Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Rabu, 14 Juli 2010

My Evil Boyfriend (FF Oneshoot) [NC -15]

Main Cast : Choi Min Ho, Kim Min Di
Other cast : Kim Jong Hyun, Kim Ki Bum


Min Ho sedang duduk manis di perpustakaan dengan kekasihnya, seperti biasa mereka selalu menghabiskan waktunya berdua di tempat itu. Mungkin bagi orang lain ini sangat aneh. Tapi bagi mereka berdua ini tempat paling sempurna untuk bersama.
Min Ho yang baru selesai membaca bukunya langsung melirik gadis yang duduk di sebelahnya. Gadis berambut panjang dan berponi yang memakai bando berwarna biru muda yang sedang mengulum sebuah lolipop.
“Sampai kapan sih kau mau memakan lolipop itu terus?”
Min Di memasang wajah bingungnya.
Min Ho mengambil lolipop itu dari mulut Min Di dan mulai mendekat pada gadis itu. “Apa kau sangat suka rasa lolipop itu? Bagaimana kalau ada yang menggantikannya?” bisiknya.
Min Di hanya mengerjap-ngerjapkan matanya. Tak lama Min Ho mengelus rambutnya lembut, makin lama makin menurun sampai ke pinggangnya. Lalu ia mencengkram pinggang gadis itu seraya mencium bibirnya dengan nafsu. Min Di hanya bisa terdiam dan menerima perlakuan itu.

1 detik, 2 detik, 3 detik, ciuman itu tidak selesai-selesai juga.
“Ehm...” dehem bibi penjaga perpustakaan.
Mereka berdua langsung melepaskan diri dan salah tingkah. Min Ho langsung berdiri dan menarik tangan Min Di yang wajahnya sangat merah.
Bibi itu menggelengkan kepalanya. “Ck..ck..ck..dasar anak muda.”

+++

Choi Min Ho. Ia siswa kelas 3 di salah satu SMA di Seoul. Ia merupakan kapten sepak bola sekolah ini dan memiliki sifat yang bengal dan malas. Guru-gurunya sudah berkali-kali memberi peringatan padanya untuk belajar lebih giat lagi, kalau tidak ia bisa tidak lulus. Namun sayangnya Min Ho terlalu cuek dan tidak peduli dengan segala nasehat gurunya itu.
Sekitar 6 bulan yang lalu ia mulai dekat dengan seorang gadis bernama Kim Min Di, yang merupakan teman sekelasnya. Gadis itu merupakan gadis yang cukup pintar dan terkenal penurut di sekolah. Berbanding terbalik dengan Min Ho yang selalu cuek dan kadang suka tidur di kelas saat pelajaran berlangsung.
Min Ho mulai merasa tertarik pada gadis itu, dan akhirnya ia pun mulai mendekatinya dan sekarang mereka resmi berpacaran.
Walaupun banyak orang yang bilang kalau Min Ho hanya memanfaatkan Min Di, tapi gadis itu tidak peduli dengan omongan itu. Ia sangat mencintai namja itu, dan ia juga percaya kalau Min Ho sama sekali tidak punya niat buruk padanya.
Mereka berdua benar-benar bagai bumi dan langit.
Min Ho yang liar, cuek dan urakan. Dan Min Di yang manis, kalem dan penurut.
Masalah seperti di perpustakaan tadi bukan pertama kalinya terjadi. Min Ho sudah berkali-kali melakukan hal itu pada yeojachingu-nya itu.

Flash back.

Hari itu sedang hujan. Karena tidak membawa payung Min Di tidak bisa pulang. Lalu Min Ho datang dan mendekatinya. “Kau kenapa belum pulang? Ini kan sudah sore?”
“Aku, aku tidak membawa payung.”
“Jadi kau mau menunggu sampai hujannya berhenti?”
Gadis itu mengangguk dengan ragu.
Min Ho menarik lengan Min Di. “Ayo ikut aku.”
“Kemana..”
“Aku akan mengantarmu pulang.”
“Mwo? Kau, kau kan naik motor? Kau mau mengantarku dengan motormu?”
Namja itu tersenyum.
“Lebih baik tidak usah saja. Nanti kau juga bisa sakit terkena hujan.”
“Kau tenang saja. Aku kuat kok. Percuma kalau kau mau menunggu sampai hujannya reda, yang ada kau tidak akan bisa pulang. Kkaja.”

Sampai rumah Min Di, Min Ho langsung membuka helmnya. “Ya, jangan kau pikir ini semua gratis.”
“A, apa maksudmu?”
“Aku mau minta bayaran karena sudah mengantarmu.”
“Aku kan tadi sudah bilang tidak usah.” ucap Min Di sambil memajukan bibirnya.
“Pokoknya kau harus membayarku.”
“Aku tidak punya uang lagi...”
“Aku tidak minta uang kok. Aku hanya minta...” tiba-tiba namja itu menarik Min Di ke pelukannya dan mencium bibirnya. “Ciumanmu...” bisiknya.
Min Di masih terpaku dan membulatkan matanya.
“Ah, 1 lagi. Mulai sekarang kau menjadi yeojachingu-ku. Arasso?”
Min Di hanya terdiam saja sampai Min Ho berlalu dari pandangannya.

End of flash back.

+++

“Hari ini kita akan mengadakan ulangan dadakan.” Ujar sonsaengnim. Anak-anak langsung protes dan heboh karena belum belajar.
“Sonsaengnim, kok anda tidak bilang dulu sih mau ulangan? Kan kami belum belajar? Benar kan teman-teman?” ujar salah seorang murid.
“Ne...” koor teman-temannya 1 kelas.
“Kau ini bagaimana sih. Tadi saja kubilang ini ulangan dadakan. Kalau di beritahu ya bukan ulangan dadakan namanya. Lagipula kalian sekali-sekali harus di perlakukan seperti ini. Kalian sudah kelas 3, dan sebentar lagi akan ujian. Memang kalian mau tidak lulus?”
“Andwe sonsaengnim...”
“Ya sudah kalau begitu keluarkan selembar kertas.”
Min Di melirik ke bangku belakang. Di sana terdapat Min Ho yang sedang mengatupkat kedua tanganya sambil memasang wajah memohon. Min Di sudah tahu apa yang ia minta. ‘Jagiya aku tidak belajar, kau tolong bantu aku ya.’ Seolah itu yang Min Ho katakan.
Min Di mengangguk pelan lalu menghadap mejanya lagi.
Min Ho langsung tersenyum lega.
Akhirnya saat ulangan itu berlangsung Min Di mengoper kertas berisi jawaban ke belakang secara estafet agar sampai di tangan Min Ho.
Teman sebangku Min Ho hanya geleng-geleng kepala saja. “Sampai kapan sih kau mau seperti ini?”
“Seperti ini apa maksudmu?”
“Memanfaatkan kepintaran Min Di. Kau memang pria tak tahu diri ya Choi Min Ho.”
“Sstt..diam saja kau Ki Bum. Kalau kau mau nanti juga akan aku kasih.”
“Anni. Aku tidak pabo sepertimu.”

+++

“Annyong..” sapa seorang gadis manis yang memakai baju seragam mereka yang berwarna biru langit, rok mini kotak-kotak hitam biru dan stoking hitam pada Min Ho yang sedang berbicara dengan seorang temannya.
“Oh, kau sudah datang.”
Min Di mengangguk dan tersenyum manis.
“Kau kekelas duluan ya. Aku masih mau bicara dengan Jong Hyun.” Ujar Min Ho.
Selama Min Di berjalan kekelasnya mata Jong Hyun terus memperhatikannya. “Ya, Choi Min Ho. Siapa gadis itu? Ia kekasih barumu ya?”
“Anni. Aku sudah hampir setengah tahun berpacaran dengannya.”
“I, itu Min Di? Kim Min Di?”
“Ne.”
“Dia, dia berubah sekali...Ya! kau apakan dia sampai berubah begitu?”
Min Ho tersenyum. “Aku tidak melakukan apapun padanya kok. Ia sendiri yang merubah penampilannya.”
“Kau benar-benar hebat Choi Min Ho. Setahuku dulu Min Di tidak seperti itu penampilannya?”

Sebenarnya Min Di seorang gadis yang manis dan cantik. Tapi ia tidak menonjolkan dirinya. Min Ho yang memiliki mata yang tajam sadar dengan apa yang di milikki yeojachingu-nya.
Biasanya Min Di selalu menguncir rambut panjangnya itu. Kuncir 1 atau kuncir 2, dan ia memakai kacamata karena matanya minus. Tapi suatu hari Min Ho melepas ikatan rambut gadis itu dan juga kacamatanya.
“Kau lebih cantik begini jagiya...” bisiknya menggoda.
Besoknya Min Di langsung berubah seperti apa yang di inginkan Min Ho. Mulai hari itu ia menjadi gadis cantik dan manis serta fashionable.
Ia sekarang selalu membiarkan rambut panjangnya tergerai dan mengganti kacamatanya dengan soft lense berwarna biru.

“Sebenarnya kenapa sih kau bisa berpacaran dengannya? setahuku tipemu bukan gadis yang seperti itu?” tanya Jong Hyun.
Min Ho tersenyum. “Aku hanya ingin mencoba saja bagaimana rasanya berpacaran dengan gadis baik-baik sepertinya. Ternyata jauh lebih menyenangkan.”
“Iya, setahuku kekasihmu yang gadis baik-baik hanya Min Di saja. Yang lain sama saja denganmu. Tukang membuat masalah.”
Min Ho tersenyum lagi.
“Ya, apa yang di bilang anak-anak benar kalau kau hanya memanfaatkannya saja?”
“Um...tidak juga kok. Kalau di pikir-pikir Min Di itu kekasihku yang paling baik dan perhatian. Hanya dia yang peduli denganku. Beda dengan yang lainnya. Mereka hanya ingin bermain-main saja denganku.”
“Hah..bukannya sekarang kau yang bermain-main dengan gadis malang itu?”
“Apa maksudmu bicara seperti itu? Aku tidak mempermainkannya kok?”
“Ya, aku chingu-mu. Aku tahu betul apa alasan sebenarnya kau mendekati Min Di dulu. Kau hanya mau memanfaatkan kepolosan dan kepintarannya saja kan? Gadis itu pasti tidak bisa menolak apa yang kau minta. Bahkan kalian sudah kepergok berciuman di perpustakaan dan ruang olahraga.”
“Mungkin itu salah 1 hal yang membuat Min Di menarik. Ia selalu menurut dengan apa yang aku inginkan.”
“Kau memang gila Choi Min Ho!”

+++

“MWO! DIA BERKELAHI LAGI?!?!” pekik Min Di saat mendengar berita dari Ki Bum, teman sebangku Min Ho.
“Dia bilang anak sekolah itu menantangnya berkelahi, jadi ya ia sanggupi.”
“Aigo...bagaimana ini? Aku sudah bilang berkali-kali padanya agar jangan berkelahi lagi, tapi ia tetap saja melakukan hal itu...”
“Hah, kau seperti tidak kenal Min Ho saja. Kau kan tahu ia sangat keras kepala. Omongan sonsaengnim saja tidak pernah ia dengarkan.”
“Ki Bum, apa kau bisa antar aku ke rumahnya nanti?”
Ki Bum menganggukkan kepalanya.

TING TONG.

Min Ho langsung membukakan pintu dengan malas. Begitu membuka pintu ia langsung terkejut melihat siapa yang datang. “M, Min Di?!?!”
“Ya, Ki Bum bilang kau berkelahi lagi ya? kenapa kau keras kepala sih Min Ho?”
“A, aku...” Min Ho langsung menatap Ki Bum tajam. Brengsek kau Ki Bum! Untuk apa kau beritahu Min Di soal ini!. Rutuknya dalam hati.
“Tuh kan wajahmu jadi terluka lagi.” Ucap Min Di sambil menunjuk pipi Min Ho yang biru.

Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam dan Min Di mengobati memar di wajah Min Ho itu.
“Sampai kapan sih kau mau seperti ini? Kau senang ya membuatku khawatir? Kalau kau kenapa-kenapa nanti bagaimana?”
“Mereka duluan yang mengajakku berkelahi, ya aku sanggupi saja.”
“Kau lupa janjimu denganku?”
Min Ho langsung terdiam.
“Kau seperti anak kecil Choi Min Ho. Kau tidak pernah berubah. Padahal kau sekarang sudah kelas 3. Kalau sampai ada guru yang melihatnya bagaimana? Kau mau di keluarkan dari sekolah?”
“Mian jagiya...” ujarnya pelan.

Sebenarnya sejak mereka berpacaran Min Di meminta suatu hal dari Min Ho. Ia mohon agar Min Ho mulai merubah sifat buruknya. Dari yang suka membolos, tidur di dalam kelas, melawan guru sampai berkelahi.
Sudah berkali-kali ia di panggil kepala sekolah karena masalah yang 1 ini. Beberapa kali Min Ho kepergok berkelahi dengan siswa sekolah lain. Sampai sekali lagi ia ketahuan ia akan di keluarkan dari sekolah.
Min Di sangat khawatir dengan nasib namjachingu-nya itu. Min Ho-nya sendiri sih tetap saja cuek dan tidak peduli.


+++

“Hmm...aku dengar kau dekat dengan Choi Min Ho. Apa itu benar Kim Min Di?”
Min Di mengangguk.
“Kalau begitu aku bisa minta bantuanmu kan?”
“Apa sonsaengnim?”
“Kalian kan bulan depan sudah ujian akhir, aku khawatir dengan prestasi Min Ho. Kau tahu kan kalau anak itu malas dan sangat cuek pada prestasinya?”
Min Di lagi-lagi hanya bisa mengangguk.
“Kalau begitu kau bantu dia belajar. Arasso?”
“Tapi sonsaengnim..kenapa bukan sonsaengnim saja yang memberi Min Ho kelas tambahan.”
“Ya, aku sudah tidak sanggup menghadapi kebengalannya. Kurasa kalau teman dekatnya yang memintanya ia akan mau. Kau juga mau lihat dia jadi lebih baik kan? Kau ingin dia lulus juga kan?”
“Ne sonsaengnim..”
“Masa wanitanya pintar dan rajin tapi prianya malas dan bengal? Huh..aku tak habis pikir kenapa kau bisa dekat dengannya.”
Min Di hanya terdiam saja mendengar ucapan wali kelasnya itu.

+++

“Min Ho...aku mau bicara...”ucap Min Di yang berdiri di depan Min Ho.
“Waeyo?”
“Tadi aku di panggil Lee sonsaengnim. Ia bilang aku harus membantumu belajar karena sebulan lagi kita sudah ujian akhir.”
“Lalu?”
“Huh...kau mau kan aku membantumu belajar? Prestasimu benar-benar buruk. Bisa-bisa kau tidak lulus nanti kalau begini terus.”
Min Ho awalnya hanya diam saja dan menatap yeojachingu-nya itu yang menatap lantai. “Baiklah. Aku mau kau ajari.”
Min Di langsung mendongakkan wajahnya dan tersenyum sumringah. “Jinja? Kau serius kan?”
“Ne sonsaengnim..” ucapnya manis dan menggenggam tangan Min Di.

+++

Hari ini hari pertama mereka belajar. Sudah sekitar 1 jam Min Di mengajari Min Ho. Namja itu mulai merasa bosan. “Huh...sampai kapan kita mau belajar terus? Aku bosan. Memang kau tidak bosan apa?”
“Ini semua juga demimu.”
“Ya, bagaimana...kalau kita belajar yang lain?” ujarnya sambil duduk mendekat ke Min Di.
“Min Ho jangan bercanda. Kumohon kali ini kau serius.”
“Aku serius jagiya..aku bosan belajar terus, aku butuh penyegaran. Dan aku mau kau...” ujarnya pelan sambil memainkan dam menciumi rambut Min Di.
“Min Ho...”
Namja itu tidak peduli dengan yeojachingu-nya yang mulai merasa resah. Ia tetap mendekati yeoja itu dan mulai menciumi pipi dan lehernya.
“Choi Min Ho kumohon hentikan....”
“Kau diam saja jagiya...ini bayaran karena aku sudah mau kau ajari...”
“Aku tidak minta bayaran apa-apa, aku hanya mau kau serius kali ini. Biar kau bisa lulus dengan nilai yang baik.”
“Kau berisik jagiya...” akhirnya namja itu menyegel mulut Min Di dengan bibirnya. Seperti biasa, Min Di hanya bisa diam dan pasrah saja dengan apa yang dilakukan namjachingu-nya itu.

Beberapa bulan kemudian.

Hari ini pengumuman kelulusan mereka. Min Di sudah cemas dan khawatir. Sejak tadi ia terus memainkan jarinya dan menggigit bibir bawahnya.
“Ya, kau tenang saja kenapa. Aku yakin kau pasti lulus kok. Kau kan anak pintar.” ujar Min Ho sambil tersenyum iseng.
“Aku mengkhawatirkanmu tahu! Aku benar-benar takut...aigo...bagaimana ini?”
“Heh, akunya saja santai, masa kau yang heboh?”
“Ya, aku sudah sebulan ini mengajarimu. Kalau tidak ada dampaknya aku akan sedih. Lee sonsaengnim juga pasti akan menegurku...” ucapnya sambil cemberut.

Akhirnya pengumuman itu keluar juga. Saat melihat di internet namanya terdapat di situ Min Di langsung kegirangan setengah mati.
“Min Ho~~~aku lulus!!” ucapnya dengan gembira.
“Chukae jagiya, aku bilang juga apa. Kau pasti lulus kan?”
Lalu mata Min Di masih memperhatikan deretan nama itu. Matanya terus menelusuri. “Dapat!” ujarnya. “Aigo...akhirnya perjuangan kita tidak sia-sia! Kau lulus juga Min Ho!”
Namja itu langsung memperhatikan layar komputer itu dan tersenyum saat melihat namanya tertera di sana.
“Chukae Min Ho..” ucap Min Di lembut dan lalu mengecup pipi namja itu.
Min Ho sedikit terkejut dengan apa yang di lakukan Min Di. “Ya, kau mulai nakal ya sekarang?”
Gadis itu tersenyum malu-malu.

+++

“Min Di, aku boleh tanya sesuatu padamu?”
“Waeyo?”
“Kenapa kau mau menjadi yeojachingu-ku? Kau tidak takut dengan aku yang katanya hanya memanfaatkanmu saja yang pintar ini? Aku kan anak bengal dan nakal. Kenapa kau mau menjadi yeojachingu-ku?”
Min Di menatap Min Ho lekat-lekat, lalu tersenyum. “Aku tidak peduli dengan omongan mereka. Aku tahu kok kalau sebenarnya kau pria yang baik. Mungkin kau memang sedikit bermasalah, tapi aku yakin kok kalau sebenarnya kau pria baik.” Ucapnya sambil tersenyum. “lagipula....sudah lama aku menyukaimu...makanya waktu kau ‘memaksaku’ menjadi yeojachingu-mu aku mau-mau saja...” kali ini yeoja itu berbicara dengan wajah malu.
Min Ho tertawa kecil. “Kupikir dulu kau hanya takut padaku, makanya kau menerimaku.”
“Takut apa?” tanya Min Di polos.
“Takut mendapat masalah dari anak nakal ini.” ucapnya lalu mencium Min Di.
“Min Ho...kenapa kau tidak pernah berubah sih...”
“Selama kau merasa kalau aku pria baik-baik aku tidak akan berubah..”
“Ya~~~sampai kapan kau mau seperti ini?”
“Sampai...sampai nanti kalau aku sudah menjadi suamimu...”
“Ya~~~”
Min Ho hanya tersenyum dan menjawil hidung Min Di.

FIN

9 komentar:

  1. aqw jga mau menjadi yeojacingu mu choi minho.....
    hehehehehehe.....siapa coba yg gx mau jdi yeoja cingu flaming charistma........

    nice ff...^^

    BalasHapus
  2. hahha..iya
    semua orang juga pasti mau jadi yeojachingu-nya si flaming charisma itu ^^

    BalasHapus
  3. uhhh so sweet , aku maunya sama temen sebangku nya aja tuh , si kim kibum , kyaaa key *reader gaje*

    BalasHapus
  4. hahaha ambil aja tuh, key nya nganggur kok *plak~

    gomawo ya udah mampir ke blog ku ^^

    BalasHapus
  5. goamwo ya udah mampir k blog ku n baca~~ :D

    BalasHapus
  6. ehhh tuape die dikit benau ceritonyo tuhhh...

    BalasHapus