Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Selasa, 13 Juli 2010

My Guardian Angle - (Part 2- End)

Cast : Kim Min Di, Choi Min Ho, Lee Jin Ki / Onew

Author POV.
Setelah kejadian kecelakaan itu, hampir tiap hari Min Di di temani atau di datangi oleh malaikat pelindung yang ia cintai itu. Min Di merasa punya seseorang yang bisa menjaganya dan tempatnya berbagi.

Hari itu gadis itu tidak turun dari ranjangnya karena tubuhnya sakit semua. Badannya hangat. Ia terkena demam.
Karena tinggal hanya sendirian Min Di tidak bisa melakukan apapun untuk dirinya sendiri, tiap kali berdiri kepalanya terasa mau pecah. Akhirnya ia hanya tertidur di ranjangnya saja selama seharian.
Lama-lama gadis itu mulai bosan. Ia menutup matanya dan menempelkan kedua telapak tangannya.
Choi Min Ho, kumohon muncul sekarang~~. gumamnya dalam hati.
Seketika angin bertiup halus dari sisi kamarnya, saat ia membuka matanya malaikat itu sudah duduk di ranjangnya. Min Di langsung tersenyum menatap malaikatnya itu.
“Kau kenapa memintaku datang?”
“Aku sendirian~~~sepi...”
“Kau sakit ya?”
Gadis itu mengangguk. “Temani aku ya? Aku tak bisa melakukan apapun.” pintanya dengan tatapan memelas.
Malaikat itu pun menganggukkan kepalanya.

“Um...kau tahu kan kalau aku hanya sendirian di dunia ini?”
“Ne, tentu saja aku tahu. Orang tuamu meninggal saat kau berumur 9 tahun. Dan kau anak satu-satunya.”
“Ne, benar, makanya aku senang saat aku tahu aku punya kau.”
“Waeyo?”
“Karena aku jadi punya seseorang. Um...kau mau kan menjadi oppa-ku?”
Min Ho mengeryitkan alisnya. “Oppa?”
“Ne, mau kan Min Ho~~~kau tidak kasihan padaku??”
“Ya, usiaku di bumi itu seumur denganmu. Eh salah, bahkan aku di bawahmu. Jadi seharusnya aku menjadi dongsaeng-mu.”
“Jinja? Kau di bawahku? Tidak terlihat sama sekali. Kau sepertinya jauh lebih dewasa dariku?”
“Itu karena sifatmu yang kekanakan.”
“Ya! Kalau begitu seharusnya kau memanggilku noona!”
“Mwo? noona?”
“Ne.”
Min Ho tertawa. “Jangan bercanda Kim Min Di. Aku ini malaikat pelindungmu. Mana ada malaikat yang memanggil manusia yang harus di jaganya `noona`? kau mau mempermalukanku di depan malaikat lain ya? Apalagi malaikat-malaikat senior.”
“Anniyo, hanya...ingin saja.”
Min Ho tertawa. “Sudahlah. Kau ini ada-ada saja.”

+++

Makin hari Min Di makin tergantung pada Min Ho, tiap ada masalah ia selalu meminta malaikat pelindungnya untuk datang dan menolongnya. Dan makin hari ia pun makin mencintai malaikat itu.
“Kim Min Di, apa bisa kau hilangkan perasaanmu itu padaku?” ujar Min Ho suatu saat.
“Aku...aku....”
“Hah, Onew hyung benar. Kau gadis yang mudah jatuh cinta. Ya, apa kau mempunyai seseorang yang kau sukai? Akan kubantu kau mendekatinya. Biar kau bisa melupakanku.”
“Um...dulu sih ada, tapi sekarang tidak. Karena....sekarang aku hanya suka....kau.”
“Min Di, lebih baik kau jangan cari masalah. Aku juga tidak mau mencari masalah, jadi lebih baik kau menghilangkan perasaan itu.”
“Bagaimana caranya? Kita tiap hari bertemu. Kau selalu muncul di hadapanku.”
“Kan kau sendiri yang minta?” Min Ho menatap Min Di. “bagaimana kalau untuk beberapa hari kita tidak bertemu dulu?”
“Hah? mak, maksudmu...”
“Aku akan tetap menjaga dan mengawasimu dari kejauhan seperti dulu, jadi kau tenang saja. Kau akan tetap aman.”
Sebenarnya Min Di tidak bisa menerima keputusan itu dengan mudah, tapi ia juga tidak bisa menolak permintaan Min Ho. Akhirnya dengan berat hati ia pun menganggukkan kepalanya.


Akhirnya kehidupan Min Di berjalan seperti dulu sebelum ia melihat sosok Min Ho. Ia pun menjalani hidupnya seperti biasanya, namun kecerobohannya mulai berkurang, itu pun karena ia bosan mendengar keluhan Min Ho yang selalu mengatainya `gadis paling ceroboh sedunia`.

Sudah hampir sebulan Min Di tidak melihat sosok malaikat pelindungnya itu. Malaikat yang berhasil mencuri hatinya. Ia sering melamun sendiri memikirkan malaikatnya itu.
Karena tidak tega akhirnya hari itu Min Ho menampakkan dirinya kembali di hadapan Min Di. Ia duduk di sebelah Min Di yang sedang makan permen kapas berwarna pink.
“Annyong Min Di.” Ucapnya sambil memberikan senyuman termanisnya. Senyuman yang sangat Min Di rindukan.
“Min, Min Ho? Kau kenapa bisa ada di sini?” tanyanya keheranan.
“Aku kasihan juga lama-lama melihatmu seperti ini terus. Aku juga bosan hanya melihatmu dari kejauhan saja.”
“Min Ho, bogoshipoyo...”
Min Ho menatap Min Di yang duduk di sampingnya dan tersenyum. “Na do.”
“Um...berarti kau juga menyukaiku dong?”
“Andwe. Hanya rindu melihatmu dari dekat saja, rindu mendengar suaramu dan melihat kelakuanmu yang ceroboh.”
“Min Ho....” ucap Min Di sambil memajukan bibirnya.
“Ya, jangan terlalu mencolok. Nanti kau bisa di sangka orang gila, berbicara sendiri. Tidak ada yang bisa melihatku selain kau.”
“Benarkah?”
“Ne. Malaikat pelindung hanya bisa di lihat oleh orang yang di lindunginya saja. Orang lain tidak.”
“Oh~~”
“Lalu, apa sekarang kau bisa menghilangkan perasaanmu itu?”
“Sulit. Tapi akan kucoba.”
“Aku akan membantunya.”
Min Di tersenyum. “Gomawoyo Min Ho.”

+++

Huh...aku mati-matian mencoba menghilangkan perasaanku ini pada Min Ho. Tapi kenapa sangat sulit sih? Hah...lagipula kenapa malaikat itu sangat tampan sih? Kan bukan salahku kalau aku menyukainya. Akhirnya sekarang ia tidak pernah muncul lagi di hadapanku. Hanya sekilas saja, lalu menghilang lagi. Aku benar-benar merindukannya...

Pintu toko itu terbuka. Seseorang masuk dan berjalan ke arah Min Di yang sedang menggunting daun-daun kering.
“Maaf Nona, aku mau membeli bunga. Apa kau bisa bantu?”
Min Di langsung mendongakkan kepalanya. “Ne, kau mau cari bunga ap-“ saat melihat namja di depannya ia langsung bengong.
Di depannya terdapat seorang namja berperawakan tinggi, berkulit putih, rambutnya panjang, matanya besar dan ia sangat mirip dengan...
“Min Ho...” gumam Min Di pelan.
“Ne?” jawab pria itu. “kau tahu namaku?”
“Hah? a, anniyo.” Mata bulat Min Di membesar dan mengerjap-ngerjap.
Aigo...apa ini maksudnya? Apa ia benar Min Ho? Kenapa ia berpenampilan seperti seorang manusia? Mana sayapnya? Kenapa ia tidak mengenalku?
“Nona, apa bisa cepat? Aku sedang di tunggu orang.”
“Ah ne, kau mau bunga apa?”
“Um..aku tidak pandai memilih bunga. Kau yang pilihkan saja bagaimana?”
“Um..kau mau memberikannya pada siapa?”
Namja itu tersenyum. Membuat Min Di seolah mendapat sengatan listrik di tubuhnya. Demi Tuhan senyumannya sama persis dengan Min Ho, malaikatku itu...
“Untuk calon yeojachingu-ku.”
Min Di langsung terpaku. “Bagaimana kalau bungan mawar saja? Pasti gadis itu suka.”
“Terserah kau saja.”

Akhirnya Min Di merangkaikan bunga mawar merah itu untuk namja berbaju hijau dan celana jins putih itu. Matanya sesekali menatap namja itu.

“Um..ini sudah selesai.” Ucap Min Di sambil menyerahkan bunga ke namja itu.
“Gamsahamnida Nona. Um, berapa harganya?”
“100 ribu won.”
Min Di menerima uang itu dan membungkukkan tubuhnya. “Cha, chankanman.” Ucap Min Di pada namja itu.
“Mian, apa...namamu benar Min Ho? Choi...Min...Ho...”
“Ne, itu namaku. Bagaimana kau bisa tahu?”
“Hah? an, andwe.”
Namja itu melihat jam di pergelangan tangannya. “Mian aku harus pergi. Annyong.”

Min Di terduduk di kursi di balik meja kayu itu. Ia masih menatap ke arah luar, tempat namja itu pergi. “Aigo...apa yang terjadi padaku? Kenapa aku mengalami hal aneh seperti ini? Apa ini hanya mimpi? Tuhan...cepat bangunkan aku dari mimpi ini...apa sebegitu aku merindukan Min Ho sampai aku memimpikannya?”
Tiba-tiba Min Ho muncul dan duduk di sisi meja itu. “Ya, kenapa kau?”
Jantung Min Di seolah mau lompat dari rongganya. Tubuhnya sampai terlonjak kaget. “Omo! Kau! Kenapa kau selalu mengagetkanku sih?” Ia mengelus dadanya. “Ya, kenapa tadi kau bersikap seperti tadi? aigo...ini mimpi bukan?”
“Bukan bodoh...” ucap Min Ho sambil mencubit pipi Min Di.
“Ahhh~~~sakit....”
“Kau ada-ada saja.”
“Ya Choi Min Ho, kenapa tadi kau bersikap seperti itu? Kenapa tadi kau menyamar menjadi manusia? Kenapa kau melakukan itu sih? Kau mau mempermainkanku ya? Kau sengaja ya?”
“Apa sih maksudmu? Kenapa kau malah memarahiku?”
“Ya! Jangan pura-pura tidak tahu! Namja tadi kau kan? Bahkan namanya sama!”
“Dia bukan aku bodoh. Ia benar-benar seorang manusia sama sepertimu.”
“M, mwo? ta, tapi kenapa wajah kalian sangat mirip? Seolah kembar. Dan yang lebih aneh namanya juga sama denganmu. Choi Min Ho. Kalau bukan kau, lalu ia siapa?”
Min Ho mengeluarkan sebuah buku tebal bersampul coklat tua. Ia membuka salah satu halamannya. “Um...di sini di tuliskan kalau jodohmu akan datang pada tanggal 29 Maret jam 11 siang. Dan waktu itu tepat sekarang kan?”
“Mak, maksudmu?”
Min Ho mengangguk. “Namja itu jodohmu nantinya.”
“Ak, aku masih tidak mengerti dengan semuanya? Apa maksudnya? Ini benar-benar bukan mimpi?”
“Bukan. Ini kenyataan. Ini jalan hidupmu. Kau beruntung, mempunyai jodoh yang wajahnya mirip dengan malaikatmu ini. Jadi aku bisa tenang tidak kau usik lagi.”
“Ya. Jangan bercanda.”
“Aku serius Kim Min Di. Aku tidak mungkin membohongimu, karena aku seorang malaikat.”
“Ja, jadi namja tadi....”
Min Ho menganggukkan kepalanya.
Min Di langsung bangkit dari kursi dan berjalan ke arah depan. Di pintu depan ia hampir bertabrakan dengan seorang namja. Dan namja itu tak lain adalan namja yang memiliki wajah dan nama yang sama dengan malaikat pelindung Min Di.
“Mian.” Ucap mereka bersamaan.
“Kau, kenapa balik ke sini lagi?” tanya Min Di.
Namja itu terlihat sedih. “Gadis itu menolakku. Ia bilang ia tidak suka bunga yang kuberikan.”
“Mi, mianhamnida aku...”
Namja itu tersenyum. “Bukan salahmu kok. Aku saja yang tidak tahu kalau ia ternyata alergi bunga.”
“Aku...” mata Min Di mulai berair.
“Um, maaf Nona, dari mana kau bisa tahu namaku?”
Min Di terlihat gelagapan dan menatap pada malaikat di depannya yang memberikan senyuman padanya.

+++

Apa yang di bilang Min Ho waktu itu ternyata benar. Kalau namja yang waktu itu datang ke toko tempat Min Di kerja, namja yang mempunyai nama dan wajah sama persis dengannya adalah jodoh Min Di. Bahkan sekarang mereka sudah berpacaran.

“Min Ho, apa kau percaya kalau malaikat itu ada?”
“Kenapa kau tanya seperti itu?”
“Um...apa kau percaya kalau aku mempunyai malaikat pelindung?”
“Percaya.”
“Mwo? kau serius?”
“Ne. Aku percaya omonganmu kok jagiya.”
“Um...apa kau percaya kalau malaikat pelindungku itu memiliki wajah dan nama yang sama denganmu?”
Min Ho langsung melepaskan rangkulannya dan menatap yeojachingu-nya dengan tajam. “Kau serius?”
Min Di mengangguk. “Aku benar-benar serius. Bedanya hanya ia memiliki sayap dan kau tidak. Kalian bagai pinang di belah 2.”
“Jagiya kau...”
“Mian kalau aku baru bilang. Dan...sebenarnya aku dulu pernah jatuh cinta dengan malaikatku itu...mian Min ho..mianhe...”
Min Ho malah tersenyum dan menghapus air mata yang menetes di pipi yeojachingu-nya. “Aku tidak marah kok padamu. Setidaknya sekarang kan kau lebih memilihku daripada malaikatmu itu.”
Gadis itu pun tersenyum. “Gomawoyo Min Ho. Saranghaeyo...”
“Na do, saranghaeyo do.”

+++

Hari ini adalah hari pernikahan sepasang kekasih itu.

Di hari pernikahannya Min Di mendapatkan sehelai kertas dan bulu berwarna putih di pinggir jendela ruang rias itu. Ia memunggut dan membacanya.


Chukae Min Di-ah, akhirnya kau mendapatkan cinta sejatimu.
Semoga kau bahagia selamanya dengan `Min Ho-mu` itu. ^^

Oh iya, kau terlihat cantik dengan gaun putih itu.
Kau bagai malaikat wanita yang sangat cantik.

Malaikatmu,
Choi Min Ho.


Min Di tersenyum dan memandang langit. “Gomawoyo Min Ho sudah menjagaku selama ini.”

FIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar