobo....aku juga sakit kalau kau remas tanganku seperti ini.”

Akhirnya Min Ho memapah Min Di ke mobilnya dan menuju ke rumah sakit.
Sampai sana yeoja itu langsung masuk ruang operasi. Min Ho menunggu di luar ruangan.

Saat seorang suster keluar kamar Min Ho langsung menanyainya.
“Suster, bagaimana keadaan istriku??”
“Um..istri anda baru pembukaan 4, jadi masih harus di tunggu.”
“MWO?? berapa lama lagi? Ia terlihat sangat kesakitan seperti itu!”
Suster itu tersenyum. “Ini anak pertama kalian ya?”
Min Ho mengangguk.
“Tuan tenang saja, memang harus seperti itu kok, kau berdoa saja ya semoga istri dan anakmu selamat.”
Akhirnya Min Ho duduk di kursi yang terdapat di luar ruang sambil memainkan jarinya. Tangannya sangat dingin, ia juga sangat panik memikirkan keadaan Min Di di dalam, ia tahu betul istrinya itu tak bisa menahan sakit.

Setelah sekitar kurang lebih 2 jam, terdengarlah suara tangisan seorang bayi dari ruang operasi itu.
Kemudian keluar seorang dokter dari sana, Min Ho langsung berdiri menghampirinya.
“Selamat ya Tuan, anak dan istri anda selamat.”
“Hah..syukurlah. Gamsahamnida dokter. Oh iya, anakku laki-laki apa perempuan?”
“Perempuan. Sangat cantik dan manis.” Ucap dokter itu sambil tersenyum.

+++

Min Di sudah di pindahkan ke kamar rawat, dan Min Ho sedang menemaninya.
“Chukae yeobo, akhirnya kau bisa menjadi seorang ibu juga.” Ucapnya sambil mengecup kening Min Di.
Yeoja itu malah menitikan air matanya.
“Aigo...kenapa kau menangis? Harusnya kan kau bahagia.” Ucap Min Ho sambil menghapus air mata di pipi Min Di.
Min Di tersenyum dan menggenggam tangan suaminya. “Aku senang jagi, sangat senang..akhirnya aku bisa memberimu seorang anak juga.”
Mereka berdua tersenyum bahagia.
“Permisi...” datang seorang suster sambil membawa seorang bayi mungil yang di bungkus oleh kain berwarna pink.
Min Ho langsung mengendong bayi itu dan si suster langsung meninggalkan ruangan itu.
“Ini buah cinta kita yeobo. Lihat, dia begitu manis kan?”
Min Di tersenyum. “Ia mirip dengan kau.”
“Tentu saja, aku kan Appa-nya!”
Lalu bayi mungil itu di letakkan di sebelah ibunya, Min Di menatap bayi itu dengan penuh kasih. “Jagi, apa kau sudah memberinya nama?”
“Belum. Um...kira-kira apa yang nama yang bagus untuknya?”
“Terserah kau.”
“Bagaimana kalau...Choi Min Jung?”
“Min Jung?” ulang Min Di.
Min Ho mengangguk. “Ne, jelek ya? Aku memang tidak pandai memberi nama.”
“Anniyo, bagus kok. Aku suka. Namanya lucu.” Ucap Min Di sambil tersenyum.


4 tahun kemudian.

“Appa~~~~ayo kita main lagi~~~~~” rengek gadis kecil itu.
“Aigo Min Jungie, Appa sedang sibuk, kau main dengan Omma saja ya?”
“Anniyo~~~~~ Min Jung maunya sama Appa~~~~”
“Astaga Min Jung...kau benar-benar mirip dengan Omma-mu. Manja.”
“Min Jungie, jangan ganggu Appa, ayo sama Omma saja.”
Akhirnya gadis kecil itu berlari ke arah ibunya dan langsung di gendong.
“Aigo, kau makin berat saja makin hari.” Ucap si ibu sambil mencubit pipi anaknya.
“Omma~~~aku mau main dengan Appa~~~tapi Appa tidak mau~~~”
“Besok kan Appa libur, kau bisa main sepuasnya besok. Ara?”
Akhirnya gadis kecil itu mengangguk cute, sampai kedua kuncirnya bergoyang.
Anak itu makin hari makin terlihat mirip orang tuanya, kulitnya putih, hidungnya kecil, bibirnya mungil berwarna pink, pipinya tembem, rambutnya panjang dan ikal, matanya besar seperti kedua orang tuanya.
“Demi Tuhan Min Di, anak itu benar-benar mirip denganmu. Manja!”
Min Di tersenyum. “Tentu saja, ia kan anakku! Ia juga sama seperti kau, keras kepala!”
“Ya!” Min Ho langsung bediri dan menghampiri istrinya lalu menggelitikinya.
“Aaaahhh....lepaskan.....Min Ho curang....”
“Ahahahhahahha.....Appa nakal!”
Min Ho langsung melirik anaknya. “Kau bilang apa tadi?”
“Anni..aku tidak bilang apa-apa...” ucapnya sambil mengedipkan matanya.
Min Ho langsung menarik gadis kecil itu ke pangkuannya dan ikut menggelitikinya.
“Appa~~~~ampun~~~~~aahhaahahhah......”


Min Ho POV.


Hah...akhirnya aku benar-benar menjadi seorang ayah sekarang.
Aku janji akan menjaga Min Di dan Min Jung dengan sepenuh hati, karena mereka berdua adalah hartaku yang paling berharga di dunia ini.
Aku dan Min Di memang pada dasarnya sangat suak anak kecil, jadi jangan salahkan kami kalau Min Jung bisa menjadi anak yang manja karena kami manjakan.

Min Jungie, tumbuh yang sehat ya, Appa dan Omma akan menjagamu dengan sepenuh hati kok, apa yang kau minta pasti kami penuhi.
Karena kau adalah malaikat kecil kami berdua, kau membawa suasana ceria dan baru di rumah ini.
Dan jangan jadi anak nakal ya yang menyusahkan kedua orang tuanya. Kau harus jadi anak baik-baik nantinya. Araso Min Jungie?


Min Di POV.

Aku begitu menyanyangi Min Jung, mungkin aku terlalu memanjakannya. Habis aku terbiasa di perlakukan seperti itu waktu kecil, bahkan sampai aku dewasa, makanya aku agak manja pada suamiku itu...dan ia mulai kesal kalau aku sudah mulai manja, nah, kebetulan anaknya yang manis itu juga menuruni sifatku yang satu itu...kekekkeke..
Sabar ya jagi, kau harus menghadapi kedua yeoja manja ini..

Akhirnya aku bisa melahirkan seorang bayi dan menjadi seorang ibu juga.
Aku harus banyak belajar menjadi ibu yang baik unuk Min Jung, aku ingin ia tumbuh dengan penuh kasih sayang kedua orang tuanya dan didikan yang baik.
Um...Min Ho-yah, bantu aku ya membesarkan Min Jung kecil kita~~


“Um...yeobo, kau...senang kan jadi seorang Omma?”
“Ne, waeyo jagi?”
Ia tersenyum licik. “Kau mau memberi Min Jung adik tidak? Kan kasihan ia tidak ada teman mainnya...”
“Apa maksudmu!!”
Ia menyeringai dan mulai mendekat ke arahku. “Ayo kita buat....adik untuk Min Jungie...” bisiknya di telingaku.
Bulu kudukku langsung berdiri karena geli. Aku menatap Min Ho dengan tatapan bicara-apa-kau-barusan!
Ia hanya tersenyum-senyum tak jelas saja dan mulai menyentuhku.
“CHOI MIN HO~~~~JANGAN BERPIKIR YANG ANEH-ANEH YA!!! AWAS KAU!!!! ARRGGHHH.....” jeritku.
“Aigo yeobo...kau galak sekali sih, kalau kau galak, aku jadi makin ingin melakukannya padamu. Ahahahhahaha....”
“Sampai kau berani menyentuhku sekali lagi, habis kau!”
“Ya, aku suamimu tahu! Jadi tidak ada salahnya aku melakukannya!”
“Ahhh...aku belum mau punya anak lagi! Min Jung masih terlalu kecil tahu! Lagipul-”
Belum selesai aku berbicara Min Ho langsung menutup mulutuku dengan bibirnya. Ia melumatnya dengan penuh nafsu sampai aku merasa hampir mati kehabisan nafas.
“Hhh...hh...kau...hhh...pabo!” bentakku sambil mengambil nafas.
Ia menyeringai, aku benar-benar mendapat firasat buruk kali ini.
“Aigo yeobo...jangan berisik..nanti Min Jung bisa bangun...”
Matilah aku malam ini...kau memang egois Min Ho, kalau ada maunya pasti akan mati-matikan sampai kau dapatkan yang kau inginkan.
“Sudah, kau menurut saja ya padaku. Hehehhehe...”
“Aaaaahhhhh~~~~~” jeritku histeris.

FIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar