Hello, SHINee World in here~~ ^o^

Jumat, 28 Mei 2010

Because Of You (part 1)


Main Cast : Kim Min Di & Choi Min Ho
Other cast : Lee Jin Ki, Kim Ki Bum, Kim Jong Hyun, Lee Tae Min

Author POV.

“HUA.....”
“Cup-cup...tenang ya adik kecil...jangan menangis lagi, aku kan ada disini.”
“Omma~~~~”
“Sstt....”
“Omma~~~”
“Omma-mu kan sedang bekerja, jadi seharian ini kau denganku saja ya. Um...kau boleh anggap aku Omma-mu kok.” Ucap gadis itu dengan tersenyum.
Lalu sesosok laki-laki datang ke hadapannya dan bertolak pinggang. “Dasar pabo yeoja, sinikan anak itu.” Ucapnya sambil menarik anak kecil itu dari tangan gadis itu. “Mendiamkan seorang anak kecil saja kau tidak bisa.” lalu pria itu tersenyum pada anak kecil itu dan mengajaknya bermain. ”Ya, sekarang kau aman bersamaku. Jangan menangis lagi ya.”

Gadis itu berjalan ke pojok ruangan yang terdapat seorang pria yang sedang duduk di balik meja kayu.
Wajah gadis itu terlihat lesu dan sedikit kesal. Pria di hadapannya langsung menghentikan pekerjaannya. Ia menaruh pulpen di meja dan menatap gadis yang duduk di hadapannya. “Ya, kau kenapa lagi?”tanyanya.
Gadis itu menghembuskan nafasnya dan menunjuk arah depannya.
“Oh...jadi masalah itu lagi ya? kupikir apa.”
“Ah, kau Oppa. Kenapa sepertinya ini hal yang biasa saja sih untukmu?”
“Memang sudah biasa kan? Anak itu kan memang hanya menurut pada Min Ho. Bahkan Ki Bum saja tidak bisa menenangkan anak itu.”
“Huh...kenapa hanya pada pria itu? Kenapa padaku tidak? Padahal aku sudah membujuknya mati-matian. Bahkan aku sudah mengijinkan ia memanggilku Omma. Tapi anak itu tetap saja tidak mau menurutiku.”
Pria itu terkekeh.
“Waeyo! Memang ada yang lucu?!!” tanya gadis itu sedikit ketus.
“Kau yang lucu. Malang sekali memang nasibmu Min Di. Di tolak oleh seorang anak kecil.”
“Oppa...”
“Mian, habis kau itu lucu sekali sih. Masa baru seperti itu saja sudah patah semangat. Kan masih banyak anak lain yang mau menurutimu. Yang satu itu sih kau serahkan pada ahlinya saja.”
“Nugu?”
“Min Ho. Kan tadi aku sudah bilang kalau anak itu hanya mau menurut dengannya saja.”
“Pabo...aku memang pabo.”
“Ya, kenapa sih kau bersikap seperti ini?”
“Min Ho selalu berkata seperti itu padaku. Sepertinya aku memang pabo yeoja.” Ucapnya sambil cemberut.
“Tapi kau ibu yang baik.”
Gadis itu menatap pria di hadapannya.
“Mak, maksudku kau kan suka anak kecil, jadi nanti kalau kau sudah menikah pasti kau akan menjadi ibu yang baik.”
“Hah...sudahlah kau tidak usah menghiburku, percuma.” Lalu gadis itu berjalan meninggalkan pria itu.
“Ya! aku serius! Aku tidak hanya menghiburmu!” teriaknya.
“Ya hyung! Kau mau membangunkan anak-anak itu ya?!”
“Mi, mianhe Ki Bum-ah.”
“Aku sudah susah payah menidurkannya, awas sampai mereka bangun lagi. Akan ku suruh anak-anak itu mendekatimu!”
“Anni! Awas sampai kau melakukan hal itu! Akan kupecat kau!”
“YA! Tempat ini kan punya orang tuamu! Bukan punyamu! Jadi kau tidak berhak memecatku seenakmu!”
“Tentu saja aku bisa, kan aku anak pemilik tempat penitipan bayi ini.”
“Dasar licik kau Lee Jin Ki!”
Pria yang di panggil Lee Jin Ki itu hanya tersenyum puas melihat Ki Bum kesal setengah mati dibuat olehnya.


Min Di POV.

PABO, PABO, PABO
Selalu kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Aku heran padanya. Apa ia tidak mempunyai kosa kata lain? Kenapa ia selalu mengataiku pabo? Apa kau memang sebodoh itu?
Huh...mungkin aku memang pabo, aku malah jatuh cinta pada pria yang selalu memanggilku pabo yeoja itu.
Aneh bukan?

Aku selalu berhasil menenangkan bocah-bocah kecil itu tiap kali mereka menangis karena lapar atau rindu pada ibu mereka. Tapi ada satu anak yang sama sekali tidak mau menuruti aku. Namanya Jae Soo. Anak itu tidak pernah berhasil aku tenangkan. Hanya Min Ho yang bisa menenangkannya.
Padahal anak itu seorang laki-laki? seharusnya kan ia bisa menganggapku sebagai Omma-nya? Tapi kenapa ia malah lebih menyukai Min Ho?
Ne, Choi Min Ho. Ia adalah pria yang selalu mengatai aku bodoh. Tapi entah kenapa justu ia telah membuatku jatuh cinta.

Walaupun ia kasar dan dingin tapi ia sangat ramah dan hangat pada anak-anak di tempat ini. Itu salah satu hal yang membuatku menyukainya. Seolah ia memiliki kepribadian ganda! Walaupun Ki Bum juga memiliki sifat seperti itu tapi aku tidak tahu kenapa aku malah menyukai Min Ho, bukan Ki Bum yang sifatnya lebih baik 100 juta kali dari Min Ho padaku.

Kali ini baru aku yang datang ke tempat kerjaku itu, aku hanya celingak-celinguk di tempat itu. Saat ini tempat ini masih sepi. Karena orang tua bayi itu belum ada yang datang untuk menitipkan anak-anak mereka.
Daripada aku bengong lebih baik aku membereskan tempat itu saja. Saat sedang memunguti boneka dan mainan-mainan aku merasa ada suatu benda yang mampir ke kepalaku. Lalu benda itu jatuh di samping kakiku. Aku berdiri tegak dan mengambil benda itu.
“Ya bocah tengik! Keluar kau! Aku tahu kau yang melemparkan benda ini!”
Lalu ia keluar dari persembunyiannya sambil tersenyum polos lalu menghampiriku. “Hehehe...Annyong noona.”
Aku menatapnya dan berkacak pinggang. “Benarkan ternyata kau?” lalu aku memukul kepalanya dengan boneka itu. “Dasar anak nakal!”
“Aaw! Ya noona, kau kejam sekali sih!”
“Kau duluan yang melempar itu padaku, kenapa sih kau itu iseng sekali?”
“Mian noona, aku kan hanya bercanda....”
“Mana ada bercanda seperti ini. Kau memang nakal Lee Tae Min.”
“Ah..noona. Maafkan aku~~~” ucapnya sambil menarik lengan bajuku.
“Ya, kau itu udah dewasa tahu! Kenapa sikapmu seperti anak kecil berumur 5 tahun sih?”
“Hehehehe....”
Aku juga ikut tertawa dan mengacak rambutnya.

Lalu ia membantuku membereskan tempat itu.
“Noona. Yang lain mana? Kenapa kau hanya sendirian?”
“Entahlah, mungkin mereka masih ada kelas pagi ini.”
“Ohh....”
“Lalu, kakak sepupumu itu kemana? Sepertinya ia belum kelihatan?”
“Jin Ki hyung bilang ia ada urusan. Ia menyuruhku menggantikannya dulu.”
“Jinjja? Kau serius?”
“Tentu saja! Kenapa kau sepertinya tidak percaya?”
“Bagaimana mau percaya, anak bocah sepertimu masa di suruh menjaga tempat ini.”
“Ya! setidaknya aku berani pada anak-anak itu, tidak sepert Jin Ki hyung.”
Lalu kami berdua tertawa.
Gemerincing hiasan pintu itu berbunyi. Lalu kami berdua melihat ke arah pintu masuk.
“Annyong, mian aku terlambat.”
“Jong Hyung? Mau apa kau?” tanyaku.
“Mwo? Tentu saja menjaga tempat ini. Menggantikan tugas Jin Ki hyung.”
“Mwo?” aku bingung di buatnya. “Tadi Tae Min bilang ia yang di suruh Jin Ki menggantikan tugasnya?”
“Hah, kau ini, masa kau percaya dengan omongan bocah nakal itu?”
“Sebenarnya aku memang tidak percaya, mana mungkin oppa menyuruhnya menjaga tempat ini.” Ucapku sambil menatap Tae Min yang hanya cengengesan.


Author POV.

“Hah, lagi-lagi anak itu menangis, aku tidak tahu harus berbuat apa.” Gumam Min Di. Lalu ia berjalan ke arah Min Ho yang sedang bermain dengan dua anak kecil. “Ya, anak kesayanganmu menangis lagi.” Ucapnya.
Min Ho berbalik dan menatapnya. “Apa maksudmu?”
“Jae Soo. Ia menangis, lebih baik kau tenangkan dulu dia.”
Min Ho berdiri dan menatap Min Di tajam. “Lalu kau hanya mendiamkannya? Bukannya menenangkannya malah meninggalkannya. Begitu? Kau benar-benar pabo Min Di.”
“Ya, bisa tidak sih kalian tidak bertengkar sehari saja, kalian mau anak-anak ini semuanya meniru perbuatan kalian yang tidak baik ya?” ucap Ki Bum.
Mereka berdua menatap Ki Bum dan hanya mendiamkannya saja.
Min Ho menatap gadis yang berdiri di depannya lagi. “Kau...Hah...sudahlah aku malas bertengkar denganmu.” Lalu Min Ho berjalan meninggalkan Min Di yang berdiri terpaku.

Lalu Min Di duduk di lantai dan menjaga kedua anak kecil yang sedang bermain di hadapannya. Lalu Ki Bum datang sambil menggendong seorang anak. Ia duduk di sebelah Min Di.
“Selalu seperti ini. Kenapa sih kalian tidak bisa baikkan saja?”
“Bukan salahku. Tapi salahnya. Aku sudah bersikap baik padanya, tapi ia selalu bersikap dingin dan selalu mengatai aku bodoh. Aku sampai bosan mendengarnya.”
“Huh...kau tahu, kalian berdua seperti sepasang suami istri yang sedang bertengkar dan di lihat oleh anak kalian.”
“Ya Ki Bum-ah...Aku kesal padanya, tapi aku tidak pernah bisa membencinya.”
“Jadi kau masih menyukainya ya?”
Min Di menganggukkan kepalanya.
“Dasar, gadis aneh.” Gumam Ki Bum.
Min Di langsung menghadapnya. “Tuh kan, kau saja bilang aku aneh, Min Ho selalu bilang aku bodoh. Kenapa sih di mata kalian aku ini tidak ada baik-baiknya?”
“Y, ya, maksudku bukan begitu.” Ki Bum merasa kalau ia salah berbicara, ia menggaruk kepalanya. “sebenarnya kau gadis yang baik kok. Kalau tidak kan kau tidak akan bekerja di sini. Kau juga sangat peduli dan sayang pada anak-anak di sini kan?”
Min Di mengangguk.
“Itu tandanya kau akan menjadi ibu yang baik nanti saat kau sudah menikah.”
“Demi Tuhan Kim Ki Bum, omonganmu sama persis dengan Jin Ki oppa.”
“Benarkah?”
“Ne.”
“Berarti memang benar.”
“Tapi aku tidak pernah bisa menenangkan Jae Soo.” Gadis itu murung lagi.
“Kalau masalah itu....memang sulit. Ia hanya mau menuruti kata-kata Min Ho saja. Seolah ia benar-benar Appa-nya.”
Min Di hanya terdiam dan terduduk lesu.
“Ia juga sebenarnya pria yang baik. Dan akan menjadi Appa yang baik nantinya.”
“Kau jauh lebih baik darinya.”
Ki Bum langsung melirik ke arah Min Di dan tersenyum lebar. “Haha..tentu saja, siapa dulu. Kim Ki Bum.” Ucapnya sombong.


Min Ho POV.

Aku heran kenapa Jin Ki hyung mengijinkan gadis itu bekerja di tempat ini? Ia benar-benar gadis pabo dan aneh. Ia tidak bisa menenangkan seorang anak yang sedang menangis kejar. Bahkan ia malah mendiamkannya dan meyuruhku menenangkannya. Benar-benar tidak ada usahanya.
Aku tahu kalau sebenarnya ia sangat menyukai anak kecil, sama sepertiku, makanya ia memilih bekerja di sini. Tapi ia benar-benar keterlaluan kali ini. Kalau sampai orang tua Jae Soo melihat hal ini kan bisa-bisa mereka beranggapan kalau kami semua tidak becus mengurus anak mereka dan mereka nantinya tidak akan menitipkan anaknya lagi di sini.


“Onnie~~~”
Aku melihat Eun Seok menarik-narik ujung celana gadis itu. Tapi ia malah bengong dan mendiamkan Eun Seok. Seolah ia tidak merasakan keberadaan anak itu.
“Onnie~~~aku haus~~aku mau susu~~~”
Gadis itu masih saja terdiam tak bergeming. Lalu Eun Seok mendorong kakinya sampai ia hampir terjatuh.
Melihat itu refleks aku langsung berlari ke arahnya dan menangkap tubuhnya yang hampir terjatuh ke lantai kayu itu.
“Kau gila ya Kim Min Di? Kenapa kau malah bengong dan sampai bisa terjatuh seperti ini!” ucapku padanya yang masih berada di lenganku karena aku tolong tadi.
Ia hanya terdiam dan menatapku saja.
“Ya, kau kenapa? Sampai kapan kau mau seperti ini. Kau pikir tubuhmu ringan apa?”
Lalu ia membenarkan posisinya dan berlari ke arah kamar kecil. Aku menatapnya keheranan dan berjongkok di depan Eun Seok. “Ya, Onnie sedang kacau, jadi Oppa saja ya membuatkanmu susu.”
“Ne Oppa.” Jawabnya manis.
Lalu aku menggandeng tangannya dan membuatkannya susu.

To be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar