Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Kamis, 18 Maret 2010

my fanfic SHINee

When The Devil Fall In Love (Part 1)

Main Cast :
Lee Hyun Jae (author)
Choi Min Ho SHINee

Other cast :

Lee Jin Ki / Onew SHINee
Lee Tae Min SHINee
Kim Ki Bum / Key SHINee
Kim Jong Hyun SHINee

Inspiration : Ring Ding Dong song & MV. ^^ v


Sejak dahulu semua mahluk juga tahu kalau tugas seorang iblis adalah menggoda dan menjerumuskan manusia ke jalur yang salah. Tugas mereka adalah membujuk manusia untuk melakukan hal-hal yang di larang.


Begitu pula tugas seorang Choi Min Ho. Ia adalah iblis tingkat awal. Malam ini adalah tugasnya untuk menggoda dan menghasut seorang pria untuk memperkosa kekasihnya.
“Ayo lakukan saja itu padanya. Ia tidak akan menolak. Kau kan kekasihnya, pasti ia akan menerimanya.”

Gadis malang itu sudah ketekutan setengah mati. Kekasih yang selama ini ia anggap pria paling baik di dunia sekarang berubah menjadi seperti binatang buas yang siap menerkam mangsanya.
Pria itu mulai melepaskan bajunya dan berniat melakukan itu pada kekasihnya yang sudah menangis ketakutan di ranjang hotel itu.
“Kumohon jangan lakukan ini, kau membuatku takut..” pinta gadis itu.
Namun pria itu tetap memaksanya, sang iblis hanya tersenyum memandang kelakuan manusia yang sudah berhasil di bujuknya itu. Ia menyeringai. “Dasar manusia bodoh, betapa mudahnya aku menghasutmu.”

Gadis malang itu terus meronta-ronta dan menangis, sedangkan kekasihnya makin memaksa dan mendekatinya. Ia mulai berbuat kasar pada gadis itu. Ia mulai merobek lengan baju gadis itu.
Si iblis awalnya tersenyum bangga akan hasil kerjanya, namun saat melihat gadis malang itu ketakutan ia malah merasa kasihan padanya.

Kasihan. Mungkin kata itu kurang tepat, karena seorang iblis tidak mempunyai rasa belas kasih. Agak aneh kalau ia merasa kasihan pada calon korbannya.
Namun entah kenapa lalu ia malah menyelamatkan gadis itu dari nafsu sang kekasih yang awalnya ia yang menghasut untuk melakukan hal itu.


Hyun Jae POV.

Aku berubah seratus persen sejak kejadian itu. Aku berubah menjadi seorang gadis yang sulit bergaul dan pendiam. Seolah aku memiliki duniaku sendiri. Dunia yang tidak orang ketahui.
Namjachingu-ku yang sudah menjadi kekasihku selama setahun, 5 bulan yang lalu berniat akan memperkosaku. Aku sangat takut setengah mati. Namun ada kejadian aneh yang terjadi malam itu.
Saat pria brengsek itu berniat memperkosaku aku merasakan ada cahaya gelap besar dan angin bertiup sangat kencang. Saat aku tersadar aku sudah berada di kamarku. Tertidur di ranjangku dengan baju yang robek.
Oppa-ku bilang ada seseorang yang membawaku pulang kerumah saat aku tak sadar. Tapi ia juga tidak mengenal siapa orang itu.

Aku anak kedua dari tiga bersaudara. dan aku anak perempuan satu-satunya, jadi Omma-ku sangat memanjakanku. Aku mempunyai seorang oppa dan dongsaeng. Oppa-ku bernama Lee Jin Ki. Aku dengan dia hanya berbeda setahun, kami berdua sangat dekat, ia seolah pengganti Appa.
Ia tidak akan pernah mau melihat dongsaeng-dongsaeng-nya menderita. Ia benar-benar oppa yang baik untukku. Bahkan saat ia mengetahui aku hampir di perkosa, ia hampir membunuh bajingan yang akan melakukan hal itu padaku. Namun aku tahan karena aku tidak mau ia masuk penjara karena sudah mengotori tangannya dengan membunuh bajingan itu.
Sedangkan dongsaengku bernama Lee Tae Min. Aku dengannya berbeda 3 tahun. Ia sangat manja padaku. Ia anak yang manja, polos dan kekanak-kanakan. Namun ia juga sangat baik, manis, ceria dan menyenangkan.
Sejak orang tua kami pindah ke luar negeri kami hanya tinggal bertiga. Karena aku dan Tae Min masih harus bersekolah dan Jin Ki oppa yang masih harus melanjutkan kuliahnya. Makanya kami hanya tinggal bertiga di Korea.

Hanya mereka berdua pria yang dekat denganku. Aku bahkan tidak mempunyai seorang teman dekat atau sahabat. Jangankan pria, wanita saja aku tidak punya. Aku tidak seperti gadis-gadis lainnya yang selalu berkumpul bersama geng-gengnya. Aku selalu sendirian di sekolah. Tempat favoritku adalah perpustakaan.
Sejak kejadian itu akau sangat takut dengan mahluk yang bernama pria. Aku jadi trauma saat ada seorang pria yang mendekatiku. Bahkan kalau aku berbicara dengan lawan jenisku aku tidak pernah menatap wajahnya. Mungkin orang-orang menganggapku gadis aneh. Namun aku tidak peduli pada itu semua. Aku hanya berusaha melindungi diriku. Aku tidak mau mengalami kejadian seperti waktu itu lagi. Aku benar-benar trauma. Dan kurasa trauma itu tidak akan bisa di sembuhkan.


Min Ho POV.

Gadis itu benar-benar mengalami trauma sejak kejadian malam itu. Ia benar-benar takut dengan pria. Pria yang dekat denganya hanya kakak dan adiknya saja.
Ternyata aku berhasil membuatnya ketakutan dan menanamkan rasa trauma padanya sampai saat ini.
“Ya, kau sedang apa? kau masih saja memperhatikan gadis manusia itu?” tanya Key. Ia salah satu temanku. Ia juga iblis tingkat awal sama denganku, namun ia jauh lebih baik dariku.
“Sampai kapan kau hanya memperhatikannya? Kau bisa jatuh cinta padanya kalau kau terus begini.” Ia tersenyum. “Pabo, mana ada seorang iblis yang jatuh cinta? Pada seorang manusia pula? Dunia akan kiamat bila hal itu terjadi. Ya kan?”
Aku tersenyum dan menganggukkan kepalaku.
“Ya Min Ho, lebih baik kau menghasut gadis itu saja. Atau kau goda saja dia lagi. Lalu kau manfaatkan dia.”
“Apa maksudmu Key?”
“Ya, kau kan sudah membuat hidup gadis itu berantakan dengan menghasut kekasihnya waktu itu. Dan itu berhasil, kenapa tidak kau lakukan hal yang sama padanya lagi? Atau pada orang lain?” lalu Key menatapku. “Ya, sebenarnya ada suatu hal yang ingin aku tanya padamu.”
“Mwo?”
“Kenapa waktu itu kau malah menyelamatkan gadis itu? Padahal tinggal sedikit lagi pria itu akan berhasil memperkosanya?”
“Entahlah, ada rasa yang aneh padaku. Aku tidak tahu apa rasa ini bisa di sebut rasa kasihan.”
“Ya, seorang iblis itu tidak punya rasa belas kasihan. Choi Min Ho kita bukan seorang manusia atau malaikat. Kita ini iblis. Dan tugas kita adalah menghasut para manusia yang mempunyai jiwa lemah.”

Aku tahu itu, aku tahu kalau tidak seharusnya aku melakukan hal itu pada gadis manusia itu. Tapi entah kenapa sesuatu mendorongku untuk menyelamatkannya. Aku seolah tidak rela gadis itu di sentuh oleh pria manapun.
Aku seolah menginginkannya. Aku hanya ingin aku saja yang dapat menyentuhnya. Menyentuh pipi mulusnya yang merona merah, menyentuh tubuhnya yang putih seputih susu itu, tubuh yang lekukannya hampir sempurna di mata tiap pria.

Apa aku telah jatuh cinta padanya?

Mana mungkin. Mana ada seorang iblis yang jatuh cinta. Apalagi dengan seorang manusia. Itu suatu kesalahan fatal. Kesalahan yang tidak termaafkan.
Mungkin itu hanya sekedar nafsu. Bukan cinta. Karena baru dia gadis manusia yang aku sentuh, bahkan aku gendong.
Ya, aku seorang iblis. Iblis yang tidak boleh jatuh cinta pada seorang gadis manusia. Aku juga tidak seharusnya memiliki rasa cinta, yang ada hanya nafsu saja. Ya, hanya itu.


Author POV.

Hari ini Min Ho menyamar menjadi seorang manusia. Ia berniat mendekati calon mangsanya lagi. Namun ia malah bertemu dengan Hyun Jae.
Saat sedang berjalan ia tidak sengaja bertabrakan dengan gadis itu. Hyun Jae langsung membungkuk meminta maaf.
“Mian, aku tidak sengaja.” Ucapnya tanpa menatap wajah pria di hadapannya itu.
Min Ho mengernyitkan matanya, lalu ia tersenyum. “Ya, kalau kau berbicara dengan seseorang seharusnya kau menatap wajahnya. Apa kau tidak mengetahui sopan santun?”
“Mian aku masih ada urusan.” Hyun Jae handak pergi meninggalkannya. Namun Min Ho menarik tangannya dan menaikan dagu Hyun Jae sampai ia dapat melihat wajahnya dengan jelas. Hyun Jae yang kaget tidak bisa mengelak dan akhirnya ia menatap mata pria itu. Mata coklat yang indah itu seolah menyihirnya. Ia masih tetap menatap kedalam mata itu. Hal yang sudah lama tidak ia lakukan.
Min Ho tersenyum. “Ya, kau jatuh cinta padaku ya? Kenapa kau terus menatap wajahku?”
Hyun Jae langsung memberontak dan menghempaskan pegangan tangan pria itu dan memalingkan wajahnya.
“Ya, kenapa kau sangat sangat kasar sih?”
“Kumohon lepaskan aku, aku harus pulang.”
Lalu Min Ho melepaskan pegangangnya. Hyun Jae pun langsung berjalan dengan cepat. Min Ho hanya melihatnya dan menyeringai. “Akhirnya, setelah sekian lama ia berhasil kubuat menatap mata seorang pria juga.” Gumamnya. “Aku jadi makin tertarik padanya.”


Hyun Jae POV.

Begitu sampai rumah aku langsung menghempaskan tubuhku ke sofa empuk berwarna krem itu.
“Huh....” aku mengela nafas. “Apa yang terjadi padaku? kenapa aku seolah terhipnotis dengan tatapannya? Sudah lama aku tidak menatap mata seorang pria. Sekalinya aku menatapnya kenapa perasaanku malah tidak karuan? Rasa apa ini?"
Takut? Ah bukan! Ini bukan rasa takut, lalu apa yang aku rasa?
“Noona.” Suara Tae Min membuyarkan lamunanku.
“Mwo?”
“Um...noona, kau bisa buatkan aku makanan? Aku lapar.” Ucapnya lembut sambil tersenyum.
Akupun tersenyum padanya. “Ne, kau tunggu dulu ya.”

Saat aku membereskan buku pelajaranku aku baru sadar kalau agendaku tidak ada. Ia hilang dari tasku. Ada di mana ia sekarang? Ia benda yang sangat penting untukku. Apa ia tertinggal di laci mejaku? Atau di loker sekolahku? Omo....atau jangan-jangan terjatuh saat aku bertabrakan dengan pria aneh tadi?

“Hyun Jae ada yang mencarimu.” Teriak oppa-ku.
Aku membuka pinu kamar. “Nugu oppa?”
Oppa mengangkat bahunya. “Aku juga tidak tahu, ia bilang ingin bertemu dengamu, mungkin teman sekolahmu.”
“Teman? Aku kan tidak punya teman?” gumamku pelan.
“Ya, cepat, kasihan dia menunggumu.”
“Ne oppa.”

Saat aku ke pintu depan rumahku aku melihat sosok seseorang membelakangiku. Aku tahu kalau ia seorang pria. Aku mendekatinya pelan-pelan dan berdehem.
“Ehm, maaf, apa kau mencariku?”
Pria jangkung itu berbalik. Aku sampai membelalak sangking kagetnya.
“Annyong.”
Ia pria yang tadi sore bertabrakan denganku.
“Ma, mau apa kau?”
“Aku? Aku hanya mau mengembalikan ini padamu.” Ucapnya sambil menyerahkan agendaku.
“Aigo...jadi benar ia terjatuh.”
“Ya, kau seharusnya berterima kasih padaku.”
“Gamsahamnida.” Ucapku sambil membungkuk.
“Ne. Ya, apa kau tidak ingin tahu siapa namaku Hyun Jae?”
Aku langsung menatapnya. “Dari mana kau tahu itu namaku?”
Ia tersenyum manis. Sangat manis bahkan, lebih manis dari senyuman Tae Min. “Aku tahu namamu Lee Hyun Jae. Aku tahu dari buku itu. Di dalamnya terdapat namamu.”
“Oh...”
Pabo! Tentu saja ia mengetahui namaku! Kan di buku itu ada namaku!
“Aku Min Ho. Choi Min Ho.”
“Aku tidak mau tahu siapa namamu.”
Ia tersenyum lagi. “Apa kau yakin Hyun Jae? Kau tidak berniat mengenalku? Kau tidak tertarik padaku?”
“Aku tidak mengerti maksudmu.” Ucapku tanpa menatapnya.
“Aku sangat tertarik padamu. Aku ingin menjadi temanmu, teman dekatmu. Apa kau mau?”
“Aku tidak tertarik mempunyai seorang teman.”
“Ya, mana ada orang di dunia ini yang tidak membutuhkan teman?”
“Ada, dan orang itu aku.”
“Kau gila ya Hyun Jae?” ia menyentuh pipiku, seolah ada aliran listrik yang mengalir di sekujur tubuhku. “Kau itu sangat cantik dan menarik Lee Hyun Jae, apa kau tahu itu?”
Aku makin bergidik. “Kalau sudah tidak ada keperluan lebih baik kau pergi. Aku harus belajar.” Lalu aku masuk ke kamarku meninggalkannya sendiri.

Jin Ki oppa masuk ke kamarku. “Hyun Jae, apa kita bisa bicara sebentar?”
“Tentu oppa.”
Lalu ia duduk di tepi ranjangku. “Siapa pria tadi? Chingu-mu?”
“Bukan. Ia bukan siapa-siapa.”
“Mwo? Bukan siapa-siapa? Lalu bagaimana bisa ia mengantarkan agendamu?”
“Itu, tadi, kami, kami bertabrakan. Mungkin agendaku terjatuh dan ia mengantarkannya.”
“Oh...Ya Hyun Jae, kalau aku tidak salah ingat pria itu orang yang sama dengan orang yang menolongmu waktu itu.”
“Maksud oppa?”
“Ne, orang yang membawa kau dalam keadaan tak sadar akibat....”
“Apa kau yakin oppa?”
Jin Ki oppa mengangguk ragu. “Sepertinya iya.”

to be continue...

Annyong chingu...FF pertama gw nih..mian ya kalo rada geje ceritanya..

please coment ya...^^

gomawoyo...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar