Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Sabtu, 09 Oktober 2010

I Love You, But I Love Him Too... (sequel of saranghae noona) [NC-17] (part 2-END)

cast : Kim Min Di, Choi Min Ho, Lee Tae Min

WARNING : ati2 buat anak di bawah umur, mendingan jangan baca FF gila sayah ini deh. ini lumayan berbahaya untuk kalian...


Min Di POV.

“Lee Tae Min, apa kau mau aku ajari tentang cinta?”
Gila! Apa yang barusan aku ucapkan??
“Kau, kau bercanda kan noona?” tanyanya kebingungan.
“A, anni. Entahah tiba-tiba itu keluar begitu saja dari mulutku. Um..Tae Min, aku...aku serius mau mengajarimu.”
Ia menatapku sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. “Demi apa noona kau mau mengajariku?”
“Demi..demi...”
Demi rasa sukaku padamu Tae Min...atau demi rasa cintaku ke Min Ho?

Kurasa aku mulai gila.

Aku mulai menyukai Tae Min. Jatuh cinta padanya. Padahal aku jelas-jelas sudah mempunyai seorang kekasih.

“Um...” ia mendekat ke arah wajahku dan membisikkan sesuatu di telingaku. “Ajari aku tentang sarang (cinta)...” bisiknya.

Hah..itu kata-kata yang Min Ho ucapkan setahun yang lalu, tapi sekarang, aku malah menawarkan hal itu pada Tae Min.

Kurasa aku benar-benar sudah gila...

“Um..aku mau kok noona..” ucapnya malu.
“Mwo? mau apa?”
“Hah? mau..mau kau ajarkan soal cinta...” saat kulihat pipi anak itu sedikit memerah.
Aigo...ia makin kelihatan manis kalau begini...

+++

Akhirnya mulai hari itu aku resmi menjadi guru cintanya Tae Min. Iya aku tahu kedengarannya sedikit aneh. Sebenarnya bukan sedikit sih, sangat aneh malah.
Mana ada guru tentang cinta?
Tapi buktinya aku dan Tae Min sedang melakukan pelajaran gila itu sekarang.

Sejak bertemu dengan Tae Min lagi, entah kenapa jantungku seolah tidak hanya berdetak untuk seorang saja. Untuk Min Ho maksudku. Sepertinya jantungku sudah terbagi menjadi 2. Dan sebagiannya itu ada pada namja di hadapanku ini. Lee Tae Min.
Namja yang dulu pernah menyatakan cintanya padaku dan aku tolak.
Apa aku kena karma karena menolak namja sepolos dan sebaik dia?
Tuhan..apa yang harus aku lakukan? Aku mencintai Min Ho, tapi aku juga memiliki rasa pada Tae Min. Aku tidak bisa membohongi itu semua.
Hah...ini hal paling gila yang aku alami seumur hidupku.

“Um, jadi..hari ini pelajaran tentang apa noona?”
“Mwo?”
“Ne, kan kita sudah belajar tentang arti cinta, arti perpisahan, bagaimana cara mengungkapkan perasaan pada orang yang kita sukai. Lalu sekarang kita belajar apalagi?”
“Um..pelajaran penting. Kontak fisik.”
“Mwo? apa maksudnya?”
“Um...berpelukan atau bahkan...berciuman...”
Kulihat Tae Min kaget mendengar ucapanku barusan.
“Um..kurasa..kurasa ini tidak perlu noona, aku, aku tidak mungkin bisa melakukan hal itu padamu. Karena kau sudah memiliki seorang kekasih.”
“Apa kalau aku belum memiliki kekasih kau akan melakukannya?”
Ia sejenak berpikir, lalu menganggukkan kepalanya. “Noona, apa..apa kau mau tahu suatu hal?”
“Apa Tae Min?”
“Aku..kurasa aku masih menyukaimu noona...”
“Kau..kau serius Tae Min? Itu kan sudah sejak setahun yang lalu.”
“Aku juga tidak tahu kenapa bisa begitu. Tapi sepertinya...memang begitu.”
“Tae Min, apa aku boleh jujur padamu?”
“Apa?”
“Apa..apa kau percaya kalau aku juga mulai menyukaimu?”
“Kau bercanda noona. Kau kan sudah memiliki Min Ho hyung. Dulu kau bilang kau sangat mencintainya dan tidak akan menyakiti perasaannya.”
“Entahlah, mungkin aku gila, tapi aku..aku memang menyukaimu Tae Min...”
“Noo, noona...” ia menatapku lalu memelukku dengan hangat.
Perasaan yang selalu aku rasakan saat Min Ho memelukku dan menenangkannya di pelukannya itu.
“Aku mencintaimu noona. Maaf..maaf kalau aku membuatmu sulit dan menjadi seperti ini.”
“Maaf juga, maaf kalau aku salah mencintai...aku merasa bersalah padamu Tae Min. Aku sama sekali tidak punya niatan untuk mempermainkanmu, tapi aku...”
Namja itu meletakkan jari telunjuknya di bibirku.
Aku memejamkan mataku, dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

“YA!! APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN!!!”
“H..Hyung!?!?!?!” ucap Tae Min gelagapan.
“Ya! Apa yang kalian lakukan sebenarnya!! Kalian gila ya!! Kim Min Di kau sedang apa hah!!”
“Aku..aku MENYUKAI TAE MIN!!” Teriakku.

Author POV.

“Aku..aku MENYUKAI TAE MIN!!” teriak Min Di.
Tae Min hanya bisa menelan ludahnya. Sedangkan Min Ho syok dengan perkataan kekasihnya barusan.
“Kau gila Min Di? Kau itu kekasihku, mana mungkin kau bisa menyukainya!” ucap Min Ho sambil menunjuk Tae Min.
“Aku tahu aku gila. Tapi aku serius, aku..aku menyukainya.”
Min Ho menatap Min Di tajam, lalu membawanya pergi.

+++

“Berhenti bercanda Kim Min Di. Apa yang sebenarnya kau lakukan dengan bocah itu?”
“Aku menyukainya Min Ho. Sama seperti aku menyukaimu..dan ia..ia juga masih menyukaiku..”
“Kalian gila ya? Mau bermain api di belakangku?”
“Iya aku tahu aku gila. Tapi maaf Min Ho, maaf...entah kenapa sejak bertemu dengan Tae Min lagi perasaanku selalu aneh saat bersamanya.”
“Kim Min Di kau sadar kan dengan apa yang kau katakan barusan? Kau tidak sedang mabuk kan?”
“Aku tidak pernah mabuk pabo!!”
“Tapi apa yang kau katakan sama seperti orang yang sedang mabuk tahu.”
“Mian Min Ho...mianhe....” ucap Min Di mulai terisak.
Min Ho awalnya hanya memandangi gadis itu saja, namun sejurus kemudian ia langsung memeluknya dan mengelus kepalanya lembut. “Sstt...sudahlah berhenti menangis.”

Akhirnya Min Ho pun mengantarkan Min Di pulang sampai ke rumahnya.

Min Di POV.

Aku menatap langit-langit kamarku. Dan mendesah berkali-kali.
Maaf...
Hanya itu kata-kata yang bisa aku ucapkan pada Min Ho. Aku tahu aku salah. Salah besar, tapi kan cinta itu datangnya tiba-tiba tanpa aku minta. Dan itu sedang kualami dengan Tae Min...

Sampai Ki Bum tahu aku menduakan Min Ho mungkin ia akan mencak-mencak.
“Kau gila ya noona! Kekasihmu itu kurang apa sih! Tampan, baik, tinggi, kaya, pintar, sopan, manis, romantis, seksi, hot. Pokoknya SEMPURNA! Masa kau malah mau menduakannya dengan seorang bocah berumur 19 tahun!”

Ups...sepertinya aku salah, kurasa Ki Bum tak mungkin bicara hal itu, tapi itu kata-kataku.

Kurang apa Min Ho sebenarnya?
Tampan, baik, tinggi, kaya, pintar, sopan, manis, romantis, seksi, hot.
Semua ada pada dirinya. Tiap gadis pasti akan menjerit-jerit tiap melihat senyumannya yang maut itu.
Ki Bum bilang aku salah 1 gadis paling beruntung di dunia karena bisa memiliki namjachingu seperti sahabatnya itu.
Bahkan ada temanku yang bilang kalau Min Ho itu perwujudan dari seorang malaikat. Malaikat campuran iblis. Karena ia sangat menggoda bagi tiap wanita. Tiap melihat senyumannya tiap gadis pasti akan rela melakukan apapun yang ia minta.

Itu yang aku rasakan 3 tahun yang lalu. Bahkan masih seperti itu sampai 7 bulan yang lalu.
Tapi semenjak Tae Min masuk kembali ke kehidupanku aku mulai melupakan hal itu.
Melupakan kalau aku mempunyai seorang kekasih yang begitu sempurna seperti Min Ho.
Melupakan kalau aku mempunyai seorang kekasih sebaik dan seperhatian Min Ho.

Hah...maaf Min Ho, aku tahu aku kejam dan jahat. Bahkan gila.
Tapi memang aku seperti itu...

+++

Sejak kejadian itu, kejadian dimana Min Ho memergoki aku hampir berciuman dengan Tae Min. Ia jadi semakin protektif padaku. Ia selalu mengantar dan menjemputku tiap hari.
Entah itu ke kampus atau ke tempat kerjaku. Seolah ia takut kalau ia kecolongan lagi, ia takut kalau aku menemui Tae Min lagi dan melakukan hal yang waktu itu sempat tertunda.

Min Ho itu pabo ya?
Padahal kan ia bisa saja memutuskan hubungan denganku lalu mencari kekasih baru yang jauh lebih cantik, lebih seksi, lebih pintar, leih baik dan lebih kaya dariku. Tapi kenapa ia malah masih mempertahankan kekasihnya yang gila ini??

Akhirnya karena penasaran aku menanyakan hal itu padanya.
“Choi Min Ho, kenapa..kenapa kau tidak marah padaku? Kenapa kau tidak memutuskanku padahal aku sudah jelas-jelas bilang padamu kalau aku menyukai namja lain.”
“Kita sudah berhubungan berapa tahun?”
“3 tahun.”
“Apa kau pikir aku bisa melepaskanmu setelah kita 3 tahun bersama? Kau orang yang paling dekat denganku selain keluargaku. Dan apa kau tahu kalau aku sangat mencintaimu? Kalau aku ingin selalu menjagamu dan membuatmu tersenyum. Aku ingin selalu berada di sampingmu Min Di, dan bisa membuatmu bahagia selamanya. Tapi kalau memang kau tidak menginginkannya, aku...” ia mendesah pelan.
Bodoh, kau terlihat seksi tahu di mataku saat melakukan hal itu!
“Aku akan rela melepaskanmu demi bocah itu, asal kau bahagia bersamanya.”
“Dia punya nama Min Ho, namanya Lee Tae Min.”
“Masa bodoh siapa namanya. Aku tidak mau peduli.”
“Min Ho pabo.”
“Kau michyeoh.”
“Memang...”
Ia malah bangkit dan duduk di sebelahku, lalu ia menggenggam tangganku dengan hangat dan mengangkat daguku sehingga tatapan kami sejajar. Ia menatap mataku dalam.
“Apa kau tahu kalau kau itu milikku? Tidak ada yang boleh memilikimu selain aku Min Di..tidak ada...” ucapnya pelan lalu meletakkan bibirnya di atas bibirku.
Aku memejamkan mataku dan membalas cumbuannya, aku meletakkan tanganku di lehernya dan meningat semua hal yang telah aku lalui selama ini bersamanya.
Aku..aku tenggelam di dirinya. Aku tenggelam dengan segala pesona dan karismanya. Aku, aku mulai gila di buatnya, sama seperti 3 tahun yang lalu saat pertama kali ia mencumbuku dengan penuh rasa cinta.

Kurasa....

Aku mulai mencintai Min Ho lagi sepenuhnya. Aku tidak akan pernah bisa lepas darinya. Sedetikpun...
Ia seolah candu untukku.
Author POV.

Min Di menemui Tae Min lagi hari ini. Tapi untuknya ini akan jadi yang terakhir kalinya.

“Um..Tae Min..aku..aku mau minta maaf padamu sebelumnya. Maaf kalau aku seolah mempermainkan perasaanmu, maaf kalau aku..”
“Sudahlah noona, ini bukan salahmu juga kok.” ucapnya sambil tersenyum. “Aku juga salah sudah menyukai kekasih orang. Kurasa memang Min Ho hyung namja yang cocok untukmu. Bukan bocah sepertiku.”
“Tae Min aku sama sekali tidak pernah menganggapmu bocah, aku selalu menganggapmu sebagai seorang namja.”
Ia tersenyum. “Aku tahu kok noona. Aku tahu kau yeoja yang baik makanya aku sangat menyukaimu.”
“Mian Tae Min, jeongmal mianhe....” ucap Min Di sesal.
“Gwenchana noona, lagipula...aku juga sudah dapat penggantimu kok.” ucapnya tersipu.
“M, mwo? apa maksudnya?”
“Aku sudah punya yeojachingu...”
Lalu Tae Min pergi sejenak dari hadapan Min Di dan kembali sambil membawa seorang gadis manis berponi.
“Ini..ini yeojachingu-ku. Namanya Eun Won.”
Min Di menatap mereka berdua bergantian.
“Annyonghaseyo, Eun Won imnida.” Ucap gadis muda itu pada Min Di.
Min Di hanya menganggukkan kepalanya saja.
“Gomawoyo noona, karena kau memberiku pelajaran tentang cinta jadi aku bisa mempraktekkannya pada Eun Won, dan untungnya ia mau menerimaku menjadi kekasihnya.”
“Eun Won, umurmu berapa?”
“Aku seumur dengan Tae Min, onnie. Waeyo memangnya?”
“A, anni..kau..kau manis sekali. Sama seperti Tae Min.”
“Gomawo onnie.” Ucapnya malu.

“Jagiya? kau sedang apa di sini?” tanya Min Ho yang tiba-tiba muncul dari belakang Tae Min dan Eun Won sambil memainkan kunci motornya.
“M, Min Ho!?!? Kenapa kau bisa ada di sini??”
“Tadi aku bertanya padamu, kenapa kau balik bertanya padaku?”
“A, aku..aku...aku mau bicara pada Tae Min.”
“Oh, dengan bocah ini. Bicara apa memang?”
“Aku bilang, aku tidak bisa menjadi kekasihnya dan aku menyuruhnya melupakanku karena aku terlalu mencintai Min Ho..” ucapnya jujur.
“Kau memang terlalu jujur ya jadi seorang gadis?”
“Hah?”
“Oppa kau mau apa ke sini? Aku bilang kan hanya antar aku saja, lalu kau boleh pulang.” Ucap Eun Won pada Min Ho.
“Heh gadis kecil, aku mau membeli minum tahu! Kau pikir tidak lelah apa mengantamu!”
“Kan naik motor oppa, kau tidak mengeluarkan tenagamu seperti naik sepeda.”
“Cerewet kau!” ucapnya sambil menunjuk hidung Eun Won.
Min Di hanya bisa terbengong melihat pemandangan di hadapannya. “Ya, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Eun Won memanggilmu oppa? Memang kalian saling kenal?”
“Mwo? tentu saja, ia kan adik sepupuku.” Ucap Min Ho enteng.
“Sepupu?!?!”
“Ne, waeyo?”
“Kau serius Min Ho? Eun Won memang ia benar oppa-mu?”
Eun Won mengangguk pelan.
“Iya noona, Eun Won memang adik sepupunya Min Ho hyung. Kan nama lengkapnya Eun Won itu Choi Eun Won.” Jelas Tae Min.
Min Di hanya bisa memasang wajah bingungnya saja. Lalu Min Ho berjalan ke arahnya dan merangkulnya. “Jangan bengong terus, nanti kau bisa kemasukan setan.”
“Ahh...iya, setannya bernama Choi Min Ho. Ini sedang berdiri di sebelahku.” Ucap Min Di dingin.
Min Ho langsung melepaskan rangkulannya dan menatap gadis itu tajam.

BUGH!

Min Di memukul dada Min Ho.
“YA! SAKIT TAHU! KENAPA KAU MEMUKULKU SIH!!” Ucap Min Ho sambil mengelus-elus dadanya.
“PABO KAU!!! Kenapa kau tidak bilang semuanya sih!! Kau sudah tahu kalau adik sepupumu itu kekasihnya Tae Min!?!? Aku jadi seperti orang bodoh saja!”
“Hah, apa urusanmu mengetahui siapa kekasih adik sepupuku? Aku saja baru tahu seminggu yang lalu kalau ternyata Eun Won berpacaran dengan Tae Min. Namja yang hampir merebut kekasihku.”
“Oppa!” teriak Eun Won.
“Eun Won sudah tahu semuanya. Saat Tae Min tahu Eun Won adik sepupuku ia menceritakan semuanya padanya, tentang kau dan hubungan gila kalian.” Jelas Min Ho pada Min Di.
“Hah..gila! apa yang sebenarnya terjadi? YA! KALIAN MEMPERMAINKANKU YA!!”
“Anni noona, bukan begitu maksudnya. Memang hari ini aku mau menjelaskan semuanya padamu.” Ucap Tae Min.
“Hha! Terserah kalian sajalah! Aku pusing jadinya!!”

+++

Mereka berempat akhirnya makan di restoran Jepang karena perut Min Ho yang cacingnya sudah meronta-ronta minta di beri makan.

“Jadi, setelah lulus kau akan pindah ke Incheon noona?”
Min Di mengangguk. “Pindah kerumahnya.” Ucapnya sambil menunjuk namja yang duduk di sebelahnya.
“Oh, kau tidak mau kerja noona?”
“Anni. Ia akan jadi istriku dan bekerja untukku.” Jawab Min Ho.
Min Di langsung meliriknya.
“Kalian...sungguh mau menikah muda?”
“Memang kenapa? Kau tidak senang aku merebut noona ini darimu? Kan kau sudah dapat adik sepupuku itu.” Ucap Min Ho sedikit kesal.
“Bu, bukan begitu hyung...”
“Oppa, kenapa sih kau selalu bersikap seperti itu pada Tae Min?” ucap Eun Won yang kesal namjachingu-nya di bentak.
Min Ho hanya menatap gadis muda itu saja.
Min Di menghela nafas. “Iya Tae Min, aku akan menikah dengan namja pabo ini, lalu tinggal di Incheon di rumah orang tuanya dan jadi istri yang baik.”
“Oh, kalau begitu chukae noona, hyung.”
“Ya pernikahan kami bukan hari ini! jadi untuk apa kau menyelamati kami?”
“Min Ho kau bisa tidak sih bersikap manis pada Tae Min?” ucap Min Di kesal.
“Sebenarnya sih aku ingin bersikap manis pada bocah ini, tapi masalahnya ia pernah hampir mau mencium yeojachingu-ku. Apalagi yeojachingu-ku itu tidak melakukan penolakan sedikitpun.”
“Min Ho~~bisa tidak sih kau lupakan hal itu?”
Min Ho menatap Min Di, lalu tersenyum dan mengacak rambutnya.
Lalu ia menatap Tae Min. “Ya bocah kecil, pokoknya kau harus jaga Eun Won ya? Awas sampai aku melihatnya menangis gara-gara kau!”
“N, ne hyung. Aku akan menjaga Eun Won baik-baik.”
Eun Won langsung tersenyum sumringah. “Ahh~~~Min Ho oppa memang oppa-ku yang paling baik..saranghaeyo oppa~~~”
“Ya, ya, ya aku sudah punya yeojachingu. Jangan menggodaku seperti itu.”
Senyuman Eun Won langsung luntur. “Kau memang oppa paling pabo sedunia!”
“Tapi aku kan oppa paling tampan? Ahahahaha..iya kan jagi?” tanyanya ke Min Di.
Min Di tersenyum manis. “Iya, Min Ho memang paling tampan di dunia,” ucapnya sambil mengelus pipi namjachingu-nya itu. “TAPI PALING PABO SEDUNIA!!”
“Huahahahahahha.....” tawa Tae Min dan Eun Won langsung meledak.
“YA DIAM KALIAN BERDUA!!” Bentak Min Ho. “Bodoh kau jagi! Harusnya kau membelaku, ini malah menghinaku!”
“Biar! Habis candaanmu itu garing tahu!!”
“Memang aku tidak ada bakat jadi pelawak sepertinya.”
“Iya bakatmu itu jadi tukang tidur tahu!”
“Sama sepertimu!”
“Sudah! Kalian berdua ini bertengkar melulu. Tidak malu apa pada kami berdua?” ucap Eun Won sok dewasa.
Sepasang kekasih itu hanya bengong menatapnya. “Wah~~~aku tidak sangka Eun Won lebih dewasa dari Min Ho..ck..ck..ck..” ucap Min Di sambil geleng-geleng kepala.
“Eun Won, tadi aku makan apa sampai bisa omonganmu seperti itu?”
“MAKAN OPPA!!”
“Ya, mana bisa aku di makan?” lalu Min Ho menyeringai. “Ada sih sebenarnya yang bisa memakanku, ini, gadis ini saja yang bisa memakanku. Terakhir kali kami bertengkar ia berhasil ‘memakanku’ sampai puas.”
Min Di langsung tersedak mendengar ucapan kekasihnya. “BODOH! KAU BICARA APA PADA ANAK DI BAWAH UMUR SEPERTI MEREKA BERDUA!!”
“Memang iya kan? Kau mencumbuku dengan penuh hhhmmmpptttt....” mulut Min Ho langsung di bekap Min Di.
Tae Min dan Eun Won cuma bisa bengong.

+++

“Tae Min, aku pulang dulu ya. Mungkin ini pertemuan kita yang terakhir. Karena aku akan menyiapkan skripsiku lalu setelah wisuda aku akan langsung di bawa Min Ho pindah. Um..aku harap kau bisa bahagia dengan Eun Won ya.”
“Gomawoyo noona, aku juga berharap kau akan bahagia dengan Min Ho hyung.”
Mereka berda tertawa.

CUP.

Tiba-tiba Tae Min mengecup pipi Min Di.
Min Di mematung di tempatnya.

“Hehe...mian noona, ini hanya ciuman perpisahan kok.”
Min Di hanya mengerjap-ngerjapkan matanya. Untung tak ada Min Ho, kalau ada bisa mati Tae Min di tangannya.. batinnya.

+++

Saat Min Ho mengantar Min Di masuk ke rumahnya tiba-tiba Min Di menceritakan hal yang tadi di alaminya.
“Choi Min Ho tadi...tadi Tae Min...ia..ia mengecup pipiku...” ucapnya pelan. Amat sangat pelan, seolah berbisik, namun Min Ho masih bisa mendengarnya.
“WHAT THE!!!! @$@%$^*&(%$#(&^!!!!”
“Min Ho, jangan marah padanya...ia bilang hanya ciuman perpisahan.” Ucap Min Di sambil memegang lengan kekasihnya itu.
“Tapi ia sudah memiliki kekasih! Dan kekasihnya itu adik sepupuku! mana bisa aku tenang kalau begini!!”
“Min Ho, jebal...” ucap Min Di sambil mengeluarkan jurus andalannya. Wajah memelas. Seperti si gadis penjual korek api yang korek apinya tak ada yang mau membelinya.
Min Ho menatap yeojachingu-nya itu. “Sial, Kalau kau sudah menunjukan wajah melasmu mana bisa aku menolak perkataanmu.” Gerutunya.
Min Di langsung tersenyum. “Gomawo jagi.” Lalu mengecup pipi Min Ho. “Sudah ya, aku masuk dulu. Kau pulang ya, nanti kalau sudah sampai rumah hubungi aku. Annyong Min Ho.”
Min Di hendak berbalik dan meninggalkan Min Ho masuk ke rumahnya, namun namja itu malah menarik tangannya dan membalik tubuhnya. Saat mereka berhadapan tanpa ba-bi-bu Min Ho langsung melumat bibir gadisnya itu.
“Hanya aku yang boleh ‘memakanmu’ Kim Min Di....” bisiknya.
“Kau...nappeun namja...pabo....”
“Saranghaeyo jagiya...”
“Na do...”

FIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar