Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Kamis, 08 Juli 2010

My Guardian Angle (Part 1)

Cast : Kim Min Di, Choi Min Ho, Lee Jin Ki / Onew

“Aigo Min Di...kau baru sebulan kerja di sini tapi sudah memecahkan pot bungaku sampai 3 kali. Kau ini sebenarnya bisa kerja tidak sih?”
Gadis itu hanya diam sambil membereskan pot bunga yang pecah berantakan di lantai. “Mian Nyonya, aku tidak sengaja.”
“Huh..kalau sekali lagi kau ceroboh seperti ini aku akan memecatmu.”
“Ye Nyonya.”
Setelah membereskan pecahan pot keramik itu gadis itu berniat membuang pecahannya di tempat sampah depan toko bunga itu, namun tangannya malah terkena pecahan keramik itu. “Aww..” ucapnya sambil menghisap luka di jarinya.
Setelah pekerjaannya selesai gadis itu pun berniat pulang ke rumahnya. Saat sampai depan apartemennya ia langsung merogoh saku celananya untuk mencari kunci apartemennya, namun setelah mencari-cari ternyata kunci itu tidak ada.
“Ya Min Di. Pasti ini milikmu.” Ucap seorang pria sambil mengacungkan sebuah kunci dengan gantungan berbentuk kucing.
“Ah ne oppa. Gamsahamnida.”
Pria itu mengacak rambut Min Di. “Hah, kau itu selalu seperti ini. Ceroboh.” Lalu pria itu berjalan lagi. Min Di hanya tersenyum dan masuk ke kamarnya.

Karena lelah Min Di pun langsung tidur. Karena tidurnya terlalu nyenyak sampai-sampai gadis itu tidak menyadari kalau ia terjatuh dari ranjangnya karena guling-gulingan.
Paginya saat bangun ia keheranan kenapa tubuhnya berada di lantai. Ia menggaruk kepalanya. “Kenapa aku bisa ada di bawah ya??”

+++

“Aish...gadis itu mulai lagi, hah..kenapa sih nasibku malang sekali? Kenapa aku harus selalu mengawasi dan menjaga gadis yang amat sangat ceroboh seperti dia?” keluh malaikat itu saat melihat Min Di yang terjatuh lagi akibat tersandung batu.
“Baru sekali aku mendapatkan manusia seceroboh gadis ini. Kalau ia tidak punya malaikat pelindung sepertiku mungkin nyawanya sudah terenggut. Ia selalu saja membahayakan nyawanya.”

Kim Min Di. Ia adalah seorang gadis berumur 19 tahun yang mempunyai sifat yang amat sangat ceroboh. Entah kenapa ia seperti itu, ia selalu saja melakukan hal-hal yang kadang membahayakan nyawanya. Bahkan di saat berusia 16 tahun ia hampir saja tertabrak truk karena menyebrang tidak lihat-lihat dulu. Tapi untungnya gadis itu mempunyai seorang malaikat pelindung yang selalu menolongnya dan menjaganya. Makanya ia bisa selamat dan baik-baik saja sampai saat ini.

“Ya Min Di, sebenarnya kau bisa tidak sih? Dari tadi kau hanya memandangi tanah liat itu? Seharusnya kan kau ubah menjadi patung.” Ucap teman sekelompoknya.
“Ah, ne, aku akan membuatnya.” Lalu tangan mungil gadis itu mulai membuat patung dari tanah liat, namun setelah selesai ia tidak sengaja menyenggol patung yang belum kering itu, akhirnya hasil karyanya itu hancur tak karuan bentuknya.
“Aigo Min Di...bagaimana ini? Patungmu jadi hancur lagi.”
“Aigo...bagaimana ini? Mana tenggat waktunya setengah jam lagi harus di kumpul, apa mungkin kerjaanku bisa selesai?”
“Hah, kau ini sih, tidak hati-hati. Akhirnya jadi begini kan?”
Malaikat pelindung itu hanya bisa mengeluh dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Akhirnya dengan bantuannya ia memperbaiki hasil karya Min Di dan membuatnya mengeras dalam waktu kurang dari setengah jam.

+++

TIINNN.....

Truk itu sedang memberi tanda pada seorang gadis yang saat ini berada di tengah jalan sambil memunguti rangkaian bunga yang berceceran.
Mata gadis itu langsung membelalak saat melihat truk itu sudah tinggal sedikit lagi akan menghantam tubuhnya. Ia langsung memejamkan matanya dan siap menunggu tubuhnya di terjang oleh truk besar itu.


Min Di membuka matanya perlahan.
“Aigo...aku di mana sekarang? Apa aku sudah mati? Di mana ini? Surga? Atau neraka? Tapi sepertinya ini di surga karena di sekelilingku terdapat bunga-bunga. Tapi...kenapa aku masih bisa melihat langit??” gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya dan berhenti pada sosok seorang namja.
“Ya, kau sudah sadar rupanya.”
“Um..mian, apa aku boleh bertanya?”
“Mwo.”
“Apa...aku sudah mati?”
“Pabo. Belum, kau masih hidup, ini di bumi bodoh. Kau pikir ini surga?”
“Oh, lalu, kau siapa?”
“Aku malaikat pelindungmu.”
Gadis itu langsung terkejut dan bangun dari posisi tidurnya. Ia memperhatikan namja di hadapannya itu dari atas kebawah. Wajahnya yang sangat tampan, pakaiannya yang serba putih dan...sayap di balik punggungnya. Ia benar-benar seorang malaikat. Pikir gadis itu.
“Kalau aku belum mati, mana mungkin aku bisa melihat malaikat?”
Malaikat itu menghela nafas. “Kan aku sudah bilang, aku malaikat pelindungmu. Tugasku adalah melindungi dan menjagamu dari kecerobohan yang selalu kau buat itu. Tadi kau hampir mati tertabrak truk, aku yang menyelamatkanmu.” Jelasnya panjang lebar.
“Um...apa tiap orang punya malaikat pelindung?”
“Ne, tiap orang punya satu malaikat pelindung. Seperti kau.”
“Oh...Mianhamnida Tuan malaikat, karena aku sudah menyusahkanmu.”
“Namaku Choi Min Ho.”
“Oh, ne Tuan malaikat Choi Min Ho.” Ucapnya sambil mengeja nama malaikat itu.
Malaikat itu memutar bola matanya dan menghela nafas lagi. “Cukup panggil aku Min Ho saja. Karena kalau di dunia manusia usiaku sama denganmu.”
“Oh~Maaf, apa aku boleh tanya lagi?”
“Apalagi?”
“Kenapa...aku bisa melihatmu? Selama ini aku tidak pernah melihatmu?”
“Karena aku sengaja menampakkan wujudku di hadapanmu. Dan hanya kau saja yang bisa melihatku.”
“Oh...”

+++

Malam itu Min Di masih terbayang-bayang wajah malaikat pelindungnya itu. Ia tersenyum sendiri saat mengingatnya.
“Ternyata cerita dongeng itu benar semua. Kalau seorang malaikat itu sangat tampan dan baik. Hah...beruntungnya aku punya malaikat pelindung setampan dia.” Ucap Min Di sambil menopang dagu dengan kedua tangannya.

Bahkan di dalam mimpinya gadis itu memimpikan malaikat pelindungnya itu.


Min Ho yang memperhatikannya dari kejauhan hanya bisa mengela nafas. “Menyesal aku menampakkan diri padanya.”
Lalu malaikat lain menepuk pundaknya. “Kau kenapa? Sepertinya sedang ada masalah?”
“Oh, kau hyung. Biasalah, gadis manusia itu lagi.”
“Waeyo? Apa ia membahayakan nyawanya lagi?”
Min Ho mengangguk. “Ia hampir mati lagi tadi, akhirnya aku menolongnya dan bodohnya aku menampakkan wujudku di hadapannya, akhirnya gadis itu jatuh cinta padaku.”
Malaikat itu hanya tertawa. “Salahmu sendiri, kau kan tahu gadis itu mudah jatuh cinta. Apalagi pada malaikat setampan kau.”
“Ya hyung jangan menggodaku terus.”
“Mianhe. Ya sebenarnya kalau di lihat-lihat gadis itu cukup manis juga. Hanya kecerobohannya itu saja yang keterlaluan.”
“Hah...kenapa nasibku malang sih? Kenapa aku harus menjaga manusia seperti gadis itu? Ia menyusahkanku saja. Ia terus membahayakan dirinya. Bahkan di saat ia tidur sekalipun.”
“Ya itulah gunanya kita sebagai malaikat pelindung. Kalau tidak ada kita manusia-manusia itu bisa kacau.”
“Ne, mungkin memang sudah takdirku. Hah...kenapa ia juga jatuh cinta padaku sih?”
“Kan tadi aku sudah bilang alasannya? Lagipula aku juga pernah mengalami hal seperti ini.”
“Jinja? Kau serius hyung?”
Malaikat itu menganggukkan kepalanya. “Ne, dulu gadis yang aku jaga juga menyukaiku saat aku menampakkan wujudku kehadapannya.”
“Lalu? Apa yang terjadi?”
“Aku memberi penjelasan padanya kalau malaikat dan manusia itu tidak bisa bersatu. Awalnya ia tidak mau peduli, tapi pada akhirnya ia bisa menemukan manusia yang berhasil merebut hatinya dan ia pun lupa kalau pernah jatuh cinta pada malaikat pelindungnya ini. Onew.”
“Apa kalau aku bilang pada Min Di ia bisa mengerti dan menghilangkan perasaannya itu hyung?”
Malaikat bernama Onew itu mengangkat bahunya. “Hanya Tuhan yang tahu jawabannya.” Lalu ia melirik Min Ho. “Ya, kalau gadis itu seorang malaikat pasti kau juga akan menyukainya kan?”
“Kau bicara apa sih hyung.”
“Jujur saja. Kau tahu, banyak malaikat-malaikat pria yang iri padamu bisa menjaga gadis semanis Min Di. Dan banyak juga malaikat wanita yang iri pada gadis itu bisa di jaga oleh malaikat setampan kau.”
Mereka berdua tertawa. Dan Min Ho melirik gadis yang harus di jaganya itu, yang sedang tertidur dengan pulasnya sambil memimpikan dirinya.

+++

Min Di sedang makan siang di roof top kampusnya sendiri sambil memandang langit. Tiba-tiba Min Ho muncul dan duduk di sebelahnya. Min Di langsung kaget melihat kemunculan malaikat tampan itu yang sudah duduk di sebelahnya.
“Omo, kau mengagetkanku saja Tuan malaikat.” Ucap gadis itu sambil mengelus dadanya.
“Cukup panggil aku Min Ho, Min Di.”
“Oh, ne. Mianhe...” lalu ia melihat malaikat tampan itu sambil senyum-senyum sendiri. Matanya berbinar-binar saat melihatnya. Terlihat betul kalau ia sedang jatuh cinta. Orang awam saja pasti sadar kalau gadis itu sedang jatuh cinta. Apalagi seorang malaikat seperti Min Ho?
Min Ho melirik gadis di sebelahnya itu. “Kau kenapa? Terus memandangiku seperti itu?”
“Anni. Aku suka saja melihatmu.”
“Baru sekali ya melihat malaikat?”
“Memang. Eh, 2 kali.”
Min Ho terkekeh mendengarnya. Ia menatap gadis itu lagi. “Ya, berhenti menatapku seperti itu. Aku tahu kau menyukaiku.”
Min Di langsung tersentak. “Ba, bagaimana kau tahu?”
“Pabo. Aku ini seorang malaikat, apa yang tidak aku ketahui? Aku juga tahu kalau semalam kau memimpikanku.”
Pipi Min Di langsung memerah saat tahu kalau `malaikatnya` itu tahu semalam ia mimpikan. “Um...Min Ho, apa...salah aku menyukaimu?” tanyanya polos.
Min Ho menghela nafasnya. “Tentu saja salah. Aku malaikat, dan kau seorang manusia. Mana mungkin bisa bersatu. Kau tahu kan kalau dunia malaikat, manusia dan iblis itu berbeda?”
Gadis itu menganggukkan kepala. “Tapi aku pernah dengar cerita kalau seorang iblis yang jatuh cinta dan berhubungan dengan seorang manusia.”
“Lalu, apa hubungan mereka bisa berlanjut?”
Min Di menggeleng. “Anni. manusia itu mati bunuh diri dan iblis itu di kurung selama jutaan tahun di penjara bawah tanah.”
“Ya sudah kalau begitu. Itu tandanya kita tidak bisa bersatu. Aku hanya akan menjadi malaikat pelindungmu saja. Jangan berharap lebih.”
“Hah...kalau begitu aku bertepuk sebelah tangan dong...”
“Kau bodoh. Masa kau menyukai malaikat pelindungmu?”
“Siapa suruh wajahmu begitu tampan?”
“Hah...menyesal aku menampakkan wujudku ke hadapanmu.”
Untuk beberapa menit mereka berdua hanya berdiam diri sambil memandang langit biru cerah.
“Min Ho, apa benar kita tidak bisa bersatu?” tanya Min Di sambil tetap menatap langit.
“Tidak akan. Sampai kapanpun. Kecuali....”
“Kecuali apa?” tanya Min Di antusias dan langsung menghadap wajah Min Ho.
“Malaikat itu merelakan dirinya menjadi seorang manusia atau ia di hukum untuk turun kedunia karena melakukan kesalahan fatal.”
“Kesalahan? Seperti apa contohnya?”
“Um...jatuh cinta pada manusia atau iblis.”
“Oh...sayang sekali.”
“Apanya?”
“Hah? sayang kau malaikat dan aku hanya seorang manusia.”
“Sunbae-ku juga pernah mengalami hal seperti ini.”
“Seperti apa?”
“Manusia yang ia jaga juga menyukainya. Sama sepertimu.”
“Lalu? Bagaimana nasibnya?”
“Ia beruntung mendapat gadis yang mudah di nasehati, tidak seperti kau yang keras kepala.”
Min Di mengerucutkan bibir dan menggembungkan pipinya.
“Sudah sana turun. Kau masih harus masuk kelas kan?” ucap Min Ho.
“Baiklah. Annyong Min Ho.” Ucapnya sambil melambaikan tangan pada malaikat itu. Min Ho hanya tersenyum melihatnya.

+++

Min Di sedang berjongkok sambil memeluk kedua lututnya dan memperhatikan letak rusaknya kursi kayu yang tadi berhasil membuatnya jatuh sampai bokongnya kesakitan dan tidak bisa duduk. “Aigo...apa karena kursi ini sudah terlalu tua ya, makanya aku sampai bisa jatuh? Aish...sakit sekali...”
Lagi-lagi Min Ho muncul dengan tiba-tiba. “Jangan salahkan kursi itu. Kau sendiri yang salah. Siapa suruh duduk tidak bisa diam, akhirnya kau jatuh kan?”
Min Di langsung mendongakkan kepalanya melihat malaikat itu dan berdiri. Namun..

DUK!

Kepalanya terbentur meja kaca di depannya.

“AAWWW....” ucapnya sambil mengelus kepalanya.
Min Ho menggeleng-gelengkan kepalanya. “Kenapa kau sangat ceroboh sih jadi seorang gadis?”
“Mana aku tahu...aku memang sudah seperti ini dari kecil...”
“Hah...kau selalu menyakiti dirimu setiap saat. Aku tidak tahu kalau kau tidak punya seorang malaikat pelindung. Pasti nyawamu sudah melayang dengan mudahnya.”
“Ya bagus kan ada kau yang bisa menjagaku.”
Min Ho menggeleng lagi. “Diam kau di situ.” Ucapnya sambil menyuruh Min Di berdiri tepat di hadapannya. Lalu ia menyentuh kepala gadis itu yang tadi sakit akibat terbentur. Akhirnya rasa sakit itupun hilang seketika.
Min Di langsung memegang-megang kepalanya. “Wah...kau hebat! Sakitnya langsung hilang lho!”
“Sekarang kau berbalik.”
“Mwo?” akhirnya Min Di berbalik tapi masih menolehkan kepalanya ke Min Ho. Saat tangan malaikat itu mendekati bagian belakang tubuhnya Min Di langsung berteriak. “YA! APA YANG MAU KAU LAKUKAN!! JANGAN BERBUAT YANG ANEH-ANEH!!”
“Ya! aku mau menyembuhkan sakitmu bodoh! Kau pikir aku mau melecehkanmu apa? Aku ini seorang malaikat Kim Min Di, bukan pria brengsek.”
“Ta, tapi kau kan tetap saja seorang pria...”
“Tapi aku tidak punya nafsu atau hasrat untuk melecehkan seorang gadis!”
Min Di langsung menggembungkan pipinya.
“Sekarang kau pilih yang mana. Aku sembuhkan atau kau tetap seperti itu, tidak bisa duduk.”
“Apa tidak ada cara lain?”
“Anni.”
Min Di menghela nafasnya. “Terserah kau sajalah.”
Akhirnya Min Ho menyentuh bagian belakang tubuh Min Di yang sakit dan rasa sakit itu pun hilang juga.

Mereka berdua duduk di pinggir tempat tidur Min Di karena tempat yang lain sudah seperti kapal pecah di buat gadis itu.
“Hah...kenapa kau sangat malas sih? Kamarmu ini seperti kapal pecah.”
Min Di hanya tersenyum mendengar celaan itu.
Ia kembali memandangi malaikat di sampingnya itu dengan seksama.
“Apalagi sekarang? Kau masih menyukaiku ya?”
Min Di menganggukkan kepalanya cepat dan tersenyum manis. “Um...apa...apa....aku boleh memegang sayapmu?” tanya Min Di pelan-pelan.
Min Ho tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Lalu gadis itu memegang sayap putih dan lebar itu dengan hati-hati, seolah sayap itu sangat rapuh, bahkan dengan sentuhan saja bisa langsung hancur.
“Biasa saja memegangnya, kau tidak akan melukainya kok. Ya walaupun kau itu sangat ceroboh, tapi aku yakin kau tidak akan membahayakan nyawa malaikat pelindungmu.”
Min Di tertawa saat tahu kalau Min Ho meyadari apa yang di pikirkannya.
“Omo...sayapnya halus sekali...ah coba aku juga punya sayap seperti ini. Pasti sangat menyenangkan.” Ucapnya polos dan membuat Min Ho tertawa.
“Kau ini polos atau bodoh sih? Kau seperti anak kecil saja.”
Min Di lalu tertawa juga.
“Ya, kenapa kau tertawa? Memang ada yang lucu?”
“Anni, hanya saja....kau terlihat lebih tampan saat tertawa seperti itu.”
Min Ho hanya diam saja mendengar ucapan gadis itu.

to be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar