Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Sabtu, 02 Oktober 2010

I Love You, But I Love Him Too... (sequel of noona, saranghae) [NC-16] part 1

cast : Kim Min Di, Choi Min Ho, Lee Tae Min

Aku mencintaimu...sangat..Kau pria yang berhasil berubah hidupku menjadi lebih berwarna dan lebih baik, tapi sekarang...
entah kenapa aku merasa kau semakin menjauh dariku,
dan aku....
mulai mencintainya...

+++

Tae Min POV.

Aku baru pulang kuliah, dan untuk menuju halte bus aku harus melewati taman itu. Taman tempat biasa para kekasih menghabiskan waktu mereka berduaan.
Hah...kapan aku bisa seperti mereka? Aku kan juga ingin merasakan cinta.

Langkah kakiku terhenti saat mendengar suara tangisan seseorang.
Omo...apa itu hantu? Tapi mana ada hantu siang-siang begini?

“Hiks...hiks...”

Akhirnya dengan ragu aku hampiri gadis yang sedang menangis dan meyembunyikan wajahnya di kedua lututnya itu.
“Maaf...”
Gadis itu pun mendongakkan wajahnya.
Mataku langsung membelalak. Jantungku serasa berhenti berdetak.
Bukan, bukan karena aku melihat hantu! Gadis itu manusia biasa kok, bukan hantu seperti dugaanku tadi...
“Noo...noona...”
“Kau, hiks...siapa?”
“Kau...Min Di noona kan? Kim Min Di?”
Ia mengangguk. “Ne, tahu darimana kau namaku?”
“Ini aku noona, Tae Min! Apa kau lupa?”
Gadis itu berfikir sejenak, lalu ia berdiri di hadapaku secara tiba-tiba. “Tae Min? Tae Min yang dulu les padaku? Tae Min adikknya Jin Ki oppa? Tae Min yang pernah menyatakan perasaannya padaku saat di taman hiburan?”
Aku tersenyum aneh dan mengangguk pelan. Kenapa semua harus kau sebut sih noona...memalukan saja! Untung di sini tidak ada orang lain.
“Kau, kau benar-benar Tae Min?”
“Ne, waeyo noona?”
“Kau..kau berubah Tae Min...”
“Mwo? Apanya?” tanyaku polos.
“Penampilanmu. Kau terlihat lebih dewasa.”
“Hehehe...tentu saja, aku kan sudah jadi mahasiswa sekarang.”
“Iya juga ya? kau masuk jurusan apa Tae Min?”
“Seni.”
“Oh~”

+++

“Jadi...kenapa noona menangis?”
“Hah? oh itu..itu...aku bertengkar lagi dengan Min Ho...”
“Lagi? Maksudmu?”
“Aku, akhir-akhir ini entah kenapa sering bertengkar dengannya. Kalau di hitung sudah....10 kali aku bertengkar dengannya.”
Wah..hebat sekali noona ini! Ia sampai hapal sudah berapa kali bertengkar dengan namjachingu-nya!
“Kau masih berpacaran dengan Min Ho hyung ya noona?”
Ia mengangguk.
“Sudah berapa lama noona?”
“3 tahun.”
“Wah...lama juga ya?”
Ia mengangguk. “Tapi akhir-akhir ini hubungan kami jadi renggang. Kami sering bertengkar. Aku...” ia menjeda kalimatnya. “Aku takut putus dengannya...”
Aku menatapnya dengan iba. “Um...kurasa...kurasa kau dan hyung...akan baik-baik saja. Buktinya saja kau bisa berhubungan dengannya sampai 3 tahun.”
“Entahlah, aku...”

A.mi.go!
Keunyeol boda naega michyeo
A.mi.go!
Iri sone an jabhyeo
A.mi.go!
Yonggi nae naneun pitch up!
Eoddeokhae eoddeokhae

Kami menatap ponsel noona yang tergeletak di rerumputan itu.
“Um...noona, ponselmu berbunyi. Lebih baik kau angkat teleponmu.”
“Anni. Aku tahu itu pasti dari Min Ho. Ia pasti mau minta maaf padaku, atau malah mau memarahiku lagi...”
Akhirnya aku hanya diam saja menemaninya.
Tapi ponsel itu terus saja meraung-raung. Kurasa si penelepon, yang kata noona adalah Min Ho hyung, tidak akan berhenti menelepon sampai teleponnya di angkat.
“Noona, kurasa sebaiknya kau angkat teleponnya. Hyung tidak akan berhenti menelepon sampai kau angkat.”
“Aku malas bertengkar dengannya lagi. Aku lelah Tae Min...”
Aku menatapnya. “Um..apa boleh aku saja yang mengangkatnya?”
Noona menatapku kaget. “Terserah kau.” Ucapnya datar.

“Ya Kim Min Di! Kau ada di mana sebenarnya! Kenapa ponselmu tidak diangkat-angkat! Apa kau tahu aku sangat mengkhawatirkanmu!” semprot si penelepon.
“Yo, yoboseo...mian ini aku, bukan Min Di noona.”
“Kau? Kau siapa? kenapa ponsel Min Di ada padamu?”
“Ah, aku, aku, aku sedang bersama noona. Aku..aku Tae Min.”
“Tae Min??!?! Kalian ada di mana sekarang?”
“Di, di taman.”
“Ya, siapapun kau, jaga Min Di jangan sampai kemana-mana! Awas sampai aku disana dan aku tidak menemukannya habis kau!”

KLIK.

Aku menelan ludah.

Mati aku..menyesal tadi aku mengangkat telepon ini.
Kurasa saat sampai sini Min Ho hyung akan membunuhku.

Aigo...Omma..Appa..Jin Ki hyung...aku belum mau mati..aku baru kuliah 2 semester masa sudah mau mati muda? Bahkan berpacaran saja aku belum pernah..

“Dia bilang apa tadi?” tanya noona.
“Mwo? Ah, anni.” Ucapku lalu mengembalikan ponselnya.

30 menit kemudian.

Aku mendengar suara mesin motor. Lalu selang beberapa menit seorang namja berlari ke arah kami berdua.
Ia meletakkan kedua tangannya di pinggang sambil mengatur nafasnya. “Kau, hhh...aku mencarimu kemana-mana tahu! apa kau tahu aku sangat mencemaskanmu!”
Noona berdiri. “Apa urusanmu! bukannya kau sudah tak peduli lagi padaku!”
“Min Di kau...Aigo..berhenti bersikap seperti anak kecil. Kau sudah dewasa, masa cuma karena hal kecil kau marah padaku?”
“Ini bukan yang pertama kalinya Min Ho! Tapi sudah berkali-kali! Aku bosan seperti ini terus!”
“Kau pikir aku tidak lelah apa menghadapi kelakuanmu ini?”
Lalu hyung menarik lengan noona dan membawanya pergi.
Aku hanya bisa bengong melihat sepasang kekasih yang sedang bertengkar itu menghilang dari pandanganku.

Min Di POV.

Aku menghempaskan tangan Min Ho yang sejak tadi menggenggamku. “LEPASKAN!!” jeritku.
Ia langsung menatapku kaget.
“Kau gila! Kenapa kau bersikap kasar padaku sih! Kau tahu kan aku ini seorang gadis! Mana pantas kau memperlakukanku seperti ini!!”
“Min Di, bisa tidak kau tidak berteriak? Kau tidak malu dilihat orang-orang?”
“Aku tidak peduli!”
Min Ho menatapku lama, lalu ia menarikku lagi ke motornya dan menyuruhku naik ke atasnya.
“ANDWE!”
“Cepat naik atau kau akan menyesal nantinya.”
“Apa maksudmu!!”
“Sudahlah turuti saja perintahku.”
Akhirnya dengan kesal aku menaiki motor itu.

Selama di jalan aku sama sekali tidak menyentuh Min Ho. Biasanya aku selalu merangkulnya, tapi kali ini aku hanya meletakkan tanganku di sisi motor itu.

Begitu sampai ia langsung melepas helm-nya dan menyuruhku turun.
“Ayo turun.”
“Kau mau apa mengajakku ke sini?”
Ia mengajakku ke suatu gedung paling tinggi di daerah ini. Dan apa kau tahu gedung ini sebenarnya apa?
H-O-T-E-L

DIA GILA YA MEMBAWAKU KE HOTEL!!!
APA YANG MAU DILAKUKANNYA PADAKU!!!

“Ya! apa yang mau kau lakukan padaku!!!”
“Jangan berpikiran kotor Kim Min Di.” Ucapnya sambil menyentil kepalaku.

Kami naik lift itu sampai lantai paling atas. Aku sampai enek naik terus-menerus.
“Kau mau membuatku mati enek ya Choi Min Ho?”
“Diam saja kau.” Ucapnya datar.

Akhirnya kami sampai lantai teratas gedung itu. Lalu kami naik tangga biasa untuk menuju atapnya.
Min Ho membuka pintu itu dan mengajakku masuk.

Sampai sana aku hanya bisa tercengang di buatnya.
Roof top gedung itu sudah ia hias sedemikian rupa. Ada banyak taburan kelopak mawar putih di lantainya dan lilin-lilin yang di susun dan membentuk namaku dan bentuk hati.
“Apa kau tahu selama ini aku membuat ini dengan susah payah?” ucapnya.
Aku menatapnya.
“Chukae Min Di-ah.” Ucapnya lalu mengecup pipiku lembut.
Aku hanya bisa terdiam di tempatku.

Min Ho membawaku ke meja itu. Meja yang sudah di siapkannya dan di tata dengan menu 2 piring spagethi dan 2 gelas orange juice.
“Jadi...selama ini kau melakukan ini? Makanya kau selalu membiarkan aku pulang sendiri dan tidak pernah mau kuajak jalan-jalan. Bahkan jarang menelepon atau mengirimiku pesan.”
Ia mengangguk. “Semuanya aku lakukan juga untukmu Min Di. Maaf kalau karena ini semua kau jadi merasa kesal. Aku hanya mau memberimu kejutan saja.”
“Aku...memafkanmu kali ini.” Ucapku pelan. Min Ho langsung tersenyum sumringah.

Mungkin kalian heran apa yang di lakukan namja itu padaku.
Hari ini hari jadian kami yang ketiga tahun. Makanya aku menangis di taman tadi, karena kupikir namjachingu-ku lupa hari penting ini.
Ternyata ia malah menyiapkan ini semua untukku.
Aku tidak tahu harus merasa senang atau sedih.
Tapi yang aku tahu aku sangat mencintainya. Sama seperti yang ia rasakan padaku.

Itu untuk saat ini, tapi nanti....
Entahlah,
Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Akhirnya senja itu kami berdua memandang matahari tenggelam dari roof top ini.
Ternyata Min Ho romantis juga kalau di pikir-pikir.
Ia menarikku lebih dekat dengannya, akhirnya aku meletakkan kepalaku di dadanya sambil memandangi pemandangan indah di hadapan kami ini.

+++

Sekarang aku bekerja paruh waktu di salah satu bakery. Lumayan untuk menambah uang tabunganku dan mengisi waktu luang.
Dan ternyata bakery tempatku bekerja dekat dengan kampus Tae Min. Akhirnya karena ia tahu aku kerja di sana hampir tiap hari ia datang ke bakery
Seperti hari ini, bocah itu datang ke bakery pagi-pagi, katanya mau membeli sarapan. Dalam hati aku terus bertanya-tanya, memang anak ini tidak di beri makan oleh Omma-nya apa tiap pagi?
“Pagi noona~~~” ucapnya dengan senyuman manisnya.
“Pagi Tae Min. Hari ini mau sarapan apa?”
“Um...seperti biasa saja.”
Aku menganggukkan kepalaku, lalu mengambilkan roti coklat dan susu pisang untuknya.
“Gomawo.” Ucapnya saat menerima pesanannya. Lalu duduk di salah satu meja.

Aku menghela nafasku dari balik etalase roti-roti ini. Demi Tuhan aku sadar sejak tadi Tae Min terus memandangku.
Aigo...apa ia masih menyukaiku? Tapi kan itu sudah setahun yang lalu. Masa iya dia belum menemukan gadis yang bisa memikat hatinya?

Aissh! Kau terlalu banyak berpikir Kim Min Di! Terlalu berharap banyak!

Selesai memakan habis sarapannya Tae Min langsung menghampiriku. “Um noona, nanti kau pulang jam berapa?”
“Hah? jam..jam 3. Kenapa memang?”
“Anni.” Ucapnya sambil tersenyum. “Aku pergi dulu ya noona. Annyeong.” Ucapnya sambil melambai ke arahku.
“Min Di anak itu siapa? adikmu ya? Ia manis sekali.” Tanya teman kerjaku, Ryu Yi.
“Bukan.”
“Lalu? Ah..apa kekasihmu?”
“Bukan juga!”
“Lalu siapa? Kenapa tiap kau masuk kerja ia selalu datang?”
“Ia..ia..dulu pernah aku ajari les bahasa Inggris saat SMA.”
“Memang sekarang umurnya berapa?”
“Um...kalau tidak salah 19 tahun. Soalnya ia berbeda 3 tahun denganku.”
Ia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Aku tahu siapa namjachingu-nya Min Di!” ucap temanku yang lainnya, Mi Rae.
“Nugu? Memang kau kenal?” tanya Ryu Yi.
“Aku waktu itu pernah melihat Min Di di jemput oleh seorang namja. Pasti itu kekasihnya!”
“Sok tahu!” ucapku.
“Ah memang iya kok! waktu itu kalian terlihat sangat mesra!”
“Memang kekasihku seperti apa orangnya?”
“Um...tampan! orangnya tinggi, putih, rambutnya agak panjang dan ia menaiki motor berwarna putih. Aku benar kan?”
Aku mengangguk.
“Tuh kan benar!”
“Siapa namanya Min Di?” tanya Ryu Yi.
“Um...Min Ho. Choi Min Ho.”
“Oh~” ucap mereka berdua kompak.

+++

Saat aku pulang, di depan bakery muncul sesosok pria menghampiriku.
“Annyeong noona~~”
“Kau! Kenapa kau bisa ada di sini?”
“Hehehehe..mau menjemputmu.”
“Aku?” ucapku sambil menunjuk diriku.
Ia mengangguk.
“Kau kenapa Tae Min?”
“Kenapa apanya sih noona?”
“Seharusnya kan namjachingu-ku yang menjemputku...ini kenapa malah kau?”
“Um..kau tidak senang ya aku yang datang...”
“A, anni! Bukan begitu maksudku...baiklah, kau boleh menjemputku.”
Ia malah tersenyum manis.

Akhirnya kami jalan-jalan sambil makan es krim.
“Um..Tae Min, apa kau sudah punya kekasih?” tanyaku.
Ia langsung tersedak mendengar pertanyaanku. “A..anni noona..anni..”
“Oh~waeyo? Kau kan tampan. Kenapa belum punya kekasih?”
“Um...belum ada yang mau denganku. Mungkin mereka menganggapku seperti anak kecil. Atau seperti seorang gadis karena wajahku yang katanya manis ini...”
“Tapi kau memang manis Tae Min.”
Ia menatapku.
Ups..sepertinya aku salah bicara...
“Noona, apa kau tahu kalau aku tidak suka di bilang manis? Aku ini seorang namja, tapi mereka semua selalu bilang kalau aku ini cantik dan manis.”
Tapi memang itu kenyataannya Lee Tae Min...
“Tae-”
“Makanya saat lulus SMA aku memotong rambutku dan mencoba jadi lebih dewasa.”
Aku memperhatikannya dari atas ke bawah. Hari ini ia mengenakan jumper berwarna putih, jins merah dan topi berwarna tosca.
Entah kenapa menurutku hari ini ia terlihat sangat tampan...

“Noona, noona, kau kenapa?” tanyanya sambil melambai-lambaikkan tangannya di depanku.
“Ah anni...gwenchanayo...” ucapku lalu menjilat es krimku lagi.

Tae Min POV.

Aku masih mencintainya...aku masih menyukai Min Di noona, sama saat seperti setahun yang lalu. Saat aku masih jadi siswa kelas 3 SMA dan lemah di pelajaran bahasa Inggris.
Entah kenapa perasaan ini masih bertahan sampai sekarang. Padahal noona juga masih berhubungan dengan Min Ho hyung, namjachingu-nya itu yang sama sekali tidak bisa di bandingkan denganku...
Huh...kurasa aku sudah gila, menyukai kekasih orang lain...

+++

“Bagaimana kabar Jin Ki oppa sekarang? Apa ia sudah kerja?”
“Ne, hyung sudah kerja sekarang. Begitu lulus kuliah ia langsung mendapat pekerjaan dengan mudahnya.”
“Oh, baguslah kalau begitu.”
“Apa...kalau nanti aku lulus kuliah aku bisa sperti hyung ya?”
“Mwo? ya kau ini masih semester 2 tahu, sudah memikirkan masalah pekerjaan saja.”
“Kan boleh noona berangan-angan.”
Ia tertawa dan mengacak rambutku
Aku hanya bisa terdiam, dan kurasa pipiku terbakar karena malu...


Tiba-tiba ponsel noona berbunyi. Huh...menganggu saja!

“Yeoboseo. Ne, ne, ne..ara, ara! Kau bawel sekali sih! Iya aku pulang sekarang!”
Lalu ia mematikan ponselnya.

“Dari siapa noona?”
“Min Ho.”
“Oh, dia mencarimu ya?”
“Hm, ia bilang mau kerumahku malam ini. Makanya aku disuruh pulang cepat.”
“Noona, apa kau sangat mencintainya?”
Pabo! pertanyaan bodoh macam apa yang aku tanyakan!
“Um...mak, maksudku...”
“Iya, aku mencintainya. Sangat..” ucapnya sambil menatap bawah.
Entah kenapa ekspresi wajahnya tidak seceria biasanya. Seharusnya kan ia bilang hal itu dengan wajah yang berbinar-binar? Ini malah dengan wajah sedih.
“Tae Min, aku pulang dulu ya. Besok kita bertemu lagi.” Ucapnya sambil berdiri.
“Ne.” Ucapku sambil tersenyum padanya.

+++

“Aku pulang~~~”
“Kau kemana saja Tae Min? Kenapa akhir-akhir ini kau selalu pulang telat?” tanya Omma.
“Aku menemui temanku dulu Omma.”
“Teman apa teman? Kau sudah punya kekasih ya Tae Min?”
“Anni Omma! Belum!”
“Sudahlah tidak usah bohong pada Omma. Kalau memang ada bilang saja, dan kau harus kenalkan gadis itu pada Omma ya?”
“N, ne Omma..”

Hah...kalau Omma tahu aku menyukai kekasih orang bagaimana? Dan yang lebih parahnya orang itu adalah Min Di noona. Guru lesku dulu.

+++

“Um...kenapa kau tidak coba mendekati seorang gadis saja Tae Min? Siapa tahu ia akan menerimamu.”
“A, aku tidak yakin noona. Lagipula...”
“Lagipula apa?”
“Aku..aku...”
Aigo...masa aku harus bilang kalau aku masih menyukainya?
“Tae Min? Kenapa kau melamun?”
“Ah, anni noona..anniyo...” aku menatapnya. “Noona, memang..sebenarnya cinta itu apa?”
“Mwo?”
“Ne, aku belum sepenuhnya mengerti tentang apa sebenarnya cinta itu.”
“Um..cinta itu...apa yah? Aku juga bingung menjelaskan padamu?” lalu noona melirikku. “Um...kalau menurutku cinta itu perasaan dimana kau selalu ingin bersama orang yang kau cintai itu. Perasaan ingin menjaganya, melindunginya dan sebaliknya. Um..mungkin pada tiap orang akan berbeda-beda, tapi kalau menurutku ya itu.”
“Apa itu yang kau rasakan pada Min Ho hyung?”
Ia melirikku, lama. Lalu mengalihkan pandangannya. Ia pun mengangguk lemah. “Um..kurasa seperti itu..”
“Oh, berarti aku memang belum pantas untuk jatuh cinta, karena aku tidak bisa melindungi orang yang aku sayangi itu...” gumamku.
“Lee Tae Min, apa kau mau aku ajari tentang cinta?” tanya noona tiba-tiba.
Aku langsung membelalak mendengarnya.

To be continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar