Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Selasa, 16 November 2010

I`m so sorry... (Oneshot FF)

Main Cast : Park Hye Ae, Lee Tae Min, Lee Jin Ki
Other cast : Kim Min Di & Choi Min Ho

“Pagi semua.”
“Pagi sonsaengnim~~~” jawab anak-anak sekelas.
“Hari ini kita kedatangan guru baru, ia guru yang sedang magang di sekolah kita. Saya harap kalian bisa menjadi murid yang baik untuknya.”
“Ne sonsaengnim~~~”
Lalu masuklah seorang pria muda dengan wajah yang tampan, mata sipit, kulit putih dan senyumannya yang amat sangat manis.
“Ini Lee Jin Ki. Kalian bisa memanggilnya Lee sonsaengnim. Mulai hari ini ia akan menggantikan saya mengajar fisika. Mengerti?”
“Mengerti sonsaengnim~~~”
“Annyeonghaseyo. Lee Jin Ki imnida. Kuharap aku bisa menjadi guru yang baik untuk kalian. Mulai sekarang mohon bantuannya ya.” Ucapnya sambil membungkuk.
Beberapa siswi berbisik-bisik dengan teman sebangkunya. Mereka membicarakan guru magang yang tampan dan muda itu. Sepertinya mulai saat ini mereka akan menyukai pelajar fisika.
Min Di melirik teman sebangkunya yang sejak tadi terus memperhatikan guru magang itu. “Ya Park Hye Ae, matamu kenapa? Rusak ya? Sepertinya sejak tadi kau tidak berkedip?”
“Aigo Min Di~~~sonsaengmin itu sangat tampan~~~ia bagai malaikat~~~”
“Ya, ya ingat Lee Tae Min!”
“Aish! Kenapa kau membuyarkan lamunanku saja sih!”
“Ya ingat kau sudah punya namjachingu. Mau kau kemanakan bocah itu?”
“Aku tahu kok! hah, aku kan hanaya memuji sonsaengnim itu. Dia tampan kan?”
“Hmm..” ucap Min Di.
“Tuh kan! Kau saja bilang ia tampan! Ya~~~nanti aku bilang pada Min Ho lho!”
Min Di langsung mendelik dan memukul kepala Hye Ae dengan pinsil. “Ya! Aku tidak melakukan apa-apa! bahkan aku tidak memperhatikannya seperti kau tadi!”
“Tapi tadi kau bilang dia tampan...”
“Memang salah apa! hah, lagipula memangnya kau akan bilang itu pada Min Ho apa? kau kan sangat membencinya.”
“Benar juga ya?”
“Hahahaha...kali ini aku yang menang Park Hye Ae!!”

+++

“Annyeong~~~” sapa Tae Min ceria pada kedua gadis yang sedang makan di kantin itu.
“Annyeong Tae Min-ah.” Jawab Min Di.
Tae Min langsung duduk di sebelah Hye Ae. “Jagi, tadi aku dengar ada guru magang baru ya di kelasmu?”
“Ne! Gurunya tampan lho Tae Min! Hye Ae saja sampai hhmmppt...” ucap Min Di yang kemudian mulutnya langsung di bekap oleh Hye Ae.
“Kau jangan dengarkan dia ya. Iya tadi ada guru magang yang menggantikan Sung sonsaengnim mengajar fisika, namanya Lee Jin Ki.”
“Hye Ae brengsek! Kau mau membuatku mati kehabisan nafas ya!” omel Min Di.
Tae Min hanya tertawa saja melihat kelakuan sepasang sahabat yang agak aneh itu.

Pulang sekolah.

“Hye Ae, sepertinya besok kita tidak bisa pulang bareng?”
“Waeyo?”
“Aku ada latihan dance. Kau tidak apa-apa kan pulang sendiri? Oh, atau kau pulang dengan Min Di saja. Bagaimana?”
“Lebih baik aku pulang sendiri saja. Min Di pasti pulang dengan namjachingu-nya itu.”
“Oh, baiklah. Terserah kau saja.” Lalu Tae Min merangkul pundak Hye Ae.

+++

“Ya! sudah aku peringatkan berkali-kali, jangan suka berlari di koridor!” omel Jung sonsaengnim.
“Ye sonsaengnim~~” balas Min Di dan Hye Ae kompak.
Tapi mereka tetap saja main kejar-kejaran sambil tertawa.

BRUK!

Hye Ae akhirnya menabrak seseorang karena ia berjalan menghadap belakang. Saat melihat siapa yang ia tubruk, matanya langsung membulat dan mulutnya membentuk ‘O’.
“Aigo~~~chwesong hamnida sonsaengnim, chwesong hamnida. Aku tidak sengaja.” Ucapnya sambil membungkukkan tubuh.
“Gwenchanayo.” Ucapnya sambil tersenyum.
“Sekali lagi jeongmal chwesong hamnida.”
“Gwenchana. Oh iya, apa kau bisa beritahu aku di mana letak perpustakaan?”
“Hah?”
“Ne, aku kan baru beberapa hari di sini. Aku masih belum tahu di mana letak perpustakan. Apa kau bisa tolong tunjukkan?”
“Eeee...itu..apa aku perlu mengantar sonsaengnim?”
“Kalau tidak keberatan boleh juga.”
“Ah baiklah, ayo aku antar.”

Min Di hanya bengong sambil memiringkan kepalanya melihat Hye Ae yang pergi meninggalkannya begitu saja.
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya. Refleks ia langsung kaget dan membungkukkan tubuhnya. “Chwesong hamnida sonsaengnim, aku tidak akan lari-larian lagi di koridor. Aku janji deh ini yang terakhir...jangan hukum aku ya...”
“Aku akan menghukummu kali ini.”
Min Di langsung menegakkan tubuhnya. “Ya! Kupikir Jung sonsaengnim! Tidak tahunya kau.”
“Hahahaha...masa kau tidak sadar kalau ini aku? Aku bukan Kwon sonsaengnim, tapi Choi sonsaengnim.”
“Mana aku tahu..aku kan tidak lihat. Tadi apa kau bilang? Choi sonsaengnim? Guru pelajaran apa kau?”
“Pelajaran...hmm...apa ya? Mungkin pelajaran cinta.” Ujarnya sambil tersenyum.
“Cih, kau menjijikan!” ucap Min Di sambil berjalan ke arah kantin.

Kantin.

“Ya, kalau di pikir-pikir, sepertinya ide itu bagus juga?”
“Ide apa?”
“Nanti kalau sudah lulus aku mau daftar di sekolah ini jadi guru mata pelajaran cinta saja kalau begitu. Pasti nanti siswanya gadis-gadis cantik.”
“Cita-citamu menjijikkan ya? Apa tidak ada cita-cita lain?”
“Daripada cita-citamu, menjadi pengantinnya Choi Min Ho. Iya kan?”
Min Di langsung menutup mulut namja itu. “Diam kau!”
“Ya, soulmate-mu mana? Kenapa hanya sendiri?” tanya Min Ho setelah berhasil melepaskan tangan Min Di.
“Nugu? Hye Ae maksudmu?”
“Ne, memang siapa lagi? Masa Tae Min?”
“Dia sedang mengantar Lee sonsaengnim ke perpustakaan.”
Dahi Min Ho berkerut.
“Lee Jin Ki sonsaengnim. Guru magang itu.” Jelas Min Di.
“Oh, guru yang katanya anak-anak tampan itu ya?”
“Memang dia tampan.”
“Sama aku, tampanan siapa?”
Min Di langsung memasang wajah malas. “Tae Min!”
“Ya! Aku tanya antara aku dan guru itu, kenapa kau jawab Tae Min? kalau ia tampan kenapa kau tidak pacaran dengannya saja?”
“Ia sudah di ambil Hye Ae. Jadi aku cari yang lain saja.”
“Ya! Jadi kau menerimaku hanya karena Tae Min sudah punya kekasih? Kalau belum kau mau menjadi kekasihnya, begitu?”
“Pabo kau. Aku dengan kau kan lebih dulu berpacaran dari pada Tae Min dan Hye Ae.”

+++

“Tae Min, kau pulang sendiri ya hari ini. Aku ada kelas tambahan.”
“Mwo? kelas tambahan apa? sejak kapan?”
“Sejak hari ini. Kelas tambahan fisika. Sudah kau tidak usah menungguku. Annyeong.”
Tae Min mengeryitkan alisnya. ‘Sejak kapan Hye Ae ikut kelas tambahan? Memangnya sebegitu bodohnya ia? Kan ia bisa minta bantuan aku atau Min Ho?’


“Park Hye Ae, sejak kapan kau ikut kelas tambahan?” tanya Min Di yang baru saja sampai kelas.
“Kau tahu dari mana?”
“Tae Min. Ia bilang kau kemarin ada kelas tambahan. Ia heran setengah mati jadinya.”
“Sejak kemarin.”
“Pelajaran apa?”
“Fisika.”
“Kenapa kau tidak minta tolong pada Min Ho saja? Ia kan pintar.”
“Tidak perlu. Aku tidak mau merepotkannya.”
Min Di sejenak berpikir. “Dasar pabo! pasti dengan Lee sonsaengnim! Aku tahu kau hanya mau melihat wajahnya saja. Bukan serius belajar!”
“Hehehehe...kau memang pintar ya Min Di.”
“Kalau aku bodoh namjachingu-ku tidak mau denganku!”
“Iya soalnya dia bodoh sekali!”
“YA!” Bentak Min Di. “Ya, kenapa sih sepertinya kau sangat membenci namjachingu-ku?”
“Aku tidak membencinya kok. Hanya kurang suka saja dengan sifatnya.”
“Waeyo?”
“Dia bodoh sama sepertimu. Kerjaannya tiap hari hanya menganggu orang dan ia terlalu percaya diri menjadi seorang namja. Sok tampan!”
“Memang dia tampan bodoh!”
“Ah terserah kau sajalah. Percuma berdebat denganmu. Kau pasti akan mati-matian membela ‘Choi Min Ho-mu’ itu.”

+++

‘Kenapa akhir-akhir ini Hye Ae jadi semakin menjauh dariku? Memang aku punya salah padanya? Apa ia kesal karena akhir-akhir ini aku terlalu sibuk dengan dance-ku? Harusnya kan ia mengerti kalau aku bulan depan ada tanding. Harusnya kan ia menyemangatiku? Bukanya malah menjauhiku?’
Seseorang menepuk pundak Tae Min yang sedang melamun itu. Ia pun mendongakkan wajahnya. “Oh kau. Kupikir siapa.”
“Kenapa kau? Sepertinya sedang memikirkan sesuatu? Apa ada masalah?”
“Um...mungkin.”
“Tentang apa? Siapa tahu aku bisa bantu.”
“Min Ho~~~” teriak seorang gadis dan lalu menghampiri mereka berdua. “Annyeong~~~” ucapnya setengah berteriak.
Min Ho langsung menutup mulut gadis itu. “Berisik!”
“Ya! jahat kau!”
Tae Min hanya tertawa melihat kelakuan kedua sahabatnya itu.
“Kalian sangat serasi ya. Aku jadi iri.”
“Apa maksudmu?” tanya Min Di.
“Kalian selalu bersama. Walaupun sering bertengkar tidak penting tapi kau selalu ada untuk Min Ho.”
Wajah Min Di memerah.
“Tentu saja ia selalu ada denganku. Kan aku di jadikan supir pribadinya. Memang kau lupa ya kalau tiap hari aku harus mengantar jemputnya?”
“Min Ho~~~” rengek Min Di manja.
Tae Min terkekeh.
“Ya, sebenarnya kau kenapa? Ada masalah apa?” tanya Min Ho yang langsung duduk di sebelahnya.
“Hye Ae...sepertinya akhir-akhir ini ia menjauhiku. Aku tidak tahu apa sebabnya. Apa ia marah karena aku terlalu sibuk?”
Min Di langsung terdiam dan menelan ludahnya.
“Apa ia bilang sesuatu padamu Min Di?”
“Mwo? Ah, a, anni. Ia tidak bilang apa-apa kok.”
Maaf ya Tae Min...mungkin ini semua karena Lee sonsaengnim...anni. harusnya aku menyalahkan Hye Ae! Bukan Lee sonsaengnim. Ia kan tidak tahu apa-apa. Batin Min Di.

+++

“Annyeong sonsaengnim.” Sapa Hye Ae ramah.
“Oh, kau juga suka membaca ya?”
Gadis itu mengangguk. Padahal ia hanya suka baca komik saja, bukan buku pelajaran atau buku lainnya yang lebih berbobot seperti Jin Ki.
“Sonsaengnim sepertinya sering ke sini? Kau pasti sangat pintar. Makanya ingin menjadi guru.”
Jin Ki tersenyum. “Tidak juga kok. Aku hanya iseng saja membaca. Daripada mengerjakan hal yang tidak berguna kan lebih baik membaca saja.”
Hye Ae hanya tersenyum. Huh..benar-benar beda dengan Tae Min yang hobinya cuma main game dan dance.


“Hye Ae, aku mau bicara denganmu.” Ucap Tae Min.
“Mworago?”
“Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa akhir-akhir ini kau sepertinya menjauhiku? Apa aku punya salah denganmu?”
“Anni.”
“Lalu kenapa?”
“Aku hanya sedang sibuk saja. Lagipula kau kan juga sibuk latihan. Aku hanya tidak mau mengganggumu saja.”
“Justru di saat seperti ini aku butuh kau. Aku butuh semangat darimu. Sebenarnya kau masih menganggapku namjachingu-mu tidak sih?”
“Kau bicara apa sih Lee Tae Min?”
“Ya, kalau kau memang kesal padaku bilang saja. Aku tidak akan marah kok.”
Hye Ae menghela nafasnya. “Kenapa sih kau selalu bersikap seperti ini? Kau seperti anak kecil! kapan sih kau mau belajar dewasa? Aku kan bukan ekormu yang selalu bisa mengikutimu? Aku bukan gadis seperti Min Di yang selalu menempel pada kekasihnya itu! Apa kau tidak bisa mengerti itu?”
Tae Min hanya terdiam mendengar isi hati kekasihnya itu. “Lalu, sekarang apa maumu?”
“Kurasa lebih baik kita pisah dulu untuk sementara waktu. Kita butuh menenangkan diri.”
“Baiklah kalau memang itu maumu. Mulai sekarang aku tidak akan mengganggumu lagi.”

+++

Hari ini Tae Min tanding dance. Min Di dan Min Ho datang untuk memberinya semangat, tapi tidak dengan Hye Ae. Gadis itu malah tidak datang di hari penting ini. Awalnya Tae Min merasa agak kecewa, tapi semua ini tetap harus berjalan.
Akhirnya saat menari ia beberapa kali lupa gerakannya. Efek dari terlalu memikirkan Hye Ae.
“Aigo....kalau begini terus Tae Min bisa kalah...” ujar Min Di. “LEE TAE MIN!!! HWAITING!!!” teriaknya. Min Ho hanya bengong dan kemudian tersenyum pada gadis yang berdiri di sebelahnya itu.
Saat melihat Min Di memberinya semangat ia tersenyum dan mengedipkan matanya.
Min Di langsung diam dan wajahnya sedikit memerah. Mata Min Ho langsung membesar. “Ya! kau milikku! jangan main-main dengan chingu-ku!” ucapnya pada Min Di.
“Aigo~~~neomu kyopta~~~” ucap Min Di manis. “Tae Min manis sekali~~~”
“Ya, ya, ya! ingat ada siapa di sebelahmu!”
“Waeyo? Aku kan hanya senang saja Tae Min seperti itu padaku?”
“Kau benar-benar cari masalah ya?”
“Ya~~~kenapa kau ini cepat sekali marah sih?” ucap Min Di sambil menarik-narik lengan baju Min Ho.
Namja itu tersenyum dan mengacak rambut Min Di.

Cafe Starry.

“Gomawo Hye Ae sudah menemaniku membeli buku.” Ujar Jin Ki.
“Chonmaneyo, aku senang kok bisa membantu sonsaengnim.”
“Panggil aku oppa saja kalau sedang di luar.”
“Oh~baiklah, oppa...”

“Um...sebenarnya cita-citamu apa oppa? Apa kau memang ingin menjadi seorang guru?”
“Ne, aku ingin menjadi guru. Seperti Appa-ku.”
“Oh, jadi Appa-mu seorang guru juga ya? pantas kau mengikuti jejaknya.”
Mereka berdua tertawa.
“Lalu setelah lulus kuliah kau mau apa? Apa langsung melamar menjadi guru?”
Jin Ki tersenyum. “Sepertinya aku akan melamar kekasihku dulu, baru memikirkan kerjaan.”
“Ke, kekasih? Oppa sudah punya kekasih?”
“Ne, ia satu kampus denganku. Tapi ia hoobae-ku.”
Entah mengapa hati Hye Ae merasa sangat sakit mendengar hal itu. Tiba-tiba ia teringat dengan Tae Min, yang selalu bilang kalau setelah lulus kuliah nanti ia akan menikahi Hye Ae.


“CHUKAE URI TAE MIN~~~” ujar Min Di dan Min Ho.
Tae Min hanya tersenyum. “Gomawoyo chingu. Maaf ya aku hanya jadi juara 3.”
“Gwenchana. Yang penting kau menang.” Ucap Min Di.
“Tae Min...”
Mereka bertiga langsung melirik ke sumber suara. “Hye Ae?” ujar Tae Min.
Gadis itu langsung berlari ke pelukan Tae Min dan menangis. “Mian Tae Min, mian aku membuatku kesal dan sedih. Mian aku tidak bisa datang saat kau tanding tadi...”
“Ssstt...sudah tidak apa-apa. Aku tidak marah kok padamu.”
Hye Ae tersenyum dan menghapus air matanya. “Kau pasti menang. Iya kan?”
Tae Min tersenyum. “Mian, aku hanya bisa jadi juara 3.”
“Oh~tidak apa-apa kok. Bagiku kau tetap juara 1-nya.” Ucap Hye Ae lalu mengecup pipi Tae Min.
Wajah keduanya sama-sama merah.
“Oh~~so sweet~~~” ujar Min Di. “Ya, kau kok tidak menciumku sih?”
“Untuk apa? Memang kau menang tanding apa?”
“Ah~~~Min Ho~~~” Min Di mengerucutkan bibirnya. “Aku iri~~” ucapnya amat sangat pelan.
Tiba-tiba sesuatu menyentuh bibir pink-nya.
“Sudah kan?”
Min Di langsung membatu di tempat dan wajahnya sangat merah.
Tae Min dan Hye Ae hanya tersenyum saja.
“Pabo~~~kenapa kau cium bibirku!! Aku kan malu~~~”
“Tadi katanya iri. Sekarang malah marah. Maumu apa sih sebenarnya?”
“Mau Min Ho~~~” ucapnya seperti anak kecil.
“Menjijikkan!!” ujar Hye Ae.
Min Di malah memeletkan lidahnya pada Hye Ae.
“Kkaja kita ke restoran. Aku traktir kalian semua.” Ujar Tae Min.
“HOREE~~~Tae Min memang namja paling baik sedunia!” ucap Min Di. “Jagi, aku lapar sekali. Untung Tae Min mau menraktir kita, hehehe...”
“Ne, aku juga lapar. Kebetulan aku tidak bawa uang. Kita beruntung ya hari ini?”

PLETAK!

Hye Ae memukul kepala Min Di dan Min Ho. “Dasar pasangan tak tahu diri! Kalau sudah dengar gratisan saja, langsung gembira!”
“Ah~~~Sakit~~” ucap Min Di sambil memegangi kepalanya.
“BERHENTI BERSIKAP MANIS ATAU AKU AKAN MENGUSIRMU!”
“Hye Ae kejam~~~”
“KIM MIN DI KUBILANG BERHENTI ATAU AKU BENAR-BENAR AKAN MENGUSIRMU DAN NAMJACHINGU-MU TERCINTA ITU!”
“Ah~~~”
“Aku muak tahu melihat kau seperti itu! tiap di depan Min Ho kau selalu bersikap seperti gadis berumur 6 tahun!”
Min Di langsung membekap mulut Hye Ae. “Diam kau pabo!”
Tae Min dan Min Ho hanya geleng-geleng kepala.
“Ayo cepat, nanti aku berubah pkiran.” Ucap Tae Min.
Akhirnya kedua gadis itu langsung menyusul namjachingu-nya masing-masing, masih sambil sikut-sikutan.

FIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar